Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 3

XII MIPA 5
UNGGAS PEDAGING
( TIK-TOK )

ANGGOTA KELOMPOK :
1. ARDI JUNANDA ( 04 )
2. BERLIAN FREENANDA A.P ( 08 )
3. CANTIYA AUFA K ( 09 )
4. FAJAR ARI N.H ( 15 )
5. FAKHRUL ARIFIN K.A ( 16 )
6. M. YUSUF SABILA JAYA ( 22 )
7. PUPUT YUNIANA EVITA S ( 24 )
8. RIAWATI KUMARADEWI ( 28 )
9. RICO ASTA W ( 29 )
10.SYINDI OKTARIYANI A ( 33 )

KLASIFIKASI

Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Anseriformes
Famili
: Anatidae
Genus
: Cairina
Spesies
: C. moschata ( jantan )
Anas platyrhynchos ( betina )

ASAL
USUL
SEJARAH

atau

Tik-tok merupakan keturunan persilangan antara


itik betina dan enthok jantan. Itik dan enthok
bukan spesies baru, fosil unggas air ini telah
ditemukan pada zaman mesozoik 80 juta
tahun silam.
Santoso menuturkan, tik-tok lahir dari
obsesinya untuk mendivesivikasikan ternak
unggas dengan tahan penyakit, memiliki tekstur
seperti daging ayam dan siklus pertumbuhan
cepat. Nama tik-tok di patenkan pada tahun
2002 di lembaga paten, Dep. Kehakiman.

PENYEBARAN TIKTOK

Di Nusantara atau di Indonesia tik-tok


sudah tersebar hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Selain itu karena
hewan ini berasal dari itik dan enthok
maka jug ditemukan di Meksiko,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

CIRI-CIRI TIKTOK
Postur tubuh mirip enthok ( menthok )
Warna bulu putih mirip bebek peking
Berat tik-tok betina 1,8 kg
Berat tik-tok jantan 2 kg
Tubuh gempol
Leher lebih pendek dari itik,
tapi lebih panjang dari enthok
Kakinya berselaput
Paruh lebih mirip itik
Ekor lebih mirip itik
Badan lebih mirip enthok

BUDIDAYA

PERSIAPAN
1. MENENTUKAN LOKASI
Beternak tiktok dapat dilakukan hampir di semua
daerah, di dekat pantai, di pegunungan, di daerah
berumput
maupun
berbatu.
Namun
untuk
mendapatkan hasil yang optimal peternak harus
mempertimbangkan sifat tiktok yaitu tidak
menyukai tempat bising atau ramai. Kondisi
seperti ini menyebakan induk tidak mau bertelur.
Selain itu peternak juga harus mempertimbangkan
keberadaan lokasi beternaknya. Lokasinya harus
jauh dari pemukiman penduduk karena tiktok
mengeluarkan bau yang cukup tidak sedap.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap


letak lokasi lokasi beternak tiktok :
a.) Lokasi beternak tiktok harus dekat dengan
sumber air.
Air tersedia sepanjang waktu, termasuk pada
musim kemarau. Air merupakan kebutuhan utama
tiktok.
b.) Jika beternak tiktok menggunakan sistem intensif,
kandang yang dibuat harus memiliki saluran
udara (ventilasi) cukup.
Pergerakan udara yang lancar menyebabkan bahan
beracun seperti ammonia dari sisa pakan atau
bekas kotoran tiktok akan terurai melalui udara.

2. AKSES JALAN, LISTRIK DAN TELEPON


Akses
jalan
sangat
penting
untuk
kelangsungan usaha beternak tiktok, karena
banyak aktivitas yang dilakukan melalui akses
jalan ini. Pengangkutan bahan baku pakan dan
pengiriman
daging
ke
konsumen
pasti
menggunakan fasilitas jalan. Listrik dan telepon
juga sangat membantu kelancaran usaha ini.
Listrik bisa digunakan untuk penghangat anak
tiktok, penerangan, atau menghidupkan pompa
air. Sementara telepon bisa digunakan untuk
memesan bahan baku atau berhubungan
dengan konsumen.

3. KEBERADAAN LINGKUNGAN MASYARAKAT


Keberadaan masyarakat setempat sangat berpengaruh
terhadap

usaha

beternak

tiktok.

Interaksi

dengan

masyarakat setempat harus terjalin dengan baik agar


usaha beternak tiktok yang dilakukan tidak mendapat
hambatan dari mereka. Masyarakat setempat tidak akan
memberikan izin tempat jika usaha tersebut mengganggu
kehidupan mereka (akibat bau yang dikeluarkan tiktok).

Pemeliharaan tiktok secara intensif dapat


dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase
starter dan fase grower-finisher. Tiktok pada
masa
starter
(0-3
minggu),
harus
mendapatkan asupan pakan dengan nilai
nutrisi sesuai dengan kebutuhan ternak.
Disamping itu, pada masa ini diperlukan
penerangan pada malam hari serta dibuatkan
kandang panggung supaya tiktok tidak
kedinginan. Kepadatan tiktok per meter
persegi sekitar 14-20 ekor.

Umur potong tiktok 10 minggu, maka fase


grower-finisher mulai dari 4-10 minggu. Fase
ini membutuhkan biosekuritas yang baik,
sanitasi dan ventilasi yang memadai,
sehingga tiktok dapat tumbuh dengan
optimal. Disamping itu, penerangan juga
tetap diperlukan. Kandang yang digunakan
bukan kandang panggung lagi, melainkan
menggunakan
kandang
liter
dengan
kepadatan tiktok mulai dari 4-10 ekor per
meter persegi.

4. MENENTUKAN SISTEM PEMELIHARAAN, ada


3 cara sistem pemeliharaan tik-tok:
a) Sistem Pemeliharaan Tradisional
Beternak
tik-tok
dilakukan
dengan
cara
membiarkan tik-tok berkeliaran di hamparan
sawah atau menggunakan sistem integrasi.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya tiktok di sawah antara lain : membantu
pemupukan dari kotoran yang dihasilkan,
meningkatkan kadar O2 dalam tanah, dan
meminimalkan rumput-gulma maupun hama
karena dimakan tik-tok.

b) Sistem Pemeliharaan Semi Intensif


Beternak tik-tok dengan cara melepas tiktok keluar kandang kemudian dikandangkan
kembali.
c) Sistem Pemeliharaan Intensif
Beternak
tik-tok
dengan
cara
mengandangkan tik-tok, tanpa ada pelepasan
keluar kandang selama masa pemeliharaan.

TEKNIS BUDIDAYA
1. Pengadaan Bibit
Pengadaan bibitmerupakan salah satu kunci
keberhasilan usaha pembesaran tiktok. Pengadaan
bibit dilakukan dengan mengawinkan enthok jantan
dengan itik betina. Tiktok akan menetas pada hari
ke-32, induk tiktok mampu berproduksi hingga 70%
(120 hari x 70% = 84 butir). Daya tetas telur induk
tiktok itu hanya sekitar 33 %. Tiap 3 telur tetas
hanya menghasilkan seekor bibit DOT (day old
tiktok).
Anak tiktok yang baru lahir memiliki bobot
badan 26 53 gram (rataan 40,03 g). Ciri DOT yang
baik : sehat; tubuh tegap, gesit dan lincah; kaki
kokoh; fisik tidak cacat dan nafsu makan tinggi.
Selain dengan penetasan, bibit tiktok juga dapat

2. Kandang tik-tok
Ada 2 kandang yang harus disediakan untuk bertenak tik-tok
:
a) Kandang bibit tik-tok
Kandang anak terbuat dari bambu/kawat, berupa
panggung, cukup ventilasi. Kepadatan kandang
bibit
adalah 25 30 ekor/m2
b) Kandang pembesaran
Kandang pembesaran terbuat dari bambu, berupa
kandang tanah yang lantainya diberi alas sekam/serbuk
gergaji untukmenyerap air dan kotoran serta cukup
ventilasi.Kepadatan kandang pembesaran 10-12 ekor/m2.

3. Penyediaan Pakan
Pakan berasal dari limbah pertanian dan perikanan
misalnya dedak, padi, menir, jagung giling, bungkil
kelapa, keong mas, ikan rucah segar dan kepala
udang.
Pakan yang digunakan pada budidaya tiktok hanya
dua jenis yaitu starter dan grower/finisher.
Kebutuhan gizi starter ( usia 0-3 minggu) dan grower
(usia 4-10 minggu). Pemberian pakan stadia starter
sebanyak 20-40 gram/ekor/hari dengan frekuensi 3-4
kali. Sedangkan stadia grower sebanyak 40-60
gram/ekor/hari dengan frekuensi 2-3 kali.

4. Panen
Pertumbuhan tik-tok cepat. Dengan
pemberian pakan yang cukup dan
bermutu, bobot badan tik-tok umur 10
minggu dapat mencapai 2,5 kg.

PENYAKIT PADA TIK-TOK


1. Salmonellosis
Penyebab : Bakteri Salmonella
Penularan : Melalui telur saat penetasan atau tiktok dari carrier yang dibawa masuk kekandang.
Penanggulangan : Membersihkan kandang,
menghindari unggas dan binatang lain masuk ke
kandang. Membersihkan wadah pakan dan
minum, tidak tercemar tinja. Semprotkan juga
disvektan ke daerah atau ke lantai kandang.
Gejala : Tidak nafsu makan, berak berwarna putih,
dan menempel di bulu anus.

2. Salmonellosis
Penyebab : Bakteri Typhimurium
Gejala : Pernafasan sesak, diare.
Pengendalian : Sanitasi yang baik,
pengobatan
dengan
turarazolidone
melalui pakan dengan konsentrasi 0,04 %
atau dengan sultadimidin yang dicampur
air minum.

3. Botulismus
Penyebab : Bakteri Clostridium botulinium
Gejala : Tiba-tiba tik-tok lesu sayap dan
kaki terkuali lemas disertai diare, kotoran
encer
berwarna putih kehijau-hijauan,
apabila tik-tok yang terkena penyakit ini
sudah mengalami
kelumpuhan, maka
akan sulit disembuhkan.
Penanggulangan : Obati dengan Laxantia
untuk mengeluarkan racun dari saluran
pencernaan.

4. Cacingan
Penyebab : Cacing Ascaridia perspicillum
Penularan : Melalui tinja, pakan, dan air
minum yang tercemar telur cacing.
Gejala : Tik-tok mengalami depresi, kerdil,
tidak
nafsu makan, bobot turun, bulu
kasar,
diare,
serta
pucat.
Jika
mengatasinya terlambat menyebabkan
kematian.
Pengobatan : Dengan memberi obat
cacing
seperti
Fabantel,
Levamisol,
Midosamide 75% Oxy, Pendazole 50 mg,
secara tepat dan berkala.

5. Duck Cholera
Penyebab : Bakteri Pasteurela aviada
Gejala : Diare, lumpuh, tinja berwarna
kuning kehijauan.
Pengendalian : Sanitasi kandang, dengan
suntikan penicilin pada urat daging dada
dengan dosis sesuai label obat.

KEWIRAUSAHAAN

KELEBIHAN & KEKURANGAN


Kelebihan :
-

Bobot potong lebih besar


Cepat tumbuh
Kandungan lemak daging rendah
Tekstur daging empuk
Daging lebih gurih daripada daging itik petelur
Pertumbuhannya relatif seragam
Masa pemliharaan relatif pendek dalam usia 10 minggu ,
tiktok mampu mencapai bobot 2,5 kg/ekor
- Tik-tok pemakan segala

Kekurangan :
- Itik yang persediaan DID-nya terbatas
cenderung liar.
- Bulunya sulit dicabut, karena bulunya
tertanam lebih dalam dibandingkan itik.
- Mudah stress saat ada orang asing
masuk ke dalam kandang

POTENSI atau PELUANG USAHA TIK-TOK


Usaha tik-tok di masyarakat cukup mudah
dilakukan serta mampu menghasilkan laba
yang menggiurkan. Oleh karena itu, usaha
tik-tok sangat menjanjikan bagi masyarakat
karena bobot tik-tok yang lebih besar
dibanding itik dan dagingnya yang lebih
empuk dan gurih. Selain itu dalam
perawatannya tidak memerlukan tenaga
kerja atau dapat dikerjakan sendiri.

MANFAAT
- Bulunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kasur, bantal, pakaian, suttle kock, dsb.
- Kotoran yang dihasilkan dapat dijadikan
pupuk
- Meningkatkan perekonomian
- Menyalurkan hobi
- Dagingnya mengandung protein tinggi dan
kadar lemak yang rendah, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai