8 Petunjuk Pemilihan Teknis Metode Eor
8 Petunjuk Pemilihan Teknis Metode Eor
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 1 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
1. TUJUAN
Memilih metode EOR secara teknis yang dapat digunakan untuk menaikkan tingkat pengurasan
reservoir. Pilihan didasarkan kepada karakteristik minyak, batuan reservoir dan air formasi.
2.2. PERSYARATAN
Metode
ini baik digunakan pada reservoir yang mempunyai distribusi karakteristik batuan
(misalnya porositas, permeabilitas) yang relatif seragam. Jadi, pada umumnya reservoir yang
mempunyai sifat berikut ini:
- banyak rekahan (fractures)
- jumlah patahan kedap aliran yang banyak
- sifat-sifat yang tidak berkesinambungan secara lateral (diskontinuitas)
- tudung gas
bukanlan calon yang baik untuk EOR.
3. LANGKAH KERJA
1.
Siapkan data :
a. Karakteristik minyak dan kemampuan alir
- Gravity minyak, oAPI
- Viskositas minyak (pada kondisi reservoir) (), cp
- Transmisibilitas (kh/,) mD-ft/cp
- Komposisi fluida reservoir
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 2 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
- Kedalaman (D), ft
- Tebal (net pay) (h), ft
- Temperatur (T), oF
- Saturasi minyak (So), fraksi
- Tekanan reservoir (P), psia
- Jenis batuan
b. Karakteristik air formasi
- kegaraman (TDS), ppm
2.
Gunakan Tabel 2 untuk memilih metode EOR yang cocok berdasarkan data yang telah disiapkan.
Hasil pilihan dapat lebih dari satu jenis EOR.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 3 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
4. DAFTAR PUSTAKA
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
EOR
5. DAFTAR SIMBOL
= kedalaman reservoir, ft
= tebal lapisan, ft
= permeabilitas, mD
= tekanan, psi
So
= temperatur, F
TDS
Yunani :
= porositas, fraksi
= viskositas minyak, cp
NO : TR 08.01
Halaman
: 4 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 5 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG
Tabel l dibuat berdasarkan hasil pengkajian kurang lebih 2,500 reservoir yang sedang dan yang
akan mengalami EOR. Cadangan minyak di tempat dari seluruh reservoir tersebut diperkirakan
325 milyar barrel.
Kriteria pemilihan metode EOR yang memadai untuk suatu reservoir minyak didasarkan pada
"Implemented Technology Case", yaitu teknologi yang sedang diterapkan pada saat ini atau
paling tidak telah terbukti dapat dilaksanakan pada uji coba di lapangan minyak. Teknologi ini
meliputi metode termal, injeksi kimia dan pendesakan tercampur.
Apabila Tabel l ini digunakan, kemungkinan akan diperoleh bermacam-macam metode EOR
yang dapat diterapkan kepada satu reservoir minyak. Untuk mendapatkan jawaban proses mana
yang paling memadai (yang memberikan perolehan maksimum secara ekonomis), tentu saja
harus dilakukan kajian lanjut berupa: kajian laboratorium, kajian menggunakan model matematik
(Simulator) dan uji coba lapangan (Pilot testing).
Faktor atau parameter yang paling berpengaruh didalam pemilihan metode EOR dapat dibagi
dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Karakteristik minyak : Gravity, Viskositas dan Transmisibilitas.
2. Karakteristik reservoir : Kedalaman, Tebal Lapisan, Temperatur, Porositas, Permeabilitas,
Tekanan Reservoir, Saturasi Minyak dan Jenis Batuan.
3. Karakteristik air formasi : Kegaraman atau kadar padatan terlarut.
Penggunaan Tabel 1 akan memberikan pilihan yang baik apabila digunakan pada reservoir yang
memiliki distribusi karakteristik batuan yang seragam. Untuk reservoir yang mempunyai banyak
rekahan, banyak patahan, bersifat tidak menerus secara lateral, atau mempunyai tudung gas,
haruslah dikaji secara tersendiri pengaruh sifat-sifat tersebut di atas terhadap proses EOR itu
sendiri. Kajian tersebut dapat berupa pengamatan laboratorium atau menggunakan model
matematik (simulator).
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 6 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Deskripsi
Nitrogen dan flue gas adalah metode perolehan minyak yang menggunakan kedua gas nonhidrokarbon yang tidak mahal tersebut untuk memindahkan minyak ke dalam sistem yang
tercampur (miscible) maupun tidak tercampur (immiscible), tergantung pada tekanan dan
komposisi minyak. Karena harganya yang murah, volume yang besar dari gas-gas tersebut dapat
diinjeksikan. Nitrogen dan flue gas juga dipertimbangkan untuk digunakan sebagai gas-gas
penghalau (chase gases) dalam injeksi hidrokarbon-tercampur dan CO2.
Mekanisme
Injeksi nitrogen dan flue gas memperoleh minyak dengan :
a) menguapkan komponen yang lebih ringan dari minyak mentah dan menciptakan suatu
pencampuran bila tekanan cukup tinggi.
b) menyediakan suatu mekanisme daya dorong gas dimana bagian yang signifikan dari volume
reservoir terisi oleh gas-gas yang berbiaya rendah.
c) mempercepat pengurasan karena gravitasi
Batasan
Kondisi pencampuran yang terbentuk hanya dapat dicapai dengan minyak ringan dan pada
tekanan yang sangat tinggi; oleh sebab itu, diperlukan reservoir yang dalam. Diinginkan
reservoir yang kemiringannya tidak terlalu curam untuk memungkinkan stabilisasi gravitasi dari
pemindahan tersebut, dengan rasio mobilitas yang kurang ideal. Untuk peningkatan gravity
drainage tercampur atau tidak tercampur, suatu dipping reservoir (reservoir miring) sangat
penting untuk kesuksesan proyek.
Permasalahan
Viscous fingering menyebabkan efisiensi penyapuan vertikal dan horizontal sangat kecil. Gasgas non-hidrokarbon harus dipisahkan dari gas-gas terproduksi yang komersial. Injeksi flue gas
menyebabkan masalah korosi di masa lalu. Saat ini, nitrogen telah diinjeksikan dalam proyekproyek besar yang sukses, yang dulunya menggunakan flue gas.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 7 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Deskripsi
Injeksi hidrokarbon-tercampur terdiri dari penginjeksian hidrokarbon ringan ke dalam reservoir
untuk membentuk suatu daerah pencampuran. Ada tiga metode berbeda yang telah digunakan.
Yang pertama, metode kontak tercampur menggunakan sekitar 5% PV slug dari liquified
petroleum gas (LPG), seperti propan, dilanjutkan dengan gas alam atau gas dan air. Metode
kedua disebut daya dorong kondensat gas (enriched/condensing gasdrive), terdiri dari
penginjeksian 10 20% PV slug dari gas alam yang diperkaya dengan etana sampai heksana (C2
sampai C6), dilanjutkan dengan lean gas (kering, sebagian besar metana) dan, ada kemungkinan,
air. Komponen-komponen yang telah diperkaya ditransfer dari gas ke minyak. Metode ketiga
dan yang paling umum disebut daya dorong gas bertekanan tinggi (vaporizing gasdrive), terdiri
dari penginjeksian lean gas pada tekanan tinggi untuk menguapkan komponen C2 sampai C6 dari
minyak mentah yang dipindahkan. Kombinasi dari mekanisme kondensasi/penguapan ini juga
terjadi pada banyak kondisi reservoir meskipun kita biasanya berpikir bahwa satu proses lebih
dominan.
Mekanisme
Injeksi hidrokarbon-tercampur memperoleh minyak dengan :
a) membentuk pencampuran (pada daya dorong gas kondensasi dan penguapan).
b) meningkatkan volume minyak (swelling).
c) menurunkan viskositas minyak.
d) pemindahan gas tak tercampur, terutama meningkatkan gravity drainage dengan kondisi
reservoir yang tepat.
Batasan
Kedalaman minimum ditetapkan oleh tekanan yang diperlukan untuk menjaga pencampuran
yang terbentuk. Tekanan yang diperlukan berkisar dari sekitar 1,200 psi untuk proses LPG,
sampai 4,000 - 5,000 psi untuk daya dorong gas bertekanan tinggi, tergantung pada minyak-nya.
Formasi dengan kemiringan yang tidak terlalu curam sangat diinginkan untuk memungkinkan
beberapa stabilisasi gravitasi dari pemindahan, yang biasanya memiliki rasio mobilitas kurang
ideal.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 8 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Permasalahan
Viscous fingering menyebabkan efisiensi penyapuan vertikal dan horisontal sangat kecil.
Dibutuhkan hidrokarbon yang cukup berharga dalam jumlah besar. Larutan dapat terjebak dan
tidak terambil pada metode LPG.
Deskripsi
Injeksi CO2 dilakukan dengan menginjeksikan CO2 dalam jumlah besar (30% atau lebih dari PV
hidrokarbon) ke dalam reservoir. Walaupun CO2 bukan kontak tercampur yang pertama dengan
minyak mentah, CO2 mengekstrak komponen ringan sampai menengah dari minyak, dan jika
tekanan cukup tinggi, membentuk pencampuran untuk memindahkan minyak mentah dari
reservoir (MMP). Pemindahan tak tercampur kurang efektif, tetapi dapat memperoleh minyak
lebih banyak daripada injeksi air. Pada kedalaman <1,800 ft, semua reservoir tidak memenuhi
kriteria pemilihan teknis baik untuk metode injeksi tercampur maupun tak tercampur dengan
CO2 superkritik.
Mekanisme
CO2 memperoleh minyak dengan :
a) Mengembangkan (swelling) minyak mentah (CO2 sangat mudah terlarut dalam minyak
bergravitasi tinggi).
b) menurunkan viskositas minyak (jauh lebih efektif dibanding N2 atau CH4).
c) menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan fasa CO2/minyak pada daerah hampirtercampur.
d) membentuk pencampuran bila tekanan cukup tinggi.
Batasan
Diperlukan sumber CO2 yang baik.
Permasalahan
Korosi dapat menyebabkan masalah, terutama bila terjadi breakthrough awal CO2 pada sumur
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 9 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
produksi.
Catatan : Seluruh reservoir minyak dengan gravity lebih besar dari 22 oAPI dapat memenuhi
kualifikasi untuk pemindahan tak tercampur pada tekanan kurang dari MMP. Pada umumnya,
perolehan minyak yang berkurang akan menjadi proporsional dengan perbedaan antara MMP
dan tekanan injeksi yang dicapai. (Keputusan kriteria ini telah dipilih untuk menyediakan batas
aman dari tepat 500 ft di atas kedalaman rekahan reservoir yang tipikal untuk tekanan
pencampuran yang dibutuhkan (MMP), dan sekitar 300 psia di atas tekanan kritik CO2 untuk
injeksi tak tercampur pada kedalaman yang dangkal. Temperatur reservoir diikutsertakan dan
diasumsikan dari kedalaman).
Deskripsi
Injeksi micellar/polymer klasik terdiri dari penginjeksian suatu slug yang mengandung air,
surfaktan, polymer, elektrolit (garam), kadang suatu kosolven (alkohol), dan kemungkinan suatu
hidrokarbon (minyak). Ukuran slug biasanya 5 15% PV untuk sistem surfaktan konsentrasi
tinggi dan 15 - 50% PV untuk konsentrasi rendah. Slug surfaktan diikuti oleh air yang sudah
dicampur dengan polymer. Konsentrasi polymer biasanya berkisar dari 500 sampai 2,000 mg/L,
dan volume dari larutan polymer yang diinjeksikan bisa mencapai 50% PV atau lebih.
Injeksi ASP mirip dengan injeksi polymer, kecuali sebagian besar surfaktan digantikan dengan
alkali berbiaya rendah sehingga ukuran slug menjadi lebih besar dengan biaya keseluruhan lebih
rendah dan polymer biasanya tergabung dalam slug yang lebih besar dan cair. Untuk injeksi
alkali, sebagian besar air yang diinjeksikan telah ditreat dengan suatu alkali agent dengan
konsentrasi rendah dan surfaktan terbentuk di tempat dengan adanya interaksi dengan minyak
dan batuan. Pada masa ini (Mei 1997) tidak ada kegiatan injeksi alkali yang aktif.
Mekanisme
Seluruh metode injeksi surfaktan dan alkali memperoleh minyak dengan :
a) menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan air.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 10 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Batasan
Diinginkan suatu daerah penyapuan yang lebih dari 50% pada injeksi air. Lebih disukai formasi
yang relatif homogen. Anhidrit, gipsum atau lempung dalam jumlah besar tidak diinginkan.
Sistem yang tersedia menyediakan kelakuan yang optimum dari kondisi yang terbatas. Dengan
surfaktan komersial yang tersedia, klorida air formasi adalah < 20,000 ppm dan ion divalen (Ca++
dan Mg++) < 500 ppm.
Permasalahan
Sistem yang rumit dan mahal. Kemungkinan terjadi pemisahan kromatografik bahan-bahan
kimia dalam reservoir. Penyerapan surfaktan yang tinggi. Interaksi antara surfaktan dan polymer.
Degradasi bahan-bahan kimia pada temperatur yang tinggi.
Deskripsi
Tujuan dari injeksi polymer adalah untuk menyediakan efisiensi penyapuan pemindahan dan
volumetrik yang lebih baik selama injeksi air. Pada injeksi polymer, polymer tertentu dengan
berat molekul yang tinggi (umumnya polyacrylamide atau xanthan) dilarutkan dalam air yang
diinjeksikan untuk menurunkan mobilitas air. Digunakan konsentrasi polymer dari 250 sampai
2,000 mg/L; perlakuan ukuran yang layak membutuhkan 25 sampai 60% PV reservoir.
Mekanisme
Polymer memperbaiki perolehan dengan :
a) meningkatkan viskositas air.
b) menurunkan mobilitas air.
c) kontak dengan volume yang lebih besar di reservoir.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 11 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Batasan/Permasalahan
Lihat Tabel 2.
Deskripsi
Pembakaran di tempat atau injeksi api (fireflooding) melibatkan pembakaran dalam reservoir dan
penginjeksian udara untuk memungkinkan terbakarnya sebagian minyak mentah. Teknik yang
paling umum adalah pembakaran di depan (forward combustion) dimana reservoir dibakar
pada sumur injeksi dan udara diinjeksikan untuk meneruskan pembakaran ke arah depan sumur.
Salah satu variasi teknik ini adalah kombinasi dari forward combustion dan injeksi air
(COFCAW). Teknik kedua adalah pembakaran terbalik (reverse combustion) dimana api
dinyalakan di sumur yang pada akhirnya akan menjadi sumur produksi, dan udara yang
diinjeksikan diubah arahnya ke sumur yang berdekatan; bagaimanapun, tidak ada daerah
percobaan yang telah menyelesaikan reverse combustion ini.
Mekanisme
Pembakaran di tempat memperoleh minyak mentah dengan :
a) aplikasi panas yang ditransfer menurun secara konduksi dan konveksi sehingga menurunkan
viskositas minyak,
b) hasil dari destilasi uap dan pemecahan thermal yang dibawa ke depan untuk bercampur dan
meningkatkan minyak mentah,
c) membakar coke yang dihasilkan dari minyak berat,
d) tekanan disuplai ke reservoir dengan injeksi udara.
Batasan
Jika coke yang cukup tidak terendapkan dari minyak untuk dibakar, proses pembakaran tidak
akan bertahan; hal ini mencegah aplikasi untuk minyak parafinik bergravitasi tinggi. Jika coke
yang terendapkan terlalu banyak, peningkatan laju dari zona pembakaran akan menjadi lambat
dan jumlah udara yang diperlukan untuk mempertahankan pembakaran akan menjadi besar.
Saturasi dan porositas minyak harus tinggi untuk meminimalkan kehilangan panas ke batuan.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 12 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Proses yang terjadi cenderung menyapu bagian atas dari reservoir sehingga efisiensi penyapuan
untuk formasi yang tebal sangat kecil.
Permasalahan
Rasio mobilitas yang berlawanan. Breakthrough awal dari front pembakaran (dan campuran gas
yang mengandung O2). Proses rumit yang memerlukan investasi besar dan sulit untuk dikontrol.
Flue gas yang terproduksi dapat menimbulkan masalah lingkungan. Masalah operasional, seperti
korosi berat yang terjadi karena air panas dengan pH rendah, emulsi minyak/air yang serius,
produksi pasir yang meningkat, endapan karbon atau lilin, dan kegagalan pipa pada sumur
produksi sebagai akibat dari temperatur yang sangat tinggi.
Deskripsi
Proses daya dorong uap atau injeksi uap melibatkan injeksi kontinu sekitar 80% kualitas uap
untuk memindahkan minyak mentah menuju sumur produksi. Praktek yang biasa adalah untuk
mendahulukan dan mengiringi daya dorong uap tersebut dengan stimulasi uap siklik dari sumur
produksi (disebut huff n puff).
Mekanisme
Uap memperoleh minyak mentah dengan :
a) memanaskan minyak mentah dan mengurangi viskositasnya,
b) menyediakan tekanan untuk mendorong minyak ke sumur produksi,
c) destilasi uap, terutama pada minyak mentah yang ringan.
Batasan
Saturasi minyak harus cukup tinggi dan tebal zone minyak harus lebih dari 20 ft untuk
meminimasi kehilangan panas ke formasi yang berdekatan. Minyak mentah yang lebih ringan
dan kurang kental dapat diinjeksi dengan uap, tapi biasanya tidak bila reservoir bereaksi pada
injeksi air yang umum. Injeksi uap terutama dapat diaplikasikan pada minyak kental dalam
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 13 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
batuan pasir yang luas dan memiliki permeabilitas tinggi atau pasir yang tidak terkonsolidasi.
Karena terjadi kehilangan panas yang berlebihan di lubang sumur, reservoir yang diinjeksi uap
harus sedangkal mungkin dan tekanan untuk laju injeksi secukupnya dapat dipertahankan.
Injeksi uap pada umumnya tidak dilakukan pada reservoir karbonat. Karena sekitar 1/3 minyak
tambahan yang diperoleh dikonsumsi untuk membentuk uap yang diperlukan, maka harga per
barrel minyak tambahan ini sangat tinggi. Diinginkan suatu harga persentase yang rendah dari
lempung yang sensitif terhadap air untuk proses injeksi yang baik.
Deskripsi
Injeksi mikroba ke reservoir diharapakan dapat memproduksi asam dan surfaktan dari hasil
fermentasi bakteri tersebut. Mikroba yang akan diinjeksikan ke reservoir telah diseleksi dan diuji
laboratorium untuk memberikan hasil yang baik.
Mekanisme
Mikroba yang diinjeksikan diharapkan :
a) Memproduksi asam ; asam ini diharapkan dapat melarutkan matriks batuan sehingga dapat
menaikkan porositas dan permeabilitas batuan.
b) Memproduksi gas ; produksi gas yang diharapkan adalah CO2 dari hasil fermentasi dan
pengaruhnya dapat terjadi pada reservoir dengan skala yang luas.
c) Memproduksi pelarut; produksi pelarut (ethanol, butanol, acetone, dan isopropanol) oleh
mikroba bermanfaat selama proses MEOR (Microbial Enhanced Oil Recovery) sebab
senyawa tersebut bercampur (miscible) dengan minyak menurunkan viskositasnya dan
memperbaiki mobilitas.
d) Memproduksi surfaktan.
e) Penyumbatan selektif (selective plugging) ; penelitian laboratorium pada sistem reservoir
batuan pasir memperlihatkan bahwa microbial selective plugging secara teknis layak dan
dapat membelokkan aliran dari permeabilitas yang tinggi ke rendah. Selective plugging juga
dapat digunakan untuk memperbaiki waterflooding dengan membelokkan aliran dari
permeabilitas yang tinggi ke daerah yang memiliki permeabilitas rendah.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 14 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
f) Memproduksi polimer ; polimer digunakan untuk mengurangi mobilitas fasa air dan dapat
mengontrol dengan cara menaikkan viskositas fasa air.
Batasan
Ada beberapa batasan dimana metode MEOR (Microbial Enhanced Oil Recovery) tidak efektif,
bahkan pada keadaan yang paling baik. Terdapat juga beberapa kemungkinan kegagalan pada
setiap penerapan enhanced oil recovery. Frekuensi keberhasilan mungkin lebih sedikit daripada
prosedur industri yang rutin karena teknik EOR yang digunakan pada sumur-sumur yang
berbeda hampir selalu dijalankan pada keadaaan yang berbeda pula. Beberapa masalah yang
mungkin terjadi adalah seperti di bawah ini :
a) Penyumbatan formasi.
b) Kondisi geologi yang tidak tepat umumnya (banyak patahan).
c) Sifat minyak mentah yang tidak tepat.
d) Kontaminasi mikroorganisme lain yan merugikan.
e) Tidak cukup nutrisi.
f) Kegagalan sistem biologi.
= 18 oAPI
Viskositas minyak
= 15,000 cp
kh/
= 200 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman
= 800 ft
Tebal lapisan
= 200 ft
Temperatur
= 110 oF
Saturasi minyak
= 45 % PV
Permeabilitas
= 2,500 mD
Tekanan Reservoir
= 1,000 psi
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 15 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
Jenis batuan
= batu pasir
= 70,000 ppm
Ciri yang menonjol dari reservoir ini adalah relatif dangkal, minyak berat dan kental. Dari
Tabel 2 terlihat bahwa metode yang paling sesuai adalah Metode Termal - Injeksi Uap.
2. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak
= 22 oAPI
Viskositas minyak
= 2,500 cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman
= 2,950 ft
Tebal lapisan
= 100 ft
Temperatur
= 160 oF
Porositas
= 0.20
Permeabilitas
= 100 mD
Tekanan Reservoir
= 1,800 psi
So
= 61 % PV
Jenis batuan
= batu pasir
= 110,000 ppm
Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Metode Termal Pembakaran di tempat (In Situ Combustion).
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 16 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
3. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak
= 24 oAPI
Viskositas minyak
= 10 cp
kh/
= 300 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman
= 2,500 ft
Tebal lapisan
= 50 ft
Temperatur
= 150 oF
Permeabilitas
= 60 mD
Tekanan Reservoir
= 2,000 psi
So
= 37 % PV
Jenis batuan
= batu pasir
= 75,000 ppm
Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Metode Injeksi Surfactant - Alkali.
4. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak
= 22 oAPI
Viskositas minyak
= 5 cp
kh/
= 450 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman
= 2,100 ft
Tebal lapisan
= 75 ft
Temperatur
= 135 oF
Permeabilitas
= 30 mD
Tekanan Reservoir
= 1,950 psi
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 17 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
So
= 52 % PV
Jenis batuan
= karbonat
= 65,000 ppm
Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Injeksi Polimer dan Surfactant - Alkali.
5. Dari suatu reservoir yang akan mengalami proses EOR, didapatkan data rata-rata sebagai
berikut :
Karakteristik fluida
Gravity minyak
= 35 oAPI
Viskositas minyak
= 2 cp
kh/
= 2,000 mD-ft/cp
Karakteristik reservoir
Kedalaman
= 6,000 ft
Tebal lapisan
= 100 ft
Temperatur
= 210 oF
Porositas
= 0.15
Permeabilitas
= 40 mD
Tekanan Reservoir
= 2,600 psi
So
= 21 % PV
Jenis batuan
= karbonat
= 110,000 ppm
Dari Tabel l terlihat bahwa metode EOR yang cocok dilakukan pada reservoir ini adalah
Metode Pendesakan Dapat Campur Injeksi CO2.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Petunjuk Pemilihan Teknis Metode
NO : TR 08.01
Halaman
: 18 / 18
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
EOR
TABEL 1
KARAKTERISTIK INJEKSI CO2
Oil Gravity, oAPI
>40
2,500
32 s/d 39.9
2,800
28 s/d 31.9
3,300
22 s/d 27.9
4,000
Injeksi tercampur gagal,
<22
13 s/d 21.9
1,800
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 1 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
1. TUJUAN
Meramalkan kinerja (performance) injeksi air (water-flood).
3. LANGKAH KERJA
3.1. METODE BUCKLEY - LEVERETT - WELGE
1. Bagilah reservoir atas beberapa sistem linear (lihat Gambar 1 sebagai contoh).
2. Siapkan data pendukung :
- Luas sistem linear ( A )
- Tebal lapisan ( h )
- Porositas ( )
- Permeabilitas formasi ( k )
- Saturasi air konat ( S wc )
- Saturasi minyak residu ( Sor )
- Viskositas minyak pada kondisi reservoir ( o )
- Viskositas air injeksi ( w )
- Faktor volume formasi pada saat injeksi akan dimulai ( Bo )
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 2 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
fw =
(1)
k
1 + w . ro
o k rw
Siapkan tabel berisikan permeabilitas relatif ( k ro , k rw ) dan fractional flow ( f w ) sebagai fungsi
dari air ( S w ).
4. Plot f w terhadap S w .
5. Tarik garis lurus dari S wc menyinggung kurva f w vs S w . Dari garis singgung ini diperoleh :
a. Titik singgung antara garis tersebut dengan kurva memberikan S w = S wbt
b. Titik potong antara garis. tersebut dengan garis f w = 1 menghasilkan saturasi air rata-rata
sistem pedesakan pada saat breakthrough ( S wbt )
Catatan :
Untuk S w dalam sistem yang lebih besar dari S wc , penarikan garis singgung diperlihatkan
pada Gambar 2.
6. Perolehan minyak pada saat breakthrough dapat dihitung dengan persamaan :
S S wi
N p = 7,758 A h wbt
Bo
STB
(2)
7. Kinerja proses injeksi air setelah breakthrough, yang dinyatakan dalam N p , WOR dan qo
sebagai fungsi dari waktu, dapat dihitung mengikuti runtunan berikut ini :
a. Siapkan format tabel yang mencerminkan runtunan perhitungan.
Sw
fw
f w
S w
Qi
Sw
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 3 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Catatan : S w merupakan saturasi pada titik serap/sumur produksi yang harganya dipilih
lebih besar dari S wbt .
f w
di hitung dari kemiringan garis singgung titik-titik pada kurva fractional flow yang
S w
besarnya lebih besar dari S wbt (lihat Gambar 6 sebagai contoh).
1
f w S w
(3)
e. S w = S w + Qi (1 f w )
(4)
d. Qi =
S S wi
f. N p = 7,758 Ah w
Bo
g. qo =
(1 f w ) iw
h. WOR =
(6)
Bo
f w Bo
1 f w Bw
(7)
i. Wi = 7,758 A h Qi
j. t =
(5)
Wi
iw
(8)
(9)
WOR =
Manajemen Produksi Hulu
fw
= 49
(1 f w )
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 4 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(OIP )i = S wi
Boi
1 S wc
Boi
(10)
d. Tentukan Isi Minyak di tempat saat f w = 0.98 yang dikandung oleh 1 bbl volume pori-pori
(PV) total :
So 1 S w
=
Bo
Bo
(11)
S oi 1 S wc
=
Bo
Bo
(12)
M =
k rw
(13)
k ro
V =
k k
(14)
1V 2 )
VSE = (
M
(15)
i. Sisa minyak pada saat f w = 0.98 per 1 bbl volume pori-pori total adalah :
(OIP) a = VSE
S
So
+ (1 VSE ) oi
Bo
Boi
(16)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 5 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
j. Total Recovery :
RE =
(OIP) i (OIP ) a
(OIP ) i
(17)
(RE )ult = RE RF
(18)
V =
k k
(19)
M =
k rw
o
k ro
(20)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 6 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Np =
7,758 A h ( S oi S or )
R
Bo
(21)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 7 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
- Distribusi permeabilitas
- Faktor volume formasi awal ( Boi )
- Faktor volume formasi pada saat Injeksi akan dimulai ( Bo )
- Kurva permeabilitas relatif ( k ro dan k rw )
2.
Hitung fractional flow air f w (sama dengan langkah 3 Metode Buckley Leverett Welge).
3.
Plot f w terhadap S w ( S w merupakan saturasi pada titik serap/sumur produksi yang harganya
dipilih lebih besar dari S wbt ).
4.
Tarik garis lurus dari S w menyinggung kurva f w ( S w adalah titik perpotongan garis dengan
f w = 1).
f w
merupakan kemiringan garis tersebut untuk tiap harga S w .
S w
f w
vs S w .
S w
5.
Plot
6.
k rw
w S wbt
MS =
k ro
o Swi
7.
E Abt = 0.54602036 +
8.
0.03170817 0.30222997
+
0.00509693M S
M
MS
e S
(23)
VP = 7,758 A h
9.
(22)
(24)
Siapkan format tabel dengan selang perhitungan dua bagian, yaitu: Wibt sampai Wi100 dan
Wi100 sampai (Wi)max.
NO : TR 08.02
Halaman
: 8 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
Wi
(bbl)
Wi
Wi
Wibt
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
EA
(fraksi)
E A
Sw2
Q *i
(fraksi)
fo2
Np
S w5
WOR
(bbl) (bbl/bbl)
t
(hari)
(25)
'
Sw2
'
sw 2
sehingga :
(26)
Wi = Wi sekarang Wibt
(27)
(28)
e. Tentukan EA :
W
E A = E Abt + 0.633 log i
Wibt
(29)
f. Tentukan E A :
E A = E A sekarang E A sebelumnya
(30)
g. Tentukan Qi* :
(31)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 9 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
a1 = 3.65 Ebt
W
a 2 = a1 + ln i
Wbt
Wi Wi100
VP
(32)
dimana :
h. Tentukan f w :
'
fw =
1
Qi*
(33)
f o 2 = 1 f w2
l.
(34)
Tentukan S w5 :
S w5 = S w 2 + f o 2 Qi*
(35)
N n + N ps
Bo
dimana :
N n + [ f o 2 (Wi N n )]
Bo
N n = E A (S wbt S wi )V p
(36)
(37)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 10 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
WOR =
(Wi N n ) f o 2 (Wi N n )
(38)
Nn
t=
Wi
iw
(39)
14. Slope plot Np vs waktu merupakan laju produksi minyak setelah fill up.
15. Tentukan laju injeksi dasar (base) dengan persamaan (implementasi beda tekanan sumur
injeksi dan sumur produksi dijaga konstan) :
i=
3.541 k h P
d
ln 0.619
rw
(40)
dimana :
d
rw
permeabilitas, darcy
tebal lapisan, ft
viskositas, cp
16. Tentukan volume air injeksi yang diinginkan pada batas harga Wibt < Wi < (Wi)max
17. Tentukan efisiensi penyapuan :
a. Jika EA < EAbt , Mobility Ratio dihitung sama dengan langkah 6.
b. Jika breakthrough telah tercapai, tentukan E A berdasarkan langkah 9-e. Baca S w5 dari
tabulasi perhitungan dan baca Gambar 5 untuk menentukan
(k rw )S
w5
. Mobility Ratio
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 11 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
18. Korelasi rasio laju injeksi pemindahan ke laju injeksi pada satuan rasio mobilitas disebut
conductance ratio (Caudle dan Witte) yang ditentukan dengan persamaan :
i
ib
(41)
i = ib
(42)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 12 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Craig Jr., F. F. : The Reservoir Engineering Aspect of Waterf1ooding, SPE-Monogram Series,
SPE of AIME, Second Printing, 1971.
2. Donaldson, E. G., Chilingarian, G. V. dan Yen, T. F. : Enhanced Oil Recovery I, Elsevier,
1985.
3. Willhite, G. P. : Waterflooding, SPE Textbook series, SPE, 1986.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 13 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
5. DAFTAR SIMBOL
luas, acre
Boi
Bo
EA
fraksi zona yang telah tersapu hingga saturasi air rata-rata S wbt
E Abt
fw
tebal formasi, ft
ib
iw
permeabilitas lapisan, md
kro
krw
MS
mobility ratio dimana k rw dihitung pada saturasi air rata-rata di belakang front
(yang ditentukan dari solusi frontal lanjut)
Np
N pbt
Nn
N ps
Qi*
jumlah volume pori yang kontak dengan air pada pola 5-titik, PV
*
Qibt
RF
RE
Sor
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 14 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Sw
Sw
S w5
S wc
S wbt
saturasi rata-rata fasa pemindah pada breakthrough dalam injeksi linier seperti
yang telah terhitung dari solusi frontal lanjut.
S wi
waktu, hari
porositas, fraksi
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 15 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
A. Metode Buckley Leverett
Metode yang dibicarakan disini hanya berlaku untuk pola pendesakan linier, sehingga pola
injeksi-produksi di reservoir harus dibagi atas beberapa sistem linier. Batasan metode ini
adalah :
- Terjadi front pendesak, di mana minyak mengalir di depan front. Air dan minyak mengalir
di belakang front.
- Reservoir merupakan lapisan tunggal yang homogen dan luas bidang aliran (cross-sectional
area) tetap.
- Terjadi aliran linier yang mantap (steady state). Hukum Darcy berlaku dimana laju injeksi
= laju produksi.
- Tidak ada saturasi gas di belakang front pendesak.
- Fractional flow fluida pendesak dan yang didesak setelah breakthrough (air injeksi mulai
terproduksi, tercermin dari lompatan harga WOR) merupakan fungsi M (mobility ratio).
Dengan anggapan bahwa tekanan kapiler diabaikan dan tidak ada efek gravitasi serta
lapisan horizontal, maka persamaan fractional flow dapat dituliskan sebagai berikut :
fw =
1
k .
1 + ro w
k rw . o
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 16 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
California tersebut.
C. Metode Craig - Geffen - Morse
Evaluasi dilakukan pada saat breakthrough dimana efisiensi penyapuan tiap kumulatif volume
air yang diinjeksikan diperkirakan dengan menggunakan korelasi empiris Craig et.al.
Variasi WOR setelah breakthrough diperkirakan dengan membagi dua region, yaitu: daerah
penyapuan yang baru dan setelahnya. Daerah penyapuan yang baru adalah daerah yang hanya
tersapu oleh fluida pendesak. Daerah sebelum penyapuan adalah seluruh daerah penyapuan di
reservoir dimana Sw > Swbt. Kinerja pada region ini mengasumsikan bahwa semua air yang
terproduksi adalah berasal dari region sebelumnya, sementara minyak diproduksi dari daerah
penyapuan baru dan sebelumnya.
= (300 1,000) ft
Tebal Lapisan ( h )
= 20 ft
= 100 mD
Porositas ( )
= 0.15
= 0.363
Viskositas minyak ( o )
= 2.0 cp
Viskositas air ( w )
= 1.0 cp
= 1.00 RB/STB
= 0.205
= 338 bbl/hari
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 17 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
fw =
1
= 0.004 ,
0.605 1
1+
0.001 2
S atu rasi A ir
(S w )
0 .3 6 3
0 .3 8 0
0 .4 0 0
0 .4 2 0
0 .4 4 0
0 .4 6 0
0 .4 8 0
0 .5 0 0
0 .5 2 0
0 .5 4 0
0 .5 6 0
0 .5 8 0
0 .6 0 0
0 .6 2 0
0 .6 4 0
0 .6 6 0
0 .6 8 0
0 .7 0 0
0 .7 2 0
0 .7 4 0
0 .7 6 0
0 .7 9 5
NO : TR 08.02
Halaman
: 18 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
S wbt = 0,665 dan saturasi saat fraksi air (fw) = 1 dibaca S wbt = 0,7
4. Plot grafik f w terhadap S w saat mulai breakthrough dan setelahnya (Gambar 4). Tarik
garis lurus menyinggung kurva, titik singgung garis dengan kurva adalah harga S w dan
titik potong garis dengan fw = 1 adalah saturasi air rata-rata S w . Contoh untuk S w =
0,670 S w = 0.703 dan f w = 0.913
5. Perolehan minyak pada saat breakthrough adalah :
S wbt = 0.665 (dari Gambar 3) dan fwbt = 0.899 dan S wbt = 0.7
maka, Qibt =
bbl
Np =
qo =
(1 0)(338) = 338
1
bbl/hari
bbl
STB
NO : TR 08.02
Halaman
: 19 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
WOR =
0.899
= 8.9
1 0.899
Sw
S wbt
fw
Qi
0.363
0.665
0.670
0.680
0.690
0.700
0.710
0.720
0.730
0.740
0.750
0.536
0.700
0.703
0.713
0.721
0.730
0.736
0.741
0.750
0.758
0.766
0.000
0.899
0.913
0.936
0.953
0.968
0.977
0.984
0.990
0.995
0.997
(fraksi PV)
0.173
0.347
0.379
0.516
0.660
0.938
1.130
1.313
2.000
3.600
5.333
Waktu, t
(hari)
82.0
164.3
179.9
244.5
312.8
444.6
536.1
622.4
948.4
1707.2
2529.2
Np
qo
WOR
(STB)
27729
54016
54497
56100
57382
58825
59786
60588
62030
63313
64595
(bbl/hari)
338.0
34.1
29.4
21.6
15.9
10.8
7.8
5.4
3.4
1.7
1.0
(bbl/STB)
0.0
8.9
10.5
14.6
20.3
30.3
42.5
61.5
99.0
199.0
332.3
10 acre
Tebal Lapisan ( h )
20 ft
100 mD
Porositas ( )
0.15
0.363
0.205
Viskositas minyak ( o )
2.0 cp
NO : TR 08.02
Halaman
: 20 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
Viskositas air ( w )
= 1.0 cp
= 338 bbl/hari
3.
4.
Tentukan S wbt dan S wbt ( sama dengan langkah 5 Metode Buckley - Laverett - Welge).
5.
0.7 0.363
= 0.78
1 0.205 0.363
0.31 1
= 0.62
M _ =
S
12
6.
E Abt = 0.54602036 +
0.03170817 0.30222997
+
0.00509693 (0.62)
0.62
e 0.62
= 0.76
7.
Volume pori ( V p )
bbl
(Wi )max
bbl
(Qi )max
bbl
NO : TR 08.02
Halaman
: 21 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
(1 E Abt ) 0.274
bbl
Qi*
= 1 + a1e a1 [Ei (a 2 ) Ei (a1 )]
*
Qibt
dimana :
Wibt
59,339.96
=
= 0.337
E Abt .V p (0.76 )(232,734 )
maka :
Qi* = Qi*100 +
Wi Wi100
176,702.73 144,265.78
= 0.737 +
= 1.015
Vpori
232,734
bbl
15. f w =
1
= 2.584
0.387
NO : TR 08.02
Halaman
: 22 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
Nn + N p
Bo
STB
dimana :
bbl
STB
WOR =
t=
68,658
= 203
338
hari
23. Laju produksi minyak setelah fill up adalah slope plot Np vs waktu yaitu, 48.2 STB/hari
NO : TR 08.02
Halaman
: 23 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
180000
Kumulatif Minyak
yang diperoleh akibat injeksi, STB
160000
140000
120000
y = 48.176x + 60319
100000
80000
60000
40000
20000
0
0
500
1000
1500
2000
2500
24. Jika volume air yang diinginkan untuk injeksi diketahui (implementasi beda tekanan
konstan antara sumur produksi dan sumur injeksi ) sebesar 40,000 bbl dan 114,900 bbl,
perhitungan laju injeksi sebagai berikut :
a. Wi = 40,000 bbl
EA =
Wi
V p S bt S wi
40,000
= 0.51
232,734 (0.7 0.363)
ib =
3.541(0.1)(20 )(500 )
= 284.7
466.7
2 ln
0.699
0.5
bbl/hari
bbl/hari
NO : TR 08.02
Halaman
: 24 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
b. Wi = 114,900 bbl
M sw5 =
0.376 1
= 0.752
12
= 0.80 .
Laju alir air untuk injeksi :
bbl/hari
W i (bbl)
59409
68658
77906
87155
96403
105652
114900
124149
133397
142645
175138
207630
240123
272615
305107
337600
370092
402584
435077
467569
500061
532554
565046
597538
630031
662523
695015
727508
760000
0
9249
18497
27746
36994
46243
55491
64740
73988
83236
115729
148221
180714
213206
245698
278191
310683
343175
375668
408160
440652
473145
505637
538129
570622
603114
635606
668099
700591
Wi
W ibt
1.0
1.2
1.3
1.5
1.6
1.8
1.9
2.1
2.2
2.4
2.9
3.5
4.0
4.6
5.1
5.7
6.2
6.8
7.3
7.9
8.4
9.0
9.5
10.1
10.6
11.2
11.7
12.2
12.8
E A
EA
0.76
0.80
0.83
0.86
0.89
0.91
0.94
0.96
0.98
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
0.000
0.040
0.035
0.031
0.028
0.025
0.023
0.021
0.020
0.018
0.003
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Qi*
0.336
0.387
0.435
0.482
0.527
0.571
0.614
0.656
0.697
0.737
0.876
1.016
1.156
1.295
1.435
1.574
1.714
1.854
1.993
2.133
2.273
2.412
2.552
2.691
2.831
2.971
3.11
3.25
3.389
S w2
(fraksi)
0.665
0.671
0.675
0.678
0.681
0.684
0.687
0.690
0.692
0.694
0.698
0.705
0.712
0.719
0.722
0.725
0.727
0.728
0.730
0.731
0.733
0.734
0.735
0.736
0.737
0.737
0.738
0.739
0.739
S w5
f o2
0.101
0.085
0.076
0.068
0.062
0.056
0.052
0.047
0.044
0.042
0.034
0.028
0.022
0.017
0.015
0.013
0.012
0.011
0.010
0.009
0.009
0.008
0.008
0.007
0.007
0.006
0.006
0.006
0.005
0.699
0.704
0.708
0.711
0.714
0.717
0.719
0.721
0.723
0.724
0.729
0.733
0.737
0.741
0.743
0.745
0.747
0.749
0.750
0.751
0.752
0.753
0.754
0.755
0.756
0.756
0.757
0.757
0.757
N p (bbl)
53177.05
56518.65
60178.28
64097.15
68229.75
72510.22
76906.93
81396.31
85999.49
90710.30
94880.56
99019.73
102974.48
106511.00
110076.07
113720.41
117421.06
121162.36
124934.15
128729.44
132540.56
136362.79
140188.75
144015.50
147837.36
151650.98
155454.91
159245.08
163020.66
WOR
(bbl/bbl)
1.1
1.8
4.1
6.1
8.0
9.8
11.6
13.4
15.1
16.7
26.8
34.8
44.7
59.3
67.9
75.3
83.0
90.7
98.6
106.5
114.6
122.8
131.2
139.6
148.3
157.1
166.1
175.3
184.6
t
(hari)
176
203
230
258
285
313
340
367
395
422
518
614
710
807
903
999
1095
1191
1287
1383
1479
1576
1672
1768
1864
1960
2056
2152
2249
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 25 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 26 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 27 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 28 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
NO : TR 08.02
Halaman
: 29 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
S w bt
1 .0
0 .9
fw b t
0 .8
F ra k tio n a l F lo w ,
0 .7
0 .6
0 .5
0 .4
0 .3
0 .2
0 .1
S w bt
0 .0
0 .0
0 .1
0 .2
0 .3
0 .4
0 .5
0 .6
0 .7
S a tu ra si A ir, S w
0 .8
0 .9
1 .0
NO : TR 08.02
Halaman
: 30 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
1 2
8 9
10
1 .0 0
F raktio na l F low ,
0 .9 6
0 .9 2
0 .8 8
0 .8 4
0 .8 0
0.6 4
0 .68
0.72
0.76
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 31 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 32 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 33 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 34 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
SUB JUDUL
: METODE EOR
: Peramalan Kinerja Injeksi Air
NO : TR 08.02
Halaman
: 35 / 35
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 1 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
1.
TUJUAN
Meramalkan produksi minyak yang akan diperoleh sejak diinjeksikan uap ke dalam suatu reservoir
minyak.
2.
2.2. PERSYARATAN
Metode ini digunakan untuk reservoir minyak yang mempunyai distribusi karakteristik batuan
dan fluida (porositas, permeabilitas, saturasi fluida) seragam dan menerus.
3.
LANGKAH KERJA
3.1. METODE MARX - LANGENHEIM
1. Siapkan data pendukung :
- Kedalaman sampai puncak lapisan (Z)
- Porositas ()
- Permeabilitas (k)
- Temperatur Reservoir (Tr)
- Temperatur di Permukaan (Ts)
- Viskositas minyak pada kondisi reservoir (o)
- Tekanan reservoir (Pres)
- API gravity minyak (o)
- Ketebalan bersih (hp)
- Ketebalan kotor (hg)
- Saturasi minyak pada saat injeksi uap dilakukan (So)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 2 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(1)
4. Berdasarkan harga Pinj, tentukan harga entalpi dari cairan jenuh, uap jenuh (Hs), t.emperatur uap
(Tsteam) dan entalpi dari Evaporated atau yang kurang (Hwv) dari "Steam Table".
5. Tentukan laju injeksi (qsteam, lb/hari)
q steam = q steam
350
24
(2)
6. Dengan diketahui harga qsteam dan Pinj tentukan kehilangan panas (Hloss) setelah 1 tahun untuk
setiap kedalaman 100 ft dengan menggunakan Gambar 2.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 3 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
H = (1 X ) H w + XH s
(3)
8. Tentukan panas yang hilang dari permukaan sampai kedalaman titik injeksi (Hloss, Btu/hr).
Z
100
(4)
Xi = X
H loss
q steam H wv
(5)
H s = H q steam
(6)
H o = H s H loss
(7)
Np =
As (t )hg ( S o S or )
5.615Bo
(8)
dimana :
As (t ) =
H o Mhg D
2
4 K ob (Tsteam
x2
2x
1
e erfcx +
Tr )
M = (1 ) f C f + S w w C w + S o o C o
(9)
(10)
N p Bo
S o = (1
)
[1 S wc ]
N Boi
(11)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 4 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
x2
2x
1 dibaca dari kolom 3 Tabel 1 dimana :
e erfcx +
x=
3.2.
2 K ob t 0.5
Mhg D
Metode Jones
1. Siapkan data pendukung :
- Kedalaman sampai puncak lapisan (Z)
- Permeabilitas (k)
- Temperatur di Permukaan (Ts)
- Viskositas minyak pada kondisi reservoir (o)
- Tekanan reservoir (Pres)
- API gravity minyak (o)
- Saturasi minyak pada saat injeksi uap dilakukan (So)
- Perolehan produksi primer (% IOIP)
- Tekanan injeksi uap di permukaan (Pinj)
- Luas reservoir yang akan diinjeksi (A) (acres)
- Saturasi air awal (Swi)
- Gradien geotermal (Gg)
- Konduktivitas panas batuan di atas dan di bawah formasi (Kob)
- Panas spesifik batuan formasi (Cf)
- Panas spesifik air (Cw)
- Panas spesifik minyak (Co)
- Kerapatan jenis batuan formasi (f)
- Kerapatan jenis air (w)
- Kualitas uap di permukaan (X)
- Kerapatan Jenis minyak (o)
- Difusivitas termal lapisan atas dan lapisan bawah (D)
- Faktor Volume Formasi minyak (Bo)
- Saturasi gas (Sg)
- Saturasi minyak awal (Soi)
(12)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 5 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
VoD
N p S oi
= 1
N ( S oi S or )
0. 5
(13)
4. Pori-pori awal yang terisi uap seperti air dihitung dengan persamaan :
V pD
5.62Vs ,inj
=
43,560 Ah pS g
(14)
AcD
As
=
0.5
oi
A0.11 ln 100
(15)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 6 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
N dn N dn 1
t
q od =
(16)
dimana:
N d = F 'os Vs , inj
F ' os =
wC w h p
M 1 hg
(17)
S o (1 + hD ) E hs
(18)
M 1 = (1 ) R C R + f s (1 S or ) s C s + S or o C o + ( 1 f s )(1 S or ) w C w
(19)
dengan:
R = 165 lbm/cuft
CR = 0.20 Btu/lbm-oF
Sor = 0.15
w = 62.4 lbm/cuft
Cs Cw = 1.0 Btu/lbm-oF
Co = 0.45 Btu/lbm-oF
s 0
fs = kualitas uap di dasar lubang
E hs =
t t
1 tD
e erfc t D + 2 t D / 1 D cD
tD
1
t t 3 tD
t t
e erfc t D D cD
+ D cD
1 + FhD
3
3 t D
(20)
tD =
42,048K h t
2
hg M 1
(21)
(22)
t cD = 0.48 FhD
FhD =
1.71
f s h fg
(23)
C w T
(24)
h fg = 865 0.207 Ps
(25)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 7 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(26)
ln( P2 / P1 )
(i s 2 i s1 )
(27)
m=
b. secara linier :
Ps = P1 + m(i s i s1 )
m=
P2 P1
i s 2 i s1
(28)
(29)
K=
1
1 + 0.3275911 t D
(31)
q o = q od AcDVoDV pD
(32)
8. Rasio kumulatif minyak yang terproduksi terhadap air setelah uap diinjeksikan dapat dihitung
menggunakan persamaan :
q t
=
t
Fos
3.3.
Vs ,inj
(33)
hst 0.5 AR h p
dimana :
Manajemen Produksi Hulu
(34)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 8 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
2
(350)(144) st ist f st
AR =
2
(6.328) ( o st ) st k st h p
(35)
st = Ps 0.9588 / 363.9
(36)
st = (0.2Ts + 82)10 4
(37)
M s 2hp 2
tc =
t cD
4 K h M ob
(38)
dimana:
e tcD erfc t cD =
1
f sdh Lvdh
1+
C w (Ts TR )
(39)
dengan
(40)
4. Volume pola injeksi dan volume zona uap pada saat breakthrough dihitung dengan persamaan :
VB = 43,560 Ahg
(41)
(42)
5. Pada suatu harga waktu t, volume zona uap dihitung dengan persamaan :
2
Qi hg M s F1
Vs (t ) =
4k hob M ob [Ts TR ]
Vs (t ) =
Qi hg M s F2
untuk t tc
(43)
untuk t > tc
(44)
4k hob M ob [Ts TR ]
dimana :
F1 = e t D erfc t D + 2 t D / 1
tD
1 + 0.85 t D
(45)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 9 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
t D t cD (1 + f st Lv / c w (Ts TR ) ) +
F2 = F1
(46)
(47)
dimana:
KR = 2.75 Btu/ft-hr-oF pada 120 oF
7. Kapasitas panas rata-rata dari zona uap (Ms) dihitung dengan persamaan :
M s = (1 ) R C R + f s (1 S or ) s C s + S or o C o + ( 1 f s )(1 S or ) w C w
(48)
dimana:
R = 165 lbm/cuft
CR = 0.20 Btu/lbm-oF
Cs Cw = 1.0 Btu/lbm-oF
Co = 0.45 Btu/lbm-oF
(49)
(50)
dimana :
t cD
1
K 1
=
0.3276
(51)
10. Jadi, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh harga tc adalah sebagai berikut :
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 10 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
11. Temperatur rata-rata dari formasi yang tidak tersapu dihitung dengan persamaan :
Tavg =
Qi t Vs (t )(Ts TR ) M s
+ TR
2 M s [V B Vs (t )]
(52)
Persamaan ini hanya merupakan perkiraan dan digunakan untuk Tavg Ts. Jika Tavg > Ts, maka
Tavg diset sama dengan Ts untuk seluruh waktu di masa depan.
12. Menggunakan harga Tavg yang sudah dihitung pada langkah (11), hitung viskositas minyak dan
air sebagai berikut :
o = ae b /(T + 460 )
w = (1,776 T ) /( 26.5T 89)
(53)
k rw = 0.002167 S w* + 0.024167 S w*
k ro = 0.9416 +
(54)
1.0808 0.13856
2
S w*
S w*
(55)
14. Ketika Vs > VsBT, terdapat pilihan untuk memproduksi uap pada interval yang telah diberikan
atau menghentikan produksi. Farouq Ali menyarankan suatu perlakuan yang telah
disederhanakan, yang memberikan Vs(t) setelah breakthrough pada semua waktu (t) :
(56)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 11 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
15. Dengan asumsi bahwa reservoir dan formasi yang berdekatan memiliki sifat-sifat termal yang
sama, kehilangan panas di atas dan bawah daerah uap dihitung dengan persamaan :
Qi = 4 K h A(43,560)(Ts TR )
t t BT
(57)
16. Keseimbangan energi secara keseluruhan memberikan Qin Qout = Qaccumulation atau
Qi t 4 K h A(43,560)(Ts TR )
t t BT
= Vs M s (Ts TR )
(58)
Vs =
Qi t 4 K h A(43,560)(Ts TR )
t t BT
(59)
M s (Ts TR )
karena
Qi t BT = VsBT M s (Ts TR )
(60)
maka, diperoleh :
Qi t = Qi (t t BT ) + Qi t BT = Qi (t t BT ) + VsBT M s (Ts TR )
18. Substitusi persamaan (61) ke persamaan (59) menghasilkan :
Vs (t ) = VsBT + Qi (t t BT ) 4 K h A(43,560)(Ts TR ) (t t BT ) /
(61)
/ M s (Ts TR )
(62)
19. Dari langkah waktu t [t(n) sampai t(n+1)], volume uap darimana minyak dan air dipindahkan
karena ekspansi dan pemindahan fluida dapat dihitung dengan persamaan :
V s = V s
( n +1)
Vs
(n)
(63)
Qo = V s ( S o
(n)
S orst )
(64)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
Qw = Vs S w( n ) (1 S st S orst )
NO : TR.08.03
Halaman
: 12 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(65)
= Vs ( S w( n ) 1 + S st + S orst )
22. Persamaan material balance secara menyeluruh untuk zona minyak-air antara t(n) dan t(n+1)
adalah sebagai berikut :
Untuk minyak :
][
(66)
Qw q w t = V B' S w( n +1) S wn
[(
= V [S
) (
= VB' 1 S o( n +1) S g 1 S o( n ) S g
'
B
( n)
o
S o( n +1)
)]
(67)
[
[
q o Qo VB' S o( n +1) S o( n )
=
q w Qw V B' S o( n ) S o( n +1)
]
]
(68)
fw =
qw
=
qo + q w
1
k
1 + ro w
k rw o
(69)
dan
q o k ro w
=
=C
q w k rw o
(70)
25. Substitusi persamaan (38) ke dalam persamaan (36) dan penyelesaian untuk S o( n +1) memberikan
Qo CQw
VB'
1+ C
S o( n ) (1 + C ) +
S o( n +1) =
(71)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
3.4.
NO : TR.08.03
Halaman
: 13 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
i st =
Qi
5.6146 w Lvdh t
(72)
3. Untuk memperhitungkan kenyataan bahwa laju injeksi uap seharusnya didasarkan pada air
dingin yang disuplai ke dalam generator uap, persamaan (72) menjadi :
ist =
Qi
5.6146 w h fs + f sdh Lvdh C w (TR 32)
(73)
Qi = 4 K h A(Ts TR )
+ Ahs M s (Ts TR )
(74)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
4.
NO : TR.08.03
Halaman
: 14 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
DAFTAR PUSTAKA
1. Farouq Ali, S. M. : Steam Injection Theories A Unified Approach, paper SPE 10746,
dipresentasikan di California Regional Meeting of the SPE, San Francisco, March 24-26, 1982.
2. Marx, J. W. and Langenheim, R. H. : Reservoir Heating by Hot Fluid Injection, SPE Reprint
Series No. 7, hal 150-153.
3. Satter, A. : Heat Losses During Flow of Steam Down a Wellbore, SPE Reprint Series No. 10,
hal 55-61.
4. White, P. D. and Moss, J. T. : Thermal Recovery Method, Penn Well Publ. Co. Tulsa,
Oklahoma.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
5.
NO : TR.08.03
Halaman
: 15 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
DAFTAR SIMBOL
= luas, Acres
AcD
Bo
Boi
Cf
Ci
Co
Cw
EA
EV
fcp
fsdh
Gg
= entalpi, Btu/lb
Hs
Hw
Hwv
hfs
hg
hn
hp
hs
ist
= permeabilitas, md
kro
krw
Kh
Kob
Lvdh
Mob
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
Ms
Nd
Np
= tekanan, psi
Pinj
Pres
qo
qoi
qw
Qi
Ql
Qo
Qw
Sg
So
Soc
Soi
Sor
Sorst
Sos
Sst
Sw
Sw*
= (Sw-Swir)/(1-Swir-Sorw)
Swc
Swir
= waktu, jam
tc
tcD
tBT
T1,2
NO : TR.08.03
Halaman
: 16 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 17 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Tr = TR = temperatur reservoir, F
Ts
= temperatur permukaan, F
VB
VB
= VB Vs(n+1), ft3
VoD
VpD
= ruang pori mula-mula yang terisi uap sebagai air, tak berdimensi
Vs(t)
VsBT
= parameter Marx-Langenheim
= kedalaman, ft
Huruf Yunani
= porositas, fraksi
= konstanta (=3.14159)
= viskositas minyak, cp
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
6.
NO : TR.08.03
Halaman
: 18 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
LAMPIRAN
Metode peramalan ulah injeksi uap yang dikembangkan oleh Marx dan Langenheim merupakan
metode yang sederhana dan praktis digunakan. Metode ini dikembangkan untuk proses injeksi uap
pada reservoir yang ideal (homogen, isotropis dan mempunyai karakteristik batuan dan fluida yang
seragam dan menerus).
Gambar 1 memperlihatkan distribusi temperatur berjarak radial dari sumur injeksi (garis tegas) dan
kemudian disederhanakan sebagai garis terputus-putus untuk mempermudah pengembangan
persamaan matematis.
Berdasarkan pola penyebaran panas seperti diperlihatkan pada Gambar l tersebut, produksi
kumulatif minyak yang diperoleh adalah :
Np =
As (t )hg ( S o S or )
5.615Bo
(1)
dimana :
As (t ) =
H o Mhg D
2
4k ob (Tsteam
x2
2x
1
e erfcx +
Tr )
M = (1 ) f C f + S w w C w + S o o C o
(2)
(3)
Harga fungsi erf di ruas kanan persamaan (2) dapat dilihat pada Tabel 1. Kehilangan panas dari
permukaan sampai kedalaman titik injeksi dapat diperkirakan menggunakan Gambar 2.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 19 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Suatu reservoir dengan data di bawah ini merupakan calon untuk proyek injeksi uap. Perkirakanlah
laju produksi dan produksi kumulatif minyak yang diperoleh selama 10 tanun projek ini berjalan.
Kedalaman formasi (Z)
= 700 ft
Porositas ()
= 0.35
Permeabilitas (k)
= 7600 md
= 80 oF
= 70 oF
= 4000 cp
Tekanan reservoir
= 140 psi
= 14 oAPI
= 70 ft
= 80 ft
= 0.60
= 0.13
= 400 psi
= 60 acres
= 0.40
= 0.011
= 1.6 Btu/hr-ft
= 0.3 BTU/lb oF
= 1.0 BTU/lb oF
= 0.5 BTU/lb oF
= 130 lb/ft3
= 57 lb/ft3
= 50 lb/ft3
= 0.8
= 1 STB/bbl
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
=0
= 0.10
NO : TR.08.03
Halaman
: 20 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Penyelesaian :
= 424 BTU/lb
Hs
= 1204.5 BTU/lb
Hwv
= 781 BTU/lb
Tsteam
= 444.59 oF
q steam = q steam ( B / D)
q steam = 601
350
24
350
= 8,765lb / hr
24
Dari Gambar 1 :
Dengan qsteam = 8,765 lb/hr dan Pinj = 400 psi diperoleh Hloss = 0.32 % dari panas input per 100 ft.
Entalpi di permukaan :
H = (1 X ) H w + XH s
H = (0.2)(424) + (0.8)(1,204.5) = 1,048.4 BTU / lb
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 21 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Xi = X
H loss
q steam H wv
X i = 0.8
205,838.6
= 0.77
(8,765) (781)
H s = H q steam (lb / hr )
H s = (1,048.4)(8,765) = 9,189,226 BTU / hr
Input panas di formasi :
H o = H s H loss
H o = 9,189,226 205,838.6 = 8,983,387 BTU / hr
Saturasi minyak pada saat dimulainya injeksi uap :
N p Bo
S o = (1
)
[1 S wc ]
N Boi
Tentukan harga M :
M = (1 ) f C f + S w w C w + S o o C o
x=
x=
2k ob t 0.5
Mhg D
2(1.6)t 0.5
(39.5)(80) 0.04
= 0.0051t 0.5
Tentukan Np :
Np =
As (t )hg ( S o S or )
5.615Bo
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
Np =
NO : TR.08.03
Halaman
: 22 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
As (t )(70)(0.35)(0.52 0.1)
= 1.84 As (t )
5.615(1)
As (t ) =
H o Mhg D
2
4k ob (Tsteam
x2
2x
1
e erfcx +
Tr )
2x
1
As (t )(1.84) = 304,146.3e x erfcx +
2x
1
As (t ) = (1.84)(304,146.3) e x erfcx +
2x
x2
e erfcx + 1
Np (STB)
0.5
0.34
0.09157
51,245
0.48
0.16771
93,855
1.5
0.58
0.23133
129,459
0.68
0.30117
168,544
0.83
0.41549
232,520
0.95
0.51362
287,437
1.17
0.71003
397,354
1.35
0.91847
514,003
1.43
0.96611
540,663
10
1.51
1.01415
567,548
t
(tahun)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 23 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Gambar 1. Distribusi radial temperatur sebagai akibat injeksi uap (garis tegas) dan
penyederhanaannya (garis putus-putus).
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
NO : TR.08.03
Halaman
: 24 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Gambar 2. Panas yang hilang sebagai fungsi laju injeksi uap dan tekanan injeksi
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
TABEL 1
NO : TR.08.03
Halaman
: 25 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
TABEL 1 (SAMBUNGAN)
NO : TR.08.03
Halaman
: 26 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
TABEL 1 (SAMBUNGAN)
NO : TR.08.03
Halaman
: 27 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Uap
TABEL 1 (SAMBUNGAN)
NO : TR.08.03
Halaman
: 28 / 28
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 1/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
PERAMALAN KINERJA CYCLIC STEAM INJECTION
1.
PENDAHULUAN
Cyclic steam injection merupakan salah satu yang dipertimbangkan dalam proses pengambilan
minyak terutama pada reservoir yang mengandung minyak berat. Steam atau uap air diinjeksikan
dengan laju alir dan steam quality yang ditentukan. Begitu sampai di dasar sumur kualitas dan
temperatur dari steam tersebut akan berkurang karena adanya kehilangan panas. Setelah injeksi
dilakukan selama periode yang diinginkan, sumur ditutup dan membiarkan steam menembus lebih
jauh ke dalam reservoir dan memanasi fluida reservoir lebih lama. Periode ini disebut sebagai
soaking period. Kemudian sumur diproduksikan sampai laju alir yang ekonomis, dan proses injeksisoaking-produksi dapat diulang kembali.
Untuk meramalkan kinerja cyclic steam injection ini selama produksi digunakan beberapa teknik
yaitu thermal simulator, model analitik dan korelasi. Dalam bagian ini akan dibahas satu metode
analitik untuk meramalkan kinerja dari cyclic steam injection. Metode ini diambil dari studi yang
dilakukan oleh Gontijo dan Aziz.1 Sebagai tambahan referensi beberapa metode analitik lainnya
diberikan oleh Jones,2 Gozde et al.,3 Rivas dan Boccardo,4 Buitrago dan Boccardo,5 Tamim dan
Farouq Ali,6 dan Tamim dan Rahman.7
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 2/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
begitu minyak diproduksi steam mengembang ke bagian bawah,
potensial yang menyebabkan pergerakan minyak adalah kombinasi dari pressure drop dan gaya
gravitasi,
penurunan tekanan (pressure drawdown) ditentukan oleh tekanan steam sesuai dengan temperatur
rata-rata di zona yang dipanaskan (heated zone).
Berdasarkan asumsi tersebut maka persamaan yang digunakan untuk menghitung laju alir minyak
adalah:
q o = 1.87 R x
k oS o
mo o [ln (R x / rw ) 0.5]
(1)
dimana,
R x = Rh2 + ht2
(2)
S o = S oi S ors
(3)
= 144
( p s p wf )
o
+ h
ht
Rx
h = ht hst
dimana:
hst
ht
= ketebalan formasi, ft
ko
mo
= memiliki harga 3 4
ps
Rh
rw
= jari-jari sumur, ft
(4)
(5)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 3/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
= porositas, fraksi
T
ps = s
115.95
4.4543
(6)
dimana:
Ts
= temperatur steam, oF
(7)
ARD =
(350)(144)q s st
6.326 ( o st )ht2 k st st
(8)
dimana:
hst
k st
qs
st = viskositas steam, cp
st = massa jenis steam, lb/cuft
Viskositas dan massa jenis steam dapat dihitung dengan korelasi di bawah ini.
st =
p s0.9588
363.9
(9)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 4/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
st = 10 4 (0.2Ts + 82)
(10)
Vs
hst
Rh =
(11)
Vst =
(c )t (Ts TR )
(12)
dimana:
Vs
Qi
H last
Ts
= temperatur steam, oF
TR
Jumlah panas yang diinjeksikan per setiap satu massa steam adalah:
(13)
Cw =
hw (Ts ) hw (TR )
Ts TR
(14)
Enthalpi dapat dihitung menggunakan korelasi yang diberikan oleh Jones2 dan panas laten dihitung
menggunakan korelasi yang diberikan oleh Farouq Ali.8
T
hw = 68 s
100
1.24
(15)
(16)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 5/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
Kapasitas panas volumetrik dihitung dengan persamaan berikut 17.
( C ) t = (1 ) M o + [(1 S wi ) M o + S wi M w ]
(17)
dimana:
H last = Vs ( C ) t (Tavg TR )
(18)
(19)
Boberg dan Lantz menganggap bahwa volume zona steam berbentuk silinder sementar metode
Gontijo ini menganggap bahwa volume zona steam berbentuk kerucut yang terbalik, maka persamaan
19 merupakan persamaan pendekatan. fHD, fVD, dan fpD adalah parameter-parameter tidak berdimensi
dan didefinisikan oleh:
f HD =
t DH =
1
1 + 5t DH
(t t inj )
Rh2
(20)
(21)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 6/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
fVD =
t DV =
(22)
1 + 5t DH
4 (t t inj )
(23)
ht2
dimana:
= waktu, hari
t inj
Sedangkan parameter tak berdimensi yang terakhir pada persamaan 19 menggambarkan energi yang
terambil bersama-sama dengan fluida yang diproduksikan dan didefinisikan oleh persamaan
t
f pD =
1
Q p dt
2Qmax 0
(24)
dimana Qmax adalah panas maksimum yang dapat diberikan ke dalam reservoir dan dihitung di akhir
periode soaking dengan persamaan
t soak
(25)
(26)
dimana:
Qmax
Q p = 5.615(qo M o + q w M w ) Tavg TR
(27)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 7/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
M o = (3.065 + 0.00355T ) o
(28)
M w = Cw w
(29)
Sedangkan massa jenis minyak dan air pada temperatur tertentu dapat dihitung dengan persamaan
705 T
w = wstd 11ln
(30)
(31)
dimana:
ostd
wstd
T
100
w = 0.66
1.14
(32)
Setelah periode soaking dan sebelum produksi dimulai, fluida disekitar sumur yang mobile dianggap
hanyalah air:
S w = 1 S orw
(33)
Setelah sumur diproduksikan, saturasi minyak dianggap bertambah dan saturasi air diberikan oleh
S w = S w ( S w S wi )
Wp
WIP
(34)
dimana Wp adalah produksi kumulatif air selama siklus (bbl) dan WIP adalah jumlah air yang mobile
pada saat awal siklus.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 8/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
3. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN KINERJA CYCLIC STEAM
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Cyclic Steam
NO : TR 08.04
Halaman
: 9/9
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injection
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Gontijo, J.E. and Aziz, K.:A Simple Analytical Model for Simulating Heavy Oil Recovery by
Cyclic Steam in Pressure-Depleted Reservoirs, SPE 13037; Proceeding of The 59th Annual
Technical Conference and Exhibition, Houston, Texas, September 15-19, 1984.
2. Jones, J.:Cyclic Steam Reservoir Model for Viscous Oil, Pressure Depleted, Gravity Drainage
Reservoirs, SPE 6544; Proceeding of The 1977 California Regional Meeting of SPE AIME,
Bakersfield, California, April 13-15, 1977.
3. Gozde, S., Chhina, H.S., and Best, D.A.:An Analytical Cyclic Steam Stimulation Model for
Heavy Oil Reservoirs, SPE 18807; Proceeding of The SPE California Regional Meeting,
Bakersfield, California, April 5-7, 1989.
4. Rivas, O.R. and Boccardo, G.:Transient Analytical Modeling of Cyclic Steam Injection, SPE
27060; Proceeding of The Latin American Caribean Petroleum Engineering Conference, Buenos
Aires, Argentina, April 27-29, 1994.
5. Buitrago, S. and Boccardo, G.:Model for Predicting the Production Rate of Wells under Cyclic
Steam Injection Process, SPE 39029; Proceeding of The Latin American Caribean Petroleum
Engineering Conference and Exhibition, Rio de Janeiro, Brasil, 30 August 3 September, 1997.
6. Tamim, M. and Farouq Ali, S.M.:Optimization of Cyclic Steam Stimulation Using an Analytical
Model, SPE 39553; Proceeding and of The 1998 SPE India Oil and Gas Conference and
Exhibition, New Delhi, India, 17-19 February, 1998.
7. Tamim, M. and Rahman, M.:Analytical Modelling of Cyclic Steam Stimulation Using PseudoRelative Permeability Function, SPE 53690; Proceeding of The 1999 SPE Latin American and
Caribean Petroleum Engineering Conference, Caracas, Venezuela, 21-23 April 1999.
8. Farouq Ali, S.M.:Steam Injection Theories A Unified Approach, SPE 10746; Proceeding of
The California Regional Meeting of the SPE, San Francisco, March 24-26, 1982.
9. Boberg, T.C. and Lantz, R.B.:Calculation of the Production Rate of a Thermally Stimulated
Well, JPT (Dec. 1966) 1613-1623.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
NO : TR 08.05
Halaman
: 1 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
1.
TUJUAN
2.
2.1.
METODE
Metode grafis yang didasarkan pada metode Buckley Leverett digunakan dalam perkiraan
kinerja proses injeksi polimer.
2.2.
PERSYARATAN
Metode ini berlaku untuk sistim linear yang horizontal. Reservoir yang diproduksikan
melalui beberapa titik serap sebagai hasil proses injeksi air perlu dirubah geometrinya
menjadi satu atau lebih sistim linear.
3.
LANGKAH KERJA
1.
Bagilah reservoir atas beberapa sistim linear (lihat Gambar 1 sebagai contoh).
2.
Porositas ( )
Distribusi permeabilitas
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
NO : TR 08.05
Halaman
: 2 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Kurva permeabilitas relatif (kro dan krw sebelum dan sesudah penambahan
polimer)
3.
Hitung fractional flow air sebelum (fwb) dan sesudah penambahan polimer (fwa) dengan
persamaan :
fw =
k
1 + w . ro
o k rw
(1)
Siapkan tabel berisikan fractional flow (fwa dan fwb), sebagai fungsi dari saturasi air (Sw).
4.
5.
Tarik garis lurus dari titik b pada sumbu Sw menyinggung kurva fwa. Dari garis singgung
ini diperoleh :
a.
Titik singgung antara garis tersebut dengan kurva fwb memberikan Sw = Sa dan fw
= fa.
b.
Titik potong antara garis tersebut dengan garis fw = 1 menghasilkan saturasi air
rata-rata sistim pedesakan pada saat polymer bank break-through ( S wbta ).
c.
Titik potong antara garis tersebut dengan kurva fwa memberikan Sw = Sb dan fw =
fb.
6.
Tarik garis lurus melalui titik (Swc,fwc) dan (Sb,fb). Perpotongan garis ini dengan garis fw =
1 menghasilkan saturasi air rata-rata sistim pedesakan pada saat connate water bank
break-through ( S wbtb ).
7.
Jumlah larutan polimer yang diinjeksi dan perolehan minyak pada saat connate water
bank breakthrough dapat dihitung dengan persamaan:
Qi =
S b S wi
, PV
fb
Np = (
8.
S wbtb S wi
) , PV
Bo
(2)
(3)
Jumlah larutan polimer yang diinjeksi dan perolehan minyak pada saat polymer bank
breakthrough dapat dihitung dengan persamaan:
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
Qi =
Sa + b
, PV
fa
Np = (
9.
NO : TR 08.05
Halaman
: 3 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(4)
S wbta S wi
) , PV
Bo
(5)
Kinerja proses injeksi air setelah polimer break through, yang dinyatakan dalam Np,
WOR dan Wi sebagai fungsi dari waktu, dapat dihitung mengikuti runtunan berikut ini.
a.
Sw*
dfw/dsw
fw
Qi
Sw
Catatan : Sw* merupakan saturasi pada titik serap yang harganya dipilih lebih besar dari
Swbta.
b.
c.
df w
dihitung dari kemiringan garis singgung titik-titik pada kurva fractional
dS w
flow fwa yang besarnya lebih besar dari Swbt.
(lihat Gambar 3 sebagai contoh)
10.
1
, PV
df w / dS w
d.
Qi =
e.
S w = S w * +Qi (1 f w )
f.
Np = 7758 Ah (
g.
WOR =
h.
Wi = 7758 AhQi
i.
t=
S w S wi
)
Bo
f w Bo
(1 f w ) Bw
7758 AhWi
iw
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
4.
NO : TR 08.05
Halaman
: 4 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
5.
NO : TR 08.05
Halaman
: 5 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
DAFTAR SIMBOL
= luas, Acres
Boi
Bo
C0
= konsentrasi polimer dalam larutan polimer yang diinjeksikan, gm/cc pori batuan.
Cs
Csmax
fw
= tebal formasi, ft
iw
= permeabilitas lapisan, md
kro
krw
Np
Sw
Sw
Swc
= waktu, hari
Wi
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
6.
NO : TR 08.05
Halaman
: 6 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
LAMPIRAN
6.1.
Model matematik untuk pendesakan secara linear oleh larutan polimer terdiri dari dua
persamaan kesetimbangan massa air dan polimer, yaitu:
f
S
= w
x
t
(12)
( fC )
( S wC ) Cs
=
+
x
t
t
(13)
Air konnat terdesak secara sempurna tanpa adanya percampuran dengan larutan
polimer yang diinjeksikan.
Gambar 4 menunjukkan saturasi air dalam sistem linear selama pendesakan oleh larutan
polimer. Profil saturasi air menunjukkan dua lokasi yang diskontinyu pada xD1 dan xD2.
Titik xD1 bergerak dengan kecepatan
xD1
fa
=
Qi
Sa + b
(14)
Harga fa dan Sa ditunjukkan oleh Gambar 3. Connate water bank terbentuk di depan
larutan polimer. Connate water bank bergerak dengan kecepatan
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
NO : TR 08.05
Halaman
: 7 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
xD 2
fb
=
Qi
Sb S wi
(15)
xD
f
=
Qi S
S w S
w
(16)
w
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
6.2.
NO : TR 08.05
Halaman
: 8 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
NO : TR 08.05
Halaman
: 9 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
S wbta
S wbtb
0.9
(S a ,f a )
0.8
0.7
(S b ,f b )
fw
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
-0.2
-0.1
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Sw
0.7
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
NO : TR 08.05
Halaman
: 10 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
S wbta
1
fw
0.9
(S a ,f a )
0.8
0.7
fw
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
Sw*
0
-0.2
-0.1
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Sw
0.7
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Polimer
Sw
NO : TR 08.05
Halaman
: 11 / 11
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
ZONA POLYMER
Swi
CONNATE WATER BANK
xD = x/L
Gambar 4. Profil saturasi air saat injeksi larutan polimer pada sistem linear
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 1 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
1.
TUJUAN
Meramalkan kinerja (performance) injeksi CO2 (CO2 - flood) dan membuat desain injeksi CO2.
2.
METODE
Desain yang dilakukan dalam injeksi CO2 ke reservoir minyak dengan menentukan
banyaknya air yang digunakan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses
pencampuran CO2 dengan minyak dapat berlangsung, menentukan kebutuhan CO2 yang
akan diinjeksikan ke reservoir yang didorong oleh gas N2, menentukan tekanan injeksi (di
permukaan) CO2 ke reservoir yang tidak melebihi tekanan formasi.
2.2.
PERSYARATAN
Metode ini berlaku untuk sistim injeksi CO2 dan air secara simultan, injeksi slug CO2 dan
air secara bergantian, dan injeksi CO2 dengan pendorong gas N2.
3.
LANGKAH KERJA
3.1.
Faktor volume formasi minyak pada saat injeksi akan dimulai (Bo)
Faktor volume formasi gas pada saat injeksi akan dimulai (Bg)
Perbandingan kelarutan gas dalam minyak pada saat injeksi akan dilakukan (Rs)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 2 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
F p = V g V gs + W p bbl
(1)
dimana :
V gs =
Vg
Bg
1
bbl
(Rsi Rs ) / (Boi Bo )
(2)
(3)
4. Hitung jumlah fluida yang akan terproduksi selama proses menaikkan tekanan reservoir
(qf) :
q f = q o Bo + q o GOR Rs B g + q w bbl/hari
(4)
t pressurization =
Fp
qi q f
hari
(5)
6. Jumlah air yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses
pendesakan CO2 dapat berlangsung adalah :
W = F p + (q f t pressurization ) bbl
3.2.
(6)
Area (A)
Porositas ( )
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 3 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
3. Hitung waktu yang dibutuhkan front CO2 bergerak disepanjang reservoir (tCO2) :
t CO 2 = 6.7 10 8
) AhE Eq (1 S ) detik
a
(7)
or
X = 3.625
(Dc o + Dnc ) t CO 2
(8)
.cm
dimana :
Dc-o
Dn-c
Vd =
AX (7758)
bbl
2
(9)
VCO 2 = Vd + Vs bbl
(10)
dimana :
Vs
SG CO2
2. Perhitungan tekanan statik yang dibutuhkan untuk menginjeksikan CO2 (Pts) adalah :
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 4 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
0.01875SG (D )
Pws = Pts exp
psia
TZ
(11)
dimana :
S=
0.0375(SG )(TVD )
TZ
n 21.25
= 1.14 2 log +
0.9
f
d Ne
Ne =
20011(SG )q
co2 d
(4)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
4.
NO : TR 08.06
Halaman
: 5 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
DAFTAR PUSTAKA
1.
Carcoana, A. : Applied Enhanced Oil Recovery. Prentice Hall, Englewood Cliff, New
Jersey, 1992.
2.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
5.
NO : TR 08.06
Halaman
: 6 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
DAFTAR SIMBOL
= area, Acres
Boi
Bo
Bgi
Bo
Bo
Bg
Boi + Bo
2
B gi + B g
2
kedalaman reservoir, ft
Dc-o
Dn-c
Ea
Ea
Fp
= tebal formasi, ft
MD
= measured depth, ft
Np
Ptf
Ptf
Pws
Pwf
qf
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 7 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
qi
qo
qw
RF
Rsi
Rs
Sor
co2
= viskositas CO2, cp
Vd
Vs
Vg
Vgs
Wp
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
6.
NO : TR 08.06
Halaman
: 8 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
LAMPIRAN
6.1.
2.
3.
4.
Mekanisme dasar injeksi CO2 adalah bercampurnya CO2 dengan minyak dan membentuk
fluida baru yang lebih mudah didesak daripada minyak pada kondisi awal di reservoir.
Ada 4 jenis mekanisme pendesakan injeksi CO2 :
1. Injeksi CO2 secara kontinyu selama proses EOR.
2. Injeksi slug CO2, diikuti air.
3. Injeksi slug CO2 dan air secara bergantian.
4. Injeksi CO2 dan air secara simultan.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 9 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Injeksi CO2 dan air secara simultan terbukti merupakan mekanisme pendesakan yang
terbaik di antara keempat metode tersebut (oil recovery-nya sekitar 50%). Disusul
kemudian injeksi slug CO2 dan air secara bergantian. Injeksi langsung CO2 dan injeksi
slug CO2 diikuti sama buruknya dalam kemampuan mengambil minyak (sekitar 25%).
Agar tercapai pencampuran antara CO2 dengan minyak, maka tekanan di reservoir harus
melebihi MMP (Minimum Miscibility Pressure), harga MMP dapat diperoleh dari hasil
percobaan di laboratorium atau korelasi. Metode penentuan MMP antara lain :
1. Percobaan keseimbangan gaya berat (gravity-stable), percobaan ini dilakukan
dengan menginjeksikan CO2 dari atas ke bawah dengan laju yang kecil pada core
atau kolom batuan yang telah dijenuhi oleh minyak. Kemudian di plot antara
kenaikan tekanan seiring dengan perolehan minyak (Gambar 5).
2. Percobaan menggunakan slim tube, percobaan ini menggunakan slim tube yang telah
dijenuhi oleh minyak, kemudian diinjeksikan CO2 dengan laju yang kecil. Plot antara
tekanan injeksi dengan perolehan minyak dapat memberikan harga MMP (lihat
Gambar 7).
3. Pengamatan langsung pada pori batuan, percobaan ini cukup sulit karena
membutuhkan kecakapan dan pengalaman dari sang pengamat. Metode ini dilakukan
dengan mengamati perubahan warna ketika batuan di injeksikan CO2 pada berbagai
harga tekanan.
4. Korelasi, metode ini dikembangkan oleh Holm-Josenthal (1974) lalu disempurnakan
oleh Mungan (1981). Korelasi ini bergantung pada komposisi pentane dan fraksi
berat, serta temperatur reservoir. (lihat Gambar 8).
Sumber CO2 alami adalah yang terbaik, baik dari sumur yang memproduksi gas CO2
yang relatif murni atau dari pabrik yang mengolah gas hidrokarbon yang mengandung
banyak CO2 sebagai kontaminan. Sumber yang lain adalah kumpulan gas (stack gas) dari
pembakaran batubara (coal-fired). Alternatif lain adalah gas yang dilepaskan dari pabrik
amoniak.
Desain yang dilakukan dalam injeksi CO2 ke reservoir minyak adalah menentukan
banyaknya air yang digunakan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 10 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
pencampuran CO2 dengan minyak dapat berlangsung, menentukan kebutuhan CO2 yang
akan diinjeksikan ke reservoir yang didorong oleh gas N2, menentukan tekanan injeksi
(di permukaan) CO2 ke reservoir yang tidak melebihi tekanan formasi.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
6.2.
NO : TR 08.06
Halaman
: 11 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Contoh Soal
6.2.1. Perhitungan jumlah air yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan reservoir
sehingga terjadi pencampuran CO2
Suatu reservoir memiliki tekanan awal = 2143 psia setelah diproduksi selama
beberapa tahun tekanan reservoir turun hingga 1143 psia. Sementara MMP dari
hasil percobaan sebesar 2114 psia, hitung banyaknya air yang harus diinjeksikan
agar tekanan bisa melebihi MMP ? (laju alir air yang tersedia sebesar 12,580
bbl/hari)
Data Reservoir :
Boi
= 1.53 bbl/STB
Bo
Bgi
= 0.010 cf/scf
Bg
Rsi
= 778 scf/bbl
Rs
Data Produksi :
Np
ER
= 15% OOIP
Wp
= 14 104 bbl
qo
= 1352 STB/hari
GOR
= 200 STB/bbl
qw
= 126 bbl/hari
Penyelesaian :
Hitung jumlah fluida yang telah diproduksi (Fp) :
F p = V g V gs + W p bbl
(1)
dimana :
2.516 10 6
V g =
0.15
V g = 6.7 10 6 bbl
Manajemen Produksi Hulu
2.516 10 6
bbl 1.53
0.15
(2)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
V gs =
V gs =
Vg
Bg
NO : TR 08.06
Halaman
: 12 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
1
bbl
(Rsi Rs ) / (Boi Bo )
(3)
6.7 10 6 bbl
5.615scf / bbl
= 2.1 10 6 bbl
(778 522)scf / bbl
0.014
(1.53 1.33)
q f = q o Bo + q o GOR Rs B g + q w bbl/hari
(4)
650
q f = 3312 bbl/hari
Hitung waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan reservoir :
t pressurization =
Fp
hari
qi q f
t pressurization =
4.74 10 6
= 511 hari
12580 3312
(5)
Jumlah air yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses
pendesakan CO2 dapat berlangsung adalah :
W = F p + (q f t pressurization ) bbl
(6)
6.2.2.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
= 40 acre
= 300 ft
= 0.09
Ea
= 0.1
Ev
= 0.8
Sor
qi
= 4000 bbl/hari
NO : TR 08.06
Halaman
: 13 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Penyelesaian :
Hitung waktu yang dibutuhkan front CO2 bergerak disepanjang reservoir (tCO2) :
t CO 2 = 6.7 10 8
) AhE Eq (1 S ) detik
a
or
(7)
t CO 2 = 6.7 10 8
1 0.8(1 0.05)
) 40 300 0.094000
t CO 2 = 137.49 10 6 detik
Hitung panjang daerah difusi CO2 (X) :
X = 3.625
(Dc o + Dnc ) t CO 2
(8)
.cm
Dn-c
Vd =
AX (7758)
bbl
2
Vd =
40 0.09 43.9(7758)
= 613,037bbl (7.37% PV )
2
(9)
VCO 2 = Vd + Vs bbl
VCO 2 = 613,037 + (0.075 40 300 0.09 7758) = 1.24 10 6 bbl
dimana :
Vs
Manajemen Produksi Hulu
= 7.5 % PV
(10)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
6.2.3.
NO : TR 08.06
Halaman
: 14 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
= 170 oF
Ts
= 70 oF
SGCO2
= 1.529 (udara = 1)
ZCO2
= 0.56
= 4264 ft
Penyelesaian :
Perhitungan tekanan statik yang dibutuhkan untuk menginjeksikan CO2 (Pts)
adalah :
0.01875SG (D )
Pws = Pts exp
psia
TZ
(11)
(0.01875)(1.529)(4264)
2114 = Pts exp
(170 + 410)(0.56)
Pts = 1451 psia
Jadi tekanan yang dibutuhan untuk menginjeksikan kolom gas CO2 dalam
kondisi P dan T diatas adalah : 2114 1451 = 663 psia
B. Perhitungan tekanan injeksi tubing CO2
Hitung tekanan injeksi tubing CO2 dimana tekanan injeksi di bawah sumur
adalah 2300 psia, laju injeksi CO2 sebesar 1 MMscf/hari tiap sumur ?
Data :
d
= 2.441 inchi
MD=TVD
= 4264 ft
= 5 10-4 inchi
co2
= 0.05 cp
SGCO2
= 1.529
NO : TR 08.06
Halaman
: 15 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
ZCO2
= 0.56
TR
= 170 oF
Penyelesaian :
(4)
dimana :
S=
0.0375(SG )(TVD )
TZ
S=
0.0375(1.529 )(4264)
= 0.7527
(170 + 410)(0.56)
Ne =
20011(SG )q
co2 d
Ne =
20011(1.529 )1
= 250,691
0.05(2.441)
n 21.25
= 1.14 2 log +
0.9
f
d Ne
5 10 4
21.25
= 1.14 2 log
+
0.9
f
2.441 (250,691)
f = 0.01379
1
2
)(4264)[2.1227 1]
(2300)2 = Ptf 2 2.1227 + 25(1.529)1 (170 + 410)0.56(0.01379
5
0.7527(2.441)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
6.3.
NO : TR 08.06
Halaman
: 16 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 17 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 18 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 19 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 20 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 21 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Gambar 6. diagram pseudotenary proses penguapan secara gas drive oleh CO2
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Metode EOR Dengan Injeksi CO2
NO : TR 08.06
Halaman
: 22 / 22
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Gambar 8. Penentuan MMP dengan menggunakan korelasi (Holm dan Josendal, 1974, dan
Mungan, 1981)
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 1 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
1. TUJUAN
2. SUMUR INJEKSI
Kinerja sumur injeksi harus dioptimalkan agar kinerja waterflood dapat dimaksimalkan. Beberapa
pertimbangan yang diperlukan adalah menyetel tekanan dan laju alir sumur injeksi.
Pengawasan sumur injeksi meliputi analisa laju alir dan tekanan menggunakan teknik plotting
pengawasan. Log injeksi dan cased hole digunakan untuk menyediakan informasi mengenai kinerja
dan kondisi mekanis sumur.
Skema dari sistemasi analisis sumur injeksi ditunjukkan pada Gambar 1. Flow chart tersebut tidak
dapat diasumsikan telah mewakili seluruh proyek waterflood karena setiap lapangan memiliki
persyaratan yang spesifik dan unik untuk pengujian dan analisisnya, untuk memastikan produksi yang
optimal.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 2 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 3 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Survei tentang integritas mekanik dari setiap sumur harus sudah dilakukan sebelum mengubah
sumur menjadi sumur injeksi. Tingkat pelayanan dari seluruh komponen kepala sumur, tubing dan
casing harus dievaluasi untuk memastikan bahwa sumur memenuhi syarat untuk melaksanakan
waterflood. Masalah fill, junk, korosi dan scale harus diidentifikasikan. Ada kemungkinan diperlukan
workover atau dilakukan pekerjaan pemeliharaan dalam rangka perbaikan pada beberapa sumur
sebelum dilakukan flooding. Rekomplesi, plugbacks, deepenings, reperforasi, squeeze cementing dan
clean-outs perlu diselesaikan.
Sejarah stimulasi dari setiap sumur harus direview. Potensi untuk dilakukannya stimulasi di masa
mendatang harus dipertimbangkan. Jika kapasitas injeksi membutuhkan fill-up saturasi gas dan
pelaksanaan proses pemindahan dipertanyakan, maka ada kemungkinan dibutuhkan stimulasi. Jika
stimulasi perekahan hidraulik direkomendasikan, desain panjang dan arah rekahan harus
mempertimbangkan ukuran pola (well spacing), geometri dan arah. Stratifikasi vertikal dari reservoir
mengakibatkan perlunya kontrol terhadap perpanjangan vertikal dari rekahan dan memastikan bahwa
fluida injeksi hanya memasuki formasi yang menjadi target.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 4 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Sumur injeksi air yang telah direkahkan secara hidraulik memungkinkan air diinjeksikan
pada laju yang lebih tinggi yang mengacu pada peningkatan jari-jari lubang bor efektif (rw) atau
melewati kerusakan lubang sumur. Jika diketahui arah dominan dari rekahan, mungkin dapat
ditunjukkan bahwa adanya rekahan dapat memperbaiki, daripada menurunkan, efisiensi
penyapuan.
Jika arah dominan dari rekahan mengindikasikan bahwa rekahan hidraulik yang terjadi di
sumur injeksi akan menyebar ke arah sumur produksi dan panjang rekahan akan melebihi sekitar
1/3 jarak antar sumur, maka efisiensi daerah penyapuan akan menurun. Terlepas dari arah
rekahan, proyek dengan well spacing yang lebih kecil dapat menurun karena perekahan sumur
injeksi.
Laju injeksi harus disesuaikan untuk menyesuaikan dengan kapasitas sumur produksi. Laju
injeksi air steady state diberikan oleh persamaan
iw =
kk rw h( Piwf Pe )
r
141.2 Bw w ln e
rw
+ S
(1)
Laju injeksi air dapat dikontrol dengan tekanan rekah formasi dan permeabilitas relatif air.
Jika tekanan reservoir meningkat, tekanan daerah formasi akan cenderung meningkat. Ketika
saturasi air di sekitar sumur injeksi meningkat, permeabilitas relatif air akan cenderung
meningkat. Kinerja sifat dinamik alami dari sumur injeksi inilah yang membuat pengawasan
secara kontinyu dari parameter kinerja sumur sangat penting. Tekanan daerah formasi dapat
ditentukan dengan melakukan uji step-rate.
Saat menentukan parameter operasi dari sumur injeksi air biasanya paling baik menentukan
tekanan kepala sumur injeksi maksimum. Ada kemungkinan tidak bijaksana untuk menentukan
laju alir kecuali rekahan hidraulik yang ada tidak dipertimbangkan. Dengan berlangsungnya
injeksi, suatu sumur dapat dan akan membentuk kerusakan formasi karena partikel materi yang
terlarut dalam air akan tersaring oleh sand face. Tekanan injeksi dasar sumur yang semakin
tinggi akan diperlukan untuk mempertahankan laju injeksi yang sudah ditentukan. Suatu ketika
tekanan injeksi dasar sumur akan melebihi tekanan daerah formasi dan sumur akan rekah.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 5 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
2.2.3. Korosi
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 6 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Dalam sebagian besar situasi, sifat korosif air dikontrol dengan kehadiran gas terlarut.
Gas yang paling umum menyebabkan sifat korosi air adalah karbon dioksida (CO2),
hidrogen sulfida (H2S) dan oksigen (O2).
Karbon dioksida hadir pada konsentrasi yang berbeda-beda pada hampir seluruh air
permukaan. Air dengan pH rendah (bersifat asam) bisa memiliki konsentrasi CO2 yang
tinggi. Hidrogen sulfida dapat timbul secara alami atau sebagai hasil dari aktivitas bakteri.
Oksigen hadir pada seluruh air permukaan dan pada beberapa air dari reservoir dangkal.
Pada sistem logam baja, oksigen harus dipisahkan secara mekanis atau dengan proses
kimiawi. Sebagian besar pencegah korosi kimiawi tidak dapat mencegah korosi dengan
media oksigen. Bahkan sejumlah kecil oksigen dapat mempercepat laju korosi. Jika
oksigen dan bakteri dipisahkan dari air, korosi biasanya dapat dikontrol dengan pencegah
korosi kimiawi.
2.2.5. Bakteri
Bakteri pada sistem injeksi dapat menyebabkan penyumbatan biomass pada formasi
dan masalah korosi. Bakteri memberikan kontribusi pada korosi dengan membentuk
hidrogen sulfida sebagai produk metabolik, menghasilkan asam organik, menghasilkan
enzim yang menjadi media proses korosi elektrokimia dan mengoksidasi serta
mengendapkan besi terlarut. Sebagai hasil langsung dari proses metabolik ini, biomass
bakteri terproduksi. Biasanya bakteri membentuk koloni pada material padat. Saat koloni
meningkat ukurannya, sebagian koloni lepas ke dalam aliran injeksi dan terpompa ke dasar
lubang. Jawaban terbaik untuk masalah bakteri adalah pencegahan. Eliminasi daerah yang
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 7 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
menggenang dan berkecepatan rendah dimana organisme dapat melekat pada substrat
dapat membantu proses kontrol. Pengawasan yang hati-hati pada aktivitas biologis dan
penanggulangan sejak dini juga penting dalam operasi yang berhasil.
2.2.6. Minyak
Kehadiran minyak yang terdispersi dan teremulsi dalam air akan menurunkan kualitas
air juga. Masuknya minyak mentah adalah hal yang tipikal pada air formasi yang
terproduksi. Minyak bukanlah padatan terlarut, tetapi dapat berperan pada pengendapan di
saringan.
2.2.7. Filtrasi
Proses filtrasi biasanya digunakan untuk memisahkan padatan terlarut dari air injeksi.
Yang biasanya digunakan adalah :
a. Disposable cartridge filters; paling baik digunakan pada volume rendah dengan
konsentrasi padatan terlarut yang rendah (< 50 mg/l).
b. Sand filters; digunakan pada konsentrasi padatan terlarut yang rendah (< 50 mg/l). Juga
disebut rapid sand filters dan cocok untuk laju yang lebih tinggi.
c. Diatomaceous earth filters; cocok untuk diaplikasikan pada air dengan padatan terlarut
> 50 mg/l.
Pemakaian sand filter dan diatomaceous earth filter lebih baik digunakan dengan
disposable cartridge filter karena kedua filter yang disebutkan terdahulu rentan terhadap
laju yang melebihi batasan dan proses backwash yang tidak tepat.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 8 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
b. Laju alir
Data laju alir injeksi biasanya dapat diperoleh dari peralatan metering yang dipasang
pada sumur. Biasanya peralatan ini dapat diandalkan untuk merekam volume kumulatif yang
dapat digunakan untuk memperoleh data laju alir (volume per satuan waktu). Jika diperlukan
laju alir secepatnya dapat digunakan flowmeter turbine. Kalibrasi peralatan yang digunakan
untuk mengumpulkan data uji selalu direkomendasikan.
I=
iw
=
( Piwf Pe )
kwh
r
141.2 Bw w ln e + S
rw
(2)
Penurunan rasio ini terhadap waktu menunjukkan masalah pada sumur injeksi. Sumber
masalah yang paling besar adalah peningkatan pada faktor skin (S).
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 9 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Is =
iw
h( Piwf Pe )
(3)
Contoh plot skematis indeks injektivitas dapat dilihat pada Gambar 2. Sumur A
mempertahankan indeks injektivitas yang relatif konstan. Sumur B mengalami decline pada
pertengahan periode waktu yang digambarkan. Decline tersebut bisa merupakan indikasi
adanya kerusakan (damage) pada formasi. Plot ini hanya contoh dan perbandingan langsung
pada plot ini akan memberikan hasil yang tidak valid.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 10 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
(P
iwh
t ) sebagai fungsi
injeksi air kumulatif (Wi). Hubungan keduanya harus linier. Penyimpangan yang terjadi
merupakan kunci untuk diagnostik. Kemiringan garis lurus tersebut didefinisikan sebagai :
r
141.2 Bw w ln e + S
rw
m=
kwh
Bila kondisi sumur berubah, maka kemiringan Hall plot akan berubah juga. Pada awal masa
penyapuan, Hall plot akan menunjukkan bentuk yang melengkung ke atas. Hal ini disebabkan
oleh ekspansi re dan kenaikan Pe. Efek ini semakin kecil dengan bertambah besarnya re. Jika
sumur distimulasi kemiringan Hall akan berkurang.
Gambar 3 adalah contoh skematik dari Hall plot yang digunakan untuk mendemonstrasikan
beberapa kondisi yang dapat didiagnosa dengan teknik ini. Bagian kurva yang berlabel A adalah
bentuk melengkung ke atas yang muncul pada masa awal injeksi. Selama periode waktu ini,
polanya menjadi terisi fluida, re meluas dan Pe meningkat. Pada titik B, proses fill-up selesai dan
re serta Pe konstan. Jalur ke titik C menunjukkan Hall plot untuk sumur yang mengalami
beberapa kerusakan formasi. Jalur ke titik D menunjukkan sumur dengan skin, rw dan kh
konstan. Jalur ke titik E dan F menunjukkan Hall plot untuk sumur yang distimulasi dengan
perekahan, pengasaman, dan lain-lain.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 11 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Porositas, (fraksi)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 12 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 13 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
periode waktu untuk setiap langkah laju alir. Minimum harus ada data tekanan yang dicatat pada
awal dan akhir setiap langkah laju alir.
Karena ada masalah yang kompleks dalam penggabungan data pada uji multi-rate, maka
prosedur uji step-rate yang lebih mudah, yang digabungkan dengan uji tekanan fall-off, menjadi
pilihan yang lebih ekonomis.
FPP tidak boleh dianggap konstan selama masa injeksi suatu sumur karena FPP cenderung
meningkat bila tekanan rata-rata pori-pori meningkat (setiap 1 psi peningkatan tekanan reservoir,
FPP naik 0.5 - 0.75 psi). Uji step-rate harus diulang setiap ada perubahan tekanan reservoir dan
kondisi operasi yang diberikan.
Sumur yang distimulasi dengan rekahan yang sudah ada tidak mungkin dianalisa dengan
teknik dan asumsi di atas, yaitu bahwa aliran adalah radial. Pemeriksaan terhadap data
menggunakan modifikasi teknik superposisi multi-rate yang persamaannya disubstitusi dengan
aliran linier mungkin cocok untuk kondisi ini.
a. Flowmeter (Spinners)
Ada 2 macam jenis flowmeter yang biasa digunakan untuk logging sumur injeksi, yaitu :
1. Continuous spinner adalah centralized spinner velocimeter. Ini adalah peralatan impeller
yang mengukur profil injeksi secara kontinyu vs kedalaman terukur.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 14 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
2. Fullbore spinner adalah collapsible blade velocimeter. Diameter impeller dapat dipilih agar
cocok dengan laju injeksi dan diameter pipa yang diminta.
Spinner flowmeter dapat digunakan untuk mengetahui di mana terjadi kebocoran tubing
dan casing dan menentukan profil injeksi ke dalam interval yang diperforasi.
b. Instrumen Temperatur
Instrumen temperatur adalah peralatan wireline yang digantungkan dalam lubang bor
yang mentransmisikan atau mencatat temperatur sumur. Survei temperatur lubang bor dapat
digunakan untuk :
1. Mengetahui di mana terjadi kebocoran tubing atau casing.
2. Mengetahui di mana channel aliran di belakang pipa.
3. Mengidentifikasi zona-zona dimana terjadi produksi atau injeksi.
4. Mengidentifikasi interval-interval yang dipengaruhi oleh treatment stimulasi.
Gambar 4 dan 5 adalah 2 contoh yang sudah disederhanakan dari profil sumur injeksi.
Log direkam dengan continuous flowmeter dan thermometer.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 15 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Gambar 4. Skematik Survei Temperatur dan Spinner dari Injeksi Air ke Dalam Zona Tunggal
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 16 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Gambar 5. Skematik Survei Temperatur dan Spinner dari Injeksi Air ke Dalam Dua Zona
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 17 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 18 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Pemindai ini relatif aman dan tidak mahal, tetapi kadang terabaikan. Penting untuk
dilakukan uji kecocokan dengan air formasi sebelum pemompaan. Salah satu pemindai
terbaik untuk penentuan efisiensi penyapuan jika didesain dengan benar.
Memastikan ijin peraturan telah disimpan dan disetujui oleh agen pemerintah yang
bersangkutan.
Mengevaluasi kualitas air injeksi untuk kecocokan dengan formasi, kandungan padatan
terlarut dan kontaminasi bakteri.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 19 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Memastikan tingkat dan spesifikasi peralatan kepala sumur, tubing dan casing sudah tepat
untuk mengajukan pelayanan injeksi.
Membandingkan catatan perforasi sumur dengan log sumur untuk memastikan formasi
yang benar telah terbuka.
Tag fill dan bail atau clean-outs sesuai dengan yang diperlukan untuk membuka zona yang
akan diinjeksi.
Menspesifikasi dan memasang peralatan metering air yang tepat untuk pelayanan yang
diharapkan.
Menspesifikasi dan memasang peralatan filtrasi untuk memastikan air yang diinjeksi masuk
ke dalam spesifikasi.
Menspesifikasi dan memasang peralatan untuk pengolahan air injeksi dengan penghalang
korosi, penghalang scale dan biocide yang diperlukan.
Menyetel program monitoring sumur yang sistematis untuk memastikan sumur yang sedang
dalam proses injeksi terus beroperasi pada efisiensi terbaik yang mungkin.
Kinerja sumur produksi harus dioptimalkan agar nilai suatu proses waterflood bisa
dimaksimalkan. Teknik pengawasan sumur produksi meliputi analisa laju alir dan rasio melalui
kegunaan teknik plotting pengawasan. Log produksi dan cased hole digunakan untuk menyediakan
data kinerja sumur. Uji transien tekanan dan data tekanan aliran juga menyediakan infomasi tentang
kinerja sumur dalam sistem reservoir. Contoh skema tentang sistemasi analisa sumur produksi
diberikan pada Gambar 6.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 20 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 21 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
Pada awal proses waterflood, interval komplesi harus diperiksa untuk memastikan seluruh lapisan
yang dapat "dibanjiri" terbuka. Daftar yang berisi data komplesi sumur dari file sumur, log, uji,
catatan stimulasi, peta struktur, peta kontak fluida dan cross-sections dapat membantu pencapaian
kerja ini. Sebuah check-list, yang mirip dengan yang telah diajukan sebelumnya untuk konversi sumur
ke pelayanan injeksi, dapat berguna untuk kontrol kualitas dalam pemeliharaan sumur produksi.
Survei tentang integritas mekanik masing-masing sumur harus dilakukan. Tingkat pelayanan dari
seluruh komponen kepala sumur, tubing dan casing harus dievaluasi untuk memastikan bahwa sumur
memenuhi tingkat pelayanan yang diharapkan selama proses waterflood. Masalah fill, junk, korosi dan
scale harus diidentifikasi. Ada kemungkinan perlu dilakukan workover atau pemeliharaan remedial
pada beberapa sumur sebelum memulai pembanjiran. Rekomplesi, plugbacks, deepenings, reperforasi,
squeeze cementing dan clean-outs harus diselesaikan.
Kondisi dan tingkat pelayanan dari seluruh peralatan pengangkatan buatan harus diperiksa dan
didokumentasikan. Peralatan harus memenuhi tingkat sampai kapasitas yang diharapkan selama
proses pembanjiran. Kondisi dan kapasitas peralatan produksi permukaan harus memenuhi
persyaratan operasi yang diharapkan karena kinerja sumur produksi akan berubah mengacu pada
respon waterflood.
Sejarah stimulasi untuk tiap sumur harus direview. Potensi untuk dilakukan stimulasi di masa
mendatang harus dipertimbangkan. Di bawah kondisi produksi primer semi-depleted, stimulasi
mungkin tidak ekonomis. Di bawah kondisi reservoir yang diharapkan setelah fill-up, stimulasi
mungkin akan sangat menguntungkan. Jika stimulasi perekahan hidraulik direkomendasikan, desain
panjang dan arah rekahan harus mempertimbangkan ukuran pola (well spacing), geometri dan arah.
Akibat stratifikasi vertikal reservoir, mungkin diperlukan adanya kontrol terhadap perpanjangan
vertikal dari rekahan.
a. Laju Alir
Pengukuran dan analisa data laju produksi harus merupakan suatu rutinitas. Pengumpulan
data laju alir minyak, air dan gas yang akurat diperlukan untuk memastikan pengawasan
waterflood yang tepat waktu dan efisien. Kcenderungan yang tidak lazim, yang diidentifikasi oleh
rutinitas dan analisa sistematik dari data laju produksi, seringkali merupakan tanda pertama
tentang potensi timbulnya masalah.
Kumpulan grafik laju alir-waktu dan rasio-waktu yang lengkap merupakan dasar dari usaha
pengawasan sumur produksi.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 22 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
d. Tekanan
Pada sumur produksi biasanya lebih sulit untuk memperoleh data tekanan reservoir yang
berguna hanya dari pengukuran tekanan permukaan. Interpretasi dari data tekanan permukaan
untuk menentukan tekanan dasar sumur akan sulit karena adanya sistem fluida 3 fasa dalam sumur.
Pada laju yang sangat rendah, sumur dengan rasio gas-minyak yang rendah, kerumitan di atas
menjadi sangat penting. Telah dibuat sistem yang memungkinkan pencatatan secara simultan dari
tekanan kepala sumur dan level fluida dengan teknik pengukuran akustik. Ketika data ini dianalisa,
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 23 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
ada kemungkinan untuk menghitung tekanan statik dan tekanan alir dasar sumur di beberapa
sumur produksi. Keandalan metoda ini memerlukan pengetahuan tentang gradien fluida (densitas)
dan karakteristik segregasi fluida dalam sumur. Dari data permukaan ini bisa dibuat analisa
transien tekanan yang berguna (pada beberapa situasi).
Pada laju alir yang lebih tinggi, gas cut yang tinggi atau water cut yang tinggi dari sumur
yang mengalir, membuat penentuan tekanan dasar sumur yang akurat dari data permukaan menjadi
tidak mungkin. Komponen hidrostatik dan friksi pada rezim aliran 3 fasa yang kompleks sangat
sulit untuk dianalisa dengan pasti. Tidak mungkin dilakukan analisa transien tekanan dengan data
ini karena data yang digunakan dalam analisa transien tekanan harus dicatat terhadap kedalaman.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 24 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
a. Flowmeters (Spinners)
Ada 3 tipe flowmeters yang biasanya digunakan, yaitu :
1. Continuous spinner adalah centralized spinner velocimeter. Merupakan peralatan impeller
yang mengukur profil aliran yang kontinyu vs kedalaman terukur. Alat ini harus dicentralized dan dikalibrasi terhadap keadaan di dasar lubang dengan benar agar hasilnya
berguna dan akurat. Alat ini mungkin tidak berfungsi pada tubing (casing) berdiameter
besar dan/atau pada sumur dengan laju alir rendah dimana kecepatan fluida berada di
bawah batas respon alat.
2. Inflatable atau Expandable Diverting Flowmeter (IDT) juga merupakan velocimeter tipe
impeller. Alat ini harus distop dan diset pada kedalaman yang bervariasi untuk mencatat
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 25 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
data kecepatan fluida. Alat ini tidak menyediakan profil kecepatan fluida yang kontinyu.
Alat ini paling baik digunakan pada aplikasi laju alir yang rendah.
3. Fullbore spinner adalah collapsible blade velocimeter. Diameter impeller dapat dipilih
untuk menyesuaikan dengan persyaratan laju alir dan diameter pipa. Seperti continuous
flowmeter, alat ini menyediakan profil kecepatan fluida yang kontinyu vs kedalaman
terukur. Alat ini memiliki resolusi yang lebih tinggi dan batas respon yang lebih rendah
daripada continuous flowmeter.
Analisa rezim aliran 3 fasa biasanya memerlukan pengetahuan tentang densitas atau
gradien fluida, gas slippage dan water hold-up.
Spinner flowmeter dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran pada tubing dan casing
dan untuk menentukan dari logika kasar, profil aliran dari interval yang diperforasi.
b. Peralatan Temperatur
Survei temperatur lubang bor dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui di mana terjadi kebocoran tubing atau casing.
2. Mengetahui di mana terjadi channel aliran di belakang pipa.
3. Mengidentifikasikan zona-zona dimana terjadi produksi atau injeksi.
4. Mengidentifikasikan interval yang dipengaruhi oleh treatment stimulasi.
5. Mengidentifikasikan zona dengan gas cut yang tinggi.
c. Gradiomanometer
Alat ini merekam profil yang kontinyu dari gradien tekanan vs kedalaman. Pada sumur
produksi, alat ini paling berguna untuk mendefinisikan titik masuk dari zona dengan water
cut dan gas cut yang tinggi. Data alat ini biasanya dikombinasikan dengan data flowmeter
dan water hold-up untuk menentukan profil aliran 3 fasa.
d. Densimeter
Digunakan untuk mencatat densitas fluida vs kedalaman terukur. Alat ini paling berguna
untuk membedakan fasa gas dengan cairan.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 26 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
e. Water-cuts Meters
Alat ini berguna untuk membedakan hidrokarbon dengan air dalam sistem aliran 3 fasa.
Alat logging produksi ini juga disebut capacitance meters atau water hold-up meters (HUM).
f. Pemindai Radioaktif (Radioactive Tracers)
Substansi pemindai radioaktif diinjeksikan dan kemudian dideteksi dalam sumur
produksi. Peralatan gamma ray dan spectral gamma ray dapat digunakan untuk menentukan
interval pemindai produksi dan kecepatan aliran fluida.
i. Log Karbon-Oksigen
Log ini mengukur gamma ray yang diemisikan oleh neutron activated carbon dan
molekul oksigen dalam fluida di dekat lubang bor. Dapat diandalkan sebagai indikator
saturasi minyak. Tidak terpengaruh oleh kegaraman air atau kandungan clay. Terpengaruh
oleh kalsium karbonat.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 27 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
semen dapat digunakan untuk mengevaluasi integritas casing terhadap ikatan semen formasi.
Log ikatan semen (CBL) dan peralatan evaluasi semen lainnya dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kemungkinan terjadinya channel di belakang pipa antara zona-zona yang
tidak terisolasi.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 28 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TABEL 1
DEFINISI DAN ANALISIS MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAJU PRODUKSI
FLUIDA YANG RENDAH
Masalah
1. Tekanan dasar sumur dengan
aliran tinggi.
Kemungkinan Penyebabnya
Dynamometer.
Sonolog.
efisien.
dengan benar.
Log produksi.
yang rusak.
Analisis Parafin/Aspaltin.
Tag fill.
rendah.
3. Tekanan reservoir yang
rendah.
Diskontinuitas ketebalan.
NO : TR 08.07
Halaman
: 29 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
TABEL 2
DEFINISI DAN ANALISIS MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAJU PRODUKSI GAS
ATAU AIR YANG TINGGI
Masalah
1. Channel air atau gas.
Kemungkinan Penyebabnya
Coning
Kegagalan semen.
Log produksi.
Log evaluasi semen.
Uji interferensi.
2. Kebocoran casing.
"pencuri".
Heterogenitas areal.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 30 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
NO : TR 08.07
Halaman
: 31 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
4. DAFTAR PUSTAKA
1. Patton, C. C. : "Water Quality Control and Its Importance in Waterflooding Operations", JPT
(Sep. 1988), 1123 - 1126.
2. Hensel, W. M. Jr., Sullivan, R. L., Stallings, R. H. : "Understanding and Solving Injection Well
Problems", Petroleum Engineering International (May 1981), 155 - 170.
3. Hall, M. N. : "How to Analyze Waterflood Injection Well Performance", World Oil (Oct. 1963),
128 - 129.
4. DeMarco, M. : "Simplified Method Pinpoints Injection Well Problems", World Oil (Apr. 1969), 92
- 100.
5. Abbaszadeh, M., Kamal, M. : "Pressure Transient Testing of Water Injection Wells", SPE
Reservoir Engineering (Feb. 1989), 115 - 121.
6. Kamal, M. : "The Use of Pressure Transients to Describe Reservoir Heterogenity", JPT (Aug.
1979), 1060 - 1070.
7. Felsenthal, M. : "Step-rate Tests Determine Safe Injection Pressures in Floods", Oil and Gas J.
(Oct. 1974), 49 - 54.
8. Singh, P. K., Agarwal, R. G., dan Krase, L. D. : "Systematic Design and Analysis of Step-rate
Tests to Determine Formation Parting Pressure", Paper SPE 16798, 1987.
TEKNIK RESERVOIR
JUDUL
: METODE EOR
SUB JUDUL : Monitoring Kinerja Waterflood
5. DAFTAR SIMBOL
Bw
= ketebalan formasi, ft
Is
iw
= permeabilitas absolut, mD
krw
kw
= permeabilitas air, mD
Pe
Piwf
re
rw
= viskositas air, cp
NO : TR 08.07
Halaman
: 32 / 32
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003