Perencanaan Pembangunan Nasional-Rpjp-Rpjm
Perencanaan Pembangunan Nasional-Rpjp-Rpjm
PENDAHULUAN
Berdasarkan cita-cita Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang
bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur; serta tujuan Nasional dibentuknya
pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu
cita-cita tersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkret
mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut. selanjutnya Pemerintah/Negara wajib
menjaga kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan yang berkeadilan dan
demokratis yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan agar kegiatan
pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan perencanaan
pembangunan.
Beberapa Definisi Perencanaan, antara lain :
Waterston (1965): Perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus
guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan
tertentu
Conyers dan Hills (1984): Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari
keputusan atau pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada,
dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.
M.T. Todaro (2000): Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja
untuk mengkoordinir pengambilan keputusan ekonomi dalam jangka panjang serta
mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju
pertumbuhan berbagai variabel ekonomi yang utama
denan baik oleh Badan Perencana Pusat. Tujuan tersebut mungkin untuk mencapai
sasaran sosial, politik atau lainnya.
rutinitas, trial and error, utopis dan terbatas pada pembuatan rencana. Tapi merupakan
bersifat publik, berorientasi masa depan, strategis, deliberate, dan terhubung pada
tindakan.
Manfaat Perencanaan yaitu sebagai penuntun arah, minimalisasi ketidakpastian,
minimalisasi inefisiensi sumber daya, dan penetapan standar dalam pengawasan kualitas.
Adapun syarat perencanaan harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
a. Tujuan akhir yang dikehendaki.
b. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan
dari berbagai alternatif).
c. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
d. Masalah-masalah yang dihadapi.
e. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
f. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
g. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
h. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
Perencanaan berdasarkan sifatnya , yaitu:
a. Dari segi ruang lingkup tujuan dan sasarannya, perencanaan dapat bersifat nasional,
sektoral dan spasial.
b. Dari bentuknya perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif atau komprehensif
dan parsial.
c. Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada perencanaan tingkat pusat dan tingkat daerah.
d. Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat jangka panjang, menengah, atau
jangka pendek.
e. Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat bersifat dari atas ke bawah (top down),
dari bawah ke atas (bottom up), atau kedua-duanya.
f. Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke depannya, perencanaan dapat
indikatif atau preskriptif.
2
1.1. Konsep
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, lima pendekatan dalam seluruh
rangkaian perencanaan meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
Politik;
Teknokratik;
Partisipatif;
Atas-bawah (top-down); dan
Bawah-atas (bottom-up).
Pendekatan Politik memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah
Daerah.
penjabaran
Oleh
dari
karena
agenda
itu,
dan
rencana
janji
pembangunan
pembangunan
yang
guna dituangkan ke
dengan
metode
dan
pendekatan
kerangka
teknokratik
berpikir
dilaksanakan
ilmiah
oleh
dengan
lembaga
atau Satuan Kerja Perangkat Daerah yang secara fungsional bertugas untuk itu.
Perencanaan pembangunan dengan Pendekatan Partisipatif dilaksanakan
dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap
pembangunan.
Pelibatan
mereka
adalah
untuk
mendapatkan
aspirasi
dan
hasil
proses
atas-bawah
dan
bawah-atas
diselaraskan
melalui
penyelenggaraan
negara:
asas
kepastian
hukum,
asas
tertib
Kementerian/Lembaga,
Strategis
yang
Kementerian/Lembaga
selanjutnya
disebut
(Renstra-KL),
adalah
Rencana
Kerja
Pemerintah
(RKP),
adalah
dokumen
Kementerian/Lembaga
(Renja-KL),
adalah
dokumen
Gambar 1
Alur Perencanaan dan Penganggaran
1.5. Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
Dalam sistem Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), terdapat 4
tahapan perencanaan pembangunan:
a.
b.
c.
d.
penyusunan rencana;
penetapan rencana;
pengendalian pelaksanaan rencana; dan
evaluasi pelaksanaan rencana.
Kegiatan perencanaan, pelaksanaan,pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana merupakan fungsi manajemen, yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Keempatnya saling melengkapi dan masing- masing
memberi umpan balik serta masukan kepada yang lainnya.
Perencanaan yang telah disusun dengan baik, tidak ada artinya jika tidak dapat
dilaksnakan. Setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak
didasarkan kepada perencanaan yang baik. Sejalan dengan itu, dalam rangka
meningkatkan efesiensi dan efektivitas alokasi sumber daya, serta menigkatkan
trasparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan, perlu dilakukan
upaya pengendalian dan evaluasi terhadappelaksanaan rencana pembangunan.
2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)
2.1. Pengertian
RPJP adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. RPJP
Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan
Nasional. RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah
yang mengacu pada RPJP Nasional.
Rancangan
awal
RPJP
Daerah
disiapkan
oleh
kepala
Bappeda
Provinsi/Kabupaten/Kota.
9
Rancangan Awal RPJP Nasional memuat rancangan visi, misi dan arah
pembangunan nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya
Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Arah pembangunan
disini mencakup rumusan tentang arah pembangunan kewilayahan, sarana dan
prasarana, dan bidang kehidupan seperti bidang agama, ideologi, politik,
yang dirumuskan
RPJP Nasional berfungsi sebagai acuan bagi penyusunan RPJP Daerah Provinsi.
Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD di bahas DPRD bersama Kepala
Daerah. RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi
dengan Menteri. Gubernur menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD
tentang
RPJPD
11
Gambar 2
Tahapan Pembangunan dan Arah Kebijakan RPJPN 2005 2025
3. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM)
3.1. Pengertian
Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, menyatakan bahwa: RPJM merupakan dokumen perencanaan
untuk periode 5 (lima) tahun. RPJM Nasional merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman
pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
kebijakan
umum,
program
Kementerian/Lembaga
dan
lintas
12
nasional
dengan
mempertimbangankan
rancangan
rencana
13
Pimpinan Kementerian/Lembaga melaksanakan penyiapan Rancangan RenstraKL periode berikutnya untuk sektor yang menjadi tugas dan kewenangannya
pada tahun terakhir pelaksanaan RPJM Nasional yang sedang berjalan, diawali
dengan penyusunan rancangan rencana pembangunan secara teknokratik di
sektornya.
Dalam rangka
penyusunan
rancangan
teknokratik
tersebut,
Pimpinan
Kementerian/Lembaga menghimpun:
1) Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor yang bersesuaian dengan
tugas dan kewenangannya; dan
2) Aspirasi masyarakat.
Evaluasi pelaksanaan pembangunan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
yang
akan
diambil
oleh
14
awal RPJMD.
Rancangan Renstra-SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Bapppeda.
Bappeda menyempurnakan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD
dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD sebagai masukan.
kepentingan.
Musrenbang
dilaksanakan
dengan
rangkaian
kegiatan
penyampaian,
Musrenbang.
Pembahasan rumusan rancangan akhir RPJMD dipimpin oleh Kepala Daerah.
Menteri.
Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
masyarakat.
Bupati/walikota
menyebarluaskan
Peraturan
Daerah
tentang
RPJMD
Gambar 3
Proses Penyusunan dan Penetapan RPJM/RPJMD
4. PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA
17
rencana
pembangunan
dari
masing-masing
pimpinan
serta
mengantisipasi
pada
tahap
pelaksanaan
pelaksanaan (ex-post)
e. Dalam rangka perencanaan pembangunan, setiap kementerian/lembaga, baik pusat
maupun daerah, berkewajiban untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan
yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.
f. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja proyek pembangunan, kementerian/lembaga,
baik pusat maupun daerah, mengikuti pedoman dan petunjuk pelaksanaan evaluasi
kinerja untuk menjamin keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai
untuk masing-masing jangka waktu sebuah rencana.
Kementerian/Lembaga/SKPD
menyelenggarakan
perencanaan
koordinasi,
integrasi,
sinkronisasi,
dan
sinergi
juga
perencanaan
pembangunan antarkabupaten/kota.
7. PERMASALAHAN PERENCANAAN SECARA UMUM DAN KHUSUS
7.1. Permasalahan perencanaan secara umum
a. Lemahnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga tidak tepat
sasaran.
b. Lemahnya keterkaitan proses perencanaan, proses penganggaran dan proses politik
dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran.
c. Kurangnya keterlibatan masyarakat warga (civil society).
d. Lemahnya sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian (safeguarding).
e. Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
f. Ketergantungan pada sumberdana dari donor dan lembaga internasional.
7.2. Permasalahan perencanaan secara spesifik
a. Permasalahan yang terkait dengan struktur program dan kegiatan perencanaan
antara lain :
20
sektoral
(sectoral
linkages)
dan
keterkaitan
institusional
(institutional linkages).
c. Perubahan lingkungan strategis nasional dan internasional yang perlu diperhatikan
antara lain:
8. TINJAUAN PUSTAKA
a. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421)
b. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33)
c. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286) ;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817 ) ;
21
e. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional;
f. Peraturan Pemerintah No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan, menjelaskan lingkup pengukuran kinerja
pelaksanaan rencana pembangunan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja
pembangunan.
g. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJM Nasional.
22