melihat keadaan jantung pasien dapat menggunakan EKG, pemeriksaan enzim yang berperan
seperti CK/CPK (Creatin Posfo Kinase), CKMB (Creatin kinase Label M dan B), Troponin I dan
T, bisa dibantu juga dengan melakukan Rontgen thorax AP. Untuk melihat keadaan fungsi hati
pasien dilakukan pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT. Dilakukan juga rontgen region genu
dextra untuk melihat keadaan lutut kanan dimana sesuai dengan keluhan tahanan tersebut
sulitberjalan. Apabila memang dari hasil pemeriksaan pasien memerlukan pengobatan terlebih
dahulu seperti yang telah dikatakan sebelumnya maka pasien berhak menjalankan pengobatan
kemudian sesuai dengan peraturan yang berlaku pasien kembali kedalam tahanan.
Kompetensi yang lebih tinggi kualitasnya harus dimiliki oleh seseorang yang akan
diinterogasi sebagai tersangka (competence to be interviewed, competence to be detained)
ataupun diperiksa di sidang pengadilan sebagai terdakwa (competence to stand trial). Perasaan
moral masyarakat menyatakan bahwa individu yang tidak dapat memahami sifat dan obyektif
persidangan yang melawannya, tidak mampu berkonsultasi dengan penasehat hukumnya dan
tidak mampu membantu persiapan pembelaan atas dirinya, dianggap tidak layak untuk diadili.
Fitness To Stand Trial adalah jenis penilaian oleh hakim apakah terdakwa layak atau tidak
untuk diadili. Penilaian ini dilakukan berdasarkan kompetensiterdakwa yang dilihat dari
kesehatan mentalnya yaitu dapat atau tidaknya memberikan pernyataan-pernyataan. Penilaian ini
dapat membantu proses peradilan dalam putusan apakah terdakwa dapat diadili atau tidak. Ada
tiga proses yang digunakan dalam penilaian:
1. Proses pertama, hakim akan menentukan apakah terdakwa perlu dikirim ke psikiater dengan
mendengar pernyataan dari pengacara terdakwa dan terdakwa.
2. Proses kedua, psikiater akan menilai terdakwa dengan melakukan wawancara dan
menyiapkan laporan hasil wawancara tentang kejiwaan terdakwa. Hal ini bisa dilakukan di
ruang sidang maupun rumah sakit jiwa.
3. Proses ketiga, keputusan hakim untuk menentukan apakah terdakwa layak untuk di adili atau
tidak dengan pertimbangan dari laporan psikater dan pengacara terdakwa.
Jika putusan hakim bahwa terdakwa tidak layak diadili ini berarti terdakwa tidak mampu
diadili oleh karena gangguan mental, yang berarti:
Terdakwa tidak mampu memahami bahwa ia berada di ruang sidang, dan siapa saja orang-
orang yang ada diruang sidang dan mengapa mereka ada disana, atau
Terdakwa tidak mampu memahami apa yang dituduhkan kepada ia, apa ia bersalah atau
tidak, apa yang terjadi jika ia mengaku bersalah dan apa yang terjadi jika ia memberitahu
Pada terdakwa yang mengalami gangguan mental mereka akan diberikan pilihan untuk dilakukan
perawatan atau pengobatan selama penilaian oleh hakim masih berlanjut. Jika terdakwa
melakukan tindakan pidana sebelum adanya gangguan mental maka terdakwa tetap akan diadili
sesuai kasusnya. Pada kasus yang didapat, tidak diketahui adanya gangguan mental sehingga
terdakwa masih dapat berkomunikasi dengan normal.
Daftar Pustaka
1. Ciccone JR. Competence to stand trial: efforts to clarify the concept and improve clinical
evaluations of criminal defendants. Current Opinion in Psychiatry 1999.
2. Peel M. Assesing fitness to detain in police custody. Nursing standard 2015 Nov; 30:439.