Anda di halaman 1dari 56

Pemeriksaan

Pendengaran

dr.Fika Tri Anggraini


Dr.dr.Afriwardi, Sp.KO
Blok 1.3 Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Padang

Outline

Prolog
Nada
Semakin
Kerasnya
Bunyi

Gelombang

bunyi yang mempunyai


pola berulang musik
Getaran aperiodik yang tidak
berulang bising
Amplitudo gelombang bunyi dapat
dikatakan sebagai perubahan
tekanan maksimum di gendang
telinga salah satu skala relatif =
skala desibel

..cont
Desibel

= logaritma perbandingan
intensitas suatu bunyi terhadap
bunyi standar
1 desibel (dB) = 0,1 bel
dB = 10 log
intensitas bunyi
intensitas bunyi standar
intensitas bunyi ~ kuadrat tekanan
bunyi
sehingga:
Db = 20 log
tekanan bunyi

..cont
Accoustical

Society of America

Tingkat bunyi standar yang dijadikan

patokan =
0 desibel ~ 0,000204 dyne/cm2
ambang pendengaran rata2 manusia

Skala desibel untuk bunyi yang sering


didengar
160

pesawat jet dengan afterburner


nyeri

120

kereta api bawah tanah


konser musik rock
80

lalu lintas padat


percakapan biasa

40
0
dyne/cm2)

berbisik
ambang pendengaran (0,0002

Bunyi dan Noise (bising)


Bunyi

Gangguan Fisiologi
Telinga
Gangguan

telinga luar dan telinga


tengah sebabkan tuli konduktif (tuli
hantar)
Gangguan telinga dalam tuli saraf :
tuli cochlea atau tuli retrocochlea
Sumbatan tuba eustachius gangguan
telinga tengah tuli konduktif
Gangguan pada v.jugulare telinga
berbunyi sesuai denyut jantung

cont
inkus dan stapes cabang n.facialis
korda tympani. Radang telinga
tengah/trauma korda tympani terjepit
timbul gangguan bicara+kelumpuhan
sebagian otot wajah
Telinga dalam alat keseimbangan dan
pendengaran. Obat-obatan merusak stria
vaskularis merusak saraf pendengaran
Tuli saraf. Obat ototoksik (streptomisin )
gejala gangguan pendengaran dan
keseimbangan
Antara

Gangguan pendengaran
(Tuli)
Tuli

Gejala Gangguan
Pendengaran
* Anda sulit mengikuti pembicaraan pada saat
dua orang atau lebih bicara pada saat yang sama
* Anda mengalami masalah melakukan
pembicaraan di telepon
* Anda harus berkonsentrasi penuh untuk
mengikuti dengan baik pembicaraan yang
sedang berlangsung
* Anda sulit mendengar saat berada dalam
lingkungan yang bising
* Orang mengeluh pada Anda karena suara

..cont
*

Anda merasa bahwa banyak lawan bicara Anda


kelihatannya berbicara tidak jelas atau hanya
bergumam
* Anda sering meminta lawan bicara Anda untuk
mengulang ucapan yang dikatakannya
* Anda sering salah menjawab atau salah paham
atas lawan bicara Anda
* Anda sering mengalami kesulitan untuk memahami
pembicaraan dengan wanita dan anak-anak, karena
mereka berbicara dengan frekuensi yang lebih tinggi.

The

National Institute on Deafness


and Other Communications
Disorders (2010) : kemungkinan
mengalami gangguan pendengaran,
bila ditemukan tiga atau lebih dari
gejala-gejala di atas.

Pemeriksaan
Pendengaran
1.
2.
3.

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


Tes Berbisik
Tes Penala (garpu tala)
a. Tes Rinne
b. Tes Weber
c. Tes Schwabach
d. Tes Bing

Audiometri
5. Timpanometri
4.

1. Anamnesis & Pemeriksaan


Fisik
Anamnesis
Pemeriksaan

fisik : otoskop

Membran Timpani

Bagian paling luar


telinga tengah
Secara anatomi : 4
kuadran
Bayangan penonjolan
bgn bawah maleus
Umbo
Reflex cahaya
gerakan serabut yang
radier dan sirkuler.
Reflek cahaya jam 7
untuk MT kiri dan jam
5 utk MT kanan

II

III

IV

UMB
O
RC

Membrana Timpani

Perforasi membrana
tympani

2. Tes Berbisik
Merupakan

tes semikuantitatif
Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak
6-10 meter
Cara pemeriksaam:
Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter
Berbisik pada akhir ekspirasi
Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin

mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat


mengulangi tiap kata dengan benar
Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang
diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa
berdiri di sisi telinga yang diperiksa)

..cont
Interpretasi

Normal : 5/6 sampai 6/6


Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3

meter
Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1

meter

3. Tes Penala (Garpu


Tala)
Dasar

fisiologi pemeriksaan:

Telinga dalam (koklea) terletak pada kavitas

bertulang di dalam os temporalis (labyrinth


tulang) getaran di seluruh tulang
tengkorak dapat menyebabkan getaran pada
cairan koklea
Masking phenomenon adanya bunyi akan
menurunkan kemampuan seseorang
mendengar bunyi lain masa refrakter
relatif dan absolut reseptor dan serat
n.auditorik berkaitan dengan nada

a. Tes Rinne
Merupakan

tes kualitatif
Tujuan: membandingkan hantaran melalui
udara dan hantaran melalui tulang
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakan pada prosesus

mastoideus telinga yang akan diperiksa


Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di
pindahkan ke depan liang telinga, 2,5 cm
dari liang telinga

Cont
Interpretasi

Normal AC : BC = 2:1
Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga

normal atau tuli saraf


Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli
Konduktif

b. Tes Weber
Tujuan

: membandingkan hantaran
tulang telinga kiri dengan telinga
kanan
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakkan pada garis

tengah kepala : ubun-ubun, glabella,


dagu, pertengahan gigi seri paling
sensitif)

Interpretasi

Tak ada lateralisasi normal


Lateralisasi ke telinga yang sakit

telinga tsb tuli konduktif


Lateralisasi ke telinga yang sehat
telinga yang sakit tuli saraf

c. Tes Schwabach
Tujuan

: membandingkan hantaran tulang orang


yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
Penala digetarkan
Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus op
Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada

proc.mastoideus pemeriksa
Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek
Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali.
Penala digetarkan kembali dan diletakkan di
proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah
tidak terdengar lagi pindahkan pada op

Interpretasi

Normal apabila BC op = BC pemeriksa


Bila BC op < pemeriksa Schwabach

memendek telinga op yang diperiksa


tuli saraf
Bila BC OP > pemeriksa Schwabach
memanjang telinga op yang diperiksa
tuli konduktif

d. Tes Bing (Tes Oklusi)


Cara

pemeriksaan :

Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup)

sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db.


Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala
seperti pada tes weber
Interpretasi:
Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga

normal atau tuli saraf


Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup
(yang diperiksa) telinga tersebut tuli konduktif

4. Audiometri
Tujuan

: untuk menentukan sifat kelainan


pendengaran
Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan
dengan ossilator elektronik yang mampu
memancarkan suara murni dengan kisaran
frekuensi rendahtinggi
Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi
adalah kekerasan yang hampir tidak bisa didengar
oleh telinga normal
Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan
hingga 30 desibel dari normal org tsb dikatakan
kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi
tertentu

Kesimpulan Tes Penala


Tes Rinne

Tes Weber

Tes
Schwabach

Interpretasi

Positif

Lateralisasi
tidak ada

Sama dengan
pemeriksa

Normal

Negatif

Lateralisasi ke
telinga yang
sakit

Memanjang

Tuli Konduktif

Positif

Lateralisasi ke
telinga yang
sehat

Memendek

Tuli
sensorineural

tiap pemeriksaan digunakan


8-10 frekuensi yang mencakup
spektrum pendengaran
Hasil audiogram
Pada

Audiogram pada tuli


saraf

Keterangan gambar
Tuli

saraf sebagian
Pada frekuensi tinggi
Kerusakan biasanya pada basis
koklea
Biasa terjadi pada orang tua

Audiogram pada tuli


konduksi

Tuli konduksi
Paling

sering : fibrosis telinga tengah


akibat infeksi berulang atau penyakit
herediter (otosklerosis)
Pada beberapa kasus terankilosis
pada bidang depan stapes
pertumbuhan tulang stapes
berlebihan ke tepi fenestra ovalis
tuli total koreksi bedah

Audiometri

5. Timpanometri
Definisi

: pengukuran tekanan telinga


yang berhubungan dengan tuba saluran
eustachius pada membran tImpani
deteksi kehilangan pendengaran
instrumen diagnostik
Tujuan, mengetahui:
Compliance/mobilitas membrana timpani
Tekanan pada telinga tengah
Volume canalis auditorius eksterna

Cont
timpanogram
Klasifikasi timpanogram :
Hasil

tipe A (normal)
type B (menunjukkan adanya cairan di

belakang membrana timpani)


tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba
eustachius)
Berguna

untuk diagnosis dan follow-up


penyakit pada telinga tengah (aling
sering : otitis media pd anak-anak)

..cont
Cara

pemeriksaan: menggunakan
probe dengan frekuensi 226 Hz
Interpretasi :
Compliance membrana tympani (normal

volume: 0.2 to 2.0 mL),


normal tekanan pada telinga tengah =
+100 mm H2O s/d -150 mm H2O
Volume canalis auditorius eksternal =
0.2 s/d 2.0 mL).

Kesimpulan
Bunyi

: amplitudo, frekuensi
Gangguan2 : infeksi, trauma,
kongenital, tumor
Tuli : konduksi, sensorineural
Normal : hantaran udara > hantaran
tulang
Pemeriksaan : otoskop,
berbisik,garpu tala (rinne, weber,
schwabach), audiometri,
timpanometri

SELAMAT BELAJAR!

SEMOGA SUKSES..

Anda mungkin juga menyukai