XII MIPA 5
UNGGAS PEDAGING
( TIK-TOK )
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ARDI JUNANDA ( 04 )
2. BERLIAN FREENANDA A.P ( 08 )
3. CANTIYA AUFA K ( 09 )
4. FAJAR ARI N.H ( 15 )
5. FAKHRUL ARIFIN K.A ( 16 )
6. M. YUSUF SABILA JAYA ( 22 )
7. PUPUT YUNIANA EVITA S ( 24 )
8. RIAWATI KUMARADEWI ( 28 )
9. RICO ASTA W ( 29 )
10.SYINDI OKTARIYANI A ( 33 )
KLASIFIKASI
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Ordo
: Anseriformes
Famili
: Anatidae
Genus
: Cairina
Spesies
: C. moschata ( jantan )
Anas platyrhynchos ( betina )
ASAL
USUL
SEJARAH
atau
PENYEBARAN TIKTOK
CIRI-CIRI TIKTOK
Postur tubuh mirip enthok ( menthok )
Warna bulu putih mirip bebek peking
Berat tik-tok betina 1,8 kg
Berat tik-tok jantan 2 kg
Tubuh gempol
Leher lebih pendek dari itik,
tapi lebih panjang dari enthok
Kakinya berselaput
Paruh lebih mirip itik
Ekor lebih mirip itik
Badan lebih mirip enthok
BUDIDAYA
PERSIAPAN
1. MENENTUKAN LOKASI
Beternak tiktok dapat dilakukan hampir di semua
daerah, di dekat pantai, di pegunungan, di daerah
berumput
maupun
berbatu.
Namun
untuk
mendapatkan hasil yang optimal peternak harus
mempertimbangkan sifat tiktok yaitu tidak
menyukai tempat bising atau ramai. Kondisi
seperti ini menyebakan induk tidak mau bertelur.
Selain itu peternak juga harus mempertimbangkan
keberadaan lokasi beternaknya. Lokasinya harus
jauh dari pemukiman penduduk karena tiktok
mengeluarkan bau yang cukup tidak sedap.
usaha
beternak
tiktok.
Interaksi
dengan
TEKNIS BUDIDAYA
1. Pengadaan Bibit
Pengadaan bibitmerupakan salah satu kunci
keberhasilan usaha pembesaran tiktok. Pengadaan
bibit dilakukan dengan mengawinkan enthok jantan
dengan itik betina. Tiktok akan menetas pada hari
ke-32, induk tiktok mampu berproduksi hingga 70%
(120 hari x 70% = 84 butir). Daya tetas telur induk
tiktok itu hanya sekitar 33 %. Tiap 3 telur tetas
hanya menghasilkan seekor bibit DOT (day old
tiktok).
Anak tiktok yang baru lahir memiliki bobot
badan 26 53 gram (rataan 40,03 g). Ciri DOT yang
baik : sehat; tubuh tegap, gesit dan lincah; kaki
kokoh; fisik tidak cacat dan nafsu makan tinggi.
Selain dengan penetasan, bibit tiktok juga dapat
2. Kandang tik-tok
Ada 2 kandang yang harus disediakan untuk bertenak tik-tok
:
a) Kandang bibit tik-tok
Kandang anak terbuat dari bambu/kawat, berupa
panggung, cukup ventilasi. Kepadatan kandang
bibit
adalah 25 30 ekor/m2
b) Kandang pembesaran
Kandang pembesaran terbuat dari bambu, berupa
kandang tanah yang lantainya diberi alas sekam/serbuk
gergaji untukmenyerap air dan kotoran serta cukup
ventilasi.Kepadatan kandang pembesaran 10-12 ekor/m2.
3. Penyediaan Pakan
Pakan berasal dari limbah pertanian dan perikanan
misalnya dedak, padi, menir, jagung giling, bungkil
kelapa, keong mas, ikan rucah segar dan kepala
udang.
Pakan yang digunakan pada budidaya tiktok hanya
dua jenis yaitu starter dan grower/finisher.
Kebutuhan gizi starter ( usia 0-3 minggu) dan grower
(usia 4-10 minggu). Pemberian pakan stadia starter
sebanyak 20-40 gram/ekor/hari dengan frekuensi 3-4
kali. Sedangkan stadia grower sebanyak 40-60
gram/ekor/hari dengan frekuensi 2-3 kali.
4. Panen
Pertumbuhan tik-tok cepat. Dengan
pemberian pakan yang cukup dan
bermutu, bobot badan tik-tok umur 10
minggu dapat mencapai 2,5 kg.
2. Salmonellosis
Penyebab : Bakteri Typhimurium
Gejala : Pernafasan sesak, diare.
Pengendalian : Sanitasi yang baik,
pengobatan
dengan
turarazolidone
melalui pakan dengan konsentrasi 0,04 %
atau dengan sultadimidin yang dicampur
air minum.
3. Botulismus
Penyebab : Bakteri Clostridium botulinium
Gejala : Tiba-tiba tik-tok lesu sayap dan
kaki terkuali lemas disertai diare, kotoran
encer
berwarna putih kehijau-hijauan,
apabila tik-tok yang terkena penyakit ini
sudah mengalami
kelumpuhan, maka
akan sulit disembuhkan.
Penanggulangan : Obati dengan Laxantia
untuk mengeluarkan racun dari saluran
pencernaan.
4. Cacingan
Penyebab : Cacing Ascaridia perspicillum
Penularan : Melalui tinja, pakan, dan air
minum yang tercemar telur cacing.
Gejala : Tik-tok mengalami depresi, kerdil,
tidak
nafsu makan, bobot turun, bulu
kasar,
diare,
serta
pucat.
Jika
mengatasinya terlambat menyebabkan
kematian.
Pengobatan : Dengan memberi obat
cacing
seperti
Fabantel,
Levamisol,
Midosamide 75% Oxy, Pendazole 50 mg,
secara tepat dan berkala.
5. Duck Cholera
Penyebab : Bakteri Pasteurela aviada
Gejala : Diare, lumpuh, tinja berwarna
kuning kehijauan.
Pengendalian : Sanitasi kandang, dengan
suntikan penicilin pada urat daging dada
dengan dosis sesuai label obat.
KEWIRAUSAHAAN
Kekurangan :
- Itik yang persediaan DID-nya terbatas
cenderung liar.
- Bulunya sulit dicabut, karena bulunya
tertanam lebih dalam dibandingkan itik.
- Mudah stress saat ada orang asing
masuk ke dalam kandang
MANFAAT
- Bulunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kasur, bantal, pakaian, suttle kock, dsb.
- Kotoran yang dihasilkan dapat dijadikan
pupuk
- Meningkatkan perekonomian
- Menyalurkan hobi
- Dagingnya mengandung protein tinggi dan
kadar lemak yang rendah, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.