Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL KERANGKA BERPIKIR DAN CONTOH

HIPOTESIS

(Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi
Penelitian)

Dosen Pengampu : Kinkin Suartini, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Raldy Aditya (11170163000013)

Kelas : Tadris Fisika 6A

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
Kerangka Berpikir Model Korelasi dan Model Perbaikan Metode

Raldy Aditya
Jurusan Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
E-mail: raldy616@gmail.com

Tulisan ini disusun untuk membahas terkait kerangka berpikir yang


menjadi salah satu unsur atau poin penting dalam penyusunan skripsi ataupun
penelitian lainnya. Di dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti harus
melaksanakannya dengan langkah-langkah yang lebih sistematis yang didalamnya
terdapat urutan tertentu yang harus dipahami oleh seorang peneliti. Uma Sekara
dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap
penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir
(Sugiyono, 2013: 60).

Kerangka Berpikir Model Korelasi

Kerangka berpikir model korelasi merupakan gaya kerangka berpikir


penelitian yang biasa digunakan untuk model penelitian korelasi, di mana terdapat
variabel bebas dan variabel terikat. Komponen utama pada kerangka berpikir yang
dikembangkan Gregor Polančič (Polancik, 2009) adalah Independent Variables
(variabel bebas), Dependent Variables (variabel terikat), Levels (indikator dari
variabel bebas yang akan diobservasi), Measures (indikator dari variabel terikat
yang akan diobservasi). Kerangka berpikir di bawah menggambarkan alur logika
penelitian dan hubungan antar konsep yang ingin diteliti.
Dapat kita lihat bahwa kerangka pemikiran menggambarkan dengan jelas
semua variabel beserta indikatornya (Levels), hingga alat ukur yang digunakan
(Measurements) untuk menunjukkan ada atau tidaknya korelasi antar variabel
yang ingin diteliti, yang mana dalam penelitian tersebut dua variabel bebasnya
yaitu metodologi pengembangan software (yang diwakili oleh OSSD, RUP dan
XP) dan jumlah pengembang dalam tim (yang ukurannya adalah jumlah orang),
akan dilihat apakah memiliki korelasi dengan variable terikat, yaitu tingkat
produktifitas pengembang (yang ukurannya adalah jumlah baris code yang
dihasilkan tiap developer tiap harinya).

Kerangka Berpikir Model Perbaikan Metode

Kerangka pemikiran model perbaikan metode digunakan bila model


penelitian kita adalah method improvement (perbaikan metode), yang sering
digunakan pada penelitian di bidang sains dan teknik. Peneliti Berndtsson dan
Dawson menjelaskan bahwa research adalah aktifitas yang dilakukan dalam
rangka memberi kontribusi yang orisinil ke pengetahuan. Dalam hal ini ketika kita
memperbaiki sebuah metode atau algoritma, perbaikan yang kita lakukan adalah
salah satu bentuk dari kontribusi orisinil kita ke pengetahuan.
Komponen dari model kerangka pemikiran ini adalah Indicators,
Proposed Method, Objectives, dan Measurements. Di sini akan saya beri contoh,
misalnya kita akan mencoba menerapkan kerangka pemikiran yang kita desain
pada paper penelitian berjudul “Prediksi Produksi Padi dengan menggunakan
Support Vector Machine berbasis Particle Swarm Optimization” yang ditulis oleh
(Fei et al., 2009: 8-12).

Pada penelitian ini, data set yang digunakan adalah data set Chinese Grain
yang bersifat rentet waktu (time series) yang sifatnya public dataset. Sedangkan
metode yang diusulkan (Proposed Method) adalah menggunakan metode support
vector machine, di mana pada proses pemilihan (optimisasi) parameternya dibantu
oleh algoritma particle swarm optimization. Indikator (Indicators) yang
diobservasi adalah nilai populasi dan generation pada particle swarm
optimization, serta kernel type dan iteration pada support vector machine. Tujuan
(Objectives) pada penelitian ini adalah adanya peningkatan akurasi pada model,
dimana pengukuran peningkatan akurasi (Measurements) akan menggunakan root
mean squared error (RMSE). Sebagai catatan, metode yang diusulkan (proposed
method) yang ada di kerangka pemikiran ini adalah gambaran besarnya saja.
Nantinya gambaran besar metode yang diusulkan ini, harus dijelaskan secara lebih
detail dalam bentuk alur algoritma dengan ditambahi penjelasanmatemathical
model (formula) dari algoritma atau metode baru yang diusulkan.

Kesimpulan

Kerangka berpikir pada dasarnya adalah suatu arah penalaran untuk bisa
atau dapat memberikan jawaban sementara atas rumusan masalah yang sudah atau
telah disebutkan. Terdapat model kerangka berpikir yaitu kerangka berpikir model
korelasi dan kerangka berpikir model perbaikan metode yang mana penggunaan
kerangka berpikir tersebut tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu sangat penting bagi peneliti untuk
mengetahui teknik menyusun kerangka berpikir dengan tepat agar hasil
penelitiannya dapat mudah dipahami oleh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Sheng-Wei Fei, Yu-Bin Miao, dan Cheng-Liang Liu. 2009. “Chinese Grain
Production Forecasting Method Based on Particle Swarm Optimization-
based Support Vector Machine”. Recent Patents on Engineering, volume 3
(hlm. 8-12).

Sugiyono. 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung:


ALFABETA.
CONTOH HIPOTESIS
1. Hipotesis Deskriptif
Contoh:
1) Rumusan masalah deskriptif
a. Berapa daya tahan lampu led merk Y?
b. Berapakah tingkat kelulusan siswa di SMA X?
2) Hipotesis deskriptif
a. Ho = Daya tahan lampu led Y = 50.000 jam.

H1 = Daya tahan lampu led Y 50.000 jam.

b. Ho = Tingkat kelulusan siswa di SMA X = 100%.

H1 = Tingkat kelulusan siswa di SMA X 100%.

2. Hipotesis Komparatif
Contoh:
1) Rumusan masalah komparatif
a. Bagaimanakah tingkat kreativitas siswa kelas A bila dibandingkan
dengan siswa kelas B?
b. Bagaimanakah produktivitas kinerja pendidik di SMA X bila
dibandingkan dengan kinerja pendidik di SMA Y?
2) Hipotesis deskriptif
a. Ho = Tidak terdapat perbedaan tingkat kreativitas antara siswa
kelas A dan siswa kelas B.
H1 = Tingkat kreativitas siswa kelas A lebih besar dari siswa kelas
B.
b. Ho = Tidak terdapat perbedaan kinerja pendidik antara di SMA X
dan SMA Y.
H1 = Kinerja pendidik di SMA X lebih baik dari pendidik di SMA
Y.
3. Hipotesis Asosiatif
Contoh:
1) Rumusan masalah asosiatif
a. Apakah penggunaan alat peraga GLBB mempengaruhi tingkat
berpikir kritis siswa?
b. Adakah hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
tingkat kreativitas siswa?
2) Hipotesis deskriptif
a. Ho = Terdapat pengaruh alat peraga GLBB terhadap tingkat
berpikir kritis siswa.
H1 = Tidak terdapat pengaruh alat peraga GLBB terhadap tingkat
berpikir kritis siswa.
b. Ho = Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan tingkat kreativitas siswa.
H1 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan tingkat kreativitas siswa.

Anda mungkin juga menyukai