REFERAT Bedah Hernia
REFERAT Bedah Hernia
HERNIA INGUINALIS
Disusun oleh :
AIMI NADIAH ABD LATIF
11-2010-199
KATA PENGANTAR
HERNIA INGUINALIS
Page 1
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan referat yang berjudul HERNIA
INGUINALIS untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu bedah,
Fakultas Kedokteran UKRIDA di Rumah Sakit Rajawali. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada dr. Romzi Karim selaku Konsulen Bedah yang telah
membimbing dalam mengerjakan referat ini sehingga dapat diselesaikan
tepat pada waktu. Referat ini menguraikan tentang penyakit hernia
inguinalis yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari. Dengan
referat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan
orang banyak yang membacanya terutama mengenai penyakit ini. Kami
menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HERNIA INGUINALIS
Page 2
Kata
Pengantar
.
...2
Daftar
Isi.....
...3
Pendahuluan..
.4
Definisi......
.5
Epidemiologi....
5
Etiologi......
.5
Patofisiologi.....
6
Manifestasi
Klinis.
.9
Pemeriksaan Fisik...........................................................................10
Pemeriksaan Penunjang..................................................................12
Diagnosis....
13
Diagnosis Banding...........................................................................14
Penatalaksanaan.1
4
Prognosis........................................................................................19
Komplikasi.......................................................................................19
Pencegahan.20
Daftar Pustaka...20
HERNIA INGUINALIS
Page 3
Pendahuluan
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian yang lemah
dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin,
kantong dan isi hernia.
Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi 4, yaitu :
1 hernia reponibel
yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2 hernia irreponibel / hernia akreta
yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga.
Biasanya disebabkan oleh perlengketan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan
usus.
3 hernia inkarserata
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
terjadinya gangguan pasase usus. Hernia ini merupakan penyebab
obstruksi nomor satu di Indonesia.
4 hernia strangulata
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap
dan terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga
dapat terjadi nekrosis.
HERNIA INGUINALIS
Page 4
Kongenital
HERNIA INGUINALIS
Page 5
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami
obliterasi sehingga isi perut tidak dapat melalui kanal tersebut. Namun
dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis
kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka.
Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila
prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami obliterasi ), akan timbul
hernia inguinalis lateralis kongenital.
Di dapat
1.
2.
3.
Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat menegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring,
adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya facia transfersa yang
kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak
HERNIA INGUINALIS
Page 6
dinding
perut
berkontraksi,
kanalis
inguinalis
berjalan
lebih
pada
keadaan
yang
menyebabkan
tekanan
intraabdominal
meningkat seperti batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang
berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan
HERNIA INGUINALIS
Page 7
cincin
hernia
menjadi
sempit
danmenimbulkan
gangguan
penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang
kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila
terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah,konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan
timbul edemasehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis.3,4,5
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya
terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis
metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga
perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapatmenimbulkan abses lokal,
fistel atau peritonitis.1,2,3
Klasifikasi
A.Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh
faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach.
sekalitidak
menutup.
Sehingga
kavum
peritonei
tetap
isi
perut
dengan
mudah
masuk
ke
dalamkantong
peritoneum tersebut.1,2,3,4,5
6 Hernia inguinalis indirekta akuisita.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada
suatu bagian saja.Sehingga masih ada kantong peritoneum yang
berasal dari processus vaginalis yangtidak menutup pada waktu bayi
dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman
perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis
propria testis.1,2,3
C. Hernia Pantalon
HERNIA INGUINALIS
Page 9
Manifestasi Klinis
jenis
Reponib
el
Reponibel/be
+
bas
Ireponibel/akr
eta
Inkarserata
nyeri
sakit
Toksik
obstruk
si
-
++
++
++
Strangulata
meningkat
dalam
ukuran
dan
menjadi
istirahat,
meskipun
tidak
selalu. 4
Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja
HERNIA INGUINALIS
Page 10
hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan
hernia berkurang. Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dpat terlihat,
biasanya tidak mengindikasikan atau menunjukkan mula timbulnya hernia.
Kebanyakan hernia berkembang secara diam-diam, tetapi beberapa yang
lain dicetuskan oleh peristiwa muscular tunggal yang sepenuh tenaga.
Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan
impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya
pasien harus berdiri saat pemeriksaan , kerena tidak mungkin meraba
suatu hernia lipat paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring.
Hidrokel
bertransiluminasi,
tetapi
hernia
tidak.5
Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat
dengan ultra sonografi atau tomografi komputer. Strangulasi menimbulkan
nyeri hebat dalam hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan,
obstruksi interna, dan tanda atau gejala sepsis. Reduksi dari hernia
strangulasi adalah kontraindikasi jika ada sepsis atau isi dari sakus yang
diperkirakan mengalami gangrenosa.5
Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi , sering
benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari
telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang
funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus
inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk
biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati
annulus inguinalis profundus karena adanya massa, maka umumnya
diindikasikan adanya hernia.Hernia juga diindikasikan, bila seseorang
meraba
jaringan
yang
bergerak
turun
kedalam
kanalis
inguinalis
yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia
direk. Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak
pada annulus inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya dapat
direposisi kedalam kavitas peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi
terbaring. Pada umumnya pada jari tangan pemeriksa didalam kanalis
inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada
samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung keujung jari
tangan adalah khas dari hernia direk.1
* Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan
Thumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test :
1.Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2.Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.
Pemeriksaan Ziemen Test :
1.Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
2.Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3.Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
HERNIA INGUINALIS
Page 12
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
- Leukosit > 10.000 - 18.000 / mm3
- Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi
supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki
sensitifitas dan
yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri
inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis.7 CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk
mencari adanya hernia obturator.6
Diagnosis
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau ganggren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.
Inspeksi :
muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas
ke medial bawah.
Palpasi
atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada
dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia
menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping
jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada
bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri
dari ovarium.
Diagnosis Banding
a. Hidrocele
pada
funikulus
spermatikus
maupun
testis.Yang
membedakan:
- pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan
membesar, sedang bila hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila
benjolan terdapat pada skrotum , maka dilakukan pada satu sisi ,
sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui diapanascopy.
Bila
-Pada
tampak
bening
hernia:
berarti
canalis
hidrocele
(diapanascopy
inguinalis
teraba
+).
usus
Konservatif
a. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate,
kecuali
pada
pasien
anak-anak.
reposisi
dilakukan
secara
elastis
dibandingkan
dengan
orang
dewasa.
karena
tekanan
pada
tangki
sperma
yang
operatif
merupakan
satu-satunya
pengobatan
hernia
fascia
transversal,
dan
menjahitkan
pertemuan
M.
Teknik operasi
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat
diklompokkan dalam 4 kategori utama :
o Kelompok 1: Open Anterior Repair6,7,8
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus
danmembebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian
dibuka,dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect.
Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
Teknik Bassini7,8
Komponen utama dari teknik bassini adalah
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis
ingunalis hingga ke cincin ekternal
HERNIA INGUINALIS
Page 17
kelompok
rekontruksi,tetapi
ini
berbeda
semuanya
mengikat
fasciadisekitarnya
inguinalis,
kelemahannyayaitu
dalam
pendekatan
menggunakan
dan
jahitan
memperbaiki
tegangan
yang
mereka
dalam
permanen
untuk
dasar
tejadi
dari
kanalis
akibat
jahitan
ke
properitoneal
space.
Diseksi
kemudian
diperdalam
sering
digunakan
pada
hernia
dengan
kekambuhan
operasi
hernia
(teknik
7,8
Lichtenstein
dan
Rutkow
pengalaman
yang
luas
dengan
mesh
hernia
telah
mulai
menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat
dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.
HERNIA INGUINALIS
Page 19
ini
kebanyakan
teknik
laparoscopic
herniorrhaphies
dilakukan
ditutupi
dengan
peritoneum.sedangkan
pendekatan
TAPP
tidak
adekuat
dari
ujung
proksimal
kantung.
Kebanyakan
membutuhkan
prostesis
untuk
perbaikan
yang
berhasil,
Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel; ini
dapat terjadi kalau herniaterlalu besar atau terdiri dari omentum, organ
ektraperitoneal (hernia geser) atau hernia akreta. Disini tidak timbul gejala
klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh
cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial
seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau
lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih
sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograde yaitu
dua segmen usus terperangkap didalam kantong hernia dan satu segmen
lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti hurup W.3
Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ
atau struktur didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia.
Timbulnya
udem
menyebabkan
jepitan
pada
cincin
hernia
makin
HERNIA INGUINALIS
Page 21
Pencegahan
Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami kegemukan,
menderita
batuk
menahun,
sembelit
menahun
atau
BPH
yang
Daftar Pustaka
1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit
buku
kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita
SelektaKedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal313-317
3. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by
stepapproach).Edisi I. Penerbit Global Digital Services, BhatiaGlobal
Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003.(Ebook, di akses 10 juli
2010)
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348356
5. C. Palanivelu. Operative Manual ofLaparoscopic Hernia Surgery. Edisi I.
Penerbit
GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit
Hodder
Arnold. 2006.
7. Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis).
Edisi I.
Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.
HERNIA INGUINALIS
Page 22
HERNIA INGUINALIS
Page 23