ABSTRAK
Penelitian mengembangkan tes pemahman konsep (PK) untuk mengukur pemahaman konsep
mahasiswa dalam rangka penerapan model praktikum berbasis fenomena alam (PBFA), yaitu
model praktikum baru yang disusun dalam rangka pengambangan model-model praktikum
baru yang inovatif untuk perkuliahan Fisika Dasar mahasiswa sebagai calon guru Fisika.
Analisis tes dilakukan melalui pertimbangan (judgement) pakar untuk melihat validitas item
tes dan uji coba tes untuk melihat reliabilitas tes, daya pembeda tiap butir item tes dan tingkat
kesukaran tiap butir item tes. Uji coba tes dilakukan terhadap 25 mahasiswa calon guru pada
FKIP salah satu Universitas di Sumatera Selatan yang dipilih secara random. Hasil
pertimbangan pakar menunjukkan bahwa butir-butir item tes pemahaman konsep telah sesuai
dengan konten materi ajar fisika dasar dan indikator pemahaman konsep ang akan diukur,
dengan demikian tes ini telah memenuhi validitas isi, namun demikian dari segi redaksional
masih ada yang perlu diperbaiki. Hasil analisis data uji coba tes menunjukkan bahwa tes yang
dikonstruk memiliki reliabilitas yang tinggi ditandai oleh koefisien reliabilitas tes sebesar
0,91. Dari keseluruhan item tes hasil analisis soal didapat 39 % memiliki indeks daya
pembeda dengan kategori sangat baik, 50 % mempunyai indeks daya pembeda dalam
katagori baik, dan 11 % memiliki indeks daya pembeda dengan kategori tidak baik, 32 %
memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sukar, 3,6 % memiliki indeks tingkat
kesukaran dalam katagori sangat sukar dan 64 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam
katagori sedang, berdasarkan pertimbanagan pakar dan data hasil uji coba tes, maka jumlah
item tes yang layak digunakan untuk kepentingan pengukuran pemahaman konsep (PK)
berjumlah 25 item dari 28 item yang disusun.
Kata kunci:
PENDAHULUAN
Evaluasi dan Asesmen merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari keseluruhan
proses pembelajaran. Evaluasi dan Asesmen berfungsi baik sebagai alat ukur kompetensi yang
dicapai dari suatu pembelajaran yang dapat digunakan sebagai feedback untuk perbaikan
proses pembelajaran maupun untuk menentukan prestasi yang dicapai mahasiswa
Dari sekian kompetensi yang harus dikembangkan dalam perkuliahan Fisika Dasar
adalah pemahaman konsep (concept understanding) . Hal senada sejalan dengan pendapat
National Research Council (1996) yang menjelaskan bahwa belajar fisika hendaknya beranjak
dan berfokus pada pemahaman konsep (understanding). Menurut Bloom dalam Anderson,
at.al (2001) ada 7 indikator yang dapat dikembangkan dalam tingkatan proses koqnitif
pemahaman (Understand).
Indikator
Definisi (definition)
1.
Interpretasi (interpreting)
2.
Mencontohkan
(exemplifying)
3.
Mengklasifikasikan
(classifying)
Mengkatagorisasikan
(Categorizing )
Subsuming
4.
Menggeneralisasikan
(summarizing)
Mengabstraksikan (Abstracting)
Menggeneralisasikan (generalizing )
5.
Inferensi (inferring)
6.
Membandingkan
(comparing)
7.
Menjelaskan (explaining)
Klarifikasi (Clarifying)
Paraphrasing (Prase)
Mewakilkan (Representing)
Menerjemahkan (Translating)
Menggambarkan (Illustrating)
Instantiating
Menyimpulkan (Concluding)
Mengektrapolasikan (Extrapolating )
Menginterpolasikan (Interpolating )
Memprediksikan (Predicting)
Mengontraskan (Contrasting)
Memetakan (Mapping)
Menjodohkan (Matching)
mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan (Gardner, 1999). (6)
Pemahaman merupakan landasan bagi peserta didik untuk membangun insight dan wisdom
(Longworth, 1999:91).
Pada penelitian ini penulis mengembangkan tes pemahman konsep (PK) untuk
mengukur pemahaman konsep mahasiswa dalam rangka penerapan model praktikum berbasis
fenomena alam (PBFA), yaitu model praktikum baru
pengambangan model-model praktikum baru yang inovatif untuk perkuliahan Fisika Dasar.
Model Praktikum ini didesain salah satunya untuk mengembangkan Pemahahaman konsep
mahasiswa sebagai calon guru Fisika.
METODE ANALISIS
Uji coba tes pemahaman konsep (PK) dilakukan terhadap mahasiswa calon guru fisika
pada FKIP salah satu Universitas di Sumatera Selatan dengan jumlah responden sebanyak 25
orang yang dipilih secara random. Proses Analisis tes dilakukan melalui pertimbangan
(judgement) pakar untuk menilai validitas item tes dan uji coba tes untuk menganalisis
reliabilitas tes, Pertimbangan (judgement) dilakukan oleh tiga orang pakar dari sebuah LPTK
negeri di Jawa Barat. Pertimbangan pakar dilakukan untuk menelaah kesesuaian butir soal
dengan cakupan materi ajar serta indikator pemahaman konsep yang diukur. Terdapat 6
indikator pemahaman konsep (PK) yang diukur dalam tes ini yaitu: (1) interpretasi
(Interpreting), (2) memberi contoh (exempliying), (3) melakukan generalisasi (summarizing),
(4) membuat kesimpulan (inferring), (5) membandingkan (comparing) dan (6) menjelaskan
(explaining, seperti terlihat pada tabel 2
Tabel 2
Matriks nomor soal untuk tiap indikator pemahaman konsep (PK)
Jumlah item test dan nomor soal
Interpretasi (interpreting)
Membandingkan ( comparing)
Memberikan contoh (exemplifying)
Menginferensi (inferring)
Meringkas (summarizing)
Menjelaskan (explaining)
Jumlah
Jumlah soal
5
5
4
6
4
4
28
Nomor soal
1-5
6 - 10
11 - 14
15 - 20
21 - 24
25 - 28
Beberapa contoh soal tes pemahaman konsep dapat dilihat pada bagian apendiks.
Analisis reliabilitas tes dilakukan dengan metode test-retest yaitu penyelenggaraan tes
yang berulang beda waktu terhadap responden yang sama. Untuk menghitung koefisien
reliabilitas tes digunakan perssamaan korelasi Product Moment Pearson seperti berikut :
(Arikunto, 2008).
r xy =
Disini
r xy
N XY ( X )( Y )
{N X ( X ) }{ N Y ( Y ) }
2
dikorelasikan, X adalah skor total tes pertama, Y adalah skor total tes kedua, dan N adalah
jumlah mahasiswa. Untuk menentukan kategori dari koefisien reliabilitas tes digunakan
kriteria sebagai berikut :
bila 0,81 sd 1,00 maka reliabilitas tes termasuk katagori sangat tinggi,
bila 0,61 sd 0,80 maka reliabilitas tes termasuk katagori tinggi,
bila 0,41 sd 0,60 maka reliabilitas tes termasuk katagori cukup,
bila 0,21 sd 0,40 maka reliabilitas tes termasuk katagori rendah,
bila 0,00 sd 0,21 maka reliabilitas tes termasuk katagori sangat rendah.
Analisis daya pembeda item tes dilakukan dengan cara menghitung koefisien daya
pembeda dengan menggunakan persamaan seperti berikut : (Arikunto, 2008)
D=
B A BB
=P A PB ,
J A JB
Disini D adalah koefisien daya pembeda, JA adalah banyaknya peserta tes dari kelompok
atas, JB adalah banyaknya peserta tes dari kelompok bawah, B A adaalah banyaknya
kelompok atas yang menjawab soal dengan benar, dan B B adalah banyaknya kelompok
bawah yang menjawabsoal dengan benar. PA adalah proporsi kelompok atas yang menjawab
soal dengan benar dan PB adalah proporsi kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar. Untu menentukan katagori dari koefisien daya pembeda item tes digunakan kriteria
sebagai berikut :
bila 0,00 < D < 0,19 maka item tes memiliki daya beda dalam katagori sangat jelek,
bila 0,20 < D < 0,39 maka item tes memiliki daya beda dalam katagori jelek,
bila 0,40 < D < 0,69 maka item tes memiliki daya beda dalam katagori baik,
bila 0,70 < D < 1,00 maka item tes memiliki daya beda dalam katagori sangat baik
Analisis tingkat kesukaran item tes dilakukan dengan cara menghitung besarnya
indeks tingkat kesukaran (P), dengan persamaan sebagai berikut : (Arikunto, 2008)
4
B
JS
Di sini P adalah indeks kesukaran, B adalah banyak mahasiswa yang menjawab soal
P=
kategori dari indeks tingkat kesukaran soal digunakan kriteria sebagai berikut :
bila P 0,3, maka item tes memiliki tingkat kesukaran dalam katagori sukar,
bila 0,31< P 0,7, maka item tes memiliki tingkat kesukaran dalam katagori sedang
bila 0,7 < P 1,0, maka item tes memiliki tingkat kesukaran dalam katagori mudah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pertimbangan (judgement) ketiga pakar menunjukan bahwa butir-butir item tes
pemahaman konsep (PK) yang disusun telah sesuai dengan cakupan konten materi ajar fisika
dasar dan indikator-indikator pemahaman konsep (PK) yang diukur. Dengan demikian
seluruh item tes pemahaman konsep (PK) ini telah memenuhi validitas isi, namun demikian
dari segi redaksional masih ada beberapa yang perlu direvisi. Hasil analisis data uji coba tes
menunjukkan bahwa tes yang disusun memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,91, hal ini
menunjukkan bahwa tes pemahaman konsep (PK) yang disusun memiliki reliabilitas dengan
kategori sangat tinggi.
Hasil analisis daya pembeda soal menunjukkan bahwa terdapat 11 item tes atau 39 %
mempunyai daya pembeda dalam katagori sangat baik yaitu nomor 9, 11, 12, 15, 16, 17, 19,
21,
22,
23,
24;
14
item
atau
50
dalam
katagori
baik
yaitu
nomor
nomor 8, 10 dan 18. Hasil analisis tingkat kesukaran soal didapat 9 item tes atau 32 %
memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sukar, yaitu nomor 1, 2, 8, 10,18, 24, 26,
dan 28, 1 item tes atau 3,6 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam katagori sangat sukar
yaitu 17 dan selebihnya 18 item tes atau 64 % memiliki indeks tingkat kesukaran dalam
katagori sedang.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut di atas, maka tes pemahaman konsep (PK)
yang disusun merupakan instrumen yang memiliki keajegan tinggi artinya tes tersebut akan
dapat menghasilkan skor yang tetap jika di teskan pada waktu yang berbeda.
Namun
demikian tidak semua item tes memenuhi kriteria item yang baik, hanya 89 % (25 item) yang
layak digunakan untuk mengukur pemahaman konsep . Sisanya 11% (3 item) memiliki
kualitas yang jelek karena memiliki daya beda yang jelek artinya tidak mampu membedakan
antara mahasiswa kelompok atas dan mahasiswa kelompok bawah. Dengan memperhatikan
hasil analisis data
uji coba tes, maka komposisi item tes yang layak digunakan dalam
Tabel 3
Komposisi jumlah soal yang layak digunakan untuk setiap indikator pemahaman konsep (PK)
Indikator Pemahaman
Konsep (understanding
Concep)
Jumlah item
Keterangan
disusun
Layak
digunakan
5 (1 5)
1. Interpretasi
(interpreting)
5 (1 - 5)
2. Membandingkan (
comparing)
5 ( 6 - 10)
3 (6,7 dan
9)
3. Memberikan contoh
(exemplifying)
4 ( 11 - 14)
4 (11, 12,13
dan 14)
4. Menginferensi
(inferring)
6 ( 15 - 20)
5. Meringkas
(summarizing)
6. Menjelaskan
(explaining)
4 (21 - 24)
5 (15, 16,
17, 19 dan
20)
4 ( 21, 22,
23 dan 24)
4 (25, 26,
27 dan 28)
Jumlah
4 (25 - 28)
28
25
untuk kepentingan pengukuran pemahaman konsep (PK) dalam suatu proses perkuliahan
berjumlah 25 item dari 28 item yang disusun.
Rekomendasi
Atas dasar kesimpulan yang didapat, tes Pemahaman konsep (PK) yang disusun layak
digunakan
sebagai salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dan dievaluasi dalam proses
perkuliahan Fisika Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S., & Abbas, M. 2006. The effect of inquiry-based computer simulation with
cooperative learning on scientific thinking and conceptual understanding. Malaysian On Line
journal of Instructional Technology. 3(2). 1-16.
Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and
Assessing: a Revision of Blooms Taxonomy. New York. Longman Publishing.
http://www.kurwongbss.qld.edu.au/thinking/Bloom/blooms.htm
Arikunto.S. 2008. Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta
Gardner, H. 1999. The dicipline mind: What all students should understand. New York:
Simon & Schuster Inc.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. 2002. Instructional media and
technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Longworth, N. 1999. Making lifelong learning work: learning cities for a learning
century.London: Kogan page imited.
National Research Council. (1996). National Science Education Standards. Washington DC:
National Academy Press.
APENDIKS
7
2 3
10
Berdasarkan grafik di atas, maka benda dalam keadaan diam (kecepatannya nol) terjadi ...
a. pada t = 0.
b. pada t = 2.
c. pada t = 2 dan 4.
d. Pada t = 3.
e. Pada t = 6.
5.Seorang mahasiswa melakukan penyelidikan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya apung
oleh zat cair yang bekerja pada benda. Dia menggunakan benda berbentuk bola yang divariasikan bahan
pembuat bola dan ukurannya. Dari hasil pengamatan diperoleh data seperti pada tabel berikut ini.
Jenis bahan
No
1
2
3
4
5
Besi
Tembaga
Besi
Besi
Tembaga
10
10
15
20
15
3
3
4
5
4
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan umum, bahwa...
a. Besar gaya apung dipengaruhi oleh jenis bahan benda.
b. Besar gaya apung dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup.
c. Besar gaya apung dipengaruhi massa jenis benda yang tercelup.
d. Besar gaya apung dipengaruhi bentuk benda.
e. Semuanya benar
9. Kecepatan sebuah benda yang bergerak pada bidang datar sebagai fungsi waktu dilukiskan seperti pada grafik
di bawah ini.
v
d
t
Pada selang manakah kedua benda memiliki arah gerak yang sama?
c
a.
b.
c.
d.
e.
14. Berikut ini adalah fenomena benda bergerak akibat bekerja gaya gesekan, kecuali ...
a.
b.
c.
d.
vertikal ke
bawah dan bola kedua dilempar horizontal, ternyata kedua bola tiba di tanah secara bersamaan. Mengapa hal ini
bisa terjadi?
Bola 1
Bola 2
a.
b.
c.
d.
e.