Lap Kimor 6
Lap Kimor 6
Asisten Praktikum:
YOGI PRASETYO
21110014
PERCOBAAN 6
Aldehid dan Keton: Sifat Fisik dan Reaksi Kimia
I. Tujuan Percobaan
Menentukan sampel A, B, dan C dari zat turunan
Menentukan sifat-sifat aldehid dan keton dari reaksi
3=aseton
- uji asam kromat :
A biru kehijauan,
B jingga,
C kuning coklat,
1 biru kehijauan,
2 kuning coklat,
3 jingga
- uji tollens :
A positif,
B negatif,
C negatif.
- uji iodoform :
A kuning kental,
B putih keruh dan bening,
C putih keruh,
1 kuning kental,
2 putih keruh,
3 putih jernih.
- uji 2,4 dinitrofenilhidrazin
A tidak ada endapan,
B ada endapan jingga,
C tidak ada endapan,
1,2,3 tidak ada endapan.
IV. Pembahasan
Uji Asam Kromat
Pada uji ini diperoleh
A biru kehijauan,
B jingga,
C kuning coklat,
Aldehid dapat dioksidasi oleh asam kromat, sedangkan keton tidak. Ketika aldehid
teroksidasi, akan terjadi perubahan warna dari coklat kemerahan menjadi hijau, karena
kromat tereduksi menjadi Cr +3. Inilah yang membedakan aldehid dari keton.
Bisa dipastikan bahwa sampel A adalah aldehid
Uji tollens
A positif,
B negatif,
C negatif.
Pada uji tollens,karena reagennya tidak ada, reaksi hanya berlangsung sampai di tengah
jalan, tidak bisa secara pasti dijadikan rujukan.
Namun, merujuk pada percobaan 2, hasil A m,enunjukkan perbedaan dengan sampel B
dan C yang memiliki hasil sama, yaitu negatif. hipotesisnya sampel B dan C adalah keton.
Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+.
Ion ini dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan
natrium hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan
perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk
melarutkan ulang endapan tersebut.
Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid atau keton
dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara
perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Pada keton, tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna.
Sedangkan aldehid, larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak
berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.
Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat
basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam
karboksilat yang sesuai.
Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah
sebagai berikut:
Uji iodoform
diperoleh
A kuning kental,
B putih keruh dan bening,
C putih keruh,
Berdasarkan percobaan dari hasil reaksi pembanding, diperoleh hasil sampel A sama
dengan asetaldehid (aldehid) dan sampel B dan C memiliki hasil yang sama dengan
gugus keton yang bukan metil keton, karena uji iodoform pada metil keton adalah
positif. Karena sampel A pada percobaan sebelumnya menunjukkan bahwa ia adalah
aldehid, maka ditarik simpulan, sampel A di sini adalah aldehid, spesifiknya
asetaldehidkarena sama-sama memberikan hasil positif sama dengan metil keton. Dan
hanya asetaldehid dan metil keton saja yang memberikan reaksi positif dari uji
iodoform.
Reaksi yang terjadi adalah
diperoleh
A tidak ada endapan,
B ada endapan jingga,
C tidak ada endapan,
Pada saat percobaan, semua yang menggunakan penangas air,termasuk uji lucas pada
percobaan 5 menimbulkan hasil yang berbeda dengan literatur, dimungkinkan karena
adanya faktor suhu atau waktu.
Berdasarkan perbandingan hasil reaksi pembanding dengan sampel, menunjukkan
ketidaksinkronan dalam hasil, tidak seperti uji-uji sebelumnya. Jadi, uji alam percobaan
ini tdak dapat dijadikan rujukan.
Menurut literatur, sedikit menyinggung reaksi adisi nukleofilik.
Reaksi yang terjadi antara keton dengan 2,4 DNP
Pada reaksi di atas dapat dilihat bahwa terkadang produk yang dihasilkan tidak selalu
yang dapat diisolasi. Produk ini dapat mengalami reaksi eliminasi dengan melepaskan
gugus OH yang telah terbentuk, kemudian atom hidrogen pada nitrogen lepas dan
terbentuklah ikatan rangkap antara C dan N disertai pelepasan molekula air. Produk
akhirnya sering dikenal sebagai 2,4-dinitrofenilhidrazon.
Asam, H3O+, dibutuhkan sebagai katalis untuk reaksi pertama di atas yang akan
membentuk molekul air pada tahap pertama. Pada tahap kedua, molekul air yang kedua
dihasilkan, namun molekul air ini terprotonasi dan membentuk H 3O+ pada tahap ketiga,
sehingga secara keseluruhan hanya dihasilkan satu molekul air. Ini adalah ciri H3O+
sebagai katalis, mempercepat laju reaksi tetapi tidak ikut terpakai habis dalam reaksi.
V. Simpulan
Setelah diuji dengan berbagai macam reaksi, diperoleh simpulan bahwa
sampel A --> aldehid (asetaldehid)
sampel B --> keton (bukan metil keton)
sampel C --> keton (bukan metil keton)
Perbedaan Aldehid dan Keton dari hasil reaksi
Aldehid
dapat dioksidasi oleh asam kromat, dari coklat kemerahan menjadi hijau
mudah teroksidasi Ag menimbulkan cermin perak
hanya asetaldehid yang memberikan hasil positif dari uji iodoform
Keton
tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
tidak/sulit teroksidasi Ag menimbulkan cermin perak
hanya metil keton yang memberikan hasil positif dari uji iodoform
VI. Daftar Pustaka
Mayo, D.W., Pike, R.M., Trumper, P.K., Microscale Organic Laboratory, 3rd edition, John
Wiley & Sons,New York, 1994
Pasto, D., Johnson, C., Miller, M., Experiments and Techniques in Organic Chemistry,
Prentice Hall Inc.,New Jersey, 1992
Williamson, Macroscale and Microscale Organic Experiments, 3rd edition, Boston, 1999
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/alkohol-fenol-aldehid-dan-keton/
[tanggal diakses 5-11-2010 08.09]
http://liliksetiono.wordpress.com/2009/05/18/kimia-organik/ [tanggal diakses 5-112010 08.06]
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/aldehid_dan_keton/
oksidasi_aldehid_dan_keton/ [tanggal diakses 11-11-2010 12.58]
LAMPIRAN
No Nama Zat
T.leleh
T.didih
0
Kerapatan
( C)
( C)
(g/mL)
Air, H2O
100
1,000
Fenol C6H6O
40.9
181.9
0.08
Toxic
antiseptik
Heksan, C6H14
65-70
0,659
Hidrokarbon/nonpolar,
terbakar
4
5
Asam kromat
H2CrO4
Kloroform,
Toxic
katalis
-63.5
61
1,492
Sangat polar
CHCl3
6
Perak nitrat
212
444
Iodoform
123
217
Formaldehid
-117
-19.3
korosif
bahaya
0
>1 (20 C)
CH O
2
Asetaldehid
Mudah terbakar
beracun
-123.5
20.2
Larut
Bahaya
dalam
mudah terbakar
segala
karsinogenik
perbandin
gan