Anda di halaman 1dari 4

Biografi Setya Novanto

Setya Novanto anak kelima pasangan dari bapak R. Suwondo Mangunratsongko dan ibu Julia
Maria Sulastri lahir di Bandung, 12 November 1954. Setya memiliki delapan saudara, dikenal
baik hati dan periang, dan berbakti kepada orang tua.
Pendidikannya di mulai di Taman Kanak-Kanak Ibu Dewi Sartika, Bandung. Kemudian
melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri 5 Surabaya, karena saat itu, orang tuanya pindah ke Kota
Surabaya. Jenjang pendidikan selanjutnya, Setya Novanto sekolah di SMP Negeri 73, Bilangan
Tebet, Jakarta Selatan. Dan sekolah lanjutan atas di SMA Negeri 9 Jakarta Pusat.
Keinginan Setya Novanto mengenyam pendidikan yang lebih tinggi terlihat kala menyelesaikan
studinya di SMA. Dengan berbekal keyakinan teguh, cita-cita ingin mandiri, dia merantau ke
Surabaya, kuliah di Widya Mandala mengambil jurusan Akuntansi.
Kemandirian hidup sudah terlihat sejak itu, bahkan meski orang tuanya juga tinggal di Surabaya,
Setya memilih nge-kost di tempat lain, dan tidak bergantung sama orang tuanya. Setya
membiayai hidup keras di Surabaya dengan berjualan madu di pasar-pasar. Madu dia dapatkan
dari penduduk desa, lalu menjualnya kembali.
Dari sinilah, Setya terbiasa bangun jam 5 subuh. Masih gelap, pagi buta, dia berjalan ke Pasar
Wonokromo, lalu menunggu penduduk desa membawa barang dagangannya, dibeli untuk dijual
kembali di Pasar Keputran.
Selain modal kemandirian hidup dan tekad yang besar, Setya juga didukung dengan face tampan.
Tercatat, dia pernah menjadi peragawan di FIT & CHIC. Selain itu, Setya juga sempat bekerja
sebagai pragawan di atas catwalk. Bahkan, tahun 1975, ia dinobatkan sebagai Pria Tampan se-
Surabaya.
Berkat hasil kerja keras plus modal tampan masa kuliah, Setya lalu kembali ke Ibukota, dan
melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Trisakti. Sambil kuliah pascasarjana ia bekerja secara
serabutan. Nalar cerdas, kreatif pun terlihat. Uang tabungannya, dia belikan buku, lalu
diperbanyak dan dijual kembali ke teman-teman kuliahnya.
Berkat kemandirian, keuletan, dan nalar kreatif, salah seorang sahabatnya lalu memberi
kepercayaan kepadanya untuk mengelola SPBU di daerah Cikokol, Tangerang. Dan di bawah
kendalinya, walhasil SPBU itu mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan itulah memotivasi
dirinya untuk mencoba mengadu nasib membaut perusahaan sendiri. Sampai akhirnya, dia
mendirikan sebuah perusahaan di bidang peternakan.
Usaha pertamanya berjalan, Setya mengajukan kredit di bank dan menambah usahanya. Kali ini
dia melirik usaha pengadaan bahan baku textil untuk Pabrik Textil Naintex di Kota Bandung. Di
sinilah Novanto mulai berkenalan dengan mitra dagang dari mancanegara. Dengan kesempatan
itu, gerbang menuju kesuksesan semakin terbuka lebar pada Novanto.
Tahun 1986, Setya berhasil meyakinkan Kepala Otorita Batam untuk menjadikan batam lebih
maju dan tidak sekadar memiliki deretan toko saja, tapi harus sekaligus mendirikan hotel dan
lapangan golf bertaraf internasional. Sampai kemudian, dia mendapat lahan tempat hotel Nagoya
berdiri.
Tahun 1989, Setya Novanto mendirikan Padang Golf Nongsa Permai. Padang Golf yang
diresmikan Presiden RI saat itu, Soeharto. Padang golf yang awalnya hanya memiliki 9 hole,
kemudian dikembangkan menjadi 18 hole sekaligus berganti nama menjadi Padang Golf Talvas.
Referensi perjalanan usaha Setya Novanto, kami persingkat. Berikut beberapa perusahaan yang
dikendalikannnya; Presiden Komisaris PT. Nagoya Plaza Hotel, Batam (1987-2004), Komisaris
PT. Dwisetia Indo Lestari, Batam (1987-2004), Komisaris PT. Bukit Granit Mining Mandiri,
Batam (1990-2004), Komisaris PT. Orienta Sari Mahkota (1992-2003), Komisaris PT. Menara
Wenang, Jakarta (1992-2003), Komisaris PT. Solusindo Mitra Sejati, Jakarta- (1992-1996),
Direktur PT. Dwimarunda Makmur, Jakarta (1992-2000), Komisaris PT. Bogamakmur
Arthawijaya, Jakarta (1996-sekarang), Pendiri Tee Box Cafe, Jakarta (1996-sekarang), Presiden
Komisaris NOVA GROUP, Jakarta (1998-2004), dan Presiden Direktur pada PT. Mulia Intan
Lestari, Jakarta (1999-2000)
Dari perjuangan bisnis inilah, Setya kemudian bergabung di Kosgoro. Kosgoro sebagai bagian
dari Golkar saat itu, membuka peluang Setya masuk menjadi anggota di Partai Golkar. Sampai
kemuidan menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar tiga periode berturut-turut, yakni tahun
1999-2004 dan kemudian dilanjutkan pada periode 2004-2009 dan 2009-2014. Hasil rapat
Paripurna DPR-RI 2014 memilih Setya Novanto menjadi ketua DPR-RI.

BERIKUT DAFTAR KASUS YANG DIALAMI SETRA NOVANTO:

1. Kasus dugaan korupsi pengadaan E-KTP


Pada April 2014, ketika itu Setya Novanto masih menjabat sebagai Bendahara Umum Partai
Golkar, namanya disebut oleh eks Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin,
perihal pengurusan anggaran proyek E-KTP senilai Rp 6 triliun.

Apa kontribusi Setya Novanto? Nazaruddin mengatakan Setya ialah orang yang memberi
perintah fee proyek E-KTP dibagi-bagi. Setya juga disebut membagi-bagikan uang dari fee
proyek E-KTP ke sejumlah anggota dewan.Setya Novanto buru-buru menyangkal. “Wah aku sih
enggak. Dalam soal itu aku gak pernah tahu, serta tak pernah ikut campur," katanya.

2. Kasus dugaan suap Pekan Olahraga Nasional Riau


Pada Oktober 2014, pernah beredar Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang mengatakan nama Setya Novanto sebagai tersangka kasus suap PON.

Sprindik itu dikirimkan lewat surat elektronik oleh seorang yang akui bernama Bambang
Sukoco. Dalam sprindik itu dinyatakan bahwa penyidik sudah melakukan penyidikan tindak
pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara perihal dengan proses perencanaan serta pelaksanaan penyelenggaraan PON di Riau.

Dalam sprindik itu juga disebut bahwa Setya Novanto selaku anggota DPR serta dijerat dengan
pasal 12 huruf e atau huruf b atau pasal 11 UU Nomor 20/2001 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi.
Sprindik ini ditandatangani salah satu pimpinan KPK, Bambang Widjojanto pada 15 September
2014. Namun kebenaran Sprindik dibantah oleh Bambang.

3. Kasus lobi pembelian pesawat Amfibi Jepang


Media Japan Times mengatakan Setya Novanto berujar pada Pertama Menteri Shinzo Abe
bahwa Indonesia mempertimbangkan untuk membeli pesawat Amfibi dari Jepang.
Bagi Japan Times, Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan Setya
Novanto sudah bertemu dengan Abe di Tokyo serta menyatakan minat tersebut.

Pernyataan Seskab Jepang ini menjadikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meradang.
"Saya ini wakil presiden di pertahanan. TNI pun kami yang menyiapkan uang serta diskusi. Jadi
Kemhan yang punya uang, yang lain tahu sendirilah," ujar Ryamizard.

4. Kasus dugaan jatah saham di Freeport


Menteri Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said melaporkan pada
Mahkamah Kehormatan DPR atas dugaan pencatutan nama presiden serta wakil presiden dalam
perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) oleh oknum anggota DPR. Kasus ini
kemudian ramai dengan nama “Papa Minta Saham”.

Sudirman berujar Anggota DPR berinisial SN, bersama dengan seorang pengusaha, sudah
beberapa kali memanggil serta bertemu dengan pimpinan PT Freeport Indonesia. Hari Hari
Senin, 8 Juni, ialah perjumpaan ketiga.

Tepatnya pada pukul 14:00-16:00 WIB di sebuah hotel di kawasan SCBD, Jakarta Pusat,
anggota DPR itu menjanjikan cara penyelesaian tentang kelanjutan kontrak PT FI serta
memohon PT FI memberikan saham pada Jokowi serta Kalla.

Anggota DPR ini menjanjikan sebuah cara penyelesaian kepada pihak yang tengah bernegosiasi
dengan RI, sambil memohon saham perusahaan serta saham proyek pembangkit
listrik.Belakangan nama anggota DPR yang disebut mengarah pada Setya Novanto.

5. Kasus BBM Pertamina

Dalam 24 jam pamungkas, Setya Novanto kembali terseret kasus baru, yakni dugaan intervensi
ke Pertamina. Di kalangan wartawan sekarang beredar kopi surat Setya Novanto kepada Direktur
Utama PT Pertamina.

Surat berkop DPR ditujukan kepada Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Pada surat
tertanggal 17 Oktober 2015 itu, Setya Novanto memohon PT Pertamina membayar biaya
penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) pada PT Orbit Terminal Merak (OTM) di mana
selama ini, PT Pertamina menyimpan bahan bakar di perusahaan tersebut.
Dan sesuai dengan pembicaraan terdahulu serta informasi dari bapak Hanung Budya Direktur
Pemasaran serta Niaga, sekiranya kami bisa dibantu Perihal addendum perjanjian jasa
penerimaan, penyimpanan serta penyerahan Bahan Bakar Minyak di Terminal Bahan Bakar
Minyak antara PT pertamina (Persero) dengan PT Orbit Terminal Merak yang telah bapak terima
beberapa hari Minggu lalu," tulis surat Setya Novanto.

Banyaknya kasus besar yang mencatut nama Setya Novanto, tapi belum ada tindakan dari
Mahkamah Kehormatan DPR dan selalu lolos dari jerat hukum.[*Merdeka + rappler dan
berbagai sumber]

Anda mungkin juga menyukai