Anda di halaman 1dari 8

Nilai :

Penilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN

ACARA KE 2
Penggunaan Bumbu dan Rempah Sebagai Antimikroba

Nama Lengkap : Satya Jati Pratama


NIM : 201710101120
Kelas THP : C

PS. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
NOVEMBER 2021
PENDAHULUAN
Bahan pangan merupakan bahan penting yang dibutuhkan makhluk hidup akan tetapi,bahan
pangan juga dapat menjadi tempat bertumbuhnya mikroorganisme.Maka dari itu diperlukan
bahan lain guna untuk membunuh dan mencegah mikroorganisme tumbuh pada makan.Ada
banyak cara untuk menghambat dan membunuh mikroorganisme yang tumbuh pada bahan
pangan di antaranya adalah dengan acara alami yaitu dengan menggunakan rempah-rempah.
Rempah-rempah merupakan suatu bahan alami yang kaya akan manfaat salah satunya adalah
menjadi bahan antimikroba. Rempah yang mengandung senyawa fenolik dalam jumlah yang
tinggi dapat menurunkan oksidasi lemak dan bisa berguna untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme,serta dapat menaikan umur simpan pada bahan pangan. Banyak sekali rempah
rempah yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan pencegah mikroba diantaranya adalah bawang
putih.
Bawang putih atau Allium sativum merupakan tanaman serba guna yang banyak tumbuh di
daerah Indonesia. Bawang putih memiliki banyak khasiat selain menjadi obat bawang putih juga
dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba. Aktivitas biologi pada bawang putih telah banyak
diteliti salah 56 PANGAN, Vol. 27 No. 1 April 2018 : 55 – 66 satunya sebagai antimikrobia,
antioksidan, dan antiinflamasi (Borlinghaus, dkk., 2014; Charu, dkk., 2014).Kandungan yang
terdapat pada bawang putih antara lain alliin, alliinase, allisin, S-allilsistein, diallil sulfida, allil
metil trisulfida. Kandungan antimikroba tersebut dapat digunakan untuk melawan beberapa
bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Misalnya Escherichia coli, Salmonella,
Staphylococcus, Streptococcus, Klehsiella, Proteus, Bacillus, dan Clostridium (Londhe et al,
2011).Bawang putih dapat menghambat kapang dan khamir. Pada praktikum bertujuan
mengetahui pengaruh ekstarak bawang putih terhadap pertumbuhan mikroba E.Coli.

ALAT BAHAN

1. Erlenmeyer 100 ml 1. Bawang putih


2. Mortar 2. NaCl
3. Spatula 3. Akuades
4. Neraca Analitik 4. Larutan fisiologis 0,85% steril
5. Laminar air flow 5. Media PCA (Plate Count Agar)
6. Bunsen 6. Alumunium foil
7. Jarum ose 7. Alkohol 70%
8. Pinset 8. Tisu
9. Vortex 9. Kertas cakram
10. Hot plate 10. Kultur mikroba E.coli
11. Cawan petri steril
12. Inkubator
13. Penggaris
14. Blue tip
15. Mikropipet
16. Spreader
17. Spektrofotometer
18. Gelas ukur

PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Skema Kerja

Suspensi E.coli/B.
subtilis

Gambar 1. Diagram Alir Skema Kerja Pengujian Sampel

B. Fungsi Perlakuan
Pada praktikum kali ini fungsi perlakuan dilakukan dengan 3 tahapan,yaitu preparasi sample,
pegujian sample, serta perhitungan zona hambat antimikroba dengan menggunakan jangka
sorong.Tahapan pertama yaitu preparasi sampel langkah pertama yang dilakukan adalah
menimbang berat bawang putih,selanjutnya melakukan pengukuran volume aquadest steril,lalu
lakukan filtrasi ekstrak bawang putih.Selanjutnya tahapan kedua yaitu pengujian sampel,langkah
pertama yang harus dilakukan pada tahapan ini yaitu membersihkan meja dengan alkohol,lalu
campurkan larutan stock sesuai perlakuan,setelah itu di diamkan selama 30 menit,lalu siapkan
suspensi E.Coli,selanjutnya sebar pada media PCA dengan spreader,setelah itu lakukan inkubasi
selama 48 jam.Tahapan terakhir adalah lakukan perhitungan zona hambat antimikroba dengan
menggunakan jangka sorong.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A.Hasil Perhitungan
1. Perhitungan diameter zona hambat mikroba
Perbandingan Ekstrak Bawang Putih : Diameter Zona Hambat Mikroba (mm)
NaCl Inkubasi 24 jam Inkubasi 48 jam
0% EBP : 0% NaCl 2 1
1% EBP : 0% NaCl 3 3
2% EBP : 0% NaCl 0 1
3% EBP : 0% NaCl 2 2
0% EBP : 1% NaCl 0 2
1% EBP : 1% NaCl 3 3
2% EBP : 1% NaCl 0 0
3% EBP : 1% NaCl 1 2
0% EBP : 2% NaCl 1 2
1% EBP : 2% NaCl 3 3
2% EBP : 2% NaCl 2 2
3% EBP : 2% NaCl 3 2
0% EBP : 3% NaCl 1 1
1% EBP : 3% NaCl 0 3
2% EBP : 3% NaCl 3 1
3% EBP : 3% NaCl 3 1

B. Hasil Pengamatan

Gambar 2 Penampakan Zona Hambat Masing-Masing Perlakuan


C. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian pengaruh ekstrak bawang putih terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dilakukan dengan metode difusi kertas cakram. Dari hasil
penelitian dapat dilihat bahwa bawang putih di indikasi memiliki sifat antimikroba. Keberadaan
senyawa senyawa yang ada di bawang putih menjadi penyebab yang menjadikan bawang putih
adalah bahan alami untuk mencegah pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Salah satu
contohnya adalah bawang putih mengandung kandungan alisin yang dimana zat antimikroba ini
menyerang DNA dan sintesis protein dan menghambat sintesis RNA sebagai target utama. Selain
itu, juga menghambatproduksi RNApada bakteri sehingga akan ikut menghambat sintesis DNA.
Selain itu bawang putih juga mengandng kandungan flavonoid yang bekerja dengan cara
mendenaturasi protein pada bakteri.
Dari hasil yang telah di dapatkan dapat diketahui pada perlakuan 1 % EBP : 0 % NaCl, 1% EBP :
1% NaCl,dan 1% EBP:2%NaCl. Dari ketiga data dapat dilihat semuanya memiliki hasil yang
konsisten dengan nilai 3mm pada inkubasi 24 jam maupun 48 jam. Sedangkan pada 3% EBP : 2%
NaCl,2% EBP:3% NaCl,dan 3% EBP:3%NaCl cukup baik dalam menghambat E.coli namun kurang
stabil terhadap lamanya inkubasi. Keterbalikan dengan 1% EBP : 3 % NaCl aktivitas mikroba
berjalan lambat namun stabil. Dari sini dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi EBP maka
aktivitas mikroba semakin banyak.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu bawang putih merupakan
bahan alami yang dapat menghambat dan membunuh mikroba karena memiliki kandungan lain
alliin, alliinase, allisin, S-allilsistein, diallil sulfida, allil metil trisulfida.Pertambahan ekstrak bawang
putih berpengaruh terhadap perumbuhan mikroba E.Coli yang di tunjukan pada zona hambat
pertumbuhan mikroba.
DAFTAR PUSTAKA

Gustiani, E. (2009). Pengendalian cemaran mikroba pada bahan pangan asal ternak (daging dan
susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(3), 96-
100.

Syifa, N., Bintari, S. H., & Mustikaningtyas, D. (2013). Uji efektivitas ekstrak bawang putih (Allium
sativum Linn.) sebagai antibakteri pada ikan bandeng (Chanos chanos Forsk.)
segar. Life Science, 2(2).
Moulia, M. N. (2018). Antimikroba ekstrak bawang putih. Jurnal Pangan, 27(1), 55-66.

Borlinghaus, J., F. Albrecht, M.C.H. Gruhlke, I.D. Nwachukwu, A.J. Slusarenko. 2014. Allicin:
chemistry and biological properties. Molecules. 19:12591–12618. doi:10.3390/
molecules190812591

Ariana, D. (2018). Perbedaan Zona Hambat Terhadap Jamur Malassezia furfur Antara Pemberian
Ekstrak Umbi Bawang Putih (Allium Sativum Linn) Dengan Ekstrak Kulit Umbi Bawang
Putih (Allium Sativum Linn). THE JOURNAL OF MUHAMMADIYAH MEDICAL
LABORATORY TECHNOLOGIST, 1(2), 77. https://doi.org/10.30651/jmlt.v1i2.1501

Ardiansyah, A., AB, A., & Fitri, C. A. (2016). Kualitas Pengaruh Pemberian Persentase Bawang
Putih (Allium Sativum) terhadap Uji Organoleptik Sie balu Daging Kerbau. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian, 1(1), 691-697. https://doi.org/10.17969/jimfp.v1i1.1251

Pajan., A. S., O. Waworuntu, dan M. A. Leman. 2016. Potensi Antibakteri Air Perasan Bawang
Putih ( Alium sativum L,.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococus aureus. Pharmachon
Jurnal Ilmiah Farmasi-Unsrat. 5(4): 77-89.
Lampiran Dokumentas
No. Gambar Keterangan
1. Penimbangan sampel yang sudah
dihaluskan

2. Pelarutan sampel dengan aquades


steril
3. Penyaringan stock bawang putih

4. Pencampuran larutan stock bawah


putih dan larutasn stock NaCl

5. Pemasukkan kertas cakram ke dalam


larutan sampel

6. Persiapan suspense mikroba

7. Penuangan media dan suspensi


mikroba serta penambahan kertas
cakram
8. Inkubasi bakteri (30oC ; 24 jam dan
48 jam)

9. Pengukuran zona hambat

10. Hasil pengamatan

Anda mungkin juga menyukai