(Utama) Monitoring Dan Evaluasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
(Utama) Monitoring Dan Evaluasi Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
PENGANTAR
DAFTAR ISI
1
BAB I
GAMBARAN UMUM MONITORING DAN
EVALUASI PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
5
6
10
18
BAB III
RUANG LINGKUP MONITORING DAN
EVALUASI PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
18
27
34
36
40
BAB II
RUANG LINGKUP MONITORING DAN
EVALUASI PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN
MONITORING DAN EVALUASI
40
42
42
DAFTAR ISI
60
BAB V
E-MONEV PENGADAAN
60
A. Pengertian E-Monev
61
62
C. Prinsip-Prinsip E-Monev
63
65
E. Penutup
MODUL 1
BAB 1
Gambaran Umum
Monitoring & Evaluasi
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
B
A
Proses pengadaan barang dan jasa pemerintah relatif berbeda dengan swasta.
Perbedaan yang paling mendasar adalah dalam hal pembiayaannya. Seluruh
pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai oleh APBN/APBD, baik
sebagian ataupun keseluruhan, harus mengacu pada Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 yang berlaku mulai 1 Januari 2011.
Menurut Peraturan Presiden tersebut, pengadaan barang/jasa adalah kegiatan
untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa. Tujuan pengadaan barang atau jasa adalah untuk memperoleh
barang atau jasa yang dibutuhkan instansi pemerintah dalam jumlah yang
cukup, dengan kualitas dan harga yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam
waktu dan tempat tertentu, secara efektif dan efisien, menurut ketentuan dan
proses yang berlaku atau dengan kata lain memperoleh barang dengan
memenuhi kriteria 6 T yaitu : tepat kualitas, tepat waktu, tepat harga, tepat
prosedur, tepat jenis, tepat jumlah.
Efisien
Efektif
Transparan
Terbuka
Bersaing
Adil/Tidak diskriminatif
Akuntabel
Prinsip-Prinsip Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Secara umum dapat diartikan sebagai fungsi manajemen yang dilakukan pada
saat kegiatan sedang berlangsung mencakup aspek-aspek antara lain: 1
penelusuran pelaksanaan kegiatan dan keluarannya
(fokus pada input, proses, dan output)
pelaporan tentang kemajuan
identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan pelaksanaan
Monitoring dapat juga diartikan sebagai proses pengumpulan dan analisis
informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan
kontinu tentang kegiatan program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi
untuk penyempurnaan program itu selanjutnya.2
Dikutip dari slide Konsep Monitoring dan Evaluasi oleh Dr. Dadang Solihin
(www.dadang-solihin.blogspot.com)
2
Dikutip dari slide Monitoring dan Evaluasi Proyek oleh Dr. Harry Hikmat
(www.perencanaan.depsos.go.id)
MODUL 1
Latihan (Kasus):
Melakukan penjaminan kualitas terhadap suatu produk (barang/jasa) biasanya
mudah dilakukan, namun tidak demikian jika produk yang dimaksud adalah
hasil-hasil pengawasan (monitoring). Menurut Anda, apa yang dimaksud
dengan pernyataan tersebut?
Monitoring
Evaluasi
Tujuan
Akuntabilitas
Akuntabilitas
penyampaian input
penggunaan
program
daya
sumber
Pembelajaran tentang
perbaikan
Penilaian keberlanjutan
program
Cakupan
Latihan (Kasus):
Proses evaluasi terhadap kualitas pengadaan barang/jasa pemerintah jika
dilaksanakan secara tepat dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang
bermanfaat untuk pihak-pihak yang melakukan monitoring & evaluasi. Dengan
banyaknya pihak-pihak yang melakukan monitoring & evaluasi pengadaan,
bagaimanakah tumpang tindih monitoring &2 evaluasi bisa diminimalkan?
Mengapa tumpang tindih monitoring & evaluasi sulit dihilangkan?
Apakah pelaksanaan
Relevansi
sesuai dengan
Keberhasilan
rencana?
Efektifitas biaya
Apakah terdapat
Pembelajaran
penyimpangan?
Apakah penyimpangan
tersebut dapat
dibenarkan?
Waktu
Pelaksanaan
pelaksanaan program
program
Sumber: www.dadang-solihin.blogspot.com
MODUL 1
Tujuan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan melalui pengidentifikasian halhal sebagai berikut: 5
Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana
Mengidentifikasi masalah
yang timbul agar langsung
dapat diatasi
Berikut adalah gambar model aplikasi dari peran sistem monitoring & evaluasi
pengadaan barang/jasa pemerintah tersebut.
FAKTOR EKSTERNAL
KONDISI
AWAL (PREEXISTING
CONDITIONS)
KOMPONEN
PROYEK
MASUKAN
AKTIVITAS
KELUARAN
(OUTPUTS)
MANFAAT
(OUTCOMES)
DAMPAK
(IMPACTS
) +/-
FAKTOR INTERNAL
UMPAN BALIK
Sumber: www.perencanaan.depsos.go.id
Dikutip dari slide Konsep Monitoring dan Evaluasi oleh Dr. Dadang Solihin
(www.dadang-solihin.blogspot.com)
MODUL 1
Membantu penentuan
langkah-langkah yang berkaitan
dengan kegiatan proyek
selanjutnya
Sebagai dasar untuk
melakukan monitoring
dan evaluasi selanjutnya
Bagi pengelola
program
Membantu untuk mempersiapkan laporan
dalam waktu yang singkat
Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki
dan menjaga kinerja yang sudah baik
Sebagai dasar (informasi) yang penting
untuk melakukan evaluasi program
BAB II
Ruang Lingkup
Monitoring & Evaluasi
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
A
Tahap Perencanaan
(ex-ante)
MODUL 1
2
Tahap Pelaksanaan
(on-going)
Tahap Pasca-Pelaksanaan
(ex-post)
Dalam tahap ini, outcome di bidang pengadaan bukan lagi menjadi tanggung
jawab pihak pelaksana pengadaan, karena tanggung jawab pelaksana
pengadaan hanya sampai saat output diserahkan. Pelaksana pengadaan
tidak bertanggung jawab atas keluhan atau penolakan yang muncul dari
masyarakat atas suatu proyek pengadaan yang mungkin tidak terlalu
dibutuhkan oleh masyarakat ketika monitoring dan evaluasi dilakukan.
Disinilah peran APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) dalam
menjembatani hubungan antara pihak pelaksana pengadaan dengan
masyarakat untuk memastikan bahwa pengadaan yang dilakukan memang
ditujukan untuk kepentingan publik.
10
MODUL 1
Membina penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
12
MODUL 1
Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran
14
MODUL 1
PPK adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk bertanggung jawab
atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. PPK memiliki tugas pokok dan
kewenangan sebagai berikut:
Menetapkan rencana pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:
1 spesifikasi teknis Barang/Jasa;
2 Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan
3 rancangan Kontrak
Unit Layanan
Pengadaan/Pejabat Pengadaan
1 Menjawab sanggahan;
2 Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a
16
MODUL 1
Penyedia Barang/Jasa;
khusus Pejabat Pengadaan:
BAB III
Strategi Program Kerja
Monitoring & Evaluasi
Panitia /Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan
Membuat dan
menandatangani
Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan
Strategi merupakan pola atau rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan tujuan utama, kebijakan dan semua tindakan organisasi untuk
memastikan bahwa organisasi dapat mencapainya melalui pelaksanaan yang tepat sesuai
dengan alokasi sumber daya yang ada oleh organisasi. Dengan demikian strategi program
kerja monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menyusun langkah-langkah atau pola
kerja yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi dalam proses
pengadaan barang adan atau jasa.
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan strategi program
kerja monitoring dan evaluasi. Penjelasan pada bagian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran pentingnya lembaga-lembaga pengadaan barang dan jasa menyusun langkahlangkah strategis untuk penguatan kelembagaan agar terjaga indepedensi, khususnya
dalam proses monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan atau jasa.
18
MODUL 1
20
MODUL 1
Latihan (Kasus):
Pada saat proses pengadaan barang dan atau jasa, diperlukan penetapan
supplier yang akan melaksanakan pengadaan. Agar terjadi proses pemilihan
supplier yang tepat untuk mendapatkan barang dan atau jasa yang berkualitas
dan dengan harga yang kompetitif, bagaimanakah anda menentukan pemilihan
atas pemenang dalam proses pengadaan barang dan atau jasa? (diskusikan
jawaban saudara)
Pendanaan
g Program Kerja
h Tupoksi
Kesiapan payung hukum dalam proses monitoring dan evaluasi merupakan hal
penting sebelum proses monitoring dan evaluasi dilakukan. Regulasi membuat
proses monitoring dan evaluasi bisa dilakukan sesuai dengan aturan-aturan
yang sudah ditentukan sehingga tidak menimbulkan konflik pada saat
monitoring dan evaluasi baik pada pihak yang dikontrol maupun yang
mengontrol.
Data dalam bentuk apapun merupakan sumber informasi yang sangat penting
pada saat melakukan monitoring dan evaluasi. Dengan data seluruh aktivitas
pengadaan barang dan atau jasa yang ingin diawasi dapat dilakukan. Semakin
lengkap data yang tersedia menunjukkan semakin baik proses pengadaan
barang dan jasa dilakukan secara terstruktur.
Untuk melakukan monitoring dan evaluasi perlu disiapkan perangkat kerja tidak
hanya prosedur tetapi juga sistem monitoring dan evaluasi. Sistem monitoring
dan evaluasi yang tepat akan berdampak positif karena menghasilkan
monitoring dan evaluasi yang berdaya guna dan berhasil guna dan menghindari
tumpang tindih dalam pengawasan.
CPPR-MEP UGM -- Kemitraan
22
MODUL 1
24
MODUL 1
Technical complexity
26
MODUL 1
Pelaksanaan monitoring
28
MODUL 1
Perbaikan berkelanjutan
Kendali kualitas
Kerjasama Tim
Seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu tentang multi indikator
untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan proses monitroing dan
evaluasi pengadaan barang dan atau jasa, maka berikut ini merupakan upaya
untuk menetapkan standar minimal yang harus dicapai dari masing-masing
indikator. Pentingnya menetapkan standar minimal agar disetiap lembaga
layanan pengadaan memiliki acuan standar yang jelas dan terarah serta bisa
dicapai karena penetapan standar yang terlalu tinggi akan berdampak bukan
pada penilaian kinerja tetapi malah sebaliknya akan menurunkan kinerja apalagi
tidak dibarengi sistem reward dan punishment yang jelas.
Penyusunan indikator penilaian keberhasilan monitoring ini didasarkan pada
sistem penilaian berbasis balanced scorecard (BSC). BSC merupakan konsep
manajemen strategik meliputi pola pengelolaan strategi organisasi jangka
pendek dan jangka panjang secara komprehensif. BSC terdiri dari 4 (empat)
langkah utama dalam menciptakan masa depan organisasi. Langkah-langkah
tersebut sebagai berikut:
1
Perumusan strategi
Perencanaan strategi
Penyusunan program
Implementasi
30
MODUL 1
1.
2.
Indikator
Komitmen
Pimpinan
Efisiensi dan
efektifnya
proses
pengadaan
Perspektif
pengukuran
Sasaran strategis
Ukuran
strategis
Pelaksanaan
pengumuman
pengadaan yang
sesuai perpres
maupun UU
lainnya yg terkait
Jumlah efisiensi
& Efektivitas
waktu dalam
proses
penyelenggaraan pengadaan
Semakin banyak
proses pengadaan
yang transparan
dan akuntantabel
Jumlah
pengumuman
berbasis
elektronik
3.
Penghematan anggaran
Nilai rupiah
penghematan
4.
Temuan
yang dapat
ditindaklanjuti
Perbaikan
berkelanjutan
Jumlah temuan
yang dapat
ditindaklanjuti
Kendali
kualitas
Kemampuan
untuk
menghasilkan
layanan
pengadaan yang
berkualitas
5.
6.
Kemampuan
untuk
memperbaiki diri
Penghematan
dalam lini
pengadaan dimulai
dengan menyusun
semua aktivitas
berbasis value
added dan
menghilangkan
aktivitas yang non
value added
Penghematan
anggaran dari
seluruh proses
pengadaan
Perbaikan proses
berikutnya
Kemampuan
organisasi untuk
memperbaiki value
chain process
pengadaan ke arah
lebih baik
Kemampuan
organisasi untuk
menghasilkan
layanan
pengadaan sesuai
standar kualitas
yang ditetapkan
% efisiensi
dan jumlah
pemborosan
waktu yang
dapat dihindari
Nilai
penghematan
Jumlah
temuan
Standar (%
pencapaian
)
5-10%
6.
Kendali
kualitas
Kemampuan
untuk
menghasilkan
layanan
pengadaan yang
berkualitas
7.
Transparansi
, Akuntanbilitas &
responsibilitas
Kemampuan
untuk
mengoptimalkan
adanya
Transparansi,
Akuntanbilitas &
responsibilitas
dalam layanan
pengadaan
8.
Kerjasama
Tim
9.
Kepuasan
publik
Kerjasama
diantara tim
layanan pengadaan untuk
menghadirkan
bentuk layanan
pengadaan
publik yang
berkualitas
Berkurangnya
komplain
Masyarakat
atas layanan
pengadaan yang
diberikan
10
Jumlah
pengadaan
yang
diumumkan
secara
elektronik
5%-10%
10%-15%
3%-5%
Jumlah chain
yang
diperbaiki
3%-5%
Berkurangnya
Sanggahan
terkait
penyerahan
produk/barang
dan atau jasa
pada publik
5%-10%
Banyaknya
jumlah
pengadaan yang
diumumkan
secara elektronik
Kemampuan
organisasi untuk
menghasilkan
layanan
pengadaan sesuai
standar kualitas
yang ditetapkan
Kemampuan
organisasi mengeskplore
data/dokumen/arsi
p sbg dukungan
untuk organisasi
mengoptimalkan
transparansi,
akuntabilitas dan
responsisbitas
Kemampuan
organisasi untuk
mengurangi konflik
kepentingan
diantara sesama
tim kerja layanan
pengadaan
Berkurangnya
Sanggahan
terkait
penyerahan
produk/barang
dan atau jasa
pada publik
Kelengkapan
data/dokumen
/arsip dan
kemudahan
untuk
mengaksesnya
5%-10%
Berkurangnya
konflik
kepentingan di
antara
sesama tim
kerja layanan
pengadaan
3%- 5%
Kemampuan
organisasi untuk
memberikan
fasilitas layanan
pengadaan sesuai
standar yang
ditetapkan serta
membuat
pengadaan yang
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat
Kemampuan
organisasi untuk
mengumumkan
pengadaan
berbasis elektronik
Berkurangnya
komplain dari
masyarakat
5%-10%
Jumlah
pengadaan
dan nilai
pengadaan
yang
bertambah
5%-10%
10%- 15%
32
MODUL 1
11
Jumlah
dokumen
pengadaan
yang
diumumkan
secara
elektronik
Banyaknya
dokumen
pengadaan yang
dapat diakses
melalui
elektronik
Kemampuan
organisasi untuk
menyiapkan
dokumen-dokumen
pengadaan
berbasis elektronik
Jumlah dan
jenis dokumen
pengadaan
yang dapat
diakses
melalui
elektronik
sesuai dengan
UU yang
berlaku
5%-10%
Sumber: disari dari hasil Need Asessment research (perlu diuji sebelum diterapkan)
Penerapan Program
Monitoring dan Evaluasi
Penerapan program monitoring dan evaluasi internal membutuhkan komitmen
dari pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam departemen pengadaan.
Berikut ini adalah pihak-pihak yang seharusnya melakukan monitoring dan
evaluasi internal terhadap penyelenggaraan pengadaan seperti:
a
34
MODUL 1
meningkatkan kualitas aparatur dalam pengadaan barang dan atau jasa publik,
seperti:
a
Evaluasi program
Monitoring dan Evaluasi
1
36
MODUL 1
38
MODUL 1
BAB IV
Strategi Pengembangan
Monitoring & Evaluasi
Pemaparan dalam bab ini lebih difokuskan pada bagaimana mengembangkan dan
pemberdayaan lembaga monitoring dan evaluasi. Pengembangan dan pemberdayaan dari
lembaga monitoring bertujuan untuk lebih memberi peran yang maksimal dalam menjaga
indepedensi dan keterbukaan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Berikut-berikut
hal-hal yang disampaikan:
Isu-isu terkini
Monitoring & Evaluasi
1
40
MODUL 1
dan evaluasi pengadaan barang dan atau jasa. Monitoring dan evaluasi tidak
hanya mengejar efisiensi tetapi juga sumber data serta database yang aman
karena ini merupakan hal penting dalam menunjang seluruh proses verifikasi
monitoring dan evaluasi.
Perkembangan sistem teknologi informasi pengadaan tentunya sangat
membantu proses monitoring dan evaluasi sebagai upaya untuk membuat
seluruh proses pengadaan bersih dari proses kolusi dan korupsi. Bentuk
evaluasi tindak lanjut tentunya sangat memerlukan kecepatan proses kerja hasil
monitoring dan evaluasi. Setiap telaah ulang berfokus khusus pada keefektifan
dan dampak langsung dari setiap kegiatan pengadaan yang dilaksanakan.
Kesesuaian rencana dangan dampak keluaran merupakan tujuan yang hendak
dicapai.
Evaluasi tindak lanjut merupakan langkah penting dalam proses monitoring dan
evaluasi. Telaah kaji tindak berfokus pada keefektifan dan dampak langsung
dari setiap kegiatan pengadaan. Setiap keluaran akan dinilai tingkat
berdasarkan kesesuaian dengan rencana. Proses evaluasi tindak lanjut
membutuhkan kinerja monitoring dan evaluasi, semakin baik kinerja monitoring
dan evaluasi semakin cepat pula evaluasi tindak lanjut dilakukan. Keamanan
Sumber data dan data base pengadaan merupakan salah satu kunci
pelaksanaan evaluasi tindak lanjut yang lebih cepat dan rasional.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat dampak positif maupun
negatif dengan adanya perkembangan sistem informasi pengadaan. Untuk
mengantisipasi dampak negatif, setiap layanan pengadaan harus mampu
mengantisipasi kemajuan sistem teknologi agar mampu mengamankan setiap
aktivitas gangguan teknologi informasi seperti kehilangan database dan sumber
data karena virus, atau adanya penganggu eksternal yang menyerang sistem
(seperti hacker), rusaknya jaringan, dll. sedangkan antisipasi dampak positif
bagi kepentingan seluruh proses pengadaan termasuk proses monitoring,
evaluasi dan tindak lanjut seperti kemudahan mengakses informasi, data base
yang tersimpan dengan aman, transparansi proses pengadaan dan monitoring
serta evaluasi, serta kecepatan dan luasnya jangkuan pengumuman, dll
merupakan pekerjaan penting bagi semua lembaga layanan pengadaan.
Mengantisipasi perkembangan
sistem pengadaan
Program pengadaan
proaktif
Customer satisfaction merupakan tujuan akhir dari suatu proses pengadaan,
masyarakat dapat menikmati seluruh program pengadaan tanpa keluhan
maupun komplain menunjukkan kinerja lembaga layanan pengadaan. Peran
pihak-pihak yang melakukan monitoring dan evaluasi akan menunjukkan
bahwa proses pengadaan berjalan sebagaimana mestinya karena setiap
kecurangan dalam proses pengadaan dapat dianitisipasi sejak awal sehingga
CPPR-MEP UGM -- Kemitraan
42
MODUL 1
masyarakat tidak akan mendapatkan barang dan atau jasa yang tidak
berkualitas.
Monitoring bertujuan untuk menunjukkan bahwa seluruh proses kerja telah
berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, seluruh barang dan atau
jasa yang diadakan merupakan barang atau jasa yang benar-benar dibutuhkan
publik, serta memastikan bahwa seluruh informasi yang disampaikan benar
adanya.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengadaan barang dan
atau jasa, semua kalangan masyarakat harus terlibat tidak hanya pemerintah.
Lembaga-lembaga masyarakat seharusnya dapat membantu pemerintah
dalam hal ini lembaga layanan pengadaan terutama dalam hal:
Sumber pendanaan
Waktu pelaksanaan
Penentuan pemenang
Kepercayaan
44
MODUL 1
Penanganan kompleksitas
dalam pengadaan
1
Proses pengadaan barang dan jasa publik bukanlah suatu proses yang mudah
dan tanpa risiko, setiap tahapan dalam proses pengadaan barang dan jasa
mulai dari tahap perencanaan hingga penyerahan barang dan jasa selalu
memiliki permasalahan sendiri. Kompleksitas yang ada dalam proses
pengadaan barang perlu diantisipasi seperti:
a
Penetapan pemenang
Keterbatasan sistem
Risiko kontrak
Regulasi
46
MODUL 1
48
MODUL 1
Penyediaan jasa tidak dapat melakukan klaim biaya, hal ini terjadi
pada keadaan-keadaan dimana negara mengalami tingkat inflasi
yang tinggi setelah kontrak ditandatangani.
Kontrak yang merugikan salah satu pihak, ini terjadi jika pihak
penyelenggara ingin mendapatkan keuntungan pribadi, walaupun
sistem pengadaan telah berbasis elektronik namun tak dapat
dipungkiri terkadang ada kewajiban-kewajiban supplier yang tidak
tertera dikontrak tapi harus dilaksanakan oleh supplier/penyedia.
c
d
50
MODUL 1
Kerjasama di antara
lembaga montoring dan evaluasi
Untuk mendapatkan barang dan atau jasa yang berkualitas dengan harga yang
bersaing tentunya tergantung pada pemilihan supplier (penyedia) yang tepat.
Pertimbangan penawaran dengan harga yang terendah bukan merupakan
solusi yang tepat dalam proses pengadaan barang dan atau jasa atau
sebaliknya memilih supplier hanya dengan pertimbangan usulan dengan
spesifikasi yang sesuai juga bukan merupakan pilihan yang tepat.
Pemilihan supplier (penyedia) bukanlah hal yang mudah karena kesalahan
dalam proses penentuan penyedia dapat berdampak tidak hanya pada
pengadaan yang tidak tepat juga bisa berdampak pada masalah hukum
(beberapa kasus pengadaan terkait dengan penentuan supplier yang salah
seperti: kasus buku ajar (Sleman), kasus pengadaan mobil pemadam
kebakaran, kasus wisma atlet, dll merupakan contoh penentuan supplier yang
berdampak hukum).
CPPR-MEP UGM -- Kemitraan
52
MODUL 1
Membuat persyaratan-persyaratan
yang mengarah pada penyedia tertentu
Sedikit perhatian pada penyaringan calon penyedia
Kebiasaan membeli dari supplier-supplier
saat ini tetapi penyedianya sedikit
Kegagalan mengambil keuntungan penuh pada
proses pengadaan dari sumber-sumber pengadaan global
Kecenderungan untuk membeli dari pembeli-pembeli
yang dapat dipanggil
Underuse of competitive bidding as asource selection process
in the private sector and it overuse in the public sector.
In addition, only formal negotiation can be used for
complicated buys requiring extensive information
exchange between buyer and seller
Pembelian melalui pintu belakang oleh para pemakai
Kecenderungan untuk menentukan urutan supplier
tanpa melakukan investigasi
Burt, D.N; Pinkerton, L.N, 2006; A Purchasing Manager 's Guide to Strategic Proactive
Procurement, pg 107
Burt, D.N; Pinkerton, L.N, 2006; A Purchasing Manager 's Guide to Strategic Proactive
Procurement, pg 107
54
MODUL 1
10
Latihan
Anda diminta untuk menguraikan proses penentuan supplier dalam proses
pengadaan barang dan atau jasa dilingkungan dimana anda bertugas
55
3 CPPR-MEP UGM -- Kemitraan
Indikator kualitas
Pengadaan
56
4
MODUL 1
Evaluasi pengadaan
58
MODUL 1
BAB V
Monev Pengadaan
Pemaparan dalam bab ini lebih difokuskan pada bagaimana peran e-monev dalam proses
pengadaan barang dan jasa. Penggunan e-monev bertujuan untuk lebih memberi peran
yang maksimal dalam menjaga indepedensi dan keterbukaan dalam proses pengadaan
barang dan jasa serta mempermudah melakukan upaya monitoring dan evaluasi sejak
awal sehingga indikasi negatif dalam proses pengadaan barang dan atau jasa dapat
diminimalisasi sejak dini. Berikut-berikut hal-hal yang disampaikan:
Pengertian E-Monev
60
MODUL 1
Belum ada regulasi yang cukup kuat tentang monev. Pasal 115
ayat 2 Perpres 54/2010 hanya penyebutkan bahwa Pimpinan
K/L/D/I wajib melaporkan secara berkala realisasi Pengadaan
Barang/Jasa kepada LKPP.
Prinsip-prinsip
e-monev
Terdapat enam (6) prinsip e-monitoring dan evaluasi yaitu prinsip menyeluruh,
prinsip berkesinambungan, prinsip objektif, prinsip sahih, prinsip penggunaan
kritis dan prinsip manfaat dan kegunaan. Setiap prinsip seharusnya
diimplementasikan dalam seluruh langkah-langkah monitoring dan evaluasi.
Langkah-langkah monitoring adalah:
Aktivitas monitoring
e-monev
melalui elektronik
terkait
sehingga tercipta
efektifitas dan
efisiensi
62
MODUL 1
B
D
64
MODUL 1
B
E
Penutup
Penyusunan modul mengenai monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan untuk
melengkapi dan menyempurnakan praktik pengadaan barang/jasa pemerintah.
Ditinjau dari segi literatur, pengaturan mengenai monitoring dan evaluasi dalam
pengadaan ini memang masih minim jumlahnya. Ditambah, praktik monitoring
dan evaluasi pengadaan itu sendiri yang masih jauh dari harapan, menyebabkan
diperlukannya pembahasan secara khusus dan mendalam mengenai monitoring
dan evaluasi dalam pengadaan. Untuk itulah, diharapkan modul ini dapat
menjadi titik tolak dan juga pemicu bagi perkembangan praktik monitoring dan
evaluasi pengadaan yang kredibel dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
66
INSPEKTORAT
JENDERAL
- Merencanakan
program
monitoring &
evaluasi dengan
menentukan
lingkup monitoring
& evaluasi terlebih
dahulu
- Melakukan
pembagian tugas
dan pemisahan
fungsi dalam
program
monitoring &
evaluasi
- Mendorong
efisiensi dan
efektivitas
pengelolaan tugas
pokok Kementerian
Keuangan melalui
evaluasi,
koordinasi, debottlenecking, dan
perbaikan kebijakan
(policy
recommendation);
- Melaksanakan
program
monitoring &
evaluasi dengan
menyertakan
dokumentasi dan
laporan hasil
monitoring &
evaluasi
- Melaksanakan
pengendalian atas
monitoring &
evaluasi yang telah
dilakukan dengan
melakukan
pemantauan
secara berkala
terhadap tindak
lanjut atas
rekomendasi yang
telah diberikan
- Melakukan
pengendalian
kualitas pasca
dilakukannya
monitoring dan
evaluasi
pengadaan
barang/jasa
pemerintah
- Menyelenggarakan
pengawasan intern
terhadap
akuntabilitas
keuangan negara
yang mendukung
tata kelola
kepemerintahan
yang baik dan
bebas KKN.
- Membina
penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian
Intern Pemerintah.
- Mengembangkan
- Mendorong
terwujudnya
akuntabilitas yang
tinggi terhadap
pengelolaan
keuangan melalui
dukungan
penyelenggaraan
akuntansi dan
pelaporan
keuangan;
- Mengawal
reformasi birokrasi
melaui monitoring
dan evaluasi;
- Mengawal
disfunctional
behavior aparat
Kementerian
Keuangan melalui
surveillance dan
investigasi;
- Mempromosikan
Good Governance
dan Clean
Government di
jajaran
Kementerian
Keuangan
- Pemantauan data
tindak lanjut hasil
pengawasan BPK-RI
yang dilaksanakan
oleh BPK-RI
bersama dengan
Inspektorat
Jenderal dan unit
kerja terkait di
lingkungan
kementerian terkait
INSPEKTORAT
PEMERINTAH
PROPINSI
- Perencanaan
program
pengawasan
INSPEKTORAT
PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA
- Perencanaan
program
pengawasan
- Perumusan
- Perumusan
kebijakan dan
fasilitasi
pengawasan; dan
- Kebijakan dan
fasilitasi
pengawasan;
dan
- Pemeriksaan,
pengusutan,
pengujian dan
penilaian
tugas
pengawasan
- Mendorong
terwujudnya
Tata Kelola
Pemerintahan
yang baik
serta
terwujudnya
iklim yang
mencegah
KKN;
- Mendorong
Terwujudnya
Pelayanan
Publik yang
Prima;
- Menunjang
Tertib
Administrasi
Pemerintahan
Daerah.
- Pemeriksaan,
pengusutan,
pengujian dan
penilaian tugas
pengawasan
- Melakukan
upaya
Pengawasan dan
Pembinaan
Aparatur untuk
meniadakan
perilaku koruptif
di lingkungan
Pemerintah
Daerah.
- Meningkatkan
kontribusi
Aparatur di
bidang
Pengawasan.
- Meningkatkan
partisipatif
Aparatur dalam
penyelesaian
Tindak Lanjut
Hasil
Pemeriksaan.
- Meningkatkan
Sumber Daya
Manusia
Aparatur
Pengawasan.
- Meningkatkan
kualitas sistem
Pengawasan.
PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
- Menetapkan
Rencana Umum
Pengadaan
- Mengumumkan
secara luas Rencana
Umum Pengadaan
paling kurang di
website K/L/D/I
- Menetapkan PPK
- Menetapkan Pejabat
Pengadaan
- Menetapkan
Panitia/Pejabat
Penerima Hasil
Pekerjaan;
- Menetapkan:
1) pemenang pada
Pelelangan atau
penyedia pada
Penunjukan
Langsung untuk
paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa
Lainnya dengan nilai
di atas
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
UNIT LAYANAN
PENGADAAN (ULP)
PANITIA/
PEJABAT PENERIMA
HASIL PEKERJAAN
- Menetapkan
rencana
pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa yang
meliputi:
1) Spesifikasi teknis
Barang/Jasa;
2) Harga Perkiraan
Sendiri (HPS); dan
3) Rancangan Kontrak
A.Melakukan
pemeriksaan hasil
pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan
yang tercantum
dalam Kontrak
- Menerbitkan Surat
Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa
- Menandatangani
Kontrak
- Melaksanakan
Kontrak dengan
Penyedia
Barang/Jasa
- Mengendalikan
pelaksanaan Kontrak
- Melaporkan
pelaksanaan/penye-
Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar
rupiah); atau
lesaian Pengadaan
Barang/Jasa kepada
PA/KPA
2) Pemenang pada
seleksi atau
penyedia pada
Penunjukan
Langsung untuk
paket Pengadaan
Jasa Konsultasi
dengan nilai diatas
Rp10.000.000.000,0
0 (sepuluh miliar
rupiah).
- Menyerahkan hasil
pekerjaan
Pengadaan
Barang/Jasa
Kepada PA/KPA
dengan Berita Acara
Penyerahan
- Mengawasi
pelaksanaan
anggaran
- Melaporkan
kemajuan pekerjaan
termasuk
penyerapan
Anggaran dan
hambatan
pelaksanaan
pekerjaan kepada
PA/KPA setiap
triwulan; dan
- Menyampaikan
laporan keuangan
sesuai dengan
ketentuan peraturan - Menyimpan dan
menjaga keutuhan
perundangseluruh dokumen
undangan
Pelaksanaan
Pengadaan
- Menyelesaikan
Barang/Jasa
perselisihan antara
PPK dengan ULP/
Pejabat Pengadaan,
dalam hal terjadi
perbedaan
pendapat; dan
- Mengawasi
A. Pelelangan atau
Penunjukan
Langsung untuk
Paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa
Lainnya yang
bernilai paling
tinggi
Rp100.000.000.000
,00 (seratus miliar
rupiah); atau
B. Seleksi atau
Penunjukan
Langsung untuk
paket Pengadaan
Jasa Konsultansi
yang bernilai paling
tinggi
Rp10.000.000.000,
00 (sepuluh miliar
rupiah);
3. Menyerahkan
salinan Dokumen
Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa kepada
PPK;
4) Menyimpan
dokumen asli
pemilihan Penyedia
Barang/Jasa;
Khusus Pejabat
Pengadaan.
1.Menetapkan
Penyedia
Barang/Jasa untuk:
A.Menunjukan
Langsung atau
Pengadaan
Langsung untuk
paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa
Lainnya yang
bernilai paling
tinggi
Rp100.000.000,00
(seratus juta
rupiah); dan/atau
B.Penunjukan
Langsung atau
Pengadaan
Langsung untuk
B.Menerima hasil
Pengadaan
Barang/Jasa setelah
melalui
pemeriksaan/penguji
an; dan
C.Membuat dan
menandatangani
Berita Acara Serah
Terima Hasil
Pekerjaan
68
kapasitas
pengawasan intern
pemerintah yang
profesional dan
kompeten.
- Menyelenggarakan
sistem dukungan
pengambilan
keputusan yang
andal bagi
presiden/pemerintah
paket Pengadaan
Jasa Konsultansi
yang bernilai paling
tinggi
Rp50.000.000,00
(lima puluh juta
rupiah);
penyimpanan dan
pemeliharaan
seluruh Dokumen
Pengadaan
Barang/Jasa.
pemantauan data
tindak lanjut hasil
pengawasan BPKP
yang dilaksanakan
oleh BPKP Pusat
dan BPKP
Perwakilan
bersama dengan
Inspektorat
Jenderal dan unit
kerja terkait di
lingkungan
kementerian terkait
2.Menyerahkan
dokumen asli
pemilihan Penyedia
Barang/Jasa kepada
PA/KPA;
- Pemantauan
pelaksanaan tindak
lanjut hasil audit
Inspektorat
Jenderal
Kementerian terkait
- Membuat laporan
mengenai proses
dan hasil
Pengadaan kepada
Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan
Institusi; dan
- Evaluasi laporan
akuntabilitas
kinerja instansi
pemerintah (LAKIP)
di lingkungan
kementerian terkait
-Memberikan
pertanggungjawaban atas
pelaksanaan
kegiatan
Pengadaan
Barang/Jasa kepada
PA/KPA
- Evaluasi sistem
pengendalian
intern pemerintah
(SPIP) di lingkungan
kementerian terkait
LEMBAGA MONEV
APIP (BPKP &
INSPEKTORAT)
Tupoksi
Disiplin dan Komitmen
KENDALA DLM
PELAKSANAAN TUGAS
POTENSI RISIKO
Intervensi pihak-pihak
tertentu dalam proses
monitoring dan evaluasi
(di wilayah tertentu ada
unsur politik yang ikut
mempengaruhi proses
monev)
- Ketidaksesuaian
data dengan
standar/peraturan
yang berlaku
70
ISU-ISU TERKINI
- Pertegas pemeriksaan
- Perubahan
- Membuat catatan
temuan untuk
ditindaklanjuti
undang-undang
pengadaan barang
dan jasa
- Antisipasi monev
- Bekerjasama dengan
pemerintah daerah
agar dapat membantu
memfasilitasi
monitoring dan
evaluasi di daerah yang
sulit
- Aktif melakukan
monitoring dan
evaluasi pengadaan
secara terstruktur dan
kontinyu
- Menentukan program
kerja yang tepat dan
capai sasaran
berbasis IT
dengan
peningkatan
kualitas dan
kemampuan SDM
terutama dalam
bidang IT
- Perubahan
paradigma terkait
monitoring dan
evaluasi
- Keterlibatan
pengawasan
publik
PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
Intervensi pihak-pihak
tertentu dalam
menentukan rencana
pengadaan
- Menentukan jenis
pengadaan yang
tidak sesuai
kebutuhan publik
- Sulitnya
mendapatkan
supplier yang sesuai
dengan spesifikasi
pengadaan
- Memperjelas dan
mendetilkan lingkup
pekerjaan, spesifikasi,
dan volume pekerjaan
sesuai dokumen
kontrak
- Perubahan regulasi
terkait pengadaan
barang dan jasa
- Perubahan
paradigma
pengadaan dan
monitoring dan
evaluasi
- Mencari alternatif
spesifikasi yang paling
kompetitif dalam
batasan syarat teknis
yang ada
- Perubahan ukuran
Customer
satisfaction
- Menfasilitasi
peningkatan
pengetahuan dan
profesionalitas
lembaga-lembaga
pelatihan pengadaan
barang dan jasa
- Keterlibatan
pengawasan publik
- Mengidentifikasi
kebutuhan publik
- Menyusun Cash flow
Schedule pembayaran
yang sesuai kontrak
- Koordinasi di antara
lembaga-lembaga
pengadaan
sesuai kontrak
UNIT LAYANAN
PENGADAAN (ULP)
Independensi dalam:
menentukan Penyedia,
menetapkan besaran
jaminan penawaran,
menilai kualifikasi
penyedia harga maupun
seleksi penentuan
pemenang
Pendanaan (sumber dana
pengadaan)
Program Kerja
Menyiapkan Tupoksi
Disiplin dan Komitmen
Intervensi pihak-pihak
tertentu dalam proses
pelaksanaan tugas
Regulasi yang belum
memadai untuk
mendukung
pelaksanaan tugas
pengadaan
Tidak semua
personal/unit mau di
monitor
Tidak adanya implikasi
lanjutan dari hasil
monitoring dan evaluasi
Sistem penilaian kinerja
yang belum memadai
Belum adanya
kriteria/ukuran kualitas
untuk pengadaan
barang dan atau jasa
72
- Mengantisipasi
skema pelaksanaan
pekerjaan yang
tidak tepat waktu
- Waktu yang singkat
untuk menentukan
supplier yang tepat
- Data yang kurang
informatif terkait
pengadaan
- Belum adanya
Kriteria pemberian
sanksi bagi
penyelenggaraan
pengadaan yang
tidak tepat waktu
- Menentukan atau
melakukan analisis
harga yang tepat
- Tidak adanya
standar kualitas
atas produk
pengadaan dapat
berakibat bisa
mendapatkan
barang yang tidak
berkualitas
- Mengantisipasi
kemungkinan klaim
- Menentukan spesifikasi
keahlian dari penyedia/
pemasok sesuai jenis
pekerjaan sehingga
menghemat waktu
untuk menetukan
supplier yang tepat
- Menentukan kriteria
pemberian sanksi bagi
penyedia yang tidak
memenuhi kewajiban
tepat waktu
- Memotong jalur supply
agar harga dapat
ditekan
- Mampu melakukan
analisis value added
chain dari setiap jenis
pengadaan yang akan
dilakukan
- Mampu menganalisis
nilai (harga) dari setiap
pengadaan sehingga
bisa mendapatkan
harga yang wajar dan
rasional serta bisa
- Cara memilih
supplier yang tepat
- Mengkaji trend
perubahan harga
agar penentuan
harga lebih up to
date dan rasional
- Keterlibatan
pengawasan publik
yang dilakukan
hukum yang
mungkin terjadi
atas suatu
pengadaan
- Menyusun
ukuran/standard
kualitas pengadaan
barang dan atau jasa
- Mampu mengantisipasi
kemungkinan klaim
hukum yang mungkin
terjadi atas suatu
pengadaan.
LPSE
informasi Pengadaan
Sarana dan Prasarana
pendukung pengumuman
berbasis IT
Pendanaan (sumber
dana)
Program Kerja
Tupoksi
Disiplin dan Komitmen
dari pimpinan dan semua
pihak yang terlibat dalam
proses pengadaan
Keterbatasan/kendala
sulitnya medan/daerah
tertentu untuk akses
jaringan IT
- Dukungan
fasilitas/prasarana
dan sarana yang
belum memadai di
wilayah tertentu
Ketidakjelasan reward
dapat diantisipasi
terkait resiko alam,
banjir, gempa bumi,
dll
- Mampu mengantisipasi
kemungkinan klaim
hukum yang mungkin
terjadi atas suatu
pengadaan.
- Menambah
fasilitas/kemampuan
akses.
Antisipasi
Kemajuan/perkem
bangan teknologi
informasi
termasuk
kemajuan
dibidang risiko IT
seperti hacker,
virus, dll
Perubahan
Paradigma terkait
isu pengadaan
barang dan jasa
publik
Perubahan
- Melakukan sistem
jemput bola dan
dukungan komitmen
pimpinan untuk proses
pengumuman berbasis
IT
pangkalan data
(database) pengadaan
- Melakukan simulasi
antisipasi jika risiko
terjadi.
paradigma terkait
ukuran Customer
satisfaction
-
Perubahan aturan
dan undangundang terkait
pengadaan.
Keterlibatan
pengawasan
publik
74
Indikator
Lembaga Monitoring
Perspektif
pengukuran
Pelaksanaan
pengumuman
pengadaan yang
sesuai perpres
maupun UU lainnya
yang terkait
Jumlah efisiensi &
Efektivitas waktu
dalam proses
penyelenggaraan
pengadaan
Sasaran strategis
Ukuran strategis
Standar (%
pencapaian)
5%-10%
Jumlah pengumuman
berbasis elektronik
5%-10%
Nilai penghematan
10%-15%
Perbaikan proses
berikutnya
Jumlah temuan
3% - 5%
1.
Komitmen Pimpinan
Efisiensi dan
efektifnya proses
pengadaan
3.
Penghematan
anggaran
Nilai rupiah
penghematan
4.
5.
Perbaikan
berkelanjutan
Kemampuan untuk
memperbaiki diri
Kemampuan organisasi
untuk memperbaiki
value chain process
monitoring dan evaluasi
pengadaan ke arah lebih
baik
3%- 5%
6.
Kendali kualitas
Kemampuan untuk
menghasilkan layanan
pengadaan yang
berkualitas
Kemampuan organisasi
untuk menghasilkan
layanan pengadaan
sesuai standar kualitas
yang ditetapkan
5%- 10%
7.
Transparansi,
akuntabilitas &
responsibilitas
Kemampuan untuk
mengoptimalkan
adanya transparansi,
akuntanbilitas &
responsibilitas dalam
layanan pengadaan
8.
Kerjasama tim
Kerjasama di antara
tim layanan
pengadaan untuk
menghadirkan bentuk
layanan pengadaan
publik yang
berkualitas
Kemampuan organisasi
meng-eskplore
data/dokumen/arsip
sbagi dukungan untuk
organisasi
mengoptimalkan
transparansi,
akuntabilitas dan
responsisbitas
Kemampuan organisasi
untuk mengurangi
konflik kepentingan
diantara sesama tim
kerja layanan
pengadaan
Berkurangnya
Sanggahan/klaim
terkait penyerahan
produk/barang dan
atau jasa pada publik
/atau berkurangnya
komplain publik
terkait akses
pengumuman
pengadaan
Kelengkapan
data/dokumen /arsip
dan kemudahan untuk
mengaksesnya
Berkurangnya konflik
kepentingan diantara
sesama tim kerja
layanan pengadaan
10%- 15%
3%- 5%
76
9.
Kepuasan publik
Berkurangnya
komplain masyarakat
atas layanan
pengadaan yang
diberikan
Kemampuan organisasi
untuk memberikan
fasilitas layanan
pengadaan sesuai
standar yang ditetapkan
serta membuat
pengadaan yang sesuai
dengan kebutuhan
masyarakat
Berkurangnya
komplain dari
masyarakat
5% -10%
10
Jumlah pengadaan
yang diumumkan
secara elektornik
Kemampuan organisasi
untuk mengumumkan
pengadaan berbasis
elektronik
Kemampuan organisasi
untuk menyiapkan
dokumen-dokumen
pengadaan berbasis
elektronik
5% 10%
Jumlah dokumen
pengadaan yang
diumumkan secara
elektronik
Banyaknya jumlah
pengadaan yang
diumumkan secara
elektronik
Banyaknya dokumen
pengadaan yang dapat
diakses melalui
elektronik
Jumlah pengadaan
dan nilai pengadaan
yang bertambah
11
PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA
PENGGUNA ANGGARAN,
ULP,
LPSE
PENGGUNA
ANGGARAN/KUASA
PENGGUNA ANGGARAN,
ULP,
LPSE
5%-10%
2.
3.
Indikator
Komitmen Pimpinan
Risiko
Perbaikan berkelanjutan
Strategi Pengembangan
Menjadi leverage meningkatnya
jumlah pengumuman pengadaan
berbasis IT
Dampak
Transparansi, akuntanbilitas, dan
responsibiltas
Efisiensi dan efektivitas pengadaan
Jumlah pengumuman pengadaan
berbasis elektronik meningkat
Penghematan anggaran
Konsekuensi keuangan: menyiapkan
anggaran (cost vs benefit)
Konsekuensi administrasi:
koordinasi diantara lembagalembaga pengadaan
Rekomendasi
- Pimpinan dapat membuat
aturan-aturan operasional
terkait pengadaan berbasis IT
78
4.
5.
Pengawasan Publik
6.
Ukuran Kinerja
- Memperluas akses
- Mempercepat penyampaian
informasi
- Menyiapkan kotak informasi dari
publik
- Standar pencapaian kinerja
(seperti: jumlah pengumuman
pengadaan berbasis IT)
- Standard Reward dan
Punishment
- Standard integritas
CPPR
Kemitraan