Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN ILMU FISIKA KHUSUSNYA BIDANG MIRING

DALAM DUNIA PERTANIAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi tulang punggung bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontribusi fisika dalam disiplin ilmu lain mendorong laju
perkembangan ilmu ilmu baru, bahkan sampai menyentuh sendi sendi ilmu pertanian.
Berbicara tentang fisika tentu tidak bisa lepas dari fenomena fenomena alam yang
terjadi di sekitar manusia, sebab fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu sains. Kita
telah mengetahui bahwa sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dunia di sekitar
manusia, dengan kata lain fisika merupakan bagian dari ilmu yang mempelajari manusia dan
dunia di sekitarnya.
Sejak jaman dahulu berbagai macam aplikasi ilmu fisika telah diterapkan dalam
kehidupan manusia. Dimulai dari konsep konsep yang sederhana hingga konsep konsep
yang membutuhkan pemikiran yang lebih jeli dan teliti. Selama ini fisika sering diidentikan
dengan rumus rumus dan konsep konsep yang membingungkan, padahal sebenarnya
tanpa kita sadari ilmu fisika sering kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. Fisika yang
masih sering ditakuti oleh sebagian orang, khususnya kalangan pelajar, ternyata justru selalu
mengikuti fenomena fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Dalam bidang pertanian, fisika sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi, seperti halnya
yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu pengaplikasian bidang miring dalam pertanian.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya
1.2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana pengaruh bidang miring terhadap dunia pertanian?

1.3. Tujuan
a) Untuk mengetahui penerapan ilmu fisika di bidang ilmu pertanian.
b) Untuk menambah pemahaman tentang pentingnya bidang miring dalam dunia pertanian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk
memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan
penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk
mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga
kehilangan tanah berkurang(Sukartaatmaja, 2004).
Terasering adalah suatu konsep yang digunakan untuk meletakkan tanaman dengan
system yang bertingkat-tingkat. Lahan yang paling cocok dan pas digunakan untuk
terassering adalah lahan yang bentuknya miring. Lahan seperti ini biasanya ditemukan
didaerah perbukitan. Bentuk tanah atau lahan yang miring akan memudahkan kita untuk
membuat konsep penataan , karena tinggal menyusaikan derajat kemiringan tersebut, namun
demikian bukan berarti lahan yang bentuknya datar tidak bisa digunakan untuk membuat
terassering . Ada banyak keutungan jika menggunakan konsep seperti ini (Arsyad, S. 1986).
Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga mengurangi
kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah.
Dengan demikian erosi berkurang (Arsyad, 1989).
Tanah merupakan suatu hasil proses alam yang terdiri dari fase padat, cair dan gas dengan
ketebalan bervariasi dari beberapa cm hingga beberapa m yang menyelimuti permukaan
bumi. Tanah juga merupakan sumberdaya alam yang berperan sangat penting bagi kehidupan
manusia seperti tempat berpijak, mendirikan bangunan serta memenuhi berbagai kebutuhan
manusia seperti misalnya kebutuhan yang berasal dari flora dan fauna yang hidup diatasnya
untuk memenuhi kebuhuan pangan, sandang, bahan baku industri, obat-obatan, perumahan,
dan lain-lain.

BAB III
PEMBAHASAN

Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan
sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Penerapan bidang miring dapat mengatasi
hambatan besar dengan menerapkan gaya yang relatif lebih kecil melalui jarak yang lebih
jauh, dari pada jika beban itu diangkat vertikal. Dalam istilah teknik sipil, kemiringan (rasio
tinggi dan jarak) sering disebut dengan gradien. Bidang miring adalah salah satu pesawat
sederhana yang umum dikenal.

Pengertian Simbol

m : masa
g : gravitasi
N : Gaya normal
: Sudut antara bidang miring dan horozontal
Keterangan:
Pengaplikasian konsep bidang miring dalam dunia pertanian sangat berkaitan erat.
Pengaplikasian tersebut berupa pengaturan lahan pertanian yang berbentuk bidang miring
yang sering kita kenal dengan terasering. Dengan menerapkan tersering dirasa sangat
menguntungkan para petani karena terasering dapat dimanfaatkan pada daerah pegunungan
yang kita tahu bahwa permukaan lahannya perlu dibuat penataan agar dapat ditanami.
Terasering merupakan bangunan konservasi tanah, teras-teras yang dibuat sejajar
dengan garis kontur alam yang dilengkapi dengan saluran peresapan, saluran pembuangan air,
dan tanaman penguat teras yang berfungsi sebagai pengendali erosi.
Ancaman erosi ini bukan hanya mengancam sumber pangan dan kekayaan alam,
melainkan juga keselamatan manusia. Itu sebabnya, guna mencegah erosi, terutama di daerah
dengan kemiringan tertentu atau daerah yang punya aliran sungai, penduduk umumnya
mengonservasi tanah dengan sistem terasering.

Adapun Jenis-jenis terasering :


a)Teras Datar (level terrace)
Teras datar dibuat pada tanah dengan kemiringan kurang dari 3 % dengan tujuan
memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah. Teras datar dibuat dengan jalan menggali
tanah menurut garis tinggi dan tanah galiannnya ditimbunkan ke tepi luar, sehingga air dapat
tertahan dan terkumpul. Pematang yang terjadi ditanami dengan rumput.
b)Teras Kridit (ridge terrace)
Teras kridit dibuat pada tanah yang landai dengan kemiringan 3 - 10 %, bertujuan
untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan teras kridit di mulai dengan membuat
jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra.
c) Teras gulud
Teras gulud adalah guludan yang dilengkapi dengan rumput penguat dan saluran air
pada bagian lereng atasnya. Teras gulud dapat difungsikan sebagai pengendali erosi dan
penangkap aliran permukaan dari permukaan bidang olah. liran permukaan diresapkan ke
dalam tanah di dalam saluran air sedangkan air yang tidak meresap dialirkan ke Saluran
Pembuangan Air (SPA).
a. Persyaratan

Cocok untuk kemiringan lahan antara 10-40%, dapat juga digunakan pada
kemiringan 40-60%, namun kurang efektif.

Dapat dibuat pada tanah-tanah agak dangkal (> 20 cm). tetapi mampu meresapkan
air dengan cepat.
d) Teras bangku
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah
di bidang olah sehingga terjadi suatu deretan berbentuk tangga. Ada 3 jenis teras bangku :
datar, miring ke luar, miring ke dalam, dan teras irigasi (lihat gambar).

Teras bangku datar adalah teras bangku yang bidang olahnya datar membentuk sudut
0o dengan bidang horizontal).
Teras bangku miring ke luar adalah teras bangku yang bidang olahnya miring ke arah lereng
asli, namun kemiringannya sudah berkurang dari kemiringan lereng asli.
Teras bangku miring ke dalam (gulir kampak) adalah teras bangku yang bidang olahnya
miring ke arah yang berlawanan dengan lereng asli. Air aliran permu- kaan dari setiap
bidang olah mengalir dari bibir teras ke saluran teras dan terus ke SPA sehingga hampir
tidak pernah terjadi pengiriman air aliran permukaan dari satu teras ke teras yang di
bawahnya. Teras bangku gulir kampak memerlukan biaya yang mahal karena lebih banyak
penggalian bidang olah. Selain itu bagian bidang olah di sekitar saluran teras merupakan
bagian yang kurang/tidak subur karena merupakan bagian lapisan tanah bawah (subsoil)
yang tersingkap di permukaan tanah. Namun jika dibuat dengan benar, teras bangku gulir
kampak sangat efektif mengurangi erosi.
Teras irigasi biasanya diterapkan pada lahan sawah, karena terdapat tanggul penahan air.
a. Persyaratan

Tanah mempunyai solum dalam dan kemiringan 10-60%. Solum tanah > 90 cm
untuk lereng 60% dan >40 cm kalau lereng 10%.

Tanah stabil, tidak mudah longsor.

Tanah tidak mengandung bahan beracun seperti aluminium dan besi dengan
konsentrasi tinggi. Tanah Oxisols, Ultisols, dan sebagian Inceptisols yang berwarna

merah atau kuning (podsolik merah kuning) biasanya mengandung aluminium dan
atau besi tinggi.
Ketersediaan tenaga kerja cukup untuk pembuatan dan pemeliharaan teras.
Memerlukan kerjasama antar petani yang memiliki lahan di sepanjang SPA.

c. Pemeliharaan
Pemeliharaan saluran teras meliputi, memindahkan/mengeluarkan sedimen dari dalam
saluran dan dari rorak ke bidang olah, menyulam tanaman tampingan dan bibir teras yang
mati, memangkas rumput yang tumbuh pada saluran, tampingan dan bibir teras untuk
dijadikan pakan ternak.

Jadi secara garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga
tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi untuk:
1.

Menambah stabilitas lereng


Sebuah permukaan tanah yang terbuka yang berdiri membentuk sudut tertentu
terhadap horizontal dikatakan sebagai sebuah lereng tanpa perkuatan, dengan
digunakannya terasering maka tingkat kekuatan tanah akan lebih kokoh dengan
penyokong timbunan timbunan tersebut.

2.

Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng


Apabila lereng yang awalnya memiliki tingkat kemiringan yang tinggi dengan
jalan penggalian dan pengurugan tanah untuk dibuat timbunan maka tingkat
kemiringannya dapat diminimalkan.

3.

Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng)


Pemudahan perawatan bersinambungan dengan tingkat kemiringan lereng
tersebut, semakin miring lereng tersebut maka perawatan lahan akan mengalami
kesulitan karena faktor medan.

4.

Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off) dan Memperpanjang daerah


resapan air
Terasering berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga
mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan

air oleh tanah. Dengan demikian erosi berkurang memperbesar peresapan air ke dalam
tanah dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan arah aliran permukaan
menuju ke tempat yang lebih rendah secara aman.
5.

Dapat digunakan untuk landscaping


Landscaping itu sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya pengolahan
lahan. Lahan yang awalnya terbengkalai apabila dilakukan pengolahan lahan mampu
memberikan manfaat baik untuk alam sendiri ataupun makhluk hidup khusunya
manusia.

BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ilmu fisika dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk bidang pertanian,
sebagai contoh adalah penerapan konsep bidang miring dalam pengelolaan lahan pertanian.
Fungsi dari penerapan konsep tersebut adalah Menambah stabilitas lereng, Memudahkan
dalam perawatan (Konservasi Lereng), Memperpanjang daerah resapan air, Memperpendek
panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng, Mengurangi kecepatan aliran
permukaan (run off) , dan Dapat digunakan untuk landscaping.

MAKALAH FISIKA
PENERAPAN BIDANG MIRING DALAM DUNIA PERTANIAN

Disusun oleh:
Livana Aulia

Farid Jauhari

Chailendriani P. A

Rahquel Edelweis

Rifqi Suthan

Nurul Rofiah

Faidza Rika C

Setiawan

Masni Soviana

Annisa Galuh

Rifqi Nur Rahmawan

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

Anda mungkin juga menyukai