Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ENDOKRIN SENIOR

HIPOTIROID PADA BAYI PREMATUR

Oleh :
dr. Dimas Tri Anantyo

Pembimbing:
DR. Dr. Asri Purwanti, MPd, SpA(K)
Dr. Agustini Utari, MsiMed, SpA(K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) I


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNDIP /
SMF KESEHATAN ANAK RSUP Dr. KARIADI
SEMARANG
2016

HIPOTIROID PADA BAYI PREMATUR


Pendahuluan
Fungsi tiroid postnatal bayi prematur berbeda dari bayi cukup bulan.
Rendahnya kadar TSH dan FT4 postnatal sering ditemukan pada neonatus preterm;
ini umumnya disebut sebagai hypothyroxinemia prematuritas.1 Berbeda dengan
karakteristik hipotiroidisme kongenital, tingkat TSH yang normal pada penyaringan
awal diikuti oleh elevasi TSH yang terjadi pada periode berikutnya sering didapatkan
pada beberapa bayi preterm.2
Faktor utama yang mempengaruhi fungsi tiroid pada bayi prematur adalah
imaturitas sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid, imaturitas sintesis hormone tiroid,
imaturitas metabolisme hormon tiroid, dan beberapa penyakit sistemik. Keadaan
insufisiensi atau berlebihnya asupan yodium juga dapat mempengaruhi fungsi tiroid
pada bayi prematur.3
Meskipun angka keberhasilan hidup bayi berat lahir sangat rendah telah
meningkat dalam beberapa tahun terakhir, pedoman untuk monitoring fungsi tiroid
belum tersedia untuk bayi prematur.
Definisi
Hypothyroxinemia prematuritas didefinisikan sebagai tingkat FT4 < 0,7 ng/dL
dan tingkat TSH < 7 mU/mL pada tes awal. Hypothyroidism didefinisikan sebagai
tingkat FT4 < 0,7 ng/dL yang berkonjugasi dengan tingkat TSH > 10 mU / mL atau
tingkat TSH > 30 mU/mL yang berkonjugasi dengan tingkat FT4 dengan jumlah
berapapun. Peningkatan TSH transien didefinisikan sebagai keadaan FT4 normal
dengan peningkatan TSH cukup tinggi (TSH 10-30 mU/mL) setelah 1 minggu
kehidupan postnatal dan tingkat TSH pada tahap akhir akan menunjukkan hasil
normal pada evaluasi berkala tanpa pengobatan.
Perubahan postnatal fungsi tiroid sesuai dengan usia kehamilan. Kebanyakan
bayi yang lahir pada usia gestasi < 28 minggu memiliki konsentrasi FT4 rendah
selama minggu pertama kehidupan postnatal. Tingkat FT4 serum meningkat secara
bertahap, dan pada 2 bulan kehidupan mencapai tingkat yang sama dengan bayi
aterm. Bayi dengan usia gestasi yang kurang memiliki kecenderungan untuk
mengekspresikan konsentrasi TSH yang rendah selama minggu pertama kehidupan
2

postnatal. Konsentrasi TSH memiliki kecenderungan untuk meningkat secara


sementara antara minggu kedua dan keempat kehidupan. Konsentrasi T3 secara
bertahap meningkat selama 2 bulan pertama setelah kelahiran (Gambar 1).

Penelitian Yang Pernah Dilakukan


Pada penelitin yang dilakukan oleh Chung HR dkk di Korea pada tahun 2009
menunjukkan bahwa dari 105 bayi, 13 (12%) didiagnosis dengan hipotiroidisme. Usia
rata-rata dari sampel yang diambil untuk menegakkan diagnosis adalah 28 17 hari.
Bayi preterm dengan hipotiroidisme memiliki usia gestational dan bobot lahir yang
secara signifikan lebih rendah daripada kontrol (P <0,05; P <0,01) (Tabel 1).
Di antaranya 13 bayi, 8 bayi yang tidak memiliki hipotiroidisme nyata pada
tiroid tes pertama. Terutama bayi pada kasus ke-8 dan 10 menunjukkan fungsi tiroid
normal pada tes pertama, tetapi mengalami hipotiroidisme pada uisa sekitar 6 minggu
kehidupan (Tabel 2).

Insiden disfungsi tiroid, terutama hipotiroidisme pada bayi prematur cukup


tinggi dalam penelitian ini. Hormon tiroid berhubungan dengan perkembangan saraf
bayi preterm.4,5 Meskipun banyak studi tentang fungsi tiroid pada bayi prematur,
maknanya masih diperdebatkan. Selain itu, masih banyak perdebatan tentang perlunya
tes fungsi tiroid rutin ulang untuk bayi prematur

6,7

dan perlunya hormon tiroid

pengganti untuk pasien premature dengan hypothyroxinemia.


Pada neonatus digunakan kertas saring untuk menampung spesimen darah
untuk mengukur kadar TSH sebagai metode skrining untuk hipotiroidisme kongenital
pada 2 hingga 5 hari kehidupan postnatal. Pada bayi prematur, lonjakan kadar TSH
yang memicu umpan balik hipofisis untuk meningkatkan hormon tiroid mengalami
pembatasan, manifestasi yang terjadi TSH tidak meningkat meskipun hormon tiroid
rendah pada bayi prematur.8 Selain itu, bayi berat lahir sangat rendah biasanya
memiliki berbagai penyakit sistemik dan mendapatkan berbagai macam obat-obatan
seperti dopamin, dobutamin dan morfin yang mempengaruhi aksis hipotalamushipofisis thyroidal. Dengan demikian, kadar TSH tidak representatif untuk
mencerminkan keadaan tiroid pada bayi prematur.
Insiden hipotiroidisme persisten pada bayi

prematur tidak berbeda

dibandingkan dengan bayi yang baru lahir, tetapi secara prevalensi hipotiroidisme
transien jauh lebih banyak.1 Mandel et al. melaporkan bahwa kejadian hipotiroidism
pada bayi berat lahir sangat rendah adalah 1: 153, sekitar setengah dari bayi ini
memiliki hipotiroidisme atipikal (2). Sedangkan Larson dkk. melaporkan insidensi
yang didapat adalah 1: 250.9 Dalam studi dilakukan di Belgia, 5% sampai 18% bayi
prematur menderita hipotiroidisme, yang disebabkan oleh kekurangan yodium. 10,11
Kebutuhan yodium harian bayi prematur dua kali lipat lebih banyak dari bayi cukup
bulan12, dan studi yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa sebagian besar bayi
prematur menderita kekurangan yodium.13-15
Pada penelitian yang dilakukan Chung HR di Korea menunjukkan bahwa
kejadian hipotiroidisme adalah 12%, dimana angka ini jauh lebih tinggi dari yang
diperkirakan. Intake yodium di Korea dianggap cukup karena sebagian besar warga
Korea mengkonsumsi berbagai jenis rumput laut. Selain itu di Korea kandungan
yodium dari ASI lebih tinggi dibandingkan di negara lain. 12,16 Hal tersebut
kemungkinan disebabkan karena bagi bayi premature dengan berat lahir sangat rendah
dibutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai diet enteral secara total, diet
parenteral yang diberikan sebelumnya diduga kurang adekuat untuk mencukupi
6

kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan. Menurut Ibrahim dkk., sebagian besar bayi
prematur yang mendapatkan nutrisi parenteral menderitai kekurangan yodium.14
Sebaliknya, ada beberapa bukti bahwa bayi prematur lebih sensitif terhadap
efek thyroid-suppresive dari paparan yodium daripada neonatus atrem. 17,18 Efek WolffChaikoff, yaitu kapasitas tiroid untuk mengurangi penyerapan iodida sebagai respon
adanya kelebihan yodium, diperkirakan tidak muncul sampai usia kehamilan 36-40
minggu.19 Batas asupan yodium harian pada bayi premature lebih rendah daripada
bayi cukup bulan.20 Konsentrasi yodium ASI dari wanita Korea dilaporkan sangat
tinggi, karena makanan tradisional yang dikonsumsi ibu menyusui di Korea
mengandung komposisi rumput laut yang kaya yodium. 12 Meskipun demikian masih
belum jelas apakah paparan tinggi yodium dapat menyebabkan hipotiroidisme pada
bayi premature yang dapat menjadi salah satu alasan tingginya insiden hipotiroidisme.
Hypothyroxinemia transien sering terjadi pada bayi prematur dan makin
meningkat pada bayi yang lahir pada usia gestasi rendah. Suplementasi hormon tiroid
sering digunakan untuk pengobatan hypothyroxinemia, tetapi tidak ada bukti yang
meyakinkan bahwa hal tersebut bermanfaat. Beberapa penulis berpendapat bahwa
suplementasi hormon tiroid tidak boleh digunakan pada bayi dengan kadar hormon
tiroid yang rendah kecuali terjadi peningkatan kadar TSH.21,22 Namun, pada bayi
prematur yang lahir pada usia gestasi 28 minggu, biasanya memakan waktu lebih dari
satu bulan untuk mencapai level FT4 yang sama dengan bayi aterm. Telah dilaporkan
bahwa suplementasi tiroksin pada bayi yang lahir pada usia gestasi 28 minggu
menunjukkan perkembangan neurodevelopmental yang lebih baik pada usia 2, 5, dan
10 tahun.23-25 Temuan ini menunjukkan bahwa suplementasi tiroksin mungkin
bermanfaat untuk bayi prematur yang lahir pada usia gestasi 28 minggu dan menderita
hypothyroxinemia.Telah dilaporkan bahwa tingkat hormon tiroid yang rendah
berhubungan dengan kejadian respiratory distress syndrome.26 Pada penelitian ini,
sindrom gangguan pernapasan lebih sering terjadi pada bayi prematur dengan
hypothyroxinemia.
Sebagai kesimpulan, bayi prematur yang lahir pada usia gestasi < 32 minggu
memiliki insiden tinggi mengalami hipotiroidisme. Tes fungsi tiroid berulang
direkomendasikan untuk bayi prematur, termasuk untuk bayi yang pada awalnya
menunjukkan fungsi tiroid normal. Tingginya insiden hipotiroidisme pada bayi
prematur dapat berhubungan dengan asupan yodium yang berlebihan atau asupan

yang kurang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan hubungan kausal
antara keseimbangan yodium dan fungsi tiroid pada bayi prematur.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Uhrmann S, Marks KH, Maisels MJ, Friedman Z, Murray F, Kulin HE, Kaplan
M, Utiger R. Assessment of Thyroid function in the pre-term infant: a
longitudinal assessment. J Pediatr 1978; 92: 968-73.

2.

Mandel SJ, Hermos RJ, Larson CA, Prigozhin AB, Rojas DA, Mi-tchell ML.
Atypical hypothyroidism and the very low birthweight infant. Thyroid 2000; 10:
693-5.

3.

van Wassenaer AG, Kok JH. Hypothyroxinaemia and thyroid func-tion after
preterm birth. Semin Neonatol 2004; 9: 3-11.

4.

Perlman JM. Neurobehavioral deficits in premature graduates of intensive carepotential medical and neonatal environmental risk factors. Pediatrics 2001; 108:
1339-48.

5.

Gressens P, Rogido M, Paindaveine B, Sola A. The impact of neona-tal intensive


care practices on the developing brain. J Pediatr 2002;140. 646-53.

6.

Rapaport R. Thyroid function in the very low birth weight newborn: rescreen or
reevaluate? J Pediatr 2002; 140: 287-9.

7.

Vincent MA, Rodd C, Dussault JH, Van Vliet G. Very low birth weight newborns
do not need repeat screening for congenital hypothyroidism. J Pediatr 2002; 140:
311-4.

8.

Frank JE, Faix JE, Hermos RJ, Mullaney DM, Rojan DA, Mitchell ML, Klein
RZ. Thyroid function in very low birthweight infants: effects on neonatal
hypothyroidism screening. J Pediatr 1996; 128: 548-54.

9.

Larson C, Hermos R, Delaney A, Daley D, Mitchell M. Risk factors associated


with delayed thyrotropin elevations in congenital hypothy-roidism. J Pediatr
2003; 143: 587-91.

10. Delange F, Dalhem A, Bourdoux P, Lagasse R, Glinoer D, Fisher DA, Walfish


PG, Ermans AM. Increased risk of primary hypothy-roidism in preterm infants. J
Pediatr 1984 ; 105: 462-9.
11. Rooman RP, Du Caju MV, De Beeck LO, Docx M, Van Reempts P, Van Acker
KJ. Low thyroxinaemia occurs in the majority of very preterm newborns. Eur J
Pediatr 1996; 155: 211-5.
12. Delange F. Optimal iodine nutrition during pregnancy, lactation and the neonatal
period. Int J Endocrinol Metab 2004; 2: 1-12.
9

13. Ares S, Escobar-Morreale HF, Quero J, Duran S, Presas MJ, Herru-zo R,


Morreale de Escobar G. Neonatal hypothyroxinemia: effects of iodine intake and
premature birth. J Clin Endocrinol Metab 1997; 82 : 1704-12.
14. Ibrahim M, de Escobar GM, Visser TJ, Duran S, van Toor H, Stra-chan J,
Williams FL, Hume R. Iodine deficiency associated with par-enteral nutrition in
extreme preterm infants. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2003; 88: F56-7.
15. van Wassenaer AG, Stulp MR, Valianpour F, Tamminga P, Ris Stal-pers C, de
Randamie JS, van Beusekom C, de Vijlder JJ. The quan-tity of thyroid hormone
in human milk is too low to influence plas-ma thyroid hormone levels in the very
preterm infant. Clin Endocrinol (Oxf) 2002; 56: 621-7.
16. Moon S, Kim J. Iodine content of human milk and dietary iodine intake of
Korean lactating mothers. Int J Food Sci Nutr 1999; 50: 165-71.
17. Smerdely P, Lim A, Boyages SC, Waite K, Wu D, Roberts V, Leslie G, Arnold J,
John E, Eastman CJ. Topical iodine-containing antisep-tics and neonatal
hypothyroidism in very-low-birthweight infants. Lancet 1989; 2: 661-4.
18. Linder N, Davidovitch N, Reichman B, Kuint J, Lubin D, Meyerovitch J, Sela
BA, Dolfin Z, Sack J. Topical iodine-containing antiseptics and subclinical
hypothyroidism in preterm infants. J Pediatr 1997; 131 : 434-9.
19. Brown R, Huang S. Thyroid and its disorders. In; Brook C, Clayton P, Brown R,
eds. Brooks clinical endocrinology. 5th ed. Malden, Mass; Blackwell Publishing;
2005; 218-53.
20. FAO/WHO. Vitamin and mineral requirements in human nutrition, 2nd ed.
Geneva: WHO publication; 2005; 303-17.
21. Rapaport R, Rose SR, Freemark M. Hypothyroxinemia in the preterm infant: the
benefits and risks of thyroxine treatment. J Pediatr 2001; 139 : 182-8.
22. Ogilvy-Stuart AL. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed
2002; 87: F165-71.
23. van Wassenaer AG, Kok JH, de Vijlder JJ, Briet JM, Smit BJ, Tam-minga P, van
Baar A, Dekker FW, Vulsma T. Effects of thyroxine supplementation on
neurologic development in infants born at less than 30 weeks gestation. N Engl J
Med 1997; 336: 21-6.
24. van Wassenaer AG, Briet JM, van Baar A, Smit BJ, Tamminga P, de Vijlder JJ,
Kok JH. Free thyroxine levels during the first weeks of life and
neurodevelopmental outcome until the age of 5 years in very preterm infants.
10

Pediatrics 2002; 110: 534-9.


25. van Wassenaer AG, Westera J, Houtzager BA, Kok JH. Ten-year follow-up of
children born at <30 weeks gestational age supplement-ed with thyroxine in the
neonatal period in a randomized, controlled trial. Pediatrics 2005; 116: e613-8.
26. Abbassi V, Adams J, Duvall D, Phillips E. Prenatal thyroid function
abnormalities in infants with idiopathic respiratory distress syndrome. Pediatr
Res 1984; 18: 926-8.

11

Anda mungkin juga menyukai