Anda di halaman 1dari 11

PENILAIAN KEMBALI

AKTIVA TETAP

KELOMPOK 4:
Aditya Restu Prabawa

(02)

Eko Oktavian Rahmanda

(13)

Geby Agnes Lumban Gaol

(19)

Hazzefin Whynda Apsari

(20)

Nur Arina Adiyati

(30)

KELAS 3G

DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


TAHUN PELAJARAN 2015-2016

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP

Istilah revaluasi aktiva tetap adalah istilah yang digunakan di


Akuntansi,sedang peraturan Perpajakan dikenal dengan istilah penilaian
kembali aktiva tetap,namun keduanya memiliki inti yang sama.
Pada awalnya penilaian kembali aktiva tetap secara Akuntansi tidak
diperkenankan,mengingat bahwa PSAK menganut penilaian aset berdasarkan
harga perolehan atau harga pertukaran.Namun,dalam perkembangannya
Akuntansi memperbolehkan penilaian kembali atas aset tetap sepanjang
peraturan pemerintah mewajibkan atau memperbolehkan.

PSAK 16 mengakui adanya 2 metode


a. Metode Historis
Metode ini mengakui aktiva sebagai aktiva tetap,maka aktiva tersebut dicatat
pada harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai aktiva
b. Metode Revaluasian
Dengan metode ini setelah aktiva diakui sebagai aktiva tetap,suatu aktiva
tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah
revaluasian,yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
revaluasi.
Dengan demikian penilaian kembali menurut akuntasi dapat diartikan sebagai
penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan karena nilai aktiva tetap dianggap
tidak lagi mencerminkan nilai yang sesungguhnya.

Dasar hukum untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap


1. Pasal 19 UU PPh yang menyatakan
a. Menteri Keuangan berwenang menetapkan peraturan tentang
penilaian kembali aktiva dan faktor penyesuaian apabila terjadi
ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan
karena perkembangan harga
b. Atas selisih penilaian kembali aktiva sebagaimana dimaksud
pada ayat1 diterapkan tarif pajak tersendiri dengan keputusan
Menteri Keuangan sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 1
2. PMK No 79/PMK.03.2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan

3. PMK No 191/PMK.010/2015tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap


Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
4. PER-12/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan
Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk
Tujuan Perpajakan
5. SE-56/PJ/2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan dan
Pengadministrasian Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk
Tujuan Perpajakan

Ketentuan Dasar Penilaian Kembali Aktiva Tetap Berdasarkan PMK


No 191/PMK.010/2015
Mendapat Perlakuan khusus tersebut berupa Pajak Penghasilan yang bersifat
final sebesar:
a. 3%, untuk permohonan yang diajukan sejak 20 Oktober 2015
sampai dengan tanggal 31 Desember 2015;
b. 4%, untuk permohonan yang diajukan sejak 1 Januari 2016 sampai
dengan tanggal 30 Juni 2016; atau
c. 6%, untuk permohonan yang diajukan sejak 1 Juli 2016 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016,
Yang dikena kan atas selisih lebih nilai aktiva tetap hasil penilaian kembali
atau hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak, di atas nilai sisa buku
fiscal semula.

Adapun yang dapat melakuan revaluasi adalah :


Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) meliputi Wajib
Pajak badan dalam negeri, Bentuk Usaha Tetap (BUT), danWajib Pajak orang
pribadi yang melakukan pembukuan, termasuk:
a. Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang USD
b. Wajib Pajak yang pada saat penetapan penilaian kembali nilai
aktiva tetap oleh kantor jasa penilai public atau ahli penilai belum
melewati jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian
kembali aktiva tetap terkait PMK 79/PMK.03/2008.

Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dapat dilakukan terhadap


:
1) Penilaian kembali aktiva tetap dapat dilakukan terhadap sebagian atau
seluruh aktiva tetap berwujud yang terletak atau berada di Indonesia,
dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan objek pajak.

2) Penilaian kembali aktiva tetap tidak dapat dilakukan kembali sebelum


lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva
tetap yang dilakukan berdasarkan peraturan menteri ini.
3) Nilai aktiva tetap yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai public atau ahli
penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah harus berdasarkan nilai
pasar atau nilai wajar aktiva tetap yang berlaku pada saat penilaian
kembali aktiva tetap.
4) Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh kantor jasa
penilai public atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan kembali nilai pasar
atau nilai wajar aktiva tetap yang bersangkutan.

Syarat yang diperlukan agar dapat melakukan Penilaian Kembali


Aktiva Tetap :
Permohonan
penilaian
kembali
aktiva
tetap
perpajakan dapat diajukan oleh Wajib Pajak yang

untuk

tujuan

a. Telah melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan oleh KJPP
atau ahli penilai,tetapi belum digunakan untuk tujuan perpajakan :
Permohonan 2015,Menggunakan hasil penilaian 2015
Permohonan 2016, Menggunakan hasil penilaian 2016
Adapun syaratnya :
a. Surat Setoran Pajak (SSP);
b. Daftaraktiva tetap hasil penilaian kembali
c. Fotokopi surat izin usaha KJPP/ahli penilai
d. Laporan penilaian aktiva tetap oleh KJPP/ahli penilai
e. Laporan keuangan.
b. Belum melakukan penilaian kembali aktiva tetap
Permohonan menggunakan nilai aktiva tetap hasil perkiraan penilaian
kembali Wajib Pajak
Adapun syaratnya :
a. Surat Setoran Pajak (SSP); dan
b. Daftar aktiva tetap yang akan dinilai kembali beserta perkiraan
nilainya.
Saat pengajuan kelengkapan dokumen :
a. Surat Setoran Pajak;
b. Daftar aktiva tetap hasil penilaian kembali;

c. Fotokopi surat izin usaha KJPP/ahli penilai;


d. Laporan penilaian aktiva tetap oleh KJPP/ahli penilai; dan
e. Laporan keuangan.
Apabila Permohonan :
1. Lengkap dan benar,maka dalam jangka 30 hari diberikan Surat
Keputusan persetujuan Penilaian Kembali Aktiva Tetap
2. Tidak benar,maka diberikan surat keputusan penolakan Penilaian
Kembali Aktiva Tetap
3. Tidak lengkap,maka diberikan Surat Pemberitahuan Permohonan
Wajib Pajak dianggap batal
Pelunasan SSP dilakukansebelummengajukanpermohonan
Permohonan yang diajukan 31 Desember 2015, jika ditemukan maksimal
tanggal 31 desember 2016 nilai penilaian kembali yang lebih tinggi, maka
tarif yang digunakan tetap 3%
Dalam hal hasil penilaian yang ditetapkan oleh kantor jasa penilai publik
atau ahli penilai, yang lebih kecil daripada nilai perkiraan nilai pasar atau
nilai wajar sehingga menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak,
atas kelebihan pembayaran pajak tersebut merupakan pajak yang
seharusnya tidak terutang.
Jika Wajib
Pajak
yang
mengajukan
permohonan memperoleh
izin
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan USD, selisih
lebih nilai aktiva tetap yang digunakan sebagai dasar pengenaan Pajak
Penghasilan harus dikonversi terlebih dahulu kedalam satuan mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs KMK
Dalam hal Wajib Pajak :

Tidak melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh


kantor jasa penilai publik atau ahli penilai, sesuai jangka waktu

Tidak melengkapi dokumen / Tidak memenuhi syarat-syarat

Permohonan dianggap batal dan atas pembayaran Pajak Penghasilan yang


telah dilunasi diperlakukan sebagai pajak yang seharusnya tidak terutang.
Bagi Wajib Pajak yang permohonannya telah memenuhi syarat untuk
revaluasi aktiva tetap Masa Pajak 2015 dan 2016 / belum melakukan
penilaian,dapat menggunakan ketentuan berikut:Dasar penyusutan fiskal
adalah nilai pada saat revaluasi aktiva
a.

Masa manfaat fiskal disesuaikan kembali menjadi masa manfaat


penuh untuk kelompok aktiva tersebut

b.

Penyusutan dimulai sejak 1 Januari 2016 / dimulai sejak bulan dilakukannya


penilaian kembali
Apabila WP melakukan pegalihan aktiva kelompok 1,2,3 dan 4 sebelum
berakhirnya masa manfaat/belum lewat jangka 10 tahun atas revaluasi selisih
lebih nilai buku fiskal,dikenakan PPh final dengan tarif tertinggi
Ketentuan tidak berlaku jika pengalihan :

Dikarenakan force majeur


Dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha
Dikarenakan penarikan aktiva,akibat rusak berat/tidak bisa diperbaiki

Revalusi Secara Akuntansi Dan Perpajakan

Penyusutan Setelah Revaluasi


Uraian

Bangunan(tnp
Tanah)

Kendaraan

Tahun Beli

1 Januari 2006

1 Januari 2013

20

Tahun Ekonomis

2,000,000,00
Harga Beli Aktiva
Akumulasi Penyusutan

800,000,00
0

1,000,000,00

400,000,00

0
1,000,000,00

Nilai Buku

400,000,00
0

Pada Januari tahun 2016,PT.Dirgantara sebelumnya telah mengajukan


permohonan pada 1 Januari 2016,dan sudah diterima dan disetujui pada bulan
Februari kemudian melakukan revaluasi kembali atas seluruh aktiva dengan nilai
wajar menjadi,:

Bangunan: Rp 2.800.000.000
Kendaraan: Rp 500.000.000

Hitung PPh final revaluasi ! serta jelaskan perlakuanya secara akuntansi dan
perpajakan!

Alternative 1

4% X 1,900,000,000 = 76,000,000

Muncul hutang PPh 4(2)

Disetor Ke kas negara

Alternative 2

Jika revaluasi tidak memenuhi persyaratan perpajakan, maka penyusutan


akuntansi menggunakan nilai buku baru, sedangkan penyusutan pajak
menggunakan harga beli aktiva

Jika memenuhi persyaratan perpajakan, maka penyusutan menurut


perpajakan, masa manfaat disesuaikan kembali ke masa manfaat
penuhnya (20&8)

Apabila perusahaan pada contoh sebelumnya menjual assetnya pada 1


Januari 2017 maka atas hasil revaluesi dikenakan tarif tertinggi, dan
kurang bayarnya terutang
1.900.000.000 * 10% - 76.000.000 = 114.000.000

Saham Bonus

Sesuai Pasal 9 ayat 2 PMK No.79/PMK.03/2009 dinyatakan bahwa pemberian


saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran
yang berasal dari kapitalisasi selisih lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
perusahaan,sampai dengan sebesar selisih lebih penilaian kembali secara fiskal
bukan merupakan Objek Pajak berdasarkan pasal 4 ayat 1 huruf g UU PPh.
Lebih lanjut dalam Pasal 9 ayat 3 PMK No.79/PMK.03/2009 dijelaskan bahwa
dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiskal lebih besar daripada selisih
lebih penilaian kembali secara komersial,maka pemberian saham bonus atau
pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran (BOP) dicatat
sebesar selisih penilaian kembali secara komersial.
Contoh soal:
Pada Januari tahun 2016,PT.Dirgantara,yang sahamnya dimiliki 90% oleh Aviation
Corp dan sisanya 10% dimiliki PT.Dirgantara tsb,sebelumnya telah mengajukan
permohonan pada 1 Januari 2016,dan sudah diterima dan disetujui pada bulan
Februari kemudian melakukan revaluasi kembali atas seluruh aktiva dengan nilai
wajar menjadi,:

Bangunan: Rp 2.800.000.000
Kendaraan: Rp 500.000.000

Berikut rincian :

Uraian

Bangunan(tnp
Tanah)

Kendaraan

Tahun Beli

1 Januari 2006

1 Januari 2013

20

Tahun Ekonomis

2,000,000,00
Harga Beli Aktiva

Akumulasi Penyusutan

800,000,00
0

1,000,000,00

400,000,00
0

1,000,000,00
Nilai Buku

400,000,00
0

Hitung PPh final revaluasi dan Hitung jumlah saham bonus yang dibagikan
dan perlakuan Pph-nya!

Diketahui dari pembahasan diatas:


selisih
lebih
revaluasi
adalah
1.900.000.000,
dan
PPh
finalnya
76.000.000.Sehingga Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan
adalah 1.824.000.000

Saham Bonus yang dibagikan


Aviation Corp

= 90% x 1.824.000.000 = 1.641.600.000

PT.Dirgantara

= 10% x 1.824.000.000 =

182.400.000

Perlakuan PPh
Penerimaan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi revaluasi aktiva
tetap,bukan merupakan deviden sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 1
huruf g UU PP.Sehingga Bukan merupakan objek pajak

DAFTAR PUSTAKA
Pardiat (2010). Akuntansi Perpajakan .Jakarta : Politeknik Keuangan Negara Stan
Saranta S Edhy,Djaka (2015). Akuntansi Perpajakan. Jakarta : Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara
\Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008
\Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015 tentang penilaian
kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan bagi permohonan yang
diajukan pada tahun 2015 dan tahun 2016
\Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tentang penilaian kembali
aktiva tetap untuk tujuan perpajakan

Anda mungkin juga menyukai