Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

HERNIA INGUINALIS

Disusun oleh :
AIMI NADIAH ABD LATIF
11-2010-199

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


RUMAH SAKIT RAJAWALI
BANDUNG, 2011

KATA PENGANTAR
HERNIA INGUINALIS
Page 1

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan referat yang berjudul HERNIA
INGUINALIS untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu bedah,
Fakultas Kedokteran UKRIDA di Rumah Sakit Rajawali. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada dr. Romzi Karim selaku Konsulen Bedah yang telah
membimbing dalam mengerjakan referat ini sehingga dapat diselesaikan
tepat pada waktu. Referat ini menguraikan tentang penyakit hernia
inguinalis yang sering ditemukan dalam praktek sehari-hari. Dengan
referat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan
orang banyak yang membacanya terutama mengenai penyakit ini. Kami
menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

Jakarta, 28 Juli 2011

PENYUSUN

DAFTAR ISI
HERNIA INGUINALIS
Page 2

Kata
Pengantar
.
...2
Daftar
Isi.....
...3
Pendahuluan..
.4
Definisi......
.5
Epidemiologi....
5
Etiologi......
.5
Patofisiologi.....
6
Manifestasi
Klinis.
.9
Pemeriksaan Fisik...........................................................................10
Pemeriksaan Penunjang..................................................................12
Diagnosis....
13
Diagnosis Banding...........................................................................14
Penatalaksanaan.1
4
Prognosis........................................................................................19
Komplikasi.......................................................................................19
Pencegahan.20
Daftar Pustaka...20

HERNIA INGUINALIS
Page 3

Pendahuluan
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian yang lemah
dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin,
kantong dan isi hernia.
Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi 4, yaitu :
1 hernia reponibel
yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
2 hernia irreponibel / hernia akreta
yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga.
Biasanya disebabkan oleh perlengketan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan
usus.
3 hernia inkarserata
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
terjadinya gangguan pasase usus. Hernia ini merupakan penyebab
obstruksi nomor satu di Indonesia.
4 hernia strangulata
yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap
dan terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga
dapat terjadi nekrosis.

HERNIA INGUINALIS
Page 4

Jika yang mengalami strangulasi hanya sebagian dinding usus disebut


hernia Richter. Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu
karena usus terlipat sehingga disertai obstruksi usus.
Apabila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dari organ yang
merupakan isi hernia seperti caecum, kolon sigmoid atau kandung kemih,
disebut hernia geser. Hernia geser dapat terjadi karena isis kantong
berasal dari organ yang letaknya retroperitoneal. Alat bersangkutan tidak
masuk ke kantung hernia, melainkan tergeser dari retroperitoneal.
Hernia diberi nama menurut letaknya , misalnya diafragma, inguinal,
umbilical, femoral. Yang sering terjadi adalah hernia inguinalis.
Definisi
Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk
melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis.
Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan
tempat turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung
zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan
Epidemiologi
Tujuh puluh lima persen dari seluruh hernia abdominal terjadi di inguinal
(lipat paha). Yang lainnya dapat terjadi di umbilikus (pusar) atau daerah
perut lainnya. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu
2:1Hernia inguinalis dibagi menjadi 2, yaitu hernia inguinalis medialis dan
hernia inguinalis lateralis. Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai
skrotum (buah zakar), hernia disebut hernia skrotalis. Hernia inguinalis
lateralis terjadi lebih sering dari hernia inguinalis medialis dengan
perbandingan 2:1, dan diantara itu ternyata pria lebih sering 7 kali lipat
terkena dibandingkan dengan wanita. Semakin bertambahnya usia kita,
kemungkinan terjadinya hernia semakin besar. Hal ini dipengaruhi oleh
kekuatan otot-otot perut yang sudah mulai melemah.

Etiologi dan Faktor Risiko

Kongenital
HERNIA INGUINALIS
Page 5

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis
tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi
penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei.
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah mengalami
obliterasi sehingga isi perut tidak dapat melalui kanal tersebut. Namun
dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis
kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka.
Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila
prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami obliterasi ), akan timbul
hernia inguinalis lateralis kongenital.

Di dapat

1.

anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui


oleh kantong dan isi hernia.

2.

peninggian tekanan intraabdomen kronik yang dapat mendorong isi


hernia melewati melewati annulus internus yang cukup lebar, seperti
batuk kronik, pekerjaan mengangkat benda berat, hipertrofi prostad,
konstipasi, dan asites. Peninggian tekanan intra abdomen juga dapat
membuka kembali kanalis inguinalis.

3.

kelemahan otot dinding perut karena usia. Sehingga insiden hernia


meningkat dengan bertambahnya umur, mungkin karena meningkatnya
penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan
penunjang berkurang kekuatannya.

Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat menegah
terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring,
adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya facia transfersa yang
kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak
HERNIA INGUINALIS
Page 6

berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya


hernia.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi
annulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen
tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertical. Sebaliknya bila
otot

dinding

perut

berkontraksi,

kanalis

inguinalis

berjalan

lebih

transversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah


masuknya usus kedalam kanalis unguinalis. Kelemahan otot dinding perut
antara lain terjadi akibat kerusakan n.iliofemoralis dan n. ilioinguinalis
setelah apendektomi.
Patofisiologi
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan
ke 8 dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal
tersebut. Penurunan testis itu

akan menarik peritoneum ke daerah

scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum disebut dengan prosesus


vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri
turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan
lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan.1,2
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila
kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul
hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa
ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga
perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan
tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance,
maka

pada

keadaan

yang

menyebabkan

tekanan

intraabdominal

meningkat seperti batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang
berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan
HERNIA INGUINALIS
Page 7

timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatujaringan


tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding
rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi prostat, asites,
kehamilan,obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada
semua.2,3,4
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial
komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong
hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi
penekanan terhadap cincin hernia,akibat semakin banyaknya usus yang
masuk,

cincin

hernia

menjadi

sempit

danmenimbulkan

gangguan

penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang
kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila
terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah,konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan
timbul edemasehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis.3,4,5
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya
terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis
metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang
dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga
perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapatmenimbulkan abses lokal,
fistel atau peritonitis.1,2,3

Klasifikasi
A.Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh
faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot
dinding di trigonum Hesselbach.

Jalannya langsung (direct) ke ventral

melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak


HERNIA INGUINALIS
Page 8

berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral,


khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak
pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.4,5,6
*Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:
Inferior: Ligamentum Inguinale.
Lateral: Vasa epigastrikainferior.
Medial:Tepi m.rectus abdominis.
Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat
aponeurosis m.transversus abdominis.
B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua
pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan
hernia lateralisakan tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi
secara kongenital atau akuisita:5,6
5 Hernia inguinalis indirekta congenital.
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan
sama

sekalitidak

menutup.

Sehingga

kavum

peritonei

tetap

berhubungan dengan rongga tunikavaginalis propria testis. Dengan


demikian

isi

perut

dengan

mudah

masuk

ke

dalamkantong

peritoneum tersebut.1,2,3,4,5
6 Hernia inguinalis indirekta akuisita.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada
suatu bagian saja.Sehingga masih ada kantong peritoneum yang
berasal dari processus vaginalis yangtidak menutup pada waktu bayi
dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung peritonei ini dapat terisi dalaman
perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis
propria testis.1,2,3
C. Hernia Pantalon

HERNIA INGUINALIS
Page 9

Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu


sisi. Kedua kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga
berbentuk seperticelana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus
hernia inguinalis. Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.5,6

Manifestasi Klinis
jenis

Reponib
el
Reponibel/be
+
bas
Ireponibel/akr
eta
Inkarserata

nyeri

sakit

Toksik

obstruk
si
-

++

++

++

Strangulata

Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara


berangsur,-angsur

meningkat

dalam

ukuran

dan

menjadi

ketidaknyamanan yang progresif dan persisten yang progresif. Kadang


hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar didaerah lipat paha yang
mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata.
Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari symtomp hernia yang sering
dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin
tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga menyebar kedaerah
pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital. Disebut "Reffered pain"
gejala ketidaknyamanan ini dapat mempercepat keadaan yang berat dan
menyusahkan.4
Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi
atau intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang
dengan

istirahat,

meskipun

tidak

selalu. 4

Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja
HERNIA INGUINALIS
Page 10

hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan
hernia berkurang. Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dpat terlihat,
biasanya tidak mengindikasikan atau menunjukkan mula timbulnya hernia.
Kebanyakan hernia berkembang secara diam-diam, tetapi beberapa yang
lain dicetuskan oleh peristiwa muscular tunggal yang sepenuh tenaga.
Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan
impuls yang dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya
pasien harus berdiri saat pemeriksaan , kerena tidak mungkin meraba
suatu hernia lipat paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring.
Hidrokel

bertransiluminasi,

tetapi

hernia

tidak.5

Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat
dengan ultra sonografi atau tomografi komputer. Strangulasi menimbulkan
nyeri hebat dalam hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan,
obstruksi interna, dan tanda atau gejala sepsis. Reduksi dari hernia
strangulasi adalah kontraindikasi jika ada sepsis atau isi dari sakus yang
diperkirakan mengalami gangrenosa.5
Pemeriksaan Fisik
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi , sering
benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari
telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang
funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus
inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk
biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati
annulus inguinalis profundus karena adanya massa, maka umumnya
diindikasikan adanya hernia.Hernia juga diindikasikan, bila seseorang
meraba

jaringan

yang

bergerak

turun

kedalam

kanalis

inguinalis

sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.1,2


Walaupun tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau
direk, namun umumnya hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya
biasanya memerlukan penatalaksanaan bedah, dan diagnosis anatomi
yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu operasi. Gambaran yang
menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya kedalam skrotum,
HERNIA INGUINALIS
Page 11

yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia
direk. Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak
pada annulus inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya dapat
direposisi kedalam kavitas peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi
terbaring. Pada umumnya pada jari tangan pemeriksa didalam kanalis
inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada
samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung keujung jari
tangan adalah khas dari hernia direk.1

* Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan
Thumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test :
1.Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2.Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.
Pemeriksaan Ziemen Test :
1.Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
2.Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3.Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

HERNIA INGUINALIS
Page 12

jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.


jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Pemeriksaan Thumb Test :
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
-Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
-Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium
- Leukosit > 10.000 - 18.000 / mm3
- Serum elektrolit meningkat
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi
supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki
sensitifitas dan

spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan

ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari


suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa
HERNIA INGUINALIS
Page 13

yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri
inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia
inguinalis.7 CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk
mencari adanya hernia obturator.6
Diagnosis
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.

Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat


paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan
dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau
ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa
nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen
usus halus masuk kedalam kantong hernia.

Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau ganggren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.
Inspeksi :

saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis

muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas
ke medial bawah.
Palpasi

kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus

spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan


sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung
tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong
hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba
usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.
Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus
eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi
HERNIA INGUINALIS
Page 14

atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada
dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia
menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping
jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada
bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri
dari ovarium.
Diagnosis Banding
a. Hidrocele

pada

funikulus

spermatikus

maupun

testis.Yang

membedakan:
- pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan
membesar, sedang bila hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila
benjolan terdapat pada skrotum , maka dilakukan pada satu sisi ,
sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui diapanascopy.
Bila
-Pada

tampak

bening

hernia:

berarti
canalis

hidrocele

(diapanascopy

inguinalis

teraba

+).
usus

-Perkusi pada hernia akan terdengar timpani karena berisi usus


-Fluktuasi positif pada hernia.
b. Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya
sampai kanalis inguinalis
c. Limfadenopati/ limfadenitis inguinal. Perhatikan apakah ada infeksi
pada kaki sesisi.
d. Varises vena saphena magna didaerah lipat paha
e. Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus (sering disangka
hernia inguinalis medialis).
Penatalaksanaan
1.

Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan


pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi.
HERNIA INGUINALIS
Page 15

a. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate,
kecuali

pada

pasien

anak-anak.

reposisi

dilakukan

secara

bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong


sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia
dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.
Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur
dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan
dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang
lebih

elastis

dibandingkan

dengan

orang

dewasa.

Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian


sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini
berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika
reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus
dilakukan operasi segera.3
b. Bantalan penyangga
Pemakaian bantalan penyangga

hanya bertujuan menahan

hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan


sehingga harusdipakai seumur hidup. Namun cara yang berumur
lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang.
Sebaiknya cara ini tidak dianjurkan karena mempunyai
komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding
perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap
mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan
atrofitestis

karena

tekanan

pada

tangki

sperma

yang

mengandung pembuluh darah testis.3


2. Operatif
Pengobatan

operatif

merupakan

satu-satunya

pengobatan

hernia

inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis


ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomo dan
hernioplastik
HERNIA INGUINALIS
Page 16

Herniotomi - Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia


sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong
Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis. Hernioplasty lebih
penting artinya dalam menvegah terjdinya residif dibandingkan dengan
herniatomy. Dikenal berbagai metode hernioplasty seperti memperkecil
annulus inguinalis internus dengan jahitan tertutup, menutup dan
memperkuat

fascia

transversal,

dan

menjahitkan

pertemuan

M.

transversus internus abdominis dan M. oblikus internus abdominis yang


dikenal dengan nama conjoint tendon keligamentum inguinale Poupart
menurut metode Bassini, atau menjahitkan fascia tranversa, M. tranversus
abdominis, M. oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada
metode Mc Vay.

Teknik operasi
Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik herniorraphy dapat
diklompokkan dalam 4 kategori utama :
o Kelompok 1: Open Anterior Repair6,7,8
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus
danmembebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian
dibuka,dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect.
Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
Teknik Bassini7,8
Komponen utama dari teknik bassini adalah
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis
ingunalis hingga ke cincin ekternal
HERNIA INGUINALIS
Page 17

Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia


indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari
hernia direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis
(fascia transversalis)
Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum
inguinalis lateral.

McVay open anterior repair.


Teknik

kelompok

rekontruksi,tetapi

ini

berbeda

semuanya

mengikat

fasciadisekitarnya

inguinalis,

kelemahannyayaitu

dalam

pendekatan

menggunakan
dan

jahitan

memperbaiki

tegangan

yang

mereka

dalam

permanen

untuk

dasar
tejadi

dari

kanalis

akibat

jahitan

tersebut, selain dapatmenimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot


yang akan menyebakanjahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan
o Kelompok 2: Open Posterior Repair
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan
denganmembelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar
danmasuk

ke

properitoneal

space.

Diseksi

kemudian

diperdalam

kesemuabagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan


HERNIA INGUINALIS
Page 18

teknikopen anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam.


Posteriorrepair

sering

digunakan

pada

hernia

dengan

kekambuhan

karenamenghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini


biasanyadilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.

o kelompok 3:Tension-FreeRepair WithMesh


Kelompok

operasi

hernia

(teknik

7,8

Lichtenstein

dan

Rutkow

menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior.


Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi
menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat
memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan
disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan
angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Open mesh repair


Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan
implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan
tetapi

pengalaman

yang

luas

dengan

mesh

hernia

telah

mulai

menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat
dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.

HERNIA INGUINALIS
Page 19

Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun


terakhir,tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan
teknik ini,hernia diperbaiki dengan menempatkan potongan mesh yang
besar diregion inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena
potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena paparan usus
terhadap mesh.
Saat

ini

kebanyakan

teknik

laparoscopic

herniorrhaphies

dilakukan

menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP)


atau total extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan
meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomen dan memperbaiki
region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan
kemudian

ditutupi

dengan

peritoneum.sedangkan

pendekatan

TAPP

adalah prosedur laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke


cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh
darah bisa cidera selama operasi.
Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam
jarak waktu 10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan
yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti
yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan. Kekambuhan yang sudah
diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan hernia direk, khususnya
hernia direk bilateral. Kekambuhan tidak langsung biasanya akibat eksisi
yang

tidak

adekuat

dari

ujung

proksimal

kantung.

Kebanyakan

kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum


HERNIA INGUINALIS
Page 20

pubikum, dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar.insisi


relaksasi selalu membantu. Perbaikan hernia inguinalis bilateral secara
bersamaan tidak meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan
penyebab kekambuhan seperti yang dipercaya sebelumnya. Hernia
rekurren

membutuhkan

prostesis

untuk

perbaikan

yang

berhasil,

kekambuhan setelah hernioplasti prostesisanterior paling baik dilakukan


dengan pendekatan preperitoneal atau secara anterior dengan sumbat
prostesis.4,5

Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel; ini
dapat terjadi kalau herniaterlalu besar atau terdiri dari omentum, organ
ektraperitoneal (hernia geser) atau hernia akreta. Disini tidak timbul gejala
klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh
cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang menimbulkan gejala
obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial
seperti pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau
lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih
sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograde yaitu
dua segmen usus terperangkap didalam kantong hernia dan satu segmen
lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti hurup W.3
Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ
atau struktur didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia.
Timbulnya

udem

menyebabkan

jepitan

pada

cincin

hernia

makin

bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringa terganggu. Isi


hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan
serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel atau peritonitis jika
terjadi hubungan dengan rongga perut.3

HERNIA INGUINALIS
Page 21

Pencegahan
Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami kegemukan,
menderita

batuk

menahun,

sembelit

menahun

atau

BPH

yang

menyebabkan dia harus mengedan ketika berkemih. Pengobatan terhadap


berbagai keadaan diatas bisa mengurangi resiko terjadinya hernia

Daftar Pustaka
1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit
buku
kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita
SelektaKedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal313-317
3. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by
stepapproach).Edisi I. Penerbit Global Digital Services, BhatiaGlobal
Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003.(Ebook, di akses 10 juli
2010)
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348356
5. C. Palanivelu. Operative Manual ofLaparoscopic Hernia Surgery. Edisi I.
Penerbit
GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit
Hodder
Arnold. 2006.
7. Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis).
Edisi I.
Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.

HERNIA INGUINALIS
Page 22

8. Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II.


2005.

HERNIA INGUINALIS
Page 23

Anda mungkin juga menyukai