Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN ORGANISASI

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI

RSU NIRMALA PURBALINGGA


Jl. Letnan Yusuf Purbalingga 53371, Jawa Tengah
Telp: (0281) 892845 Fax : (0281) 892844
e-mail: rsunirmalapbg@yahoo.co.id

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
profesional, bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau
infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik
karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka kejadian
infeksi nosokomial terus meningkat ( Al Varado, 2000 ) mencapai sekitar
9 % ( variasi 3-21 % ) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah
sakit seluruh dunia.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan

kesehatan

lainnya

perlu

diterapkan

pencegahan

dan

pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, pembinaan, pendidikan, pelatihan, pengawasan, serta
monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat
penting karena merupakan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi
akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti Methycillin Staphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomycin Resistant Enterococci (VRE) dan Multi Resistance
Bacteremia (MRB).

Agar mendapat dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit dan
seluruh petugas untuk melakukan langkah-langkah yang sesuai prosedur
yang berlaku dalam pencegahan dan pengendalian infeksi maka disusunlah
Pedoman Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Rumah Sakit Umum
Nirmala Purbalingga.

1.2

Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Nirmala Purnalingga
melalui pencegahan dan pengendalian di semua unit di rumah sakit
meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinical governance, serta
kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Tujuan Khusus

Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk


organisasi, program, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas

Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara


efektif dan efisien dalam pelaksanaan PPI

Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit


secara bermakna

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
II.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga
Langkah demi langkah Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga terus
mengayuhkan derap layanan kesehatan secara istiqomah. Berbagai keteladanan
penampilan apik di semua lini pelayanan rumah sakit pun perlahan mengiringi
penampilan baru Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga.
Dari semenjak didirikan pada tahun1995, Rumah sakit yang terletak di Jl.
Letnan yusup purbalingga. Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga memulai
pengabdiannya dengan pelayanan poliklinik umum, poliklinik bedah, poliklinik
penyakit dalam, poliklinik saraf, poliklinik anak, poliklinik ortopedi, poliklinik
gigi, poliklinik kandungan.
Dengan berbekal motto cepat, akurat, komunikatif, edukatif dalam
pelayanan. Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga menorehkan banyak
pengabdian untuk masyarakat. Moto tersebut juga melandasi Rumah Sakit Umum
Nirmala Purbalingga untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih
baik. Baik perubahan secara fisik ( perkembangan rumah sakit ) dan perubahan
yang lebih diarahkan kepada pembangunan spiritual.
Pelayanan optimal untuk umat kini lebih dibuktikan lagi dengan kesanggupan
pihak Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga untuk tidak membeda bedakan
segala jenis golongan masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan diterimanya
semua jenis asuransi yang dimiliki oleh pasien, mulai dari Asuransi Kesehatan
(ASKES ) PNS, Sukarela sampai asuransi untuk masyarakat kurang mampu atau
lebih dikenal dengan JAMKESMAS ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ). Sehingga
dengan demikian, semua lapisan masyarakat yang menggunakan layanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga berhak menerima jenis
tindakan kesehatan yang sama tanpa dibeda bedakan.
Keramahan, kenyamanan, kebersihan, menjadi sapa keseharian Rumah
Sakit Umum Nirmala Purbalingga. Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga
ingin berbagi keteladanan sebagai rumah sakit dakwah, pelayanan dan pendidikan
terdepan.

II.2. Permasalahan
Selama periode ......Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga mempunyai
berbagai macam permasalahan, antara lain :
II.2.1

Dalam persaingan bisnis rumah sakit, salah satu andalan utama


adalah fasilitas dan peralatan kedokteran. Namun peralatan
kedokteran demikian cepat berkembang. Bila rumah sakit akan terus
mengikuti perkembangan teknologi kedokteran yang demikian pesat,
pasti akan berdampak pada anggaran investasi yang pada akhirnya
akan berpengaruh pada kinerja keuangan rumah sakit.

II.2.2 Dengan telah diberlakukannya Undang undang Nomor 29 Tahun


2004 Tentang Praktik Kedokteran, berlaku ketentuan pembatasan
tempat praktek Dokter sebanyak 3 tempat. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan Dokter Spesialis di rumah sakit.
Pada keadaan tersebut, posisi tawar rumah sakit menjadi agak sulit
karena

bila

Dokter

Spesialis

merasa

tidak

diperhatikan

kepentingannya dan meninggalkan rumah sakit, keadaan tersebut


malah dapat berakibat menyulitkan rumah sakit. Di sisi lain, ditengah
persaingan bisnis rumah sakit yang semakin ketat, sangat dibutuhkan
adanya komitmen yang tinggi dari para Dokter Spesialis, terutama
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Bertumbuhnya rumah sakit baru dapat merupakan masalah, karena
selain merupakan pesaing, rumah sakit baru berpotensi menarik
sumber daya manusia yang telah terlatih sehingga berdampak pada
pelaksanaan pelayanan
II.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga
Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga merupakan rumah sakit
swasta dengan kapasitas 136 tempat tidur, merupakan milik Yayasan
Nirmala Husada.

Rumah Sakit Umum Nirmala Purbalingga mempunyai fungsi memberikan


pelayanan kesehatan paripurna dengan motto CAKEP
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit Umum Nirmala
Purbalingga mempunyai tugas pokok berupa:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Rumah
Sakit Umum Nirmala Purbalingga agar selalu memberikan pelayanan
sesuai dengan moto Rumah Sakit.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut
serta menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.

BAB III
VISI, MISI, MOTO
RUMAH SAKIT UMUM NIRMALA PURBALINGGA

3.1. VISI

Menjadi rumah sakit dambaan masyarakat Purbalingga dan sekitarnya

3.2. MISI

3.4. MOTTO

CAKEP cepat, akurat.komunikatif, edukatif dalam pelayanan.

STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSU NIRMALA PURBALINGGA

KOMITE PPI

IPCN

INFECTION PREVENTION AND CONTROL LINK NURSE (IPCLN)

IGD

OK

VK

NEONATAL

ICU

B.BAKUNG

B.ANGGREK

B.DAHLIA

B.EDELWEIS

B.MELATI

B.CEMPAKA

B.MAWAR

HD

B.FLAMBOY
AN

K. JENAZAH

FISIOTERAPI

POLIKLINIK

BAB VI
URAIAN JABATAN

1.

NAMA JABATAN

2.

NAMA JABATAN ATASAN : Direktur Utama

3.

NAMA JABATAN BAWAHAN LANGSUNG :

4.

: Ketua Komite Pencegahan & Pengendalian Infeksi

a.

IPCO ( Infections Prevention Control Officer )

b.

Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

c.

IPCN ( Infection Prevention Control Nurse )

d.

IPCLN ( Infection Prevention Control Link Nurse )

TUGAS POKOK :
Membantu Direktur Utama dalam merencanakan, malaksanakan, membina,
mendidik, melatih, mengawasi, monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan programprogram pencegahan dan pengendalian infeksi

5.

KRITERIA DAN TUGAS :


Kriteria Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
1.

Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.

2.

Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

3.

Memiliki kemampuan leadership.

Tugas Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


1.

Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar

2.

Turut menyusun pedoman dan penulisan resep antibiotika dan surveilans

3.

Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi


antibiotika.

4.

Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan


mendeteksi serta menyelidiki KLB

5.

Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan


dengan prosedur terapi

6.

Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien

7.

Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan


pengendalian infeksi

Kriteria Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


1.

Mempunyai minat dalam PPI.

2.

Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :


1.

Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.

2.

Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan


dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.

3.

Membuat SPO PPI.

4.

Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.

5.

Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
infeksi nosokomial.

6.

Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan


dan pengendalian infeksi.

7.

Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas


pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.

8.

Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.

9.

Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk


meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.

10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.


11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional
di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.

17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan


alat dan bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur / monitoring surveilans proses.
20. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi
bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Kriteria IPCO
1.

Mempunyai minat dalam PPI.

2.

Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas IPCO
1.

Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar

2.

Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans

3.

Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan resistensi antibiotika

4.

Bekerjasama dengan perawat pencegahan dan pengendalian infeksi memonitor


kegiatan suveilans infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki kejadian luar biasa

5.

Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur pencegahan dan


pengendalian infeksi yang berhubungan dengan prosedur terapi

6.

Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien

7.

Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan


pengendalian infeksi

Kriteria Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


1.

Perawat senior yang disegani

2.

Mempunyai minat dalam PPI

3.

Memiliki kemampuan leadership

4.

Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas Sekretaris Tim PPI


1.

Menyelenggarakan

kegiatan

kesekretariatan

kegiatan

pencegahan

dan

pengendalian infeksi agar proses kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi


dapat berjalan lancar
2.

Membuat notulen setiap rapat kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi

3.

Mengurus

logistik

dan

kerumahtanggaan

kegiatan

pencegahan

dan

pengendalian infeksi
4.

Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang telah


dijadwalkan secara tertib dan bertanggungjawab

5.

Melaksanakan tugas lain dari Ketua

Kriteria IPCN ( Infection Prevention Control Nurse )


1.

Perawat dengan pendidikan D3 dan memiliki sertifikasi PPI.

2.

Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.

3.

Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara

4.

Memiliki kemempuan leadership, inovatif dan confident.

5.

Bekerja purna waktu

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN


1.

Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
di lingkungan kerja.

2.

Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP, kewaspadaan isolasi

3.

Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI

4.

Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di


rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

5.

Melakukan investigasi KLB dan bersama sama komite PPI memperbaiki


kesalahan yang terjadi

6.

Memonitor petugas kesehatan RS / fasilitas kesehatan infeksi dari petugas


kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

7.

Merekomendasi prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan


dan pengendalian infeksi yang diperlukan bagi kasus yang terjadi di Rumah
Sakit

8.

Melakukan audit PPI termasuk terhadap limbah, laundry, gizi dan lain lain.

9.

Memonitor kesehatan lingkungan

10. Memonitor penggunaan antibiotika yang rasional

11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi


yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
13. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
14. Memberi saran desain ruangan agar sesuai dengan prinsip PPI
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan kegiatan
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi
17. Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit
Kriteria Anggota Pelaksana / IPCLN
1.

Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikasi PPI.

2.

Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.

3.

Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCLN:
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
1.

Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing masing, kemudian menyerahkan kepada IPCN ketika pasien pulang

2.

Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan


dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit rawatnya masing
masing

3.

Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi


nosokomial pada pasien

4.

Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan


bagi pengunjung di ruang rawat masing masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum faham

5.

Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar


isolasi

Susunan Anggota Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Ketua 1

: dr.Rima Siti R

Sekretaris : Unik Purwanti, AMK


Anggota

: Apri Sulistiyani, AMK


Wagiyati AMK
Dessy Nur, AmKeb
Sutarti ,AMK
Septi M.AMK
Teguh B,AMK
Siti Rofikoh ,AMK
Triyan W,AMK
Dini Ratmayanasari, AMK
Sri Lestari,AMK
Musriah,AMK

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1 Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

Jabatan

Spesifikasi Pendidikan

Jumlah

Ketua Komite PPI

Dokter Umum

1 Orang

IPCN

Minimal Diploma III

1 Orang

IPCLN

Minimal Diploma III

11Orang

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

9.1 Orientasi Karyawan Baru


Orientasi PPI Karyawan Baru dan mahasiswa kesehatan dilaksanakan selama 1
dijadwalkan sebagai berikut :
No
1.

Materi
Struktur

Kegiatan

Lama
orientasi

Pembimbing

Organisasi

KPPI
Uraian jabatan

Bimbingan dan

1 hari

IPCN

Tinjauan Lapangan

Pengenalan personil
II

Program PPI
Kebersihan Tangan

IPCN

Pemakaian APD
Pengelolaan Limbah

Bimbingan, Praktik

Penanganan luka tusuk

Kebersihan Tangan

jarum
Penyuntikan yang aman
Pengelolaan linen

BAB X
PERTEMUAN RAPAT

10. Jenis Rapat :


1. Rapat Rutin Bulanan antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan 1 (satu)
bulan 1 kali. Rapat membahas mengenai laporan infeksi bulanan, evaluasi kerja
IPCLN pada bulan berjalan, penyiapan laporan bulanan, pembahasan masalah PPI
di unit kerja terutama keperawatan,, rencana kerja serta sosialiasi kebijakan terbaru
yang berhubungan dengan PPI di rumah sakit.
2. Rapat rutin Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali dengan
unit terkait yaitu perwakilan masing-masing SMF, Gizi, CSSD, Farmasi, K3,
Sanitasi, IPSRS, Pemulasaran Jenazah. Rapat membahas tentang sosialisasi
peraturan atau kebijakan PPI terbaru, anggaran tahun depan, kasus-kasus pasien
infeksi, penentuan ruang isolasi/kohort, perlindungan kesehatan karyawan, program
PPI terbaru.
3. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain dan Direksi
untuk pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta laporan
kegiatan PPI. Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
4. Rapat

Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan

dapat

diselenggarakan baik secara internal unit SDI maupun mengundang unit lain sesuai
dengan kebutuhan.

BAB XI
PELAPORAN

1.1.

Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian infeksi, luka
tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan
(pemasangan infuse, pemasangan kateter, pemasangan ventilator, dari Link di unit
masing ke IPCN
Laporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN.

1.2.

Laporan Tri Bulanan


Laporan yang disusun setiap 3 (tiga) bulan yang merupakan rekapitulasi laporan
bulanan berisi surveilens angka kejadian infeksi, luka tusuk jarum bila ada di
masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan, hasil pemantauan
pemakaian APD, pemantauan kebersihan tangan, orientasi karyawan atau
mahasiswa serta laporan keuangan (pemakaian desinfektan, pemakaian tissue, dan
pemakaian safety box).
Laporan tribulanan diserahkan kepada Direktur Utama.

1.3.

Laporan Tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
meliputi :
1. Laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan staf
2. Laporan pelaksanaan program kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
3. Laporan sasaran mutu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4. Laporan penggunaan anggaran
5. Laporan daftar inventaris di Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Laporan tahunan di sampaikan kepada Direktur Bidang dan Komite Mutu

Anda mungkin juga menyukai