Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan keperawatan
1. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien
/pasien
di
berbagai
tatanan
pelayanan
kesehatan.
Dilaksanakan
ilmu
dan
kiat
keperawatan,bersifat
humanistic,dan
pelayanan yang
spiritual
dapat
ditentukan.tahap
ini
mencakup
tiga
melalui
suatu
pengukuran,
pemeriksaan,
dan
dirasakan
pasien,
atau
dari
keluarga
pasien/saksi
lain
f)
2) Analisa data
Analisa
data
adalah
kemampuan
dalam
mengembangkan
keperawatan
adalah
suatu
pernyataan
yang
actual
dan
resiko
tinggi
yang
diperkirakan
tertulis
juga
mencakup
kebutuhan
klien
jangka
panjang(potter,1997)
d. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
10
: persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat
untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap
perencanaan.
Tahap 2
: intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah
kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan
untuk
memenuhi
kebutuhan
fisik
dan
emosional.
: dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
kejadian dalam proses keperawatan.
e. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
11
sehingga
perlu
di
cari
penyebab
dan
cara
mengatasinya.
3) Tujuan
tidak
tercapai,apabila
perubahan/kemajuan
sama
pasien
sekali
tidak
bahkan
menunjukan
timbul
masalah
seorang
perawat
melakukan
seluruh
proses
12
(2005)
juga
menjelaskan
tentang
tujuan
dalam
pendokumentasian yaitu :
a. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim
kesehatan untuk
mengkomunikasikan
13
d. Pengkajian
Catatan
memberikan
mengidentifikasi
dan
data
yang
mendukung
digunakan
diagnose
perawat
keperawatan
untuk
dan
14
c. Kelengkapan
Informasi yang dimasukan dalam catatan harus lengkap,mengandung
informasi singkat tentang perawtan klien.
d. Keterkinian
Memasukan data secara tepat waktu penting dalam perawatan bersama
klien.
e. Organisasi
Perawat mengkomunikasikan informasi dalam format atau urutan
yang logis. Contoh catatan secara teratur menggambarkan nyeri
klien,pengkajian dan intervensi perawat dan dokter.
f. Kerahasiaan
Informasi yang diberikan oleh seseorang keorang lain dengan
kepercayaan dan keyakinan bahwa informasi tersebut tidak akan
dibocorkan.
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan
bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang karir/kenaikan pangkat.
Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat menggambarkan tentang
kinerja seorang perawat.
15
B. Kinerja perawat
1. Definisi Kinerja
Menurut Ilyas (2002) kinerja adalah penampilan karya personal
baik kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personal.
Menurut Mangkunegoro (2002) kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya yang
diberikan kepadanya.
Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang
perawat dalam suatu
dan
Ilyas
(2002),
untuk
mengetahui
faktor
yang
16
17
18
yaitu
19
meningkatkn
kemampuan
profesionalnya.
mau
belajar
Dengan
dan
kemauan
Pendidikan
seorang
perawat
yang
tinggi
akan
20
C. Standar Kinerja
Evaluasi kinerja melibatkan komunitas yang jelas mengenai target
dan standar; penetapan tujuan yang spesifik dan dapat diukur; dan umpan
balik (feedback) yang berkelanjutan, (Pophal, 2008).
a. Standar kinerja
Standar kinerja menjabarkan tentang pekerjaan yang tercakup
dalam satu pekerjaan tertentu. Ini adalah langkah sangat penting
sebelum menetapkan tujuan, tapi perlu maju satu langkah lebih jauh
dengan menerangkan bagaimana setiap pekerjaan harus dilakukan
untuk memenuhi standar pekerjaan tersebut. Tanpa standar, masalah
kinerja dapat menjadi sangat rancu.
Sebelum menentukan tingkat kinerja tertentu, sebaiknya dibuat
garis dasar kinerja untuk jenis kerja yang sedang ditangani. Setelah itu
membuat target minimal tingkat kinerja. Tingkat minimal ini menjadi
standar dan tolak ukur bahwa suatu kinerja dianggap layak.
Berdasarkan tingkat kelayakkan minimal, maka dapat ditentukan
21
standar istimewa dan ketidaklayakan dalam kinerja. Untuk masingmasing standar kita akan menentukan tingkat kinerja bagaimana yang
melebihi dan kurang dari harapan kita.
Nursalam (2002), dalam penilaian pelaksanaan kerja perawat
sering ditemukan berbagai permasalahan antara lain:
1. Pengaruh hallo effect: tendensi untuk menilai pelaksanaan kerja
bawahannya terlalu tinggi.
2. Pengaruh horn : kecenderungan untuk menilai pegawai lebih
rendah dari pelaksanaan kerja yang sebenarnya karena alasanalasan tertentu.
b. Penentuan Target
Tenaga pemersatu yang berada dalam setiap perusahaan adalah
bahwa, setidaknya secara teoritis, setiap orang dalam perusahaan
bekerja untuk tujuan yang sama, yaitu keberhasilan perusahaan.
Sebuah pemahaman yang jelas tentang tujuan yang mendasari
perusahaan dan bagaimana setiap karyawan berkontribusi kepada
tujuan tersebut dapat meningkatkan semangat dan produktivitas.
Ada beberapa keuntungan dari pembuatan tujuan yang jelas dan
terukur. Tujuan yang spesifik dan terukur menciptakan keteraturan dan
kesatuan tujuan bagi seluruh unsur dalam perusahaan. Tujuan yang
jelas memungkinkan karyawan dan manajer untuk mengembangkan
pandangan yang lebih luas tentang tujuan perusahaan. Setelah tujuan
ditetapkan, manajemen akan lebih mampu mengambil keputusan
22
karakteristik berikut :
1) Spesifik. Sangat penting bahwa tujuan harus spesifik dan terukur.
Ketika tujuan departemen atau perusahaan tidak jelas, motivasi
pun berkurang.
2) Telah disepakati bersama. Dorong para manajer dan penyelia agar
bekerja sama dengan karyawan dalam penyusunan tujuan. Ketika
dua orang bekerja untuk mencapai tujuan yang sama, maka
peluang untuk mencapai tujuan tersebut akan bertambah secara
substansial.
3) Sulit tetapi dapat dicapai. Target harus realistis, harus menantang
tapi mungkin untuk dicapai.
4) Komprehensif. Target harus mencakup tujuan perusahaan. Target
dapat dibuat untuk kegiatan manajemen dan juga staf.
D. Standar Kinerja Perawat
Perkembangan keperawatan sebagai suatu profesi, diperlukan
penetapan standar praktik keperawatan. Standar praktik sangat penting
untuk menjadi pedoman objektif di dalam menilai asuhan keperawatan.
Apabila sudah ada standar, klien akan yakin bahwa ia mendapatkan
23
asuhan yang bermutu tinggi. Standar praktik juga sangat penting jika
terjadi kesalahan yang terkait dengan hukum (Sitorus, R , 2006).
American Nursing Association (ANA) menjelaskan bahwa standar
praktek keperawatan merefleksikan nilai-nilai dan prioritas profesi
perawat. Standar tersebut memberikan arah dalam melakukan praktek
perawatan profesional dan menjadi kerangka dalam mengevaluasi praktek
tersebut. Perawat bertanggung jawab kepada masyarakat tentang hasil
akhir asuhan keperawatan yang diberikan. Penetapan standar ini juga
bertujuan untuk mempertahankan mutu pemberian asuhan keperawatan
yang tinggi. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sudah
menetapkan
standar
praktek
keperawatan
yang
dikembangkan
: perawat
mengumpulkan
data
tentang
kesehatan klien
Standar II
Standar III
: Perawat
mengidentifikasi
hasil
yang
24
Standar V
: perawat
mengimplementasikan
tindakan
ditetapkan
Ditambahkan oleh Nursalam (2008) bahwa selain keenam standar
tersebut, untuk penilaian pelaksanaan kerja perawat juga meliputi
ketrampilan komunikasi dan harapan institusi dan profesi.
Disamping standar-standar keperawatan yang sudah di terangkan
diatas, menurut
Nursalam
pelaksanaannya dapat
25
A : Activity
Prinsip melakukan asuhan keperawatan harus dapat bekerjasama
dengan tman sejawat serta dengan tenaga kesehatan lainnya. Aktifitas
tersebut harus ditunjang dengan menunjukan suatu kesungguhan dan
sikap empati serta bertanggungjawab terhadap setiap tugas yang di
emban.
R : Review
Prinsip dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien,
perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan
standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
E : Education
Peningkatan kualitas asuhan keperawatan di masa mendatang, seorang
perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi
dengan jalan secara terus menerus menambah ilmu melalui pendidikan
formal atau informal sampai pada suatu keahlian tertentu.
26
E. Kerangka teori
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan di rumah sakit Roemani Semarang.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja:
1. Motivasi
2. Kemampuan
3. Kepuasan kerja
4. Tingkat stress
5. Kondisi fisik pekerjaan
6. Aspek ekonomi
7. System kompetisi
8. Supervisi
9. Beban kerja
Asuhan keperawatan
dirumah sakit
Karakteristik perawat :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Masa kerja
(Sumber : Handoko,2001)
27
F. Kerangka konsep
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan di rumah sakit Roemani Semarang.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja:
1. Supervisi ruangan
Asuhan keperawatan di
2. Kapasitas pekerjaan
rumah sakit
3. Motivasi
dalam
pekerjaan
karakteristik
perawat
umur,pendidikan,masa
kerja
(Sumber : Suyanto,2008)
Keterangan
Area penelitian
G. Variabel penelitian
1. Variabel independent : faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.
2. Variabel dependent : pemberian asuhan keperawatan dirumah sakit.
28
H. Hipotesa
1.
hubungan
antara
supervisi
dengan
kinerja
perawat
dalam
29