Etik 2
Etik 2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan mata rantai di dalam Sistem Kesehatan Nasional di dalam
memberikan pelayanan di dalam bidang
pelayanan,
perlu didukung
pemahaman mengenai etik profesi dan hukum kesehatan, dasar kewenangan dan
aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang
komprehensif dan integratif untuk mendukung sikap dan perilaku yang harus dimiliki
oleh medis, paramedis, dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya.
1
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan penyusunan kerangka kerja, pengolahan etika rumah sakit ini agar
terciptanya rumah sakit memiliki tanggung jawab etik dan hukum terhadap
pasien dan masyarakat serta pimpinan rumah sakit memahami tanggung jawab
dalam melaksanakan dan melakukan bisnis dan asuhan klinis di rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
1. Tercapainya perilaku yang terpuji didalam memberikan pelayanan
kepada
pasien
atau
keluarganya
dengan
tingkat
atau
mutu
pembinaan
dan
pengendalian
penanganan
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari kerangka kerja ini mencakup pelaksanaan Etik Rumah Sakit
mencakup :
1.
2.
3.
4.
5.
Informasi Publik;
Undang-undang RI Nomor: 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
Undang-undang RI Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Undang-undang RI Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
Peraturan Pemerintah RI Nomor: 10 Tahun 1996 tentang Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran;
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 290/MENKES/PER/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1787/MENKES/PER/XII/2010
tentang Iklan dan Publikasi Layanan Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2001
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2166/MENKES/PER/X/2011
tentang Standar Layanan Informasi Publik di Kementrian Kesehatan
16. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia RI No: 2 Tahun 2011 tentang
Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan
Dokter Gigi
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
18. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medis Departemen
Kesehatan RI No: YM.02.04.3.5.2504 tanggal 10 Juni 1997 tentang
Pedoman dan Kewajiban Pasien Dokter dan Rumah Sakit
19. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) Tahun 2000
20. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Tahun 2002
21. Kode Kedokteran gigi Indonesia Tahun 2008
22. Kode Etik Keperawatan Indonesia Tahun 2008
23. Kode Etik Farmasi Indonesia Tahun 2009
3
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN
Di dalam kerangka kerja pengelolaan etika rumah sakit, yang dimaksud dengan :
1. Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku seseorang
2. Etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengorganisasian)
rumah sakit
3. Rumah Sakit Pertamina Jaya yaitu salah satu rumah sakit milik PT. PERTAMEDIKA
yang memberikan layanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar
sampai dengan sub spesialistik
BAB III
KERANGKA KERJA PENGELOLAAN ETIK RUMAH SAKIT
Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai suatu
organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan dengan
policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk juga tindakan
dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias
sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai institusi juga
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang baik kepada
para pasiennya.
A. PENANGANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT
1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas,
dan komite etik dari :
- Media massa
- Kotak saran
- Keluhan pasien
- Laporan staf
- Telepon pengaduan
- Somasi pasien/ kuasa hukum
- Tokoh masyarakat
- LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :
- Mencacat dan mengkaji informasi :
a. Identitas
b. Kondisi pasien
c. Peristiwa atau kejadian
d. Tuntutan pasien
5
Menanggapi keluhan :
a. Mengucapkan terima kasih dan laporan
b. Membuat penjelasan sementara
c. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
d. Menenangkan pelapor
e. Member tanda terima kasih laporan
- Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
- Mengisi formulir sesuai keluhan :
a. Member pertimbangan
b. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
c. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
3. Investigasi kasus
- Membahas kebeneran informasi tentang :
a. Identitas pasien
b. Peristiwa
c. Rekam medis
- Penataan dokumen
a. Dokumen informasi
b. Berkas Rekam Medis
c. Dokumen persetujuan tindakan medis
d. Second opinion
e. Resume medis
f. Pendapat organisasi profesi
g. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
- Rapat dengan satuan kerja terkait
4. Analis kasus
- Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
1) Kasus etika
ditangani oleh KE
2) Kasus administrasi
ditangani bagian SDM
3) Kasus hukum
ditangani oleh KE
4) Kasus gabungan
ditanganin KE
- Telaah kasus :
a. Kebenaran identitas pasien
b. Kebenaran peristiwa
c. Barang bukti
d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
- Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
a. Kewenangan dan kompetensi
b. Indikasi dan Kontrak indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
f. Hukum dan perundang-undangan
- Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
- Dokumen kasus :
a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan
diberikan pengkodean khusus
b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap
selesai
6
3. Dalam penyelesaian dugaan pelanggaran etika profesi bila perlu meminta pendapat
profesi tersebut atau perkumpulan atau ikatan profesi terkait.
4. Rekomendasi yang dibuat disampaikan ke direktur oleh komite etik
E. ETIKA PEMASARAN/ PROMOSI RUMAH SAKIT
1. Pengiklanan
Menyadari cermat baiknya media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk
pendidikan masyarakat, dan sebagai peranan untuk pemberian informasi kepada
masyarakat secara bertanggungjawab, tetapi harus dihargai bahwa rumah sakit
mempunyai tanggung jawab yang besar kepada pasien dan terhadap golongan
professional yang terwakili dalam rumah sakit dan mempunyai etika professional
perlu dihormati. Informasi yang berhubungan dengan pasien kecuali yang disahkan
oleh perundang-undangan dilarang diberikan kepada pihak ketiga tanpa izin dan
persetujuan dari pasien/ keluarganya dari dokter yang merawatnya. Informasi untuk
penelitian dan proyek ilmiah dilarang diumumkan kepada masyarakat tanpa
persetujuan dari pasien yang bersangkutan dan dilarang diumumkan dengan cara
yang bertentangan dengan etika dari golongan yang bersangkutan. Informasi yang
berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dilarang ditunjukkan untuk menunjukkan
keunggulan komparatif terhadap rumah sakit lain atau keunggulan dan murni tanpa
melebih-lebihkan dan membesar-besarkan kenyataan tanpa pernyataan yang
kurang lengkap, menyesatkan atau salah.
2. Promosi pemasaran
Rumah sakit dalam promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif,
berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan berdasarkan kode etik rumah
sakit Indonesia. Dalam pelayanan kesehatan konsep pemasaran (marketing)
nampaknya lebih berkonotasi negative daripada positif karena membangkitkan ke
arah promosi periklanan dan penjualan (sales) padahal inti pemasaran adalah
komunikasi. Dengan demikian, promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit secara
umum harus bersifat formatif, edukatif, preskriptif, dan preparative bagi khalayak
ramai umumnya dan pasien khususnya.
Informatif
Edukatif
Preparatif
Dalam tantangan strategis munculnya era globalisasi yang ditandi oleh persaingan
bebas, perkembangan teknologi, tranportasi dan telekomunikasi informasi yang
mengarah kepada terbentuknya dunia tanpa batas.
anggota masyarakat.
Layanan yang ditawarkan harus mampu merata memberikan rasa aman dan
murah 5%
Rumah sakit dapat menjadi sponsor kegiatan jalan sehat dll.
penjelasan
bersifat
informasi
dan
edukasi
tentang
11
3) PELANGGARAN
Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/Rumah Sakit yang tercantum pada bab IV pasal
8 pada umumnya telah tercakup pada keputusan KEPKES dan Dir.Jen.Yanmed. dengan
berlaku nya undang-undang 8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka
pelaksanna ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan.
Dalam masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait dengan etika
rumah sakit maupun etika kedokteran. Dilain pihak konsumen atau penderita memang
sangat memerlukan informasi yang benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain
pihak konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar
tentang produk layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen/ penderita.
PERSI sebagai institusi yang menghasilkan produk jasa layanan kesehatan dan akan
dibutuhkan oleh konsumen atau penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat
dilaksanakan. sehingga mengacu pada etika yang ada, kebutuhan konsumen dan
keterbatasan biaya yang di miliki oleh rumah sakit, kegiatan promosi, iklan dan lain-lain
harus memperhatikan:
Promosi/iklan harus murni bersifat informative
promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membadingkan dengan institusi
rumah sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang terbaik dan
Dengan memperhatikan hal tersebut maka kegiatan promosi, iklan dan kegiatan lain
dalam rangka memperkenalkan produk rumah sakit/dokter tidak dianggap melanggar
etik.
12
teguran sampai dengan PHK dan dapat diajukan tuntutan perdata atau
pidana.
3. Menjaga dan menghargai hubungan dengan pelanggan
Tujuan dalam mencapai layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
baik, dan hal ini dilakukan dengan cara menghasilkan hubungan kerja sama dan
kepercayaan yang langgeng. Memperlakukan pelanggan dengan adil yang jujur dan
dengan cara yang memenuhi semua hukum yang berlaku dan sesuai dengan
praktek bisnis yang baik. tidak memberi pernyataan yang salah atau menyesatkan
mengenai rumah sakit atau karyawan atau pelayannya. dalam menjalankan bisnis
rumah sakit dengan menghormati keselamatan mereka yang menggunakan
pelayanan dan layanan dirumah sakit.
4. Mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan
Berkomitmen untuk melindungi lingkungan serta keselamatan karyawan, komunitas,
serta masyarakat umum dengan sepenuhnya mematuhi semua hukum yang berlaku
dan ters memperbaiki kinerjan dalam hal lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja.
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan kesejahteraan serta
keselamatan karyawan, masyarakat umum. Kinerja kesehatan, keselamatan,
kemanan dan lindungan adalah nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bisnis rumah sakit untuk memberikan
manfaat kepada karyawan dan pelanggaran. Semua karyawan rumah sakit
bertanggung jawab untuk dapat mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan dan
terukur.
- Menjalankan bisnis rumah sakit dengan cara yang melindungi kesehatan umum
-
14
BAB IV
PENUTUP
Kerangka kerja pengelolaan rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Komite
Etika RSPJ dalam menjalankan peran dan fungsinya. Pedoman ini memberikan panduan bagi
semua pihak yang berkepentingan pengelolaan etika di RSPJ yang selanjutnya perlu dijabarkan
dalam bentuk standar prosedur operational guna kelancaran pelaksaannya.
Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada kerangka kerja pengelolaan etika
di RSPJ ini maka akan dilakukan penyempurnaan pada penyusunan petunjuk teknis
selanjutnya. Kerangka kerja ini digunakan sebagai acuan Komite Etika.
15
16