Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan
sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah
yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda,
sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu
mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah
Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa
memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah
tersebut.

Salah

satu

diantaranya,

penyelenggaraan

pembangunan

Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya


menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan
badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk
pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk
hidup lain.
Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah,
erosi

dan

sedimentasi,

serta

kekeringan.

Kerusakan

akibat

kegiatan

pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi


(landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened
mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban bersama berbagai
pihak baik pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat luas. Hal ini menjadi
lebih penting lagi mengingat Indonesia sebagai negara yang perkembangan
industrinya cukup tinggi dan saat ini dapat dikategorikan sebagai negara semi
industri (semi industrialized country).
Para pelaku industri kadang mengesampingkan pengelolaan lingkungan
yang menghasilkan berbagai jenis-jenis limbah dan sampah. Limbah bagi
lingkungan hidup sangatlah tidak baik untuk kesehatan maupun kelangsungan
kehidupan bagi masyarakat umum, limbah padat yang di hasilkan oleh industriindustri sangat merugikan bagi lingkungan umum jika limbah padat hasil dari
industri tersebut tidak diolah dengan baik untuk menjadikannya bermanfaat.
1

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari limbah padat?
2. Masalah apa sajah yang ditimbulkan dari limbah padat?
3. Bagaimana dampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan?
4. Bagaimana cara pengelolaan limbah padat?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengetian limbah padat.
2. Mengetahui masalah apa saja yang dapat ditimbulkan oleh limbah padat.
3. Mengetahui dampak limbah padat terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
4. Mengetahui metode pengelolaan limbah padat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Limbah
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau
sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga,
tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang
berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau
sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit

padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bias menjadikan


sampah ini menjadi benda ekonomis.
2. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,
lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah
padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada
umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan
perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat
umum.
Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik,
metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll.
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1)
Limbah padat yang mudah terbakar.
2)
Limbah padat yang sukar terbakar.
3)
Limbah padat yang mudah membusuk.
4)
Limbah yang dapat di daur ulang.
5)
Limbah radioaktif.
6)
Bongkaran bangunan.
7)
Lumpur.
Klasifikasi limbah padat menurut istilah teknis
1. GARBAGE,
Merupakan bahan organik yang mudah membusuk, mudah terurai oleh
mikroorganisme (biodegradable).
2. RUBBISH,
Merupakan bahan organik tidak mudah membusuk dan tidak mudah
terurai oleh mikroorganisme (non-biodegradablea).
Contoh : selulosa, kertas, plastik
3. ASHES /debu/abu,
Merupakan hasil pembakaran dan mudah terbawa angin
4. DEAD ANIMAL,
Memiliki sifat mudah membusuk dan bau yangsangat menusuk
5. STREET SWEEPING,
Contoh : daun, kertas, plastik
6. INDUSTRIAL WASTE,
Limbah-limbah yang berasal dari kegiatan industri
3

B. Karakteristik Limbah Padat


1. Sifat fisik limbah padat
a. Densitas
Daensitas adalah berat per unit volume diekspresikan sebagai g/m3
Densitas bervariasi karena besarnya variasi komponen limbah, adanya

pemadatan, laju dekomposis dan sebagainya


Densitas penting karena dibutuhkan untuk mengetahui total massa dan
volume libah yang harus ditangani.
Komponen
Limbah panga
Kertas
Plastik
Limbah kebun
Gelas
logam

Massa (kg)
4,3
19,6
0,82
6,5
3,4
1,95

Densitas (kg/m3)
288
81,7
64
104
194
320

Volume (m3)
0,0148
0,240
0,013
0,063
0,018
0,00609

b. Kelembaban
Kadar air adalah persentse berat air bahan
Kadar air dirumuskan sebagai berikut
c. Ukuran partikel dan distribusi
Ukuran partikel dan distribusi komponen limbah penting untuk
penanganan, terutama jika akan digunakan pemisahan cara mekanis

seperti dengan magnetic separators.


Contoh besi dengan ukuran besar akan berat jika dipisahkan dengan

magnetic belt atau drum system.


d. Kapasitas lapang
Adalah jumlah total kelembaban yang dapat ditahan dalam limbah
pada tekanan gravitasi.
Penting untuk menangani penumpukan limbah
Nilai kapasitas lapang limbah yang belum dipadatkan berkisar 50-60%.
e. Permiabilitas limbah
2. Sifat kimia limbah padat
Pengetahuan tentang komposisi imia limbah padat penting untuk membantu
evaluasi proses yang akan dilaksanakan. Jika limbah akan dibakar dapat
diketahui energinya sehingga dibutuhkan analisis titik pengabuan, analisis
unsur, analisis proksimat dan kandungan energi.
Analisis unsur penting untuk deerminasi nutrien yang tersedia.

Analisis proksimat
4

Meliputi 4 uji kehilangan kelembapan ketika dipanaskan pada 105C


selama 1 jam; bahan volatil; senyawa karbon; dan abu (berat residu
setelah pembakaran).

Tipe Limbah

Kelembaban

Volatilitas

Pangan campuran
kertas campuran
Plastik campuran
Limbah kebun
Gelas
Rumah tangga

70,0
10,2
0,2
60,0
2,0
21,0

21,4
75,9
95,8
30,0

52,0

Karbo
n
3,6
8,4
2,0
9,5
7,0

Abu
5,0
5,4
2,0
0,5
96-99
20,0

Titik pengabuan
Adalah suhu dimana abu dihasilkan dari pembakaran limbah padat
dengan suhu 1100 -1200C.

Analisi Unsur
Termasuk determinasi karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan
abu.
Hasil analisis ini digunakan untuk karakteristik komposisi bahan
organik limbah. Hal ini penting untuk menentukan nisbah C/N berkaitan
dengan dekomposisi biologis.
Tabel Data analisis unsur (% berdasar berat)
Tipe
Pangan
Kertas
Plastik
Kebun
Bahan
BAkar

C
73,0
43,3
60,0
46,0
44,7

H
11,5
5,8
7,2
6,0
6,2

O
14,8
44,3
22,8
38,0
38,4

N
0,4
0,3
3,4
0,7

S
0,1
0,2
0,3
<0,1

Abu
0,2
6,0
10,0
6,3
9,9

Kandungan Energi

Kandungan energi komponen limbah dpt dideterminasi menggunakan


boiler system, laboratory bomb calorimeter, atau dg menghitung
komposisi elemen.
Satuan unit menurut SI adalah kJ/kg.
Kandungan energi penting jika akan dilakukan proses pembakaran
limbah

Nutrien esensial
Jika kandungan organik limbah digunakan untuk konversi biologis spt
kompos, produksi metana atau etanol, maka analisa ini penting.
Nutrien utama yang paling penting adalah bentuk -nitrogen (sbg nitrat,
ammonium N), fosfor dan potassium

Permiabiliatas Limbah yang dimampatkan


Konduktivitas hidraulik pemampatan limbah adalah sifat fisik yang
penting karena dapat memindahkan gas dan cairan dalam landfill.
Permeabilitas juga tergantung pada sifat bahan spt ukuran porositas,
distribusi, luas permukaan dsb.

3. Sifat biologi limbah padat


Fraksi organik limbah (tdk termasuk karet dan kulit) dapat diklasfikasikan sbb:
a. Bahan larut air gula, pati, asam amino dan asam organik
b. Hemiselulosa, Selulosa
c. Lemak, minyak dan lilin ester dari alkohol dan asam lemak rantai
panjang
d. Lignin dan lignoselulosa
e. Protein rantai asam amino
C. Permaslahan yang Berkaitan dengan Limbah Padat
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak
ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam
lingkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti
a.
b.
c.
d.

Menimbulkan kesan tidak estetik/indah


Pembuangannya membutuhkan lahan yang luas
Dapat menjadi sarang/ tempat berkumpulnya penyakit/penyebab penyakit
Mencemari udara
Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang
ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan
6

methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan


merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk

dan pusing.
Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3),
methan (CH4), C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah
padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme.
Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan

organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.


e. Mencemari air
Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang
dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat
menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah
f. Adanya resiko kebakaran.
g. Menimbulkan bencana banjir.
h. Biaya pengolahan/penanganan cukup mahal.
D. Dampak Limbah Padat
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian
maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi
diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali
peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan
anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan

binatang

ternak

melalui

makanannya

yang

berupa

sisa

makanan/sampah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Sehingga mengandung virus-virus penyakit.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain
berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Selain mencemari air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak
orang-orang yang membuang limbah rumah tangga ke sungai, sehingga
pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir
dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat
meresahkan para penduduk.
3. Dapak Terhadap Sosial Ekonomi
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimanamana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat

kesehatan

masyarakat.

Hal

penting

di

sini

adalah

meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang


sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
E. Pengolahan Limbah Padat
8

Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah
padat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat
membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat

fisik

mempengaruhi

pilihan

tempat

pembuangan,

sarana

penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat


akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk
senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,
maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang
akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat
non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan
meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali
bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Proses Pengolahan Limbah Padat
1. Penyimpanan dan pengumpulan di tempat sumber
a. Tempat sampah

Konstruksi harus kuat & tidak mudah bocor.

Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan.

Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

b. Dipo

Dibangun dipermukaan tanah dengan tinggi sama dengan truk


sampah.

Memiliki 2 pintu.

Ada lubang ventilasi+kassa.

Ada kran air.


9

Tidak jadi sarang tikus dan lalat

Mudah dijangkau masyarakat

2. Pengangkutan
Bertujuan untuk memindahkan dan mengangkut limbah padat dari tempat
tertentu atau dari berbagai tempat ke tempat lain yang dikehendaki.
Metode-metode pengangkutan limbah padat:
a. Sistem Tenaga Manusia,
Paling sederhana, manual
Dapat digunakan untuk volume kecil
b. Sistem Mekanik
menggunakan mesin-mesin mekanik, spt Conveyor
umum digunakan untuk jarak pendek
dapat memuat volume yang besar
c. Sistem Air
Tenaga aliran air melalui saluran air
Sesuai untuk limbah yang mengapung dan melayang
d. Sistem Udara
Tenaga aliran udara melalui saluran khusus yang tertutup
cukup efektif untuk pengangkutan jarak dekat, ringan dan kecil
e. Sistem Otomotif - menggunakan kendaraan beroda/bermotor Fleksibel
f. Sistem Rel Kereta Api - menggunakan rel khusus
g. Sistem Pesawat Terbang
h. Sistem Kapal Laut
3. Pemusnahan
Penanganan limbah anorganik padat
a. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu
metode penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary
landfill.
Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan
ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan,
biasanya di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Metode ini
merupakan metode kuno yang sebenarnya tidak memberikan
banyak keuntungan. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama
dan kurnan penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan
yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar
ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar.
Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah
dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut,
10

dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan dan


kesehatan. Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode
open dumping menyebabkan dikembangkan metode penimbunan

sampah yang lebih balk, yaitu sanitary landfill.


Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang
dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah
perembesan limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan,
kemudian ditutupi dengan lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan
mencegah tersebarnya gas metan yang dapat mencemari udara dan
berkembangbiaknya

berbagai

agen

penyebab

penyakit.

Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem lapisan
ganda (plastik lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran
untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari
proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik.

Di sebagian besar negara maju, penimbunan sampah dengan


metode open dumping telah banyak digantikan oleh metode sanitary
landfill. Namun, di Indonesia, tempat penimbunan sampah yang
menggunakan metode sanitary landfill masih jauh lebih sedikit
jumlahnya dibandingkan dengan yang melakukan penimbunan terbuka
(open dumping).
Metode sanitary landfill terdiri dari :
1. Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam
galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan
11

untuk menutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan dan


diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di sebelah
parit yang telah penuh tersebut.
2. Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa,
atau lereng kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh
ditempat itu.
3. Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan
metode area. Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah
ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil
lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur hijau
(pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.
Kelemahan

utama

penanganan

sampah

dengan

cara

penimbunan adalah cara ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus


terproduksi sementara lahan untuk penimbunan akan semakin
berkurang. Sampah yang ditimbun sebagian besar sulit terdegradasi
sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk waktu yang
sangat lama. Selain itu, meskipun telah menggunakan sanitary landfill,
masih ada kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat
berbahaya dapat erembes dan mencemari tanah serta air. Gas metan
yang terbentuk dalam timbunan mungkin saja mengalami akumulasi
dan beresiko meledak.

b. Insenerasi
Insinerasi

adalah

pembakaran

sampah/Iimbah

padat

menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari


proses insinerasi adalah volume sampah berkurang sangat banyak
(bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan
panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
pemanas ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat
dapat dibakar dalaminsinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk
insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan
12

contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah
kaca, sampah makanan, dan baterai. Kelemahan utama metode
insinerasi adalaah biayanya yang mahal, selain itu insinerasi
menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara
serta abu /ashes pembakaran yang kemungkinan mengandung
senyawa yang berbahaya. Kelemahan utama metode insinerasi adalah
biaya operasi . yang mahal. Selain itu, insinerasi menghasiIkan asap
buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu ash
pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.
c. Penghancuran sampah (pulverisation)
Adalah proses pengolahan sampah anorganik padat dengan cara
menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan
alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi potonganpotongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang
cekung atau letaknya rendah.
d. Pengepresan sampah ( reduction mode)
Yaitu proses pengolahan sampah dengan cara mengepres sampah
tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan banyak
tempat.
Penangan Limbah organik padat
a. Pembuatan Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti
sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses
degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos berguna
untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang
diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos
dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
Pembuatan kompos merupakan saIah satu cara terbaik untuk
mengurangi timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok
diterapkan di Indonesia, karena cara pembuatannya relatif mudah dan
tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kompos dapat dijual
sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan
menjadi alternatif mata pencaharian.

13

Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan


cair. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan
kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah.
Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual di pasaran dan
dapat digunakan untuk membuat kompos adalah EM4 (Effective
Microorganism 4). EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme
yang

dapat

meningkatkan

degradasi

limbah/sampah

organik,

menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun


pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4
mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri,
di antaranya Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomyces
sp., dan Streptomyces sp., dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces
cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga
dengan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena
cacing tanah mampu menguraikan bahan organik. Kompos yang dibuat
dengan bantuan cacing tanah dikenal juga dengan sebutan kascing.
Cacing tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari spesies
Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus, Pheretima defingens, dan
Eisenia foetida. Cacing tanah akan menguraikan bahan-bahan kompos
yang sebelumnya sudah diuraikan oleh mikroorganisme. Keterlibatan
cacing

tanah

dan

mikroorganisme

dalam

pembuatan

kompos

menyebabkan pembentukan kompos menjadi lebih efektif dan cepat.


b. Biogas
Biogas dari kotoran sapi diperoleh dari dekomposisi anaerobik
dengan bantuan mikroorganisme. Pembuatan biogas dari kotoran sapi
harus dalam keadaan anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk
menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan
(yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah
yang disebut biogas.
Proses fermentasi untuk pembentukan biogas maksimal pada
suhu 30-55 C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu
merombak bahan bahan organik secara optimal.
c. Makanan ternak ( Hog Feeding )

14

Adalah pengolahan sampah organik menjadi makanan ternak. Agar


sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak harus dipilih
dan dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan sampah
yang

mengandung

logam

berat

atau

bahan-bahan

yang

membahayakan kesehatan ternak


d. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang
menjadi produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk
mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah menjadi
bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh beberapa jenis limbah
padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam (seperti
besi, baja, dan alumunium), plastik, dan karet.
Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang
jenisnya sama atau produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa
didaur ulang menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol
atau wadah bisa didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali
atau dicampur dengan aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan.
Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng alumunium
lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen
terftalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, seperti
baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil. Gelas dan peralatan
plastik

Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya


adalah:
Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan
mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu
bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi
pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai
untuk

membuat

bahan

bangunan

baru

semacam

bata.

Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang
bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap
15

jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya,


baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus
ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan
lebih murah untuk didaur ulang.
Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone
umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat
ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik
misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut
(emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat
dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun
tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan,
sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang
pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di
dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat
dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi
proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali.
Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh
lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling
efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat
didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan
logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain
sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan
bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai
bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis
jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas
yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas
akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal
16

ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya


dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam.
Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di
berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang
membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur
ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan
kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka
tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti
dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS
untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur
ulang.
Penangan limbah padat dengan prinsi Zero Waste Empat R ( 4 R =

replace, reduce, recycle dan reuse )


Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran

dengan menggunakan

barang-barang yang ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun


daripada plastik sebagai pembungkus, menggunakan MTBE daripada TEL
untuk anti knocking pada mesin, tidak menggunakan CFC sebagai pendingin

dan lain-lain.
Reduce yaitu

usaha

mengurangi

pencemaran

lingkungan

dengan

meminimalkan produksi sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri


yang besar dari pada banyak kantong plastik, membeli kemasan isi ulang
rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain daripada membeli botol
setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain dalam

kemasan besar daripada yang kecil-kecil.


Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur
ulang sampah melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang
biasanya dilakukan oleh pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang
bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus mendapatkan
keuntungan karena dengan memilah sampah yang bisa didaur ulang bisa
mendapat penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur ulang

menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dll.


Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya
17

sudah dibuang. Misalnya memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah,


memanfaatkan kain perca menjadi keset, memanfaatkan kemasan plastik
menjadi kantong belanja / tas dll

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur
atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal
dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan,
perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.
Permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah padat dimulai

dari

permasalah estetika sampai permasalah kesehatan atau penyakit, bedampak


negative pada masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu penanganan dan
pengendalian limbah padat harus dilakukan semksimal mungkin. Berbagai
macam metode penangnan sampah padat masih memiliki kekurangan yang
diakibatkan adanya efek sampingan dari pengolahan limbah padat itu sendiri
contohnya asap dari proses insenerasi, bau yang ditimbulkan dari metode
penimbunan limbah padat dan sebagainya.
B. Saran
Penangan limbah padat merupakan masalah yang tidak saja harus
ditangani oleh pemerintah tapi juga oleh masyarakat sebagai penghasil limbah
padat itu sendiri. Untuk itu kita harus :
1. Mampu meningkatkan kesadaran

terutama

mengenai

kesehatan

masyarakat dan lingkungan.


18

2. Memberikan pengetahun kepada masyarakat menganai dampak negatif


dari limbah padat.
3. Mulai menerapkan konsep 4 R dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengurangi limbah padat.
4. Pemerintah diharapkan membuat kebijakan dalam hal penanganan
limbah padat.

DAFTAR PUSTAKA
http://education.poztmo.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-makalah.html
http://www.docstoc.com/docs/20430450/I-PENDAHULUAN-A-Latar-BelakangLimbah-merupakan-benda-%28padat
http://witasharer.blogspot.com/2012/03/penaganan-limbah-padat-cair-dan-gas.html
http://biotani.baru-olah-limbah.blogspot.com/penanganan-limbah-padat.html
www.anneahira.com/penanggulangan-limbah-padat.htm
science-in-blog.blogspot.com/.../penanganan-limbah-padat-part-1.html
www.wikipedia.limbah.com
http://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/pengolahan-dan-penangananlimbah/
http://ans-olahlimbah.blogspot.com/2013/02/penanganan-limbah-padat.html

19

Anda mungkin juga menyukai