Anda di halaman 1dari 5

HERNIA FEMORALIS

A. Pengertian
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia
terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Faradilla dan Irar, 2009).
Hernia femoralis pada lipat paha merupakan penonjolan kantong di bawah
ligamentum inguinal di antara ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis di
lateral. Hernia ini sering ditemukan pada wanita dibanding laki-laki dengan perbandingan
2:1 dan pada umumnya mengenai remaja dan sangat jarang pada anak-anak. (Swartz dan
Shires, 2004).
Pintu masuk dari hernia inguinalis adalah anulus femoralis, selanjutnya isi hernia
masuk kedalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar dari fosa ovalis di lipat paha (Rather, 2014).
B. Anatomi

Hernia femoralis disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke


depan melalui segitiga hasselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale
dibagian femoralis, pembuluh darah epigastrika inferior dibagian lateral dan tepi otot
rektus dibagian medial. Dasar segitiga hasselbach dibentuk oleh fasia transversal
yang diperkuat oleh serat aponeurosis m. transversus abdominis yang terkadang tidak
sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia femoralis,
karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak ke scrotum, umumnya tidak
disertai strangulasi karena cincin longgar (Price dan Wilson, 2006).
C. Etiologi dan Patofisiologi

Penyebab dari hernia dapat karena anomaly kongenital atau karena sebab yang didapat.
Adanya peningkatan tekanan intraabdominal akibat adanya tindakan valsava
maneuver seperti batuk, mengejan, mengangkat benda berat atau menangis
(Sjamsuhidajat , 2011).

Secara patofisiologi, peninggian tekanan intrabdomen akan mendorong lemak


peritoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya
hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi
jaringan ikat karena usia lanjut (Sjamsuhidajat , 2011).
D. Manifestasi
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang mucul terutama waktu
melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdominal seperti mengangkat
beban atau batuk. Benjolan hilang pada waktu berbaring. Pada pemeriksaan fisik,
ditemukan benjolan, ditemukan benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum
inguinale di medial vena femoralis dan lateralis dan lateral tuberculum pubicum
(Sjamsuhidajat , 2011).
Penderita dengan hernia femoralis sering mengeluhkan nyeri tanpa pembengkakan
yang dapat di palpasi dalam lipat paha. Nyerinya bersifat nyeri tumpul dan jika telah
terjadi obstruksi dapat menimbulkan muntah dan gangguan konstipasi. Hernia femoralis
sering terjadi inkaserata dan biasanya terjadi dalam 3 bulan atau lebih. Apabila sudah
terjadi inkaserata maka penderita akan merasakan nyeri yang begitu hebat dan dapat
terjadi shok. Pembengkakan sering muncul di bawah ligamentum inguinal (Faradilla dan
Irar, 2009).
E. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Pasien diperiksa dalam keadaan berdiri dan diminta untuk mengejan, pada saat pasien
mengejan dapat dilihat benjolan terlihat di bawah lipat paha menunjukkan hernia
femoralis.

2. Auskultasi

Auskultasi ditentukan oleh isi hernia. Jika isi dari hernia adalah usus maka akan
terdengar peristaltik usus. Sedangkan jika isi hernia omentum tidak akan terdengar apaapa.
3. Auskultasi
Pada palpasi akan teraba benjolan berbatas tegas, biasa lunak atau kenyal tergantung dari
isi hernia: (Swartz, 2004)
-

Finger test

Palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking dari skrotum jari telunjuk ke
arah lateral dari tuberculum pubicum, mengikuti fasikulus spermatikus sampai ke anlus
inguinalis internus. Dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit
skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat
direposisi atau tidak. Pada keadaan normal jari tak dapat masuk. Bila hernia menyentuh
samping ujung jari berarti hernia femoralis.
-

Siemen test

Dilakukan dengan meletakkan 3 jari di tengah-tengah SIAS dengan tteuberculum


pubicum dan palpasi digaris tengah, sedang untuk bagian medialis dilakukan dengan jari
telunjuk melalui skrotum. Kemudian pasien diminta mengejan dan dilihat benjolan di
annulus inguinalis lateralis atau atau annulus inguinalis medialis dan annulus inguinalis
femoralis.
-

Tumb test

Sama dengan siemen test, hanya saja diletakkan di annulus inguinalis lateralis atau
annulus inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis adalah ibu jari.

F. Terapi
Setiap hernia femoralis memerlukan tindakan operasi kecuali kalau ada kelainan
lokal atau umum yang merupakan kontraindikasi operasi. Prinsip operasi hernia
femoralis adalah
-

Herniotomi dengan eksisi komplit dari kantong hernia.


Menggunakan benang yang tidak diserap.
Hernioplasti dengan reparasi defek fasia transversalis dengan ligamentum cooper
dengan tujuan mempersempit annulus femoralis.

Hernia femoralis dapat didekati dari krural, inguinal atau kombinasi keduanya.
Pendekatan krural dilakukan tanpa membuka kanalis inguinalis, tindakan ini dipilih pada
perempuan. Pada pendekatan, hernioplasti dapat dilakukan dengan menjahit ligamentum
inguinal ke lingamentum cooper (Sjamsuhidajat , 2011).
G. Komplikasi
Komplikasi yang paling terjadi adalah strangulasi dengan segala akibatnya. Hernia
femoralis keluar di sebelah bawah ligamentum inguinale pada fosa ovaris. Kadangkadang hernia femoralis tidak teraba dari luar, terutama bila merupakan hernia richter

(Sjamsuhidajat , 2011).

Sumber :

Faradilla, N dan Y.A. Irar. Hernia. 2009. Hernia. Fakultas Kedokteran Universitas
Riau . Riau.
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/hernia_files_of_drsmed.fkur.pdf. 26
November 2014.
Price, S.A dan L.M. Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi keenam. ECG. Jakarta.

Rather, A.A. 2014. Abdominal Hernias.


http://emedicine.medscape.com/article/189563-clinical. 26 November 2014.
Sjamsuhidajat. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga. ECG. Jakarta.
Swartz, M.H. 2004. Buku Ajar Diagnostik Fisik. ECG. Jakarta.
Swartz, S.I dan G.T. Shires. 2004. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Edisi keenam.
ECG. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai