69
1)
ABSTRAK
Tanah gambut dapat mengalami pemampatan yang cukup tinggi sehingga kurang
baik digunakan sebagai dasar konstruksi. Perilaku pemampatan tanah gambut dapat diketahui
dari pengujian konsolidasi. Beberapa upaya dapa dilakukan untuk mengurangi pemampatan
tanah gambut, salah satunya dengan pemberian beban awal.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan contoh tanah gambut yang diambil dari
Bagansiapiapi. Pengujian Konsolidasi dengan beban bertahap pada beberapa rasio penambahan
beban, pengujian konsolidasi setelah beban awal..
Pemampatan gambut Bagansiapi-api terlohat relatif besar, akan tetapi setelah diberikan
beban awal sebesar 10 kPa, 20 kPa dan 40 kPa dengan waktu pembebanan masing-masing 1 hari,
menunjukkan bahwa penurunan tanah gambut semakin kecil, berarti akibat adanya beban awal
dapat mengurangi pemampatan tanah gambut. Rasio penambahan beban LIR 0,5 dan LIR 1,0 lebih
lebih beraturan dari pada LIR 2,0 dan LIR 4,0, dengan demikian rasio penambahan beban yang
baik adalah pada LIR 0,5 dan LIR 1,0.
Kata kunci : gambut, pemampatan, rasio penambahan beban, konsolidasi.
1. PENDAHULUAN
Tanah gambut (peat soil) merupakan tanah yang mengandung bahan organik
dalam jumlah yang besar sehingga mempengaruhi sifat rekayasa tanah tersebut. Dengan
demikian sistem klasifikasi tanah berbeda dengan tanah lempung.
Gambut (peat)
20%
70
airnya cukup tinggi dan akan berkurang dengan drastis bila dicampur dengan tanah
inorganik.
Konsolidasi adalah suatu proses pengurangan volume secara perlahan-lahan pada
tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori.
Proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh
kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang. Proses berkurangnya volume dalam
konsolidasi dapat disebabkan karena deformasi partikel-partikel, perubahan jarak antar
partikel, dan keluarnya air dan udara dari pori-pori tanah.
Dhowian dan Edil (1980), menunjukkan bahwa komponen pemampatan tanah
gambut terdiri dari 4 (empat) komponen regangan, yaitu : regangan seketika ( i),
regangan primer ( p), regangan sekunder ( s), regangan tersier ( t). Sifat mudah pampat
tanah gambut dapat diketahui dari hubungan antara angka pori dengan log tekanan efektif
(e-log
). Dari kurva angka pori terhadap log tekanan efektif yang dilakukan oleh
Soepandji dan Bharata (1996) terlihat bahwa gambut palembang mempunyai bentuk
kurva yang mulus seperti pada tanah inorganik.
Farni (1996) menyatakan bentuk kurva pemampatan pada tanah gambut yang
telah mengalami beban awal dengan besar dan periode pembebanan bervariasi
menunjukan adanya peningkatan perbaikan perilaku pemampatan, karena pemampatan
pada semua uji dijumpai bahwa pemampatan primer terbesar terjadi pada menit-menit
awal (Munawir, 1993). Sedangkan Endah dan Eding (1999, 2000) menyatakan bahwa
pemampatan primer pada tanah gambut berlangsung sangat cepat yaitu sekitar 10-15
menit pertama setelah itu, pemampatan tetap berlangsung sebagai akibat adanya rangkak
(creep).
Soepandji
dkk
(1999)
tanah
gambut
dengan
kondisi
over
consolidated, konsolidasi isotropik yang terjadi relatif kecil (dalam hal ini 3 =30
kPa) akan menghasilkan suatu kondisi pemampatan tanah yang optimum, hal ini
dibuktikan dengan besarnya nilai regangan pada kondisi kritis yang lebih besar, bila
dibandingkan dengan kondisi normally consolidated.
Farni (1996) menyatakan bentuk kurva pemampatan pada tanah gambut yang
telah mengalami beban awal dengan besar dan periode pembebanan bervariasi
menunjukan adanya peningkatan perbaikan perilaku pemampatan, karena pemampatan
pada semua uji dijumpai bahwa pemampatan primer terbesar terjadi pada menit-menit
awal (Munawir, 1993).
Endah dan Eding (1999, 2000) menyatakan bahwa pemampatan primer pada
tanah gambut berlangsung sangat cepat yaitu sekitar 10-15 menit pertama setelah itu,
71
m /tahun. Sedangkan c1 sebesar 0,003 sampai 0,021 dan c2 0,010 sampai 0,053.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan contoh tanah gambut yang diambil
dari beberapa daerah di Bolungkut Kecamatan Merbau Labuhan Batu Utara Propinsi
Sumatera Utara dan Bagansiapiapi Riau. Alat yang digunakan untuk uji konsolidasi pada
tanah gambut adalah alat Konsolidasi Oedometer. Uji dilaksanakan di Laboratorium
Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Medan.
Penelitian pendahuluan dilakukan meliputi berat volume, gravitas khusus
(specific gravity), kadar air, angka pori awal, kadar abu, kadar organik, dan kadar serat.
Dari hasil uji sifat fisik diperoleh kadar air, berat jenis, kandungan organik, kadar serat,
kadar abu, kemudian berdasarkan data tersebut tanah gambut diklasifikasikan.
Metode uji konsolidasi yang digunakan untuk mengetahui perilaku pemampatan
tanah gambut adalah sebagai berikut ini:
72
Uji Konsolidasi Beban Langsung dengan cara pembebanan langsung, beban yang
dikerjakan langsung (25 kpa, 50 kpa, 100 kpa), selama 1 minggu.
2.
3.
dan waktu kemudian dianalisis untuk menghitung koefisien konsolidasi (Cv) dan untuk
menghitung indeks pemampatan (Cc).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Sifat Fisis dan Klasifikasi Tanah Gambut Bagansiapiapi Provinsi Riau
Penelitian pendahuluan terhadap sifat-sifat fisis tanah gambut dari kota Bagansiapiapi
Provinsi Riau adalah sebagaimana yang ada dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil penelitian sifat fisis tanah gambut Bagansiapiapi
No
Sifat Fisis
Nilai Koefisian
Kadar Air ( Wc )
623,33 %
Berat Jenis ( Gs )
1,81
Angka Pori ( e )
10,284
Kadar Serat
34,23 %
Kadar Abu
6,28 %
Kadar Organik
93,73 %
)
d
1,152 gr/cm
0,160 gr/cm
73
74
75
Ratio) yang digunakan. Hal ini dikerenakan semakin besarnya LIR (Load Increment
Ratio) maka rasio penambahan beban akan semakin besar sehingga pemampatan akan
terjadi lebih cepat.
76
peningkatan pada tekanan 0,5 kg/cm dan mengalami penurunan pada tekanan 1 kg/cm .
Untuk nilai Cv terbesar pada penelitian tanah gambut Bagansiapiapi dengan pembebanan
2
77
konsolidasi (cv) pada penambahan tekanan sebesar 1,0 kg/cm akan mengalami kenaikan
setelah sebelumnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena kadar serat pada sampel
yang cukup tinggi sehingga proses konsolidasi tidak beraturan.
Pada uji konsolidasi LIR 0,5, nilai koefisien konsolidasi (cv) pada penambahan
2
tekanan sebesar 0,422 kg/cm akan mengalami kenaikan setelah sebelumnya mengalami
penurunan. Hal ini terjadi karena kadar serat pada sampel yang cukup tinggi dan sebagai
akibat dari variasi rasio penambahan beban pada uji konsolidasi tanah gambut.
4. KESIMPULAN
Dari studi penelitian serta analisa yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan
antara lain :
1. Sebelum beban awal diberikan terlihat bahwa pemampatan awal relatif besar, akan
tetapi setelah diberikan beban awal sebesar 10 kPa, 20 kPa dan 40 kPa dengan waktu
78