Oleh :
dr. Dimas Tri Anantyo
Pembimbing:
DR. Dr. Asri Purwanti, MPd, SpA(K)
Dr. Agustini Utari, MsiMed, SpA(K)
6,7
dibandingkan dengan bayi yang baru lahir, tetapi secara prevalensi hipotiroidisme
transien jauh lebih banyak.1 Mandel et al. melaporkan bahwa kejadian hipotiroidism
pada bayi berat lahir sangat rendah adalah 1: 153, sekitar setengah dari bayi ini
memiliki hipotiroidisme atipikal (2). Sedangkan Larson dkk. melaporkan insidensi
yang didapat adalah 1: 250.9 Dalam studi dilakukan di Belgia, 5% sampai 18% bayi
prematur menderita hipotiroidisme, yang disebabkan oleh kekurangan yodium. 10,11
Kebutuhan yodium harian bayi prematur dua kali lipat lebih banyak dari bayi cukup
bulan12, dan studi yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa sebagian besar bayi
prematur menderita kekurangan yodium.13-15
Pada penelitian yang dilakukan Chung HR di Korea menunjukkan bahwa
kejadian hipotiroidisme adalah 12%, dimana angka ini jauh lebih tinggi dari yang
diperkirakan. Intake yodium di Korea dianggap cukup karena sebagian besar warga
Korea mengkonsumsi berbagai jenis rumput laut. Selain itu di Korea kandungan
yodium dari ASI lebih tinggi dibandingkan di negara lain. 12,16 Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena bagi bayi premature dengan berat lahir sangat rendah
dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai diet enteral secara total, diet
parenteral yang diberikan sebelumnya diduga kurang adekuat untuk mencukupi
6
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Menurut Ibrahim dkk., sebagian besar bayi
prematur yang mendapatkan nutrisi parenteral menderitai kekurangan yodium.14
Sebaliknya, ada beberapa bukti bahwa bayi prematur lebih sensitif terhadap
efek thyroid-suppresive dari paparan yodium daripada neonatus atrem. 17,18 Efek WolffChaikoff, yaitu kapasitas tiroid untuk mengurangi penyerapan iodida sebagai respon
adanya kelebihan yodium, diperkirakan tidak muncul sampai usia kehamilan 36-40
minggu.19 Batas asupan yodium harian pada bayi premature lebih rendah daripada
bayi cukup bulan.20 Konsentrasi yodium ASI dari wanita Korea dilaporkan sangat
tinggi, karena makanan tradisional yang dikonsumsi ibu menyusui di Korea
mengandung komposisi rumput laut yang kaya yodium. 12 Meskipun demikian masih
belum jelas apakah paparan tinggi yodium dapat menyebabkan hipotiroidisme pada
bayi premature yang dapat menjadi salah satu alasan tingginya insiden hipotiroidisme.
Hypothyroxinemia transien sering terjadi pada bayi prematur dan makin
meningkat pada bayi yang lahir pada usia gestasi rendah. Suplementasi hormon tiroid
sering digunakan untuk pengobatan hypothyroxinemia, tetapi tidak ada bukti yang
meyakinkan bahwa hal tersebut bermanfaat. Beberapa penulis berpendapat bahwa
suplementasi hormon tiroid tidak boleh digunakan pada bayi dengan kadar hormon
tiroid yang rendah kecuali terjadi peningkatan kadar TSH.21,22 Namun, pada bayi
prematur yang lahir pada usia gestasi 28 minggu, biasanya memakan waktu lebih dari
satu bulan untuk mencapai level FT4 yang sama dengan bayi aterm. Telah dilaporkan
bahwa suplementasi tiroksin pada bayi yang lahir pada usia gestasi 28 minggu
menunjukkan perkembangan neurodevelopmental yang lebih baik pada usia 2, 5, dan
10 tahun.23-25 Temuan ini menunjukkan bahwa suplementasi tiroksin mungkin
bermanfaat untuk bayi prematur yang lahir pada usia gestasi 28 minggu dan menderita
hypothyroxinemia.Telah dilaporkan bahwa tingkat hormon tiroid yang rendah
berhubungan dengan kejadian respiratory distress syndrome.26 Pada penelitian ini,
sindrom gangguan pernapasan lebih sering terjadi pada bayi prematur dengan
hypothyroxinemia.
Sebagai kesimpulan, bayi prematur yang lahir pada usia gestasi < 32 minggu
memiliki insiden tinggi mengalami hipotiroidisme. Tes fungsi tiroid berulang
direkomendasikan untuk bayi prematur, termasuk untuk bayi yang pada awalnya
menunjukkan fungsi tiroid normal. Tingginya insiden hipotiroidisme pada bayi
prematur dapat berhubungan dengan asupan yodium yang berlebihan atau asupan
yang kurang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan hubungan kausal
antara keseimbangan yodium dan fungsi tiroid pada bayi prematur.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Uhrmann S, Marks KH, Maisels MJ, Friedman Z, Murray F, Kulin HE, Kaplan
M, Utiger R. Assessment of Thyroid function in the pre-term infant: a
longitudinal assessment. J Pediatr 1978; 92: 968-73.
2.
Mandel SJ, Hermos RJ, Larson CA, Prigozhin AB, Rojas DA, Mi-tchell ML.
Atypical hypothyroidism and the very low birthweight infant. Thyroid 2000; 10:
693-5.
3.
van Wassenaer AG, Kok JH. Hypothyroxinaemia and thyroid func-tion after
preterm birth. Semin Neonatol 2004; 9: 3-11.
4.
Perlman JM. Neurobehavioral deficits in premature graduates of intensive carepotential medical and neonatal environmental risk factors. Pediatrics 2001; 108:
1339-48.
5.
6.
Rapaport R. Thyroid function in the very low birth weight newborn: rescreen or
reevaluate? J Pediatr 2002; 140: 287-9.
7.
Vincent MA, Rodd C, Dussault JH, Van Vliet G. Very low birth weight newborns
do not need repeat screening for congenital hypothyroidism. J Pediatr 2002; 140:
311-4.
8.
Frank JE, Faix JE, Hermos RJ, Mullaney DM, Rojan DA, Mitchell ML, Klein
RZ. Thyroid function in very low birthweight infants: effects on neonatal
hypothyroidism screening. J Pediatr 1996; 128: 548-54.
9.
11