TARMIZI TAHER
PADA PIMPINAN PUSAT
DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI )
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Disusun oleh :
THAMRIN
NIM : 105053001805
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Disusun oleh :
TAMREN
NIM : 105053001805
DIBAWAH BIMBINGAN
LEMBAR PERNYATAAN
TAMREN
ABSTRAK
THAMRIN
Kepemimpinan Ketua Umum KH.DR Tarmizi Taher Pada Pimpinan Pusat
Dewan Masjid Indonesia ( DMI )
Kepemimpinan dalam Islam, seperti organisasi keagamaan menunjukkan adanya
figur pemimpin yang memiliki kekuatan dalam menjalankan kepemimpinannya.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah sebab yang dihadapi adalah manusia
dengan subyektifitas masing-masing.
Alasan penulis dalam melakukan penelitian ini karena Dewan Masjid
Indonesia yang dipimpin oleh KH. DR. Tarmizi Taher ini banyak berkecimpung
dalam kegiatan-kegiatan untuk memakmurkan masjid dan untuk memaparkan
tentang sosok KH. DR. Tarmizi Taher dalam memimpin dan mengembangkan
DMI.
Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Adapun subjek penelitian ini
terdapat pada Dewan Masjid Indonesia ( DMI ), sedangkan objek penelitiannya
adalah kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher pada DMI. Penelitian ini
dilakukian dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara,
dokumentasi dan study kepustakaan yang kemudian akan dianalisis dengan cara
deskriptif interpretative yaitu memaparkan atau menggambarkan seluruh masalah
dengan hasil penelitian apa adanya.
Dari hasil penelitian ini dalam kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher
selalu bersikap propesional dan kekeluargaan. Dalam hal kepemimpinan KH. DR.
Tarmizi Taher memiliki tipe kepemimpinan demokratis serta tegas dalam setiap
pengambilan kebijakan. Fungsi kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher dalam hal
pengembangan DMI adalah dengan cara memandu, menuntun, membimbing serta
membangun kerja bawahan dengan cara memberikan motivasi kerja, memberikan
pengawasan kerja demi tercapainya tujuan DMI. Gaya kepemimpinan KH. DR.
Tarmizi Taher adalah gaya kepemimpinan dengan orintasi Karyawan ( employee
oriented ) dilakukan dengan cara membangun kebersamaan, mengerjakan semua
dengan tanggung jawab serta saling bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita
DMI. Kepemimpinan KH. DR. Tarmizi Taher sudah dapat dikatakan efektif.
Dalam mengembangkan DMI KH. DR. tarmizi Taher menekankan kepada pola
Idaroh ( manajemen ), Imaroh ( pengelolaan program ) dan Riayah ( pengelolaan
fisik ).
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji dan syukur yang tulus, penulis panjatkan kepada Allah SWT.
Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis susun dan
selesaikan dengan penuh kerja keras, sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana
S1.
Shalwat dan salam selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,
karena berkat jasa beliaulah kita bisa membedakan yang hak dan yang bathil,
sehingga kita selalu berada dijalan Allah SWT.
Selesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itulah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang tuaku tercinta yang begitu tulus mencintai dan menyayangi, Kakak
dan adik-adikku tersayang, yang tiada hentinya memberikan motivasi baik
moril ataupun materil yang tidak terhingga selama penulis menuntut ilmu.
2. Bapak DR. Arif Subhan. M.A sebagai dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi
3. Bapak. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA sebagai ketua Jurusan
Manajemen Dakwah yang telah banyak memberikan inspirasi kepada
penulis.
4. Bapak. Drs. Cecep Castrawijaya. MA sebagai Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu dan memberikan bimbingan dan pengarahan yang
amat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
Penulis hanya bisa berdoa semoga kebaikan bapak, ibu, sahabat dan
teman-teman menjadi amal sholeh, semoga mendapat balasan yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Amin.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, mudah-mudahan tulisan ini,
menambah perbendaharaan Kahazanah intelektual para pembaca.
Jakarta,
Penulis
iii
2010
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................
D. Metodologi Penelitian.........................................................
E. Tinjauan Pustaka.................................................................
LANDASAN TEORI
A. Pengertian, Hakekat dan Efektifitas Kepemimpinan............ 10
1. Pengertian Kepemimpinan ............................................ 10
2. Hakekat Kepemimpinan................................................ 12
3. Efektifitas Kepemimpinan............................................ 14
B. Fungsi, Tipe dan Gaya Kepemimpinan ............................... 17
1. Fungsi Kepemimpinan .................................................. 17
2. Tipe Kepemimpinan...................................................... 18
iv
3. Gaya Kepemimpinan..................................................... 25
C. Organisasi.. 26
1. Pengertian Organisasi.. 26
D. Masjid ................................................................................ 28
1. Pengertian Masjid ......................................................... 28
2. Peran dan Fungsi Masjid ............................................... 30
E. Organisasi Masjid.. 34
BAB III
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 97
B. Saran .................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali figur seorang pemimpin, baik sebagai
pemimpin negara, pemimpin perusahaan bisnis, pemimpin dalam sebuah
organisasi sosial atau pmimpin organisasi lainnya yang eksis ditengah-tengah
masyarakat. Karakteristik dan modal kepemimpinan pada tiap-tiap organisasi
tersebut dipengaruhi oleh situasi dan tujuan yang berbeda, misalnya seorang
pemimpin negara merupakan pemimpin nasional yang tugasnya memimpin
rakyat, seorang pemimpin perusahaan menjalankan kepemimpinannya kepada
karyawan untuk memajukan perusahaan, seorang pemimpin agama membimbing
ummatnya untuk beribadah kepada tuhan dan sebagainya. Jadi, pribadi seorang
pemimpin dalam situasi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda pula dan
tentu saja memiliki gaya kepemimpinan dan karakter yang berbeda pula.
Kepemimpinan dalam Islam, seperti organisasi keagamaan menunujukkan
adanya figur pemimpin yang memiliki kekuatan kharisma yang tinggi dalam
menjalankan kepemimpinannya.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah sebab yang dihadapi adalah
manusia dengan subyektifitas masing-masing. Oleh karena itu seorang pemimpin
hendaknya memiliki sifat, ciri atau nilai-nilai pribadi dalam dirinya antara lain :
1. Berpandangan jauh kemasa depan
2. Bersikap dan bertindak bijaksana
3. Berpengetahuan luas
demikian
penulis
memilih
judul
skaripsi
ini
adalah
KE-2 H, 7
Ranoh Ayub, kepemimpinan kharismatik, ( Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 1999 ), CET
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian di atas diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat antara lain :
a. Manfaat Teoritis
1) Memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya civitas
akademika Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk terus
mengadakan penelitian lebih mendalam tentang kepemimpinan
pada lembaga-lembaga dakwah.
2) Memberikan kontribusi Khazanah ilmu pengetahuan kepada
fakultas, jurusan serta mahasisiwa tentang pola kepemimpinan
dakwah
b. Segi Praktis
1) Dapat dijadikan model dan panduan kepemimpinan dakwah
2) Sebagai informasi mengenai aktifitas DMI serta gambaran metode
kepemimpinan yang cocok untuk menghadapi berbagai macam
tantangan dakwah.
3) Untuk
memperkaya
pengetahuan
tentang
model-model
pimpinan
pusat,
sedangkan
objek
penelitian
ini
adalah
kepemimpinan ketua umum DR. KH. Tarmizi Taher pada pimpinan pusat
Dewan Masjid Indonesia.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Adalah suatu cara yang dapat dihasilkan untuk memperoleh suatu
kebenaran yang diambil dari data yang kita miliki yang bisa dipandang
secara ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh secara
keseluruhan. Data yang diambil adalah data primer yaitu data yang
diperoleh dengan wawancara langsung dengan narasumber. Adapun
tekhnik pengumpulan data tersebut sebagai berikut :
a. Wawancara
Yaitu alat suatu pengumpulan data dengan bertemu langsung dengan
pengurus DMI pusat dan diberikan pertanyaan langsung oleh penulis
tentang kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher dan seluk beluk DMI.
3
Winarno S, pengantar penelitian ilmiah dasar, metode dan tekhnik (Bandung : Tarsito,
1989 ) Hal. 138
artikel
serta
dokumen-dokumen
penting
yang
KH.
Tarmizi
Taher,
disertai
kegiatan-kegiatan
dalam
Menganalisa
peran DMI untuk meningkatkan masjid sebagai pusat kegiatan tabligh sehingga
dapat menciptakan generasi yang handal dalam menyampaikan ajaran-ajaran
Islam, peduli dan selalu bertakwa kepada Allah SWT.
Sedangkan skripsi penulis yangberjudul Kepemimpinan Ketua Umum
DR. KH. Tarmizi Taher pada Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, sepanjang
pengamatan penulis karya Ahmad Syafiq lebih terfokus pada peran DMI cabang
DKI jakarta dalam hal tabligh, sedangkan penulis lebih membahas tentang
bagaimana seorang DR. KH. Tarmizi Taher dalam memimpin Dewan Masjid
Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan dalam menguraikan dan mengananlisa yang
akan dibahas dan sekaligus agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya,
maka penulis mensistematisasikan pembahasan yang akan ditulis kedalam babbab sebagai berikut :
BAB I
tentang
latar
belakang
keluarga,
latar
belakang
pendidikan, karir DR. KH. Tarmizi Taher, perjalanan dakwah DR. KH.
Tarmizi Taher, dan karya-karya Tarmizi Taher. Juga menjelaskan
tentang sejarah berdirinya DMI, Latar belakang DMI, maksud dan
tujuan didirikan, visi dan misi DMI, struktur pengurus DMI serta
program kerja DMI.
BAB IV : ANALISIS KEPEMIMPINAN DR. KH. TARMIZI TAHER PADA
DEWAN MASJID INDONESIA. Yang berisi tentang Kepemimpinan
DR. KH. Tarmizi Taher pada Dewan Masjid Indonesia, Respon
pengurus terhadap Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher pada
pimpinan pusat Dewan Masjid Indonesia
BAB V : PENUTUP, yang terdiri dari dua sub yaitu kesimpulan dan saran.
Tekhnik penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku
petunjuk pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Mengingat lebih mudah mengaplikasikannya dalam penulisan skripsi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian kepemimpinan, Hakekat Kepemimpinan dan efektifitas
kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang
berarti membimbing atau dituntun.4 Kepeemimpinan mendapat awalan ke dan
sisipan em serta akhiran anmenurut tata bahasanya awalan ke dan ke-an
berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti menjadi
atau peristiwa. Sedangkan sisipan em pada kata pemimpin berfungsi
membentuk kata baru yang artinya tidak berbeda dengan kata dasarnya. Arti
sisipan em disini mengandung sifat. Jika pemimpin bnerasal dari kata pimpin
yang mendapat awalan pe yang mempunyai arti orang yang melakukan . jadi,
pemimpin adalah orang yang memimpin.5
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership. Kepemimpinan
berbeda dengan pimpinan, pimpinan adalah orang yang tugasnya memimpin,
sedangkan kepemimpinan adalah bakat atau sifat yang seharusnya dimiliki setiap
pemimpin.6
Leadership asal katanya adalah Lead, sedang lead berasal dari kata Lithan
yang berarti pergi. To lead berarti to guide, to direct in action atau membimbing,
WJS, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1982
), Cet. Ke-4 h. 754
5
Abdullah Ambari, Inti Sari Tata Bahasa Indonesia, ( Bandung: Dajtmika, t.t ), h. 70-72
6
Alex S. Nitisemito, ManajemenSuatu Dasar dan Pengantar, ( jakarta : Ghalia Indonesia,
1989 ) Cet, ke-3 h, 140
10
11
adalah
hubungan
dimana
seseorang
atau
pemimpin
12
tujan tertentu. Konsep ini lalu diperluas lagi bahwa yang dimaksud dengan
keinginan untuk bekerja disini adalah keinginan bekerja yang disertai dengan
penuh semangat dan kepercayaan.12
Dari
beragam
pendapat
diatas
penulis
menyimpulkan
bahwa
kepemimpinan adalah sebuah sifat pemimpin dalam proses mempengaruhi orangorang atau bawahan dalam rangka untuk mencapai sebuah tujuan yang telah
ditentukan.
2. Hakekat Kepemimpinan
Yang
dimaksud
hakekat
kepemimpinan
adalah
kepengikutan
12
Wahjosumidjo, Kiat Kepemimpinan Dalam Teori dan Praktek, ( Jakarta : PT. Harapan
Masa PGRI, 1994 ), cet ke1 h. 23
13
Harold Koonz, manajemen Jilid 2, ( Jakarta : penerbit erlangga, 1990 ), cet ke-4 h. 147
14
Ibid, h. 23
13
dalam
teori
dan
praktek
menjelaskan
bahwa
hakekat
15
Ibid, h. 22
Uber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen, ( Bandung : CV. Manda
Maju, 2002) cet ke-2 h. 302
17
Panji Anoraga, Psikologi Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), cet ke-2 h. 4
18
ibid
16
14
kata
lain
penulis
dapat
menyimpulkan
bahwa
hakikat
15
Efektifitas seorang
19
Yayat M Harujito, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta : PT. Gramedia, 2004 ) cet ke-2
16
Inisiatif
atau
kemampuan
untuk
bertindak,
tidak
tergantung,
kemampuan
seorang
pemimpin
dapat
menyesuaikan
gaya
yaitu
dapat
mendelegasikan
wewenag
secara
efektif
dengan
17
kepemimpinan
adalah
suatu
posisi
dimana
seorang
pemimpin
20
1998
21
Kartono Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada,
Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1992
18
Seorang pemimpin bertugas menanggapi situasi yang terjadi ditengah tengah masyarakat atau kelompoknya . sesorang pemimpin harus mengetahui
masalah masalah yang terjadi di masyarakat dan harus mengetaui keinginan
keinginan masyarakat.
Agar satu kelompok dapat dipimpin secara efektif, seoarang pemimpin
paling sedikit harus menjalankan dua fungsi utama yaitu :
a. Fungsi Pemacahan Sosial ( problem solving function ) fungsi ini
berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yaitu memberikan jalan
keluar, pendapat dan informasi terhadap masalah yang dihadapi
kelompok.
b. Fungsi Sosial, fungsi ini berhubungan dengan kehidupan kelompok,
yaitu memberikan dorongan kepada anggota kelompok untuk mencapai
tujuan dan menciptakan suasana bagi kelompoknya.
Dari beberapa definisi diatas penulis mencoba menyimpulkan bahwa
fungsi kepemimpinan adalah seorang pemimpin yang memfungsikan poisinya
sebagai orang yang memimpin yang menjadi Penggerak utama dalam
keberlangsungan sebuah organisasi.
2. Tipe Kepemimpinan
Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan adalah suatu bentuk atau pola
seseorang dalam memimpin. Segala bentuk yang dilakukan seorang pemimpin
dapat dijadikan pola untuk mencocokkan tipe apa yang dipakai seorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya.
19
manusia.
b. Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire ( free reign )
22
h. 168
23
Basu Swastha, Azas-Azas Manajemen Modern, ( Yogyakarta : Liberty, 1985 ). Cet ke-1
http://id.shvoong.com/business-management/management/2152411-tipe-tipekepemimpinan/
20
24
Op cit , h. 169
21
keempatan
kepada
bawahannya
untuk
mengambil keputusan
d) Jarang
memberikan
kesempatan
kepada
bawahan
untuk
25
22
23
disebabkan
karena
tipe
kepemimpinan
ini
selalu
mendahulukan
2003
24
dan
memiliki
kemampuan
mewujudkan
kerjasama
yang
25
stayle
dapat
diartikan
dengan
gaya
kepemimpinan.
27
26
27
5. Perpaduan
secara
sistematis
dariada
bagian-bagian
yang
saling
menyusun
dan
membentuk
hubungan
sehingga
32
Fadli Ahmad HS. Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta: MANHALUN NASYI-IN PRESS ,
2008) Cet ke-4 Hal : 1-3
28
29
33
Siswanto, Ir, Panduan Praktis Organisasi Masjid, ( Jakarta : Pustaka Al-Kautsar 2005 ),
cet ke 1, hal. 23
34
M. HR. Songge, Pesan Risalah Msyarakat Madani, ( Jakarta : PT. Mediacita, 2001 ) Hal.
12-13
35
Hasbi Ash Shidiqi TM Prof, Koleksi Hadis-Hadis Hukum, ( Bandung : PT. al-Maarif, 1979
) Jilid 2 cet ke-3
30
muslim telah sampai pada waktu shalat maka shalatlah dimana ia berada atau
mendapatinya.36
Dalam pengertian sehari-hari masjid merupakan bangunan tempat suci
kaum muslimin. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan
patuh, maka hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang
mengandung kepatuhan kepada Allah SWT semata. Didalam Al-Quran
ditegaskan :
Artinya : Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah karena itu
janganlah menyembah selain Allah sesuatu apa pun ( QS. Al-Jin : 18 )
Dari beberapa pendapat diatas penulis berkesimpulan bahwa masjid
disamping tempat mendirikan shalat, juga mempunyai peran ganda dalam
pengembangan dakwah Islam dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
2. Peran dan Fungsai Masjid
Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai
tempat ibadah dan pembinaan ummat, maka ada sisi aktivitas yang harus
dikembangkan, tegasnya semua anggota masyarakat yang menjadi jamaah masjid
harus mendapat pembinaan dari masjid sehingga meningkatkan ketakwaan kepada
Allah SWT.37
Apabila masjid dituntut berfungsi membina ummat, tentu sarana yang
dimilikinya harus tepat, menyenangkan dan menarik semua ummat baik dewasa,
36
37
Sayid Syabiq, Fiqhus-sunnah, ( Beirut : Dar al-fik, 1981 ), jilid 1, cet ke 3, hal-209
Ahmad Yani, Menuju Masjid Idel, ( LP2SI : Haramain, 2001 ), cet ke1, hal-19
31
anak-anak, tua, muda, laki-laki, perempuan, yang terpelajar maupun yang tidak
terpelajar, sehat atau sakit serta kaya atau miskin.38
Al-Quran menyatakan fungsi masjid antara lain dalam Firman Nya :
38
Quraisy Syihab, Wawasan Al-Quran, ( Bandung : Mizan, 2004), cet ke 15, hal-461
32
untuk memperoleh ridho Allah, maka fungsi masjid selain tempat untuk
shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran
islam.
b. Tempat Menuntut Ilmu
masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar, khususnya ilmu agama
yang merupakan fardhu Ain bagi ummat islam. Disamping itu juga ilmuilmu lainnya baik ilmu alam, social, keterampilan dan sebagainya.
c. Tempat Pembinaan Jamaah
dengan adanya ummat islam disekitarnya, masjid perlu mengaktualkan
perannya dalam mengkoordinir mereka, baik untuk ibadah maupun
aktivitas lainnya dalam rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan
ummat. Selanjutnya, ummat yang tewrkoordinir secara rapi oleh pengurus
masjid ( dalam hal ini Takmir masjid / DKM / HJM ) dibina keimanan,
ketakwaan, ukhuwah dan dakwah islamiyah.
d. Pusat Dakwah dan Kebudayaan
masjid merupakan jantung kehidupan ummat islam, yang selalu berdenyut
untuk menyebar luaskan dakwah islamiyah dan budaya islami. Dimasjid
pula seharusnya direncanakan, diorganisir , dikaji, dilaksanakan atau
dikembangkan dakwah dan kebidayaan islam yang menyahuti kebutuhan
masyarakat.39
39
Ibid hal-27
33
e. Pusat Kaderisasi
sebagai tempat Pembina jamaah dan kepemimpinan ummat, masjid
memerlukan
aktivitas
yang
berjuang
menegakkan
islam
secara
Hal.50-51
Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, ( Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002 ), Cet ke-1
34
41
35
42
Ibid. Hal. 3
36
Saat ini perlu dihadirkan organisasi Masjid yang mampu menyatukan Masjid,
jamaah dan imamah dalam suatu komunitas muslim. Konsep ini menekankan
bukan hanya Masjid sebagai tempat aktivitas ibadah, tetapi juga umat Islam
sebagai subyek sekaligus obyek dari aktivitas tersebut. Umat Islam di sekitar
suatu Masjid membentuk satu kesatuan jamaah, dan dibimbing oleh imamah
Pengurus Tamir Masjid. Karakter yang ingin dikembangkan adalah demokratis,
egaliter dan penuh partisipasi dengan dilandasi nilai-nilai Islam.
http://www.immasjid.com/?pilih=lihat&id=1162
37
38
BAB III
PROFIL DR. KH TARMIZI TAHER
DAN GAMBARAN UMUM DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI )
A. Profil DR. KH Tarmizi Taher
1. Latar Belakang Keluarga.
Nama lengkap Tarmizi Thaher adalah Tarmizi Thaher. Beliau dilahirkan
di Padang, Sumatera Barat pada 7 Oktober 1936. Beliau lahir dari pasangan
Taher Marah Sutan dengan isteri keduanya Djawanis, istri pertama Thaher
Marah Sutan wafat, saat menikah dengannya. Dengan isteri pertamanya, Thaher
Marah sutan tidak memiliki anak. Saat Tarmizi Thaher dilahirkan, Thaher marah
Sutan berusia 55 tahun, sementara Djawarnis masih berusia 20 tahun.44
Thaher Marah Sutan
berintelektual tinggi. Maka tak mengherankan kalau saat ini Tarmizi Thaher
menjadi seorang dai yang sukses dalam berdakwah untuk membawa ummat
manusia di era modern ini agar ( ummat islam ) menjadi cerdas.
Intelektual asal minang ini sejak kecil hidup dalam keluarga bahagia
karena mempunyai orang tua yang terdidik dan berada. Karena itu, Tarmizi
Thaher dilahirkan tidak dirumah dan juga tidak oleh dukun beranak, tetapi
dirumah sakit ibu dan anak ( IDA ). Yang sekarang menjadi rumah sakit tentara di
kota padang, Sumatera Barat. Ini sesuatu yang masih jarang terjadi dimasa
penjajahan, sebab orang tua Tarmizi Thaher adalah orang pribumi. 45
44
45
39
Tarmizi Thaher memiliki seorang istri dan empat orang anak. Tiga
diantaranya laki-laki, sedangkan yang kedua adalah perempuan. Keempat anaknya
telah menikah dan meiliki putra putri ( cucu Tarmizi Thaher ).
Istri Tarmizi Thaher bernama Hj. Djoesma Tarmizi Thaher, lahir di
Padang 13 Juli 1940. Anak pertamanya bernama Dipl. Ing. H. Afghan lulusan
Braubschweigh Jerman. Adiknya bernama Ir. H. Sakina, M. Sc, alumni IPB yang
merupakan salah satu staf UNDP. Putra ketiga Tarmizi Thaher bernama Dipl. Ing.
H. Halbana, M. Sc, yang juga keluaran Achen Jerman. Sedangkan putera
keempatnya bernama H. Digantoro, SE. dari lulusan UI. Menantu pertama
Tarmizi Thaher bernama Hj. Ilona. Menantu keduanya bernama dr. H. Eka .S
Utama, dengan anaknya Dina Rahmatika dan Nabila Farakhika. Sedangkan
menantu ketiganya bernama Dr. Hj. Shanti Budhiasih dengan putranya Moh.
Ihsan. Dan menantu terakhir Dr. Hj. Ratri Ainulfa, yang memiliki anak Moh.
Faruqi dan Nasfah Aisyah Rahmah.46
2. Latar Belakang Pendidikan
Tarmizi Thaher merupakan orang yang sukses dalam mengarungi
kehidupan. Sejak kecil, Tarmizi Thaher dididik kedua orang tuanya untuk menjadi
orang yang berjiwa nasionalis dan siap membangaun bangsa, hal ini terlihat dari
dunia pendidikan yang beliau tempuh. Tarmizi Taher menempuh SD dari tahun
1943 sampai 1949.
46
40
47
41
42
yang
tekun
mempelajari
agama.
Betapa
tidak,
ayahnya
43
44
45
keaktifannya
dibidang
akademik,
kemiliteran,
penyuluhan
46
47
49
48
49
50
50
51
51
Ketetapan hasil mukatamar Dewan Masjid Indonesia masa bakti 2006-2011. Hal. 5
52
Kolonel.H.Soekarsono
53
pola
Idarah
(Manajemen),
Imarah
(Pengelolaan
54
55
56
Wakil Ketua
Wakil Ketua
Anggota
Wakil Ketua
Wakil
Anggota
52
57
Ketua
Ketua
Ketua
: H. Ramlan Mardjoned
Ketua
: Ali Yacub, Ls
Ketua
Sekretaris Jenderal
: H. Nurul Badruttamam, MA
: Drs. H. Muchtar HP
Bendahara Umum
Bendahara
: Drs. H. Muhsin, MK
Sekretaris
: Danang Suwignyo
Anggota
Sekretaris
Anggota
58
Sekretaris
Anggota
: H. Sutito, SH. MH
Sekretaris
Anggota
Sekretaris
Anggota
59
: H. Daud Poliradja
Sekretaris
Anggota
Sekretaris
Anggota
: Dra. Hj. Siti Fatimah, AM.SH, Dr. Hj. Masyitoh Khusain, Dr. Hj.
Maisaroh Ali, Dr. Hj. Isnati Rais, Hj. Suryati Uwes, Dra. Hj. Siti
Maryani, Dra. Hj. Kamsinah , Ny. Mahyuni , Dra. Hj. Yetty
Sumiati, Hj. Sukarni Rachman, Hj. Deliana Abdul Hamid
Sekretaris
Anggota
Sekretaris
60
Anggota
: Ir. H. Muma Dias, Ir. Teuku Mulya, ST, MT, Drs. M. Subur, SH,
Msc, Drs. Dedy Suharto, Ak, Taufiqurrahman, Edi Ryanto
Praitno, H. Hussen Gani Maricar , Rudhy Suharto, Ir. Listiyarko
Winoto, ST, Msi, Drs. M. Arief Ishak, Ir. Ivan, Drs. Bahruddin
Achmad
Sekretaris
: H. Ahmad Djunaedi
Anggota
Sekretaris
: H. Jaja Djamaluddin
Anggota
Sekretaris
Anggota
61
62
63
pemuda
dan
remaja
dapat
memakmurkan
Masjid.
Mengupayakan
berdirinya
Poliklinik
dan
Rurnah
Sakit
di
lingkungan Masjid.
b). Mengupayakan terpeliharanya lingkungan Masjid yang nyaman, bersih,
asri, hijau dan indah.
64
c). Mendorong terciptanya kebiasaan hidup yang sehat Jasmani dan Rohani
maupun sehat lingkungan di Masjid dan masayarakat.
d). Membantu Pemerintah untuk memberantas dan memerangi penyakit
masyarakat seperti; judi, miras, narkoba, prostitusi dan lain-lain.
9. Bidang Jaringan dan Pusat Informasi Masjid, Membentuk Badan Otonom Pusat
Informasi Masjid yang antara lain melakukan:
a). Pendataan dan pemetaan Masjid & Jamaah
b). Konsultasi Pembangunan Masjid
c). Pengadaan Web Site Dewan Masjid Indonesia
10.Bidang Humas, Publikasi dan Perpustakaan
a). Meningkatkan upaya penyebarluasan fungsi dan peranan Dewan Masjid
Indonesia
b). Memberdayakan dan mengembangkan media massa milik Dewan Masjid
Indonesia
c). Melakukan sinergi dengan Badan Otonom Pusat Informasi Masjid
d). Membentuk Perpustakaan Masjid.
11.Bidang Sosial Kemanusiaan dan Pembinaan Mualaf
a). Melakukan langkah kongkrit untuk membantu korban Bencana Alam dan
korban PHK - di lingkungan jamaah Masjid dan masyarakat.
b). Melakukan langkah kongkrit untuk membantu dan membina kalangan
mualaf agar menjadi insan bertaqwa yang mandiri.
c). Membentuk badan khusus untuk menangani bidang sosial kemanusiaan
dan pembinaan muallaf.
12. Bidang Hubungan Luar Negeri
65
53
Ketetapan hasil muktamar Dewan Masjid Indonesia masa bakti 2006-2011. Hal, 62-72
Dr. H. Ahmad Sutarmaji. Visi, Misi dan langkah-langkah stragtegis.( Jakarta : Logos,
wacana ilmu dan pemikiran. 2002) hal 13
54
66
dan tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT dalam
wilayah Negara Republik Indonesia.
b. Terwujudnya profil Masjid sebagai pusat pembinaan mental spiritual dan
pusat pemberdayaan ummat Islam.
c. Terwujudnya organisasi sebagai good public institution melalui
peningkatan kinerja baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
maupun evaluasi program yang sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat setempat dan kebijakan pemerintah.
5. Sasaran Dewan Masjid Indonesia
a. Tercapainya peningkatan pengembangan kemakmuran Masjid dibidang
Ibadah, Pendidikan, Dakwah, Social, Keterampilandan Akhlakul Karimah.
b. Tersusunnya kepengurusan DMI yang terdiri dari unsur ulama,
cendikiawan, pengusaha dan pejabat serta tokoh masyarakat terutama di
lingkungan Masjid.
c. Tercapainya organisasi kemasjidan yang dapat mewujudkan tujuan
organisasisecara efektif dan efisien.
6. Sumber Kekayaan dan Keuangan Dewan Masjid Indonesia
Kekayaan DMI adalah seluruh asset dan inventaris kepengurusan disemua
tingkat organisasi. Kekayaan organisasi diperoleh dari :
a. Iuran dan sumbangan anggota organisasi
b. Zakat, infaq, shodaqoh, waqaf dan hibah ummat Islam
c. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat
d. Usaha-usaha lain yang sah dan halal.
Sehubungan dengan penjelasn-penjelasan diatas, maka keberhasilan
kepemimpinan dewan masjid Indonesia disemua tingkatan meski diupayakan
67
sedemikian rupa sehingga membawa citra DMI yang semakin baik ditengahtengah ummat dan bangsa. Pelaksanaan program DMI juga memerlukan
komitmen yang tinggi, kerja keras, dan tentu saja kerjasama antar pengurus
disemua tingkatan dengan semangat Jihad, Tajdid dan Ibadah kepada Allah
SWT.55
55
Ketetapan hasil muktamar Dewan Masjid Indonesia masa bakti 2006-2011. Hal, 10
BAB IV
ANALISIS KEPEMIMPINAN DR. KH. TARMIZI TAHER
PADA DEWAN MASJID INDONESIA ( DMI )
Kehadiran DMI menjadi tekad dan harapan yang dibangun untuk menjadi
organisasi kemasyrakatan dan wahana komunikasi pengelola Masjid seluruh
Indonesia yang melaksanakan gerakan dakwah, serta menjadikan Masjid sebagai
pusat kegiatan pembinaan Aqidah, Ibadah, Akhlak, Ukhuwah, Keilmuan,
keterampilan dan kesejahteraan ummat.
Ada tiga poin yang dijadikan DMI dalam membangun kemajuan ummat
Islam. Yakni pemberdayaan, pembinaan dan kekeluargaan. Poin itu diusahakan
DMI kedepan agar ummat Islam bisa meningkatkan keimanan selain kecerdasan.
Pemberdayaan, yaitu menjadikan Masjid sebagai subjek dan membangun
kemandirian Masjid dengan meningkatkan kualitas SDM pengurus Masjid.
Pembinaan, yaitu menjadikan Masjid sebagai tempat pembinaan kader ummat dan
kader bangsa dengan memfasilitasi berbagai aktifitas pendidikan dan dakwah serta
kegiatan
lainnya.
Kekeluargaan,
yaitu
semua
aktifitas
pembinaan
dan
56
Firman Syah, Dakwah Tarmizi Taher di Era Global, ( Jakarta : 2006 ), Hal. 61
68
69
kualitas
SDM
pengurus
masjid,
meningkatkan
70
agar
pengurus
dapat
memperoleh
pengetahuan
dan
masjid
sebagai
pusat
gerakan
Islam
dan
gerakan
57
71
Dalam langkah-langkah ini ada beberapa hal yang telah diterapkan oleh
DR. KH. Tarmizi Taher pada Dewan Masjid Indonesia anatara lain :
a.
72
73
Masjid
khususnya
Masjid
Raya/Agung
dengan
pengelolaan propesional
DR. KH. Tarmizi Taher melalui DMI menginginkan masjid dimasa depan
dapat mengelola dana untuk keentingan ummat. Masjid diera global dapat
difungsikan pada dakwah bil hal, bukan sekedar ceramah dimimbar.58
Untuk melaksankan langkah-langkah strategis itu dibentuklah pengurus
Dewan Masjid Indonesia baik dipusat maupun didaerah, dengan departemendepartemen yang secara operasional menangani program-program itu. Sedangkan
diwilayah, pelaksana operasional ditangani oleh biro-biro, dan bagi DMI daerah
58
Firman Syah, Dakwah Tarmizi Taher Diera Global, ( Jakarta, 2006 ). Hal. 65-66
74
bidang.59
B. Efektifitas Kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Thaher Pada Dewan Masjid
Indonesia
Efektifitas seorang pemimpin tidak ditentukan oleh gaya atau tipe
kepemimpinan yang digunakan, tetapi tergantung pada caranya menerapkan gaya
atau tipe kepemimpinan tersebut pada situasi yang dihadapkan.
Factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin diantaranya yaitu :
a. Keperibadian, pengalaman masa lampau dan harapan pemimpin
b. Harapan dan perilaku atasan
c. Kebutuhan tugas
d. Karakteristik, pengharapan dan perilaku bawahan
e. Iklim dan kebijaksanaan organisasi
f. Harapan dan perilaku rekan
Semua factor ini mempengaruhi pemimpin dalam melakukan
fungsi-fungsi kepemimpinannya.60
Dalam hubungannya dengan masalah efektifitas kepemimpinan penulis
menyusun 10 butir pertanyaan yang berkaitan dengan efektifitas kepemimpinan
DR. KH. Tamizi Taher pada DMI yang meliputi ; figure pimpinan DMI, kearifan
pimpinan DMI kadar kehangatan dan sikap keramah tamahan, sikap kesetaraan
terhadap bawahan, sikap memberikan motivasi, sikap memberikan usul dan saran
59
75
Tidak
diolah
Pengurus Dewan 30
15
10
Masjid Indonesia
( DMI )
76
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
Pimpinan
sangat arif
Setuju
90
Ragu
10
Tidak setuju
Jumlah
10
100
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
70
77
terhadap bawahannya
Ragu
30
Tidak setuju
Jumlah
10
100
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
60
kami bawahan
Ragu
40
Tidak setuju
Jumlah
10
100
78
sebanyak 6 orang responden ( 60% ), dan yang menjawab ragu sebanyak 4 orang
responden ( 60% ),dan yang sangat setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju
tidak ada ( 0% ).
Tabel 4.5
Sikap memberikan motivasi
Aspek Masalah
Alternative Jawaban
Frekuensi
Relative
Pimpinan
Setuju
80
20
Tidak setuju
Jumlah
10
100
memberikan
motivasi
kepada Ragu
bawahan
Alternative Jawaban
Frekuensi
Relative
Dalam
keputusan
90
79
mempertimbangkan
Ragu
10
10
100
Jumlah
Alternative Jawaban
Frekuensi
Relative
Pimpinan
berusaha
otoriter Setuju
didalam
segala Ragu
20
Tidak setuju
80
Jumlah
10
100
kebijakan
80
Alternative Jawaban
Frekuensi
Relative
Pimpinan
70
30
kebijakan
Tidak etuju
Jumlah
10
100
Alternative Jawaban
Frekuensi
Relative
Gagasan
bawahan
60
81
didukung
oleh Ragu
pimpinan
40
Tidak setuju
Jumlah
10
100
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
Sangat setuju
70
selalu
20
Tidak setuju
10
Jumlah
10
100
Komitmen
tinggi
dijunjung Ragu
82
4.4,4.7
80%
20%
Dalam hal ini kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher pada Pimpinan
Pusat DMI sudah berjalan efektif. Hal yang harus dilakukan adalah tentu saja
memahami jenis pekerjaan, memahami orang-orang yang bersamanya, memahami
tujuan yang ingin dicapai kepemimpinan itu, memahami kelemahan dirinya
sendiri, memahami kapan ia mendapat m,asukan, kritik dan lain sebagainya.
83
hubungannya
dengan
masalah
gaya
kepemimpinan,penulis
Pengurus
Jumlah angket
30
Kembali
15
Tidak
dapat Dapat
diolah
diolah
10
Dewan Masjid
Indonesia
(DMI )
Setelah mengadakan seleksi angket seperti tergambar dalam table diatas,
penulis mengolah data dan menggunakan tabulasi, sehingga frekuensi setiap
84
Pemimpin
Alternative
Frekuensi
jawaban
Relative
10
apakah
bawahan Ragu
60
bekerja
30
Sangat setuju
Jumlah
10
100
kemampuannya
tidak selalu
mengawasi bawahan dalam hal melaksanakan tugasnya. Hal ini terbukti dengan
adanya kebijakan yang memerintahkan bawahannya agar bekerja sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Yang menyatakan ragu ada 6 orang responden (60 %),
yang setuju 4 orang responden ( 40 % ), dan yang lainnya tidak ( 0 % ).
85
Tabel 4.14
Sikap berkonsultasi terhadap bawahan
Aspek masalah
Pimpinan
Alternative
Frekuensi
jawaban
Relative
80
dengan
20
program kerja
Jumlah
10
100
bawahan Ragu
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
Sangat setuju
10
100
agar
yang
10
100
Pimpinan
memenuhi
selalu Ragu
dan Tidak setuju
telah Jumlah
86
ditetapkan
Sumber : Hasil Analisa
Pada tabel 4.16 menjelaskan bahwa 10 orang responden ( 100 % )
menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa pimpinan DMI meminta bawahan
agar selalu memenuhi dan mengikuti standar yang telah ditetapkan. Hal ini
bertujuan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan keinginan dari
DMI tersebut.
Tabel 4.16
Sikap memberikan standar pekerjaan terhadap bawahan
Aspek masalah
Pimpinan
Frekuensi
Jawaban
Relative
Setuju
memberikan
standar
Alternative
tertentu Ragu
atas pekerjaan
30
Tidak setuju
70
Jumlah
10
100
87
Tabel 4.17
Sikap memikirkan kesejateraan bawahan
Aspek Masalah
Pimpinan
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
selalu
Setuju
40
memikirkan
Ragu
60
kesejahteraan
Tidak setuju
bawahan
Jumlah
10
100
Pimpinan
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
Setuju
10
50
pelaksanaan
Tidak setuju
40
10
100
memberikan
pekerjaan
tidak bagus
Jumlah
88
89
yang
diterapkan
adalah
dengan
mencoba
membangun
90
Tidak
diolah
Pengurus Dewan 30
15
10
Masjid Indonesia
( DMI )
Setelah mengadakan seleksi angket seperti tergambar dalam table diatas,
penulis mengolah data dan menggunakan tabulasi, sehingga frekuensi setiap
kemungkinan jawaban dapat diketahui. Frekuensi yang dinyatakan kedalam
frosentase sehingga diketahui kecendrungan setiap jawaban sesuai dengan
jawaban responden.
91
Alternative
Frekuensi Relative
50
50
Jumlah
10
100
Jawaban
Pimpinan
membuat
dan Setuju
mengumumkan
keputusannya
telling )
Ragu
( Tidak setuju
Alternative
Frekuensi Relative
Jawaban
Pimpinan DMI Sangat setuju
92
menjual
Setuju
keputusan
Ragu
40
Tidak setuju
60
Sangat
tidak 0
setuju
Jumlah
10
100
Alternative
Frekuensi Relative
80
20
Jawaban
Pimpinan
menyampaikan
ide
Setuju
dan Ragu
mengundang
Tidak setuju
pertanyaan
Jumlah
10
100
93
Pimpinan
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
memberikan
Setuju
10
keputusan
Ragu
60
30
boleh berubah )
Jumlah
10
100
94
Tabel 4.24
Memberikan solusi terhadap permasalahan
Aspek Masalah
Pimpinan
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
60
40
dan
10
100
menyampaikan
Setuju
saran
pemecahannya
Jumlah
atau solusi
Sumber : Hasil Analisa
Pada tabel 4.25 tergambar bahwa pimpina DMI menyampaikan problemproblem yang ada kepada bawahan dan merundingkan secara bersama untuk
mengetahui solusi atas pemasalahan yang ada. Responden yang menjawab setuju
ada 6 orang responden ( 60 % ), yang menjawab, yang ragu sebanyak 4 orang
responden ( 40 % ), dan sangat setuju,tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak
ada ( 0% ).
Tabel 4.25
Sikap membuat keputusan bersama
Aspek Masalah
Alternative
Frekuensi
Jawaban
Relative
Pimpinan
membatasi
Setuju
20
30
50
persoalan
dan Ragu
95
membuat
Jumlah
10
100
keputusan
bersama
Sumber : Hasil Analisa
Dari tabel 4.26 menjelaskan bahwa pimpinan DMI tidak membatasi
persoalan untuk membuat keputusan bersama tetapi lebih kepada menyerahkan
kepada bawahan untuk membuat keputusan secara bersama. Responden yang
menjawab setuju sebanyak 2 orang responden ( 20% ), yang menjawab ragu ada 3
orang responden ( 30 % ), yang menjawab tidak setuju sebanyak 5 orang
responden ( 50 % ) dan yang menjawab sangat setuju dan sangat tidak setuju tidak
ada ( 0% ).
Untuk dapat menentukan presentasi pada dua tipe kepemimpinan yang
dipakai oleh pimpinan DMI adalah dengan cara mengelompokkan tabel-tabel tipe
kepemimpinan otoriter tabel 4.22,4.24 dan 4.26 yang menjawab ragu pada tabel
4.22 sebanyak 4 orang responden ( 40 % ), tabel 4.24 sebanyak 6 orang responden
( 60 % ), dan tabel 4.26 sebanyak 3 orang responden ( 30 % ). Dan yang
menjawab tidak setuju pada tabel 4.22 sebanyak 6 orang responden ( 60 % ), tabel
4.24 sebanyak 6 orang responden ( 60 % ), dan tabel 4.26 sebanyak 5 orang
responden ( 50 % ).dan yang menjawab sangat tidak setuju pada tabel 4.22,4.24
dan 4.26 tidak ada ( 0 % ). Alternative jawaban pada tabel 4.22,4.24 dan 4.26
yang menjawab ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju berorientasi negatife
pada pengelompokan tipe kepemimpinan otoriter. Sedangkan jawaban pada tabel
4.26 yang menjawab setuju sebanyak 2 orang responden ( 20 % ).
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab terdahulu, akhirnya penulis dapat menarik
kessimpualan sebagai berikut :
1. Dalam memimpin DMI DR. KH. Tarmizi Taher menekankan kepada
pengembangan pola idaroh ( manajemen ), imaroh ( pengelolaan program),
dan Riayah ( pengelolaan fisik ), pengembangan pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam, Pembinaan pengurus dewan
masjid Indonesia dan pengkaderan pengurus bagi generasi muda,
Mengadakan pertemuan rutin antara Dewan Masjid Indonesia dengan
pengelola masjid dan Mengembangkan masjid-masjid percontohan
2. Dalam kepemimpinannya, DR. KH. Tarmizi Taher selalu bersikap
professional dan kekeluargaan. Beliau selalu terbuka terhadap pandapatpendapat dari bawahannya. Dalam hal kepemimpinan DR. KH. Tarmizi
Taher memiliki tipe kepemimpinan Demokratis. Walaupun terkadang
beliau bersikap tegas dalam keadaan tertentu, misalnya dalam hal
kebijakan. Dalam hal ini fungsi kepemimpinan DR. KH. Tarmizi Taher
dalam hal pengembangan DMI adalah dengan cara memandu, menuntun
serta membimbing bawahan kepada pencapaian tujuan dari misi DMI
tarsebut. Selain itu juga fungsi kepemimpinan beliau adalah membangun
kerja bawahan adalah dengan cara memberikan motivasi-motivasi kerja,
memberikan pengawasan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.
97
98