Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN BAKTERI NITRIFIKASI (Nitrosomonas sp.

)
TERHADAP PENURUNAN KADAR AMONIA PADA LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG
Wahyuni
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
wahwah191991@gmail.com
ABSTRACT
The result of measurement ammonia level in the hospital effluent is 3,8 mg/l. This
ammonia level still not qualified in the Central Java Regulation number 10 at
2004 and The Decree of The Minister of The Environment number 58 at 1995 that
is 0,1 mg/l. Ammonia can be treated by add Nitrosomonas sp. This Study is to
determine the effect of Nitrosomonas sp. on reducing ammonia level on the
hospital effluent. The study begin isolate bacteria from hospital effluent for get
pure culture of Nitrosomonas sp. Add 1,5 x 108 cell of Nitrosomonas sp. to 200 ml
hospital effluent and incubation for 2 days. Result of the study is p value 0,00001,
so added Nitrosomonas sp. give effect on reducing ammonia level in the hospital
effluent. Conclusion of the study is add Nitrosomonas sp. can reduce ammonia
level in the hospital effluent as much 28,786% (1,730 mg/l to 1,232 mg/l), but still
not qualified. So can continue with the study about add Nitrosomonas sp. on
longer retention time for acclimatization process.
Keywords

: Nitrosomonas sp., Ammonia, Effluent, Hospital

PENDAHULUAN
Amonia dalam air limbah (NH3)
dihasilkan

dari

proses

oksidasi

oksigen tersedia akan dioksidasi lagi


menjadi nitrat (NO3-).(1)

senyawa organik pada limbah cair.

Nitrogen dan amonia merupakan

Senyawa organik kompleks berupa

nutrisi, sehingga dalam kadar yang tinggi

protein mula-mula diubah menjadi

dapat mendorong pertumbuhan alga.

bentuk sederhana seperti asam amino.

Pertumbuhan alga yang berlebihan dapat

Asam amino yang merupakan hasil


dari

perombakan

protein

akan

dioksidasi menjadi nitrogen amonia


(NH3)

dan

senyawa

karboksil.

Senyawa (NH3) akan dioksidasi lagi


menjadi

nitrit

(NO2 ).

Apabila

menyebabkan eutrofikasi.(2) Eutrofikasi


dapat

menimbulkan

dampak

seperti

peningkatan konsentrasi kimia dalam


ekosistem , mempengaruhi kualitas air
dan

berisiko

terhadap

kehidupan manusia.(3)

hewan

dan

Dampak

terhadap

satunya dengan pemberian bakteri

kesehatan tergantung rute paparan, dosis

nitrifikasi untuk lebih menunjang

dan

proses

lama

amonia

paparan.

Paparan

pada

konsentrasi tinggi di udara menyebabkan


panas langsung pada mata, hidung,
tenggorokan dan saluran pernapasan serta
dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan
paru-paru atau kematian. Menghirup
pada konsentrasi lebih rendah dapat

nitrifikasi.

Nitrifikasi

Penggunaan

merupakan

proses

mikrobial yang mereduksi komponen


nitrogen (amonia) menjadi nitrit dan
nitrat.(5)

Nitrifikasi

berlangsung

melalui 2 tahapan reaksi, dimana pada

menyebabkan batuk, iritasi hidung dan

tahap pertama oksidasi amonium

tenggorokan.(4)

menjadi nitrat yang dilakukan oleh

Berdasarkan hasil pemeriksaan

mikroba

pengoksidasi

amonium

yang dilakukan Badan Lingkungan

(Nitrosomonas sp.) dan pada tahap

Hidup

kedua oksidasi nitrit oleh mikroba

Kota

Semarang

terhadap

kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi

pengoksidasi nitrit (Nitrobacter sp).


Penggunaan bakteri nitrifikasi

limbah cair RS. Banyumanik ada


beberapa parameter yang melebihi

sebagai

baku mutu sesuai Peraturan Daerah

dimanfaatkan

Propinsi Jawa Tengah Nomor 5

amonia sudah pernah dilakukan salah

Tahun 2012 dan Keputusan Menteri

satunya oleh Susanti dkk pada tahun

Lingkungan

2012

Hidup

Nomor

58/

mikroorganisme
untuk

dengan

yang

mengoksidasi

menganalisis

MENLH/ 12/ 1995 salah satunya

pendegradasian

adalah amonia dengan kadar 0,1

Nitrogen

mg/L. Kadar amonia dalam limbah

menggunakan bakteri yang diperoleh

cair

pada

dari beberapa sampel sedimen dasar

pemeriksaan 3 bulan terakhir sebesar

tambak budidaya udang windu di

5,9521 mg/L, 2,9615 mg/L dan

Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten

3,8002 mg/L sehingga melebihi baku

Lampung.

mutu.

diperoleh tiga isolat bakteri terbaik

RS.

Banyumanik

Total
(TAN)

Dari

hasil

Amonia
dengan

penelitian

alternatif

yang mampu menurunkan kandungan

pengolahan limbah cair rumah sakit

TAN sebesar 0,10; 0,06; dan 0,06

yang

mg/l pada hari ke 0 sampai ke 2.(6)

Maka

murah

diperlukan

dan

efisien.

Salah

Menurut
dkk

pada

penelitian
tahun

Widayat

2010,

untuk

rancangan penelitian Pretest Postest


with

Control

Group.

Tujuan

mengurangi amonia pada air baku

Penelitian yaitu meneliti pengaruh

PDAM-IPA Bojong Renged dengan

pemberian bakteri Nitrosomonas sp.

proses biofiltrasi menggunakan media

dalam menurunkan kadar amonia

plastik tipe sarang tawon dengan

pada

waktu retensi hidrolisis selama 2 jam

Banyumanik Semarang.

limbah

cair

Rumah

Sakit

dan suplai udara 20 l/menit mampu

Variabel penelitiannya meliputi

menurunkan amonia sebesar 65%

jumlah bakteri yang ditambahkan, ph,

(sekitar 0,8 mg/l menjadi 0,28 mg/l).

suhu, waktu kontak dan kadar amonia

Kemudiam

yang diperoleh dari hasil pengukuran

setelah

diidentifikasi

mikroorganisme yang terdapat di

dan pengamatan.

dalam reaktor biofilter adalah Basilus

Prosedur

penelitian

diawali

subtilis, Proteus sp., Nitrosomonas

dengan

sp., Nitrobacter sp., Escherichia coli

bahan

dan Clostridium sp. Bakteri Basilus

pemberat,

subtilis, Clostridium sp. dan Proteus

autoklaf, mikroskop, incubator, Oven,

sp. diidentifikasi sebagai pengurai

Lemari pendingin, Erlenmeyer, Pipet

senyawa organik, sedangkan pengurai

Tetes, Cawan Petri, Objek Glass,

amonia adalah Nitrosomonas sp. dan

Pengaduk, Corong, Ose, Penjepit

Nitrobacter sp.(7)

Tabung, Rak Tabung, Plastik Sampel,

Berdasarkan

terdiri

jurigen,

dan

dari

botol

kertas

label,

Pemanas Listrik, Gelas Erlenmeyer,

maka akan dilakukan suatu penelitian

Spektrofotometer, Tabung Nessler,

tentang pengaruh pemberian bakteri

Kertas ph, Thermometer dan ph

(Nitrosomonas

di

yang

alat

atas

nitrifikasi

uraian

mempersiapkan

sp.)

terhadap penurunan kadar amonia

meter.
Kemudian

pada limbah cair RS. Banyumanik

aquadest,

Semarang.

KH2PO4,

MATERI DAN METODE

CaCO3,

Jenis penelitian yang digunakan


adalah

True

Experiment

dengan

bahan

terdiri

dari

Fe-EDTA,

Fenol

red,

MgSO4.7H2O,
(NH4)2SO4,

NaCl,

CaCl2.2H2O,

Sampel limbah cair RS. Banyumanik,

Larutan H2SO4 pekat 1N, Larutan


Nessler.

Koloni bakteri yang tumbuh


pada Glucose Salts Media dipilih yang

Metode kerja dimulai dengan

koloninya

terpisah

kemudian

di

pembuatan Glucose Salts Media.(8)

inokulasikan pada media NA yang baru

Siapkan bahan 0,50 g (NH4)2SO4;

untuk mendapatkan kultur murninya.

Kultur

0,20 g KH2PO4, 0,04 g CaCl2.2H2O;

murni

bakteri

yang

0,04 g MgSO4.7H2O; 0,0005 g Fe-

diperoleh diinokulasikan pada 80 ml

EDTA dan 0,0001 g Fenol-red (pH

NaCl fisiologis sampai kekeruhannya

6,2 8,4). Semua bahan ditimbang

sama dengan standar mcfarland 0,5.

kemudian dilarutkan dalam 1000 ml

Kemudian sebanyak 5 ml suspensi

aquadest

pemasanan.

bakteri tersebut dituangkan pada 200

Selanjutnya disterilkan menggunakan

ml limbah cair kemudian diberi udara

autoklaf selama 15-20 menit, tekanan

menggunakan

2 atm dengan suhu 121C. Untuk

diinkubasi selama 2 hari.

dengan

aerator

selanjutnya

pembuatan media padat ditambahkan


HASIL DAN PEMBAHASAN

20 g baktoagar kedalam media.


Selanjutnya

isolasi

bakteri

Isolasi Bakteri
Berdasarkan

diatas

menginokulasikan

sampel

limbah

dalam

diketahui bahwa dari hasil isolasi

padat.

diperoleh bakteri Nitrosomonas sp.

Glucose

Salts

cair

RS.

Media

ml

tabel

dengan

Selankiutnya diinkubasi pada suhu

yang

memiliki

cirri-ciri

berupa

ruang 30C selama 2 hari.(9)

bakteri bacil lurus dan merupakan


bakteri gram negatif berwarna merah.

Tabel 1. Hasil Uji Kemurnian Bakteri Nitrosomonas sp.


Hasil Uji
J. G. Holt 1994
Uji Kemurnian
Mikrobia uji (Nitrosomonas
(Nitrosomonas sp.)
sp.)
Pengecatan gram
Warna merah gram negatif
Warna merah gram
negative
Pengecatan negatif
Bacil lurus
Bacil lurus atau
elips

Kadar Amonia

Kadar amonia (mg/l)

1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1

10 11 12 13 14 15 16

Sampel ke-

Gambar 1. Grafik Kadar Amonia Limbah Cair


Berdasarkan grafik diatas diketahui
hasil

kadar

amonia limbah

cair

Hal

ini

disebabkan

karena

bakteri Nitrosomonas sp. sudah tidak

sebelum dan sesudah ditambahkan

aktif

bakteri Nitrosomonas sp. pengukuran

pertumbuhan yang lambat. Penyebab

paling besar adalah pada sampel - 10

bakteri Nitrosomonas sp. mengalami

sebesar 50,867% (1,730 mg/l menjadi

pertumbuhan

0,850 mg/l) dan paling kecil adalah

ketersediaan amonia yang dioksidasi

pada sampel ke 12 sebesar 1,098%

dalam jumlah yang sedikit sebagai

(1,730 mg/l menjadi 1,711 mg/l).

energi

untuk

Penurunan kadar amonia tersebut

enzim

pembentukan

karena adanya proses oksidasi amonia

menurut Widiyanto isolat bakteri

oleh bakteri Nitrosomonas sp. Rata-

yang berasal dari media yang bersifat

rata penurunan kadar amonia sebesar

autotrof

28,786%
penurunan

serta

mengalami

lambat

karena

mensintesis

mempunyai

fase

sel.

enzimTetapi

kemampuan

(0,498

mg/l),

namun

mengoksidasi amonia lebih tinggi

kadar

amonia

belum

daripada yang berasal dari media

memenuhi standar baku mutu sesuai

heterotrof.(10)

Perda Jateng No. 10 Tahun 2004 dan

Susanti diperoleh tiga bakteri terbaik

Kep. Menteri Lingkungan Hidup No.

yang mampu menurunkan amonia

58 Tahun 1995 yaitu sebesar 0,1 mg/l

adalah bakteri autotrof.(6)

Seperti

penelitian

Faktor yang mempengaruhi nitrifikasi

Seharusnya waktu kontak lebih dari 2

Waktu Kontak

hari sesuai dengan penelitian badjoeri

Waktu kontak pada penelitian

yang memanfaatkan bakteri nitrifikasi

adalah selama 2 hari. Waktu kontak

pada

tersebut

menurunkan kadar amonia sebesar

optimum

pada

metode

tambak

udang

untuk

trickling filter sedangkan metode

0,877

mg/l menjadi 0,041

mg/l

pada penelitian ini adalah bioreaktor.

selama 10 hari.(11) Proses nitrifikasi

Proses nitrifikasi ditandai dengan

akan berlangsung setelah 6-10 hari

adanya perubahan pH dari 6 ke 7.

masa inkubasi BOD.

Suhu ( C)pH

26.4
21.4
16.4
11.4
6.4
1

10

11

12

13

14

15

16

Sampel

Gambar 2. Grafik Suhu Limbah Cair


Berdasarkan
diketahui

gambar

rata-rata

suhu

diatas

Suhu pada penelitian berada

sebelum

dibawah suhu optimum pertumbuhan

penambahan Nitrosomonas sp. adalah

bakteri

sebesar

menyebabkan

28C

penambahan

dan

sesudah

Nitrosomonas

sp.

nitrifikasi
laju

sehingga
pertumbuhan

menjadi lambat dan berakibat pada

sebesar 27C. Suhu tersebut bukan

waktu

merupakan

optimum

tersebut proses nitrifikasi berlangsung

pertumbuhan bakteri nitrifikasi. Suhu

walaupun pada waktu yang lebih

optimum

lama.(12)

suhu

pertumbuhan

adalah sesbesar 30C.(12)

nitrifikasi

kontaknya..

Pada

kondisi

Kadar pHpH

7.5
7
6.5
6
5.5
5
1

10

11

12 13

14

15

16

Sampel

Gambar 3. Grafik pH Limbah Cair


Berdasarkan

gambar

diatas

melambat sehingga dbutuhkan waktu

diketahui pH rata-rata sebelum dan

aklimatisasi bakteri Nitrosomonas sp.

sesudah

untuk beradaptasi yang lebih lama.(1)

penambahan

bakteri

Nitrosomonas sp. adalah sebesar 6


dan 7. Kenaikkan pH terjadi karena

SIMPULAN

adanya proses oksidasi amonia oleh

Rata-rata kadar amonia sebelum dan

Nitrosomonas

sesudah

sp.

Penelitian

sebelumnya menyatakan bahwa pH


optimum nitrifikasi berkisar 7-8.
Namun

penurunan

kadar

(13)

amonia

ditambahkan

Nitrosomonas

sp.

adalah

bakteri
sebesar

1,730 mg/l dan 1,232 mg/l. Rata-rata


prosentase

penurunan

sebesar

hanya mencapai 28,786%, hal ini

28,786%. Berdasarkan uji statistic

disebabkan karena kadar amonia yang

diperoleh p-value sebesar 0,00001

dioksidasi rendah padahal amonia

sehingga ada pengaruh penambahan

merupakan subtrat utama oksidasi

bakteri Nitrosomonas sp. terhadap

amonia.

perbedaan penurunan kadar amonia

Kondisi

pH

juga

mempengaruhi pertumbuhan bakteri,

limbah

cair

RS.

Banyumanik.

suhu optimum pertumbuhan bakteri

Kesimpulan

Nitrosomonas sp. adalah sebesar 7,5-

penambahan bakteri Nitrosomonas sp.

8,5, pH pada penelitian yang tidak

mampu menurunkan kadar amonia

optimum menyebabkan pertumbuhan

limbah cair RS. Banyumanik namun

penelitian

yaitu

masih belum memenuhi syarat baku


mutu.

4.

SARAN

Department of Health. The Fact

Penambahan bakteri Nitrosomonas

About Ammonia. New York.

sp.

2004

bisa

dijadikan

alternatif

pengolahan untuk mengurangi kadar

5.

US

Environmental

Protection
Nitrification.

amoni limbah cair rumah sakit. Perlu

Agency.

dilakukan

Washington DC. 2004.

penelitian

lebih

lanjut

dengan waktu kontak lebih lama

6.

Susanti, Eva, dkk. Penapisan

untuk proses nitrifikasi sekitar 10 hari

Bakteri

Pendegradasi

untuk proses aklimatisasi.

Amonia Nitrogen dari Sedimen


Tambak
Windu

DAFTAR PUSTAKA

Total

Tradisional
(Panaeus

Udang

monadon).

2014. Aquasains, 145-148.


1.

Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S.


Dasar-Dasar

7.

Mikrobiologi.

Herlambang,

Jakarta: UI Press, 1996.


2.

Wu,

Cei

Wastewater

Amonia
Ammonia

Ping.

Treatment

PDAM-IPA
dengan

Shanghai: China Project Center,

Penyisian

dalam

Upaya

Bojong
Proses

Menggunakan

2010.

Renged
Biofiltrasi

Media

Plastik

Tipe Sarang Tawon. 2010. BPP

Qiao, Xiang L., Chen, Qing X.,

Teknologi Bogor, Vol. 6(1):64-

Zhang, Zhen J. Comparative


Study

of

Nitrification

76.
8.

Performance of Immobilized Cell


Fluidized

Bed

Contact

Oxidation

Reactor

in

Reactor

Bacteria on a Glucose in a

Biofilm

Treating

Journal

Tehnology
83(1):84-90.

and

of

Continuous

High

Chemical

Biotecnology,

Pan, P. dan Umbreit, W. W.


Growth of Obligate Autotropic

and

Flow-Through

Apparatus. 1972. J. Bacteriol,

Strength Ammonia Wastewater.


2007.

Arie.

Meningkatkan Kualitas Air Baku

by

Immonilized Activated Sludge.

3.

Widayat, Wahyu, Suprihatin dan

Vol. 109:1149-1155.
9.

Lay, B. W. Analisis Mikrobia di


Laboraturium. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1994.

10. Widiyanto.
Nitrifikasi
untuk

Seleksi
dan

Bakteri

Denitrifikasi

Bioremediasi

Tambak

Udang. IPB, 2006, xv+121 pp.


11. Badjoeri,

Muhammad

Widiyanto,
Bakteri

dan

Penggunaan

Tri.

Nitrifikasi

untuk

Bioremediasi dan Pengaruhnya


teradap Konsentrasi Amonia dan
Nitrit di Tambak Udang. 2008.
Oseanologi dan Limnologi: 261278.
12. Jenie L, B. S. Dan Rahayu P,
Winiati.

Penanganan

Industri

Pangan.

Limbah

Yogyakarta:

Kanisius, 1990.
13. Jones, G. L. dan Paskins, A. R.
Influence

of

High

Partial

Pressure of Carbondioxide and/


or Oxygen on Nitrification. 1982.

Journal of Chemical Technology


and

Biotechnology,

32(1):213-223

Vol.

Anda mungkin juga menyukai