PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam merupakan provinsi dengan persentase
penduduk miskin yang tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Sesuai data Badan Pusat Statistik tahun 2013, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
menempati peringkat ke-7 dengan persentase angka kemiskinan mencapai 20,98
persen. Hal tersebut dikarenakan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam masih pada
proses pembangunan perekonomian pasca bencana Tsunami pada Desember 2004
silam.
Untuk mengetahui pertumbuhan baik perekonomian, pendidikan, dan taraf
hidup di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, perlu adanya tolak ukur yaitu
dengan melihat indeks pembangunan manusia (IPM). Indeks pembangunan
manusia merupakan indeks yang dipergunakan untuk mengukur pencapaian hasil
dari pembangunan suatu daerah atau wilayah dalam tiga dimensi dasar
pembangunan yaitu usia harapan hidup, tingkat pendidikan, dan standar hidup
layak.
Usia harapan hidup yang merupakan unsur dasar IPM menggambarkan usia
maksimum yang diharapkan oleh seseorang untuk bertahan hidup. Indikator dari
angka harapan hidup antara lain angka kematian bayi, penduduk yang tidak
mencapai usia 40 tahun, persentase penduduk dengan keluhan kesehatan,
persentase penduduk yang sakit, dan lain sebagainya. Unsur IPM lainnya adalah
pengetahuan, yang terbagi atas angka melek huruf, angka putus sekolah, angka
partisipasi sekolah, dan rata-rata lamanya bersekolah. Untuk unsur yang terakhir
adalah standar hidup layak yang diukur melalui julah penduduk yang bekerja,
jumlah pengangguran terbuka, jumlah dan persentase penduduk miskin, dan
PDRB per kapita.
Pada praktikum ini, akan diketahui kerakteristik dari ketiga unsur yang
mempengeruhi peningkatan indeks pembangunan manusia dengan menggunakan
statistika deskriptif. Setelah mengetahui karakteristik tersebut, akan diketahui
kabupaten atau kota manakah yang cenderung sulit untuk meningkatkan indeks
pembangunan manusia di provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkanlatar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas adalah
sebagai berikut,
1. Bagaimana perbandingan indeks pembangunan manusia di Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam dengan nasional tahun 2013?
2. Kabupaten/ Kota manakah yang menjadi prioritas untuk meningkatkan indeks
pembangunan manusia?
3. Kabupaten/ Kota manakah yang cenderung sulit untuk meningkatkan indeks
pembangunan manusia?
4. Bagaimana perkembangan penduduk miskin di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam tahun 2009 sampai dengan 2013?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai dari
praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui perbandingan indeks pembangunan manusia di Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam dengan nasional tahun 2013.
2. Mengetahui Kabupaten/ Kota manakah yang menjadi prioritas untuk
meningkatkan indeks pembangunan manusia.
3. Menetahui
Kabupaten/
Kota
manakah
yang
cenderung
sulit
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Statistika Deskriptif
Salah satu metode statistika yang paling sering digunakan adalah statistika
data
baik
yang
menunjukkan
tentang
keadaan,
gejala
atau
Mean
Mean adalah jumlah keseluruhan pada data yang diperoleh kemudian
dibagi dengan banyaknya data (Walpole, 1993). Rumus yang digunakan untuk
menghitung mean dari data tidak berkelompok adalah :
n
x
i 1
(2.1)
Keterangan :
x
n
xi
Median
Median adalah sekelompok data yang telah diurutkan terlebih dahulu dari
data yang terkecil hingga yang terbesar kemudian dicari nilai tengahnya.
Pengamatan yang tepat ditengah-tengah bilabanyaknya pengamatan itu ganjil,
atau rata-rata kedua pengamatan yang ditengah bila banyaknya pengamatan itu
genap (Walpole, 1998).
Rumus yang digunakan untuk menghitung median adalah :
Me
xn 2 xn 2 1
2
(2.2)
Keterangan :
Me
xn 2
xn 2 1
Modus
Modus adalah nilai yang sering muncul pada suatu data. Otomatis modus
terjadi pada datum atau satuan data yang memiliki frekuensi paling besar
(Walpole, 1998).
Nilai Maksimum
Maksimum adalah nilai yang memiliki tingkatan paling tinggi atau paling
besar dari nilai lainnya (Walpole, 1998).
Nilai Minimum
Minimum adalah nilai yang memiliki tingkatan paling kecil atau paling
rendah dari nilai lainnya (Walpole, 1998).
Ukuran penyebaran data adalah suatu ukuran untuk mengetahui seberapa
jauh pengamatan-pengamatan tersebut menyebar dari rata-ratanya.
Varians
Varians adalah ukuran bagi persebaran (dispersi) data. (Walpole, 1998)
s2
(x x )
i 1
n 1
(2.3)
Keterangan
s2
xi
: Varians
: Data suku ke n
arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan waktu. Saat mulai dan akhir
dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan
digambarkan oleh panjangnya diagram batang (Ervianto, 2005).
3
sederhana dari tiga indeks dasar yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan,
dan indeks standar hidup layak. Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia
mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar
kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan
tiga dimensi dasar yaitu:
a. Dimensi umur panjang dan sehat.
b. Dimensi pengetahuan.
c. Dimensi kehidupan yang layak (BPS, 2012).
yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Perhitungan angka harapan
hidup melalui pendekatan tak langsung (indirect estimation). Jenis data yang
digunakan adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH). Paket
program Mortpark digunakan untuk menghitung angka harapan hidup berdasarkan
input data ALH dan AMH. Selanjutnya, dipilih metode Trussel dengan model
West, yang sesuai dengan histori kependudukan dan kondisi Indonesia dan
negara-negara Asia Tenggara umumnya (Preston, 2004 dalam BPS, 2012). Indeks
harapan hidup dihitung dengan menghitung nilai maksimum dan nilai minimum
harapan hidup sesuai standar UNDP, yaitu angka tertinggi sebagai 19 batas atas
untuk perhitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah adalah 25 tahun (Sirusa,
2015).
6
Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang
dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Seperti halnya
rata-rata lama sekolah, angka melek huruf juga menggunakan batasan yang
dipakai sesuai kesepakatan beberapa negara. Batas maksimum untuk angka melek
huruf adalah 100 (seratus), sedangkan batas minimumnya 0 (nol). Nilai 100 20
menggambarkan kondisi 100 persen atau semua masyarakat mampu membaca dan
menulis, sedangkan nilai 0 mencerminkan kondisi sebaliknya.
7
yang diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini, indikator yang digunakan
adalah rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) dan angka melek huruf.
Pada proses pembentukan IPM, rata-rata lama sekolah memiliki bobot sepertiga
dan angka melek huruf diberi bobot dua pertiga, kemudian penggabungan kedua
indikator ini digunakan sebagai indeks pendidikan sebagai salah satu komponen
pembentuk IPM. Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang
digunakan untuk penduduk usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan
formal. Perhitungan rata-rata lama sekolah menggunakan dua batasan yang
dipakai sesuai kesepakatan beberapa negara. Rata-rata lama sekolah memiliki
batas maksimumnya 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun.
8
Pengeluaran Perkapita
Rata-rata Pengeluaran Perkapita Riil Yang Disesuaikan seringkali diseut
sebagai
daya
beli.
Daya
beli
adalah
kemampuan
masyarakat
dalam
membelanjakan uangnya dalam bentuk barang maupun jasa. Daya beli berguna
untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk
sebagai dampak semakin membaiknya ekonomi. Kemampuan daya beli antar
daerah berbeda-beda dengan rentang tertinggi 732.720 dan yang terendah
360.000. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu (Sirusa, 2015).
9
Kemiskinan
Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak
non-makanan
(GKNM)
adalah
kebutuhan
minimum
untuk
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang
diperoleh dari publikasi data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam di situs resmi Badan Pusat Statistik Propinsi Aceh
yang diakses pada
Hari/tanggal
: Rabu, 22 April 2015
Waktu
: 15.00 WIB
Tempat
: Jurusan Statistika ITS
3.2. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi variael IPM
dan beberapa faktor penyusun IPM itu sendiri yang dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
N
o
1
2
3
4
5
Variabel
Indeks Pembangunan
Manusia
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Huruf
Lama Pendidikan
Garis Kemiskinan
11
Mulai
Mengumpulkan data
Menganalisis
Karakteristik Data
Menganalisis Indeks
Pembangunan Manusia
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir
12
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
60
62
64
66
68
70
72
74
76
78
Gambar 4.1 Ranking IPM Aceh dalam IPM per-Provinsi se-Indonesia Tahun 2013
13
80
73.81
73.5
73.29
73
72.77
72.5
72
71.5
72.27
71.76
73.05
72.51
Aceh
72.16
Indonesia
71.7
71.31
71
70.5
70
2009
2010
2011
2012
2013
Secara umum nilai IPM Provinsi Aceh masih berada di bawah angka IPM
Nasional, namun dalam kurun waktu 5 tahun yakni dari tahun 2009-2013
pembangunan manusia di Provinsi Aceh menunjukkan peningkatan yang cukup
berarti. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan angka IPM setiap tahunnya yang
dapat dilihat pada Gambar 4.2. Kenaikan IPM tertinggi di Provinsi Aceh terjadi
dari tahun 2012 yaitu sebesar 72,51 ke tahun 2013 yaitu sebesar 73,05, dimana
telah terjadi peningkatan IPM sebesar 0,54.
14
2008
68,5
96,2
8,5
605,56
2009
68,6
96,39
8,63
610,2
7
2010
68,7
96,88
8,81
2011
68,8
96,95
8,9
2012
68,94
96,99
8,93
611,42
615,6
618,79
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa setiap komponen IPM di Provinsi
Aceh dari tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan. Kenaikan IPM
Provinsi Aceh dari tahun 2011 ke 2012 dapat dikatakan didukung oleh semua
komponen IPM. Kesejahteraan hidup penduduk Provinsi Aceh yang direfleksikan
melalui angka harapan hidup, menunjukkan peningkatan sebesar 0,14 dari tahun
2011 ke tahun 2012. Peningkatan angka harapan hidup ini menunjukkan adanya
peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat di Provinsi
Aceh pada tahun 2012. Dilihat dari ngka melek huruf yang mengalami
peningkatan dari 96,95% menjadi 96,99% dapat diketahui bahwa masyarakat di
Provinsi Aceh telah banyak yang sadar akan pentingnya pendidikan yang
didasarkan oleh kemampuan membaca, hal ini berpengaruh pada rata-rata lama
sekolah masayarakat Aceh yang meningkat 0,03 pada dua tahun terakhir. Hal ini
diindikasikan karena berbagai kebijakan pemerintah mengenai perbaikan kualitas
pendidikan telah berhasil terlaksana dan memberikan hasil atau pengaruh yang
cukup besar dalam pencapaian ini disamping meningkatnya sarana dan prasarana
pendidikan di Aceh. Pendapatan per kapita di Provinsi Aceh juga mengalami
peningkatan seiring meningkatnya komponen IPM lainnya, dari 615,6 pada tahun
2011 meningkat menjadi 618,79 pada tahun 2012.
15
Subulussalam
Kota Lhokseumawe
Kota Langsa
Kota Sabang
Kota Banda Aceh
Pidie Jaya
Bener Meriah
Aceh Jaya
Nagan Raya
Aceh Tamiang
Gayo Lues
Aceh Barat Daya
2012
Aceh Utara
2013
Bireuen
Piddie
Aceh Besar
Aceh Barat
Aceh Tengah
Aceh Timur
Aceh Tenggara
Aceh Selatan
Aceh Singkil
Simeulue
62 64 66 68 70 72 74 76 78 80
Gambar 4.3 IPM Provinsi Aceh Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2012-2013
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2012 ke tahun 2013 IPM
pada semua kabupaten/kota di Provinsi Aceh mengalami peningkatan. Dapat
dilihat pula kabupaten/kota yang menonjol atau dapat dijadikan prioritas menurut
nilai IPM yang tertinggi adalah Kota Banda Aceh yang tidak lain merupakan
ibukota dariProvinsi Aceh. IPM di Kota Banda Aceh selalu menempati tempat
teratas apabila dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang lain meskipun dari
tahun 2012 ke tahun 2013 IPM di Kota Banda Aceh mengalami peningkatan yang
tidak begitu besar yaitu sebesar 0,5. Jika dikaitkan dengan komponen-komponen
IPM di Kota Banda Aceh, diketahui bahwa beberapa tahun terakhir, di kota Banda
Aceh terjadi pembangunan yang cukup pesat dari tahun ke tahun apalagi sejak
terjadinya bencana tsunami pada tahun 2004 lalu, baik dibangunnya sarana
kesehatan dalam bentuk rumah sakit ataupun puskesmas, sarana pendidikan,
sarana rekreasi dan lainnya. Hal lainnya juga disebabkan karena Kota Banda Aceh
16
memiliki sektor pariwisata dan pendidikan yang cukup besar, banyak tempattempat yang banyak dikunjungi masyarakat dari luar provinsi bahkan luar negeri
sehubungan dengan peristiwa tsunami yang pernah melanda kota tersebut.
Berikut disajikan grafik komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Aceh untuk melihat kabupaten/kota manakah yang memiliki peran yang
cukup berarti dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Aceh.
74
72
70
68
66
64
62
60
58
Gambar 4.4 Indikator Angka Harapan Hidup Provinsi Aceh Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 4.4 terlihat secara jelas untuk indikator angka harapan
hidup di Provinsi Aceh pada tahun 2013 yang paling tinggi adalah dari Kabupaten
Bireuen yaitu sebesar 72,63 tahun dan yang paling rendah adalah dari Kabupaten
Simeulue yaitu sebesar 63,32 tahun. Hal tersebut dikarenakan pada Kabupaten
Bireuen kondisi keamanannya sangat kondusif, aman, dan damai sejak
penandatanganan perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh
Merdeka pada tahun 2005 lalu, serta pada kondisi saat ini pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Simeulue telah dilaksanakan sampai ke daerah
pedalaman yang sebelumnya tak tersentuh sama sekali. Sedangkan pada
Kabupaten Simeulue dikarenakan posisi geografisnya yang cukup terisolasi dari
Pulau Sumatera, hiruk pikuk konflik di Aceh daratan tidak pernah berimbas di
kawasan ini, bahkan tidak ada pergerakan Gerakan Aceh Merdeka di kawasan
kepulauan ini sehingga menyebabkan keamanan hidup masyarakat di kabupaten
ini belum cukup baik.
17
102
100
98
96
94
92
90
88
86
84
82
Gambar 4.5 Indikator Angka Melek Huruf Provinsi Aceh Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat dengan jelas untuk indikator angka
melek huruf di Provinsi Aceh yang paling tinggi adalah dari Kabupaten Simeulue
yakni 99,79%, sedangkan yang paling rendah adalah dari Kabupaten Aceh Timur
sebesar 88,19%. Penyebab Angka Melek Huruf di Kabupaten Simeulue tinggi
yakni terdapat sisi lain dari wajah Kabupaten Simeulue yang belum terungkap di
masyarakat luas, tidak hanya tingkat nasional akan tetapi tingkat internasional,
yaitu beraneka ragam jenis bahasa, budaya, dan di kabupaten terluar ini hubungan
sosial diantara masyarakat sangat harmonis. Angka Melek Huruf di Kabupaten
Aceh Timur rendah disebabkan karena masyarakat sekitar daerah tersebut belum
memahami arti pentingnya kemampuan untuk menulis dan membaca dengan baik
dan benar atau sebagian besar masyarakat daerah tersebut lebih mementingkan
orientasi untuk bekerja tanpa mengemban jenjang pendidikan terlebih dahulu.
18
14
12
10
8
6
4
2
0
Gambar 4.6 Indikator Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Aceh Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 4.6 terlihat secara jelas untuk indikator rata-rata lama
sekolah di Provinsi Aceh yang paling tinggi adalah dari Kota Banda Aceh yakni
12,27 tahun, sedangkan yang paling rendah adalah di Kota Subulussalam sebesar
7,66 tahun. Rata-rata lama sekolah di Kota Banda Aceh adalah yang paling tinggi
apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota yang lainnya dikarenakan pada kota
tersebut yang merupakan ibukota Provinsi Aceh, program wajib belajar 9 tahun
dianggap begitu penting apabila dibandingkan dengan orientasi bekerja dan
mencari uang. Selain itu, di Kota Banda Aceh terdapat universitas atau perguruan
tinggi yang membuat masyarakat di kota ini berkeinginan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.
19
650
640
630
620
610
600
590
580
570
Gambar 4.7 Indikator Pengeluaran per Kapita Provinsi Aceh Tahun 2013
20
4.2
894.8
892.87
880
860
861.85
Aceh
842.42
840
820
800
2009
2010
2011
2012
2013
Berdasarkan Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk
miskin di Provinsi Aceh dari tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari tahun 2009, disebabkan oleh berhasilnya
program kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
Provinsi Aceh. Kemudian terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun 2010
hingga tahun 2012, hal ini dapat terjadi akibat dari kebijakan pemerintah
mengurangi subsidi BBM yang mengakibatkan naiknya harga kebutuhan pokok.
Namun pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh mengalami
penurunan yang cukup signifikan lagi. Upaya pemerintah dalam menanggulangi
21
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang terlah dilakukan, dapat diambil
Saran
Saran untuk melakukan penelitian selanjutnya, diharapkan data yang digunakan
dalam analisis benar-benar data yang diperoleh dari situs resmi yang dimiliki oleh daerah
yang hendak dianalisis. Ketelitian dan ketajaman logika diperlukan dalam melakukan
pembahasan agar informasi yang dihasilkan dari penelitian dapat tersampaikan dengan
baik dan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek. Konstruksi. Yogyakarta: ANDI
Sirusa. 2015. Sistem Rujukan Statistika. http://www.sirusa.bps.go.id/ Diakses pada
Rabu, 11 Maret 2015 pkl 22.12
Walpole, Ronald E. 1998. Pengantar Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
http://tkpkri.org/content/view/189/239/lang,id/ diakses pada hari Rabu, 22 April
2015
LAMPIRAN
Lampiran 1. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Aceh
ACEH
Angka Harapan
Hidup
(tahun)
2012
2013
68.94
69.4
Angka Melek
Huruf
(persen)
2012
2013
96.99
97.04
Rata-rata Lama
Sekolah
(tahun)
2012
2013
8.93
9.02
Pengeluaran per
Kapita
(ribu rupiah PPP)
2012
2013
618.79
621.4
2
7
Simeulue
63.12
63.32
99.29
99.79
8.63
8.97
625.59
628.09
Aceh Singkil
65.28
65.58
96.25
96.27
7.78
7.83
617.48
620.4
Aceh Selatan
67.14
67.54
96.55
96.6
8.45
8.51
614.19
616.71
Aceh Tenggara
69.29
69.69
97.97
98.08
9.37
9.38
605.79
609.76
Aceh Timur
69.86
70.26
98.27
98.33
8.53
8.58
594.86
599.27
Aceh Tengah
69.76
70.26
98.65
98.98
9.71
9.77
625.37
628.15
Aceh Barat
70.15
70.55
94.96
95.12
8.8
8.81
607.02
610.22
Aceh Besar
70.87
71.17
96.98
97
9.84
9.86
617.09
619.61
Piddie
69.84
70.34
96.31
96.32
8.74
8.75
620.01
622.8
Bireuen
72.43
72.63
98.51
98.55
9.29
9.31
601.22
603.75
Aceh Utara
69.86
70.26
97.83
97.87
9.2
9.26
614.35
616.46
67.38
67.78
96.47
96.51
8.25
8.35
625.24
628.41
Gayo Lues
67.22
67.62
87.89
88.19
8.74
8.76
607.65
610.93
Aceh Tamiang
68.57
68.75
98.33
98.38
8.86
8.89
607.12
610.37
Nagan Raya
69.76
70.26
91.77
92.12
8.11
8.4
611.39
615.23
Aceh Jaya
68.13
68.53
94.76
95.67
8.73
8.77
604.83
607.36
Bener Meriah
67.74
68.04
98.79
98.94
8.83
8.98
614.81
617.52
Pidie Jaya
69.36
69.76
95.48
95.54
8.69
8.75
630.37
634.12
71.42
71.72
99.25
99.39
12.25
12.27
640.06
643.83
Kota Sabang
71.59
71.89
99.09
99.14
10.6
10.63
634.22
636.22
Kota Langsa
Kota
Lhokseumawe
70.93
71.23
99.31
99.36
10.59
10.6
610.79
613
71.47
72.03
99.65
99.69
10.38
10.67
640.07
641.23
Subulussalam
66.13
66.63
96.55
96.57
7.63
7.66
620.99
624.12
Provinsi
Provinsi
1996
1999
2002
2004
2005
2006
2007
2008
11. Aceh
69,4
65,3
66.0
68,7
69,05
69,41
70,35
70,76
70,5
66,6
68,8
71,4
72,03
72,46
72,78
73,29
69,2
65,8
67,5
70,5
71,19
71,65
72,23
72,96
14. Riau
70,6
67,3
69,1
72,2
73,63
73,81
74,63
75,09
15. Jambi
69,3
65,4
67,1
70,1
70,95
71,29
71,46
71,99
68.0
63,9
66.0
69,6
70,23
71,09
71,4
72,05
17. Bengkulu
68,4
64,8
66,2
69,9
71,09
71,28
71,57
72,14
18. Lampung
67,6
63.0
65,8
68,4
68,85
69,38
69,78
70,3
65,4
69,6
70,68
71,18
71,62
72,19
70,8
72,23
72,79
73,68
74,18
76,1
72,5
75,6
75,8
76,07
76,33
76,59
77,03
68,2
64,6
65,8
69,1
69,93
70,32
70,71
71,12
67.0
64,6
66,3
68,9
69,78
70,25
70,92
71,6
34. Yogyakarta
71,8
68,7
70,8
72,9
73,5
73,7
74,15
74,88
65,5
61,8
64,1
66,8
68,42
69,18
69,78
70,38
36. Banten
66,6
67,9
68,8
69,11
69,29
69,7
51. Bali
70,1
65,7
67,5
69,1
69,78
70,07
70,53
70,98
56,7
54,2
57,8
60,6
62,42
63,04
63,71
64,12
60,9
60,4
60,3
62,7
63,59
64,83
65,36
66,15
63,6
60,6
62,9
65,4
66,2
67,08
67,53
68,17
71,3
66,7
69,1
71,7
73,22
73,4
73,49
73,88
66,3
62,2
64,3
66,7
67,44
67,75
68,01
68,72
71,4
67,8
70.0
72,2
72,94
73,26
73,77
74,52
71,8
67,1
71,3
73,4
74,21
74,37
74,68
75,16
66,4
62,8
64,4
67,3
68,47
68,85
69,34
70,09
66.0
63,6
65,3
67,8
68,06
68,81
69,62
70,22
66,2
62,9
64,1
66,7
67,52
67,8
68,32
69.00
75. Gorontalo
64,1
65,4
67,46
68,01
68,83
69,29
64,4
65,72
67,06
67,72
68,55
68,2
67,2
66,5
69.0
69,24
69,69
69,96
70,38
65,8
66,4
66,95
67,51
67,82
68,18
81. Maluku
82. Maluku Utara
91. Papua Barat
94. Papua
Indonesia (BPS)
63,7
64,83
66,08
67,28
67,95
60,2
58,8
60,1
60,9
62,08
62,75
63,41
64.00
67,7
64,3
65,8
68,7
69,57
70,1
70,59
71,17