Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baja merupakan salah satu bahan utama dalam suatu konstruksi. Baja merupakan
campuran bijih besi yang dicampur dengan Cu, C, Mn, Si dan S. Jenis baja yang
digunakan dalam konstruksi adalah baja bangunan (Steel Construction). Baja konstruksi
ini memiliki beberapa sifat istimewa yaitu mampu menahan tarikan dan tekanan,
mempunyai elastisitas yang baik dan mempunyai kerapatan (density), dapat ditempa,
dilas, dan dibentuk.
Baja beton (baja tulangan) adalah baja berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton. Baja beton yang lazim digunakan adalah baja karbon biasa. Untuk
keperluan tertentu terkadang dipakai baja paduan karbon rendah.
Keunggulan baja dari beton adalah sangat kuat dalam menerima beban tarik.
Selain itu, penggunaan baja lebih ekonomis bila dibandingkan dengan penggunaan beton.
Namun berbeda dengan beton, baja tidak bisa dibuat. Oleh sebab itu mutu suatu baja
tidak dapat direncanakan. Dibalik keunggulan tersebut, baja juga memiliki kekurangan,
antara lain :

Baja relatif lebih berat

Baja sukar dibentuk sesuai keinginan

Mutu baja tidak dapat direncanakan (sesuai produksi pabrik)

Cepat mengalami proses korosi (karatan), namun pada bagian ini sudah
bisa diatasi, yaitu dengan cara melapisi dengan aluminium ataupun
menggunakan cat.

Tidak tahan panas.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan kuat tarik baja ini adalah untuk mengetahui
modulus elastisitas dari benda uji. Dalam percobaan ini baja yang digunakan berdiameter
8.05 mm sebanyak satu buah benda uji. Dari percobaan ini dapat juga diketahui kuat
tarik, pertambahan panjang dan regangan yang ditimbulkan baja tersebut.
Percobaan penarikan benda uji dilakukan sampai putus, menggunakan alat
penarik baja UNIVERSAL STRENGTH TESTER UPD 10.7385/1970 buatan Jerman
yang berada di Laboratorium Konstruksi dan Ilmu Bahan Bangunan Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala.

BAB II
MATERIAL, BENDA UJI, METODE PENGUJIAN DAN PELAKSANAAN
TARIK BAJA

2.1 Material

Baja yang digunakan sebagai bahan bangunan merupakan besi paduan yang
mengandung karbon. disamping unsur-unsur kimia lainnya seperti mangan, phospor,
silikon, dan belerang. Kekerasan baja sangat tergantung kepada kadar karbonnya,
semakin tinggi kadar karbonnya semakin keras baja tersebut.
Benda uji yang digunakan dalam percobaan adalah baja tulangan yang digunakan
dalam konstruksi bangunan yang tersedia di Laboratorium Konstruksi dan Ilmu
Bahan Bangunan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Untuk menariknya
menggunakan mesin penarik Mohr And Ridere Haff Ag Mannheim Germany
buatan Jerman.

2.2 Benda Uji

Benda uji yang digunakan dalam pratikum ini adalah baja tulangan polos dengan
diameter 8 mm dan panjang 20 cm sebanyak satu batang.

2.3 Metode Pengujian

4
Sebelum percobaan dilakukan terlebih dahulu benda uji diukur diameter dan
panjang mula-mulanya. Penarikan baja dilakukan dengan sebuah mesin penguji, dari
pengujian ini dilakukan pembacaan data pada suatu alat.
Selanjutnya dilakukan dengan memasang alat tersebut sebanyak dua buah. Setelah
pemasangan ini kemudian kedua benda uji dijepitkan pada mesin penguji dan dikunci
dengan kencang supaya tidak terjadi pergerakan, kemudian mesin diaktifkan dan mulai
diberi beban secara bertahap sampai batas maksimum. Pembacaan data dilakukan pada
setiap penambahan beban.
Penambahan beban pada pengujian ini bertujuan untuk mengetahui batas beban
elastis, batas beban plastis, batas beban maksimum dan titik putus dari benda uji.
Batas elastis artinya jika beban tersebut dihilangkan maka panjangnya akan
kembali ke panjang semula. Dalam hal ini berlaku perbandingan harga antara kuat tarik
dengan regangannya. Perbandingan ini disebut modulus elastisitas dengan lambang E.
E

tegangan
regangan

Batas plastis artinya jika beban dihilangkan, maka batang tidak akan kembali ke
panjang semula, tetapi mengalami pertambahan panjang dari panjang semula. Dengan
kata lain batang benda uji telah mengalami perubahan bentuk. Perbandingan pertambahan
panjang dengan panjang mula-mula disebut regangan dengan lambang .

pertambahan panjang
panjang mula mula

Batas maksimum disebut juga dengan keluluhan, artinya benda uji tidak sanggup
lagi menahan beban karena telah sampai pada batas keregangan dan benda uji mulai
mengeting karena telah terjadi kekurangan luas permukaan dan sesaat lagi benda uji akan

5
putus. Perbandingan beban plastis dengan luas permukaan benda uji disebut dengan
tegangan yang dilambangkan dengan .

beban plastis
luas permukaan

Juga bisa dengan simbol, yaitu :

Dimana : L / Lo adalah regangan


Keterangan

E = Modulus elastisitas

= Tegangan (kg/cm)
= Regangan (kg/cm)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang (cm)
L = Panjang beban setelah dibebani (cm)
Lo = Panjang batang mula-mula (cm)

2.4 Pelaksanaan Tarik Baja

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan benda uji berupa baja tulangan
polos yang biasa dipakai pada konstruksi beton. Alat yang digunakan untuk mengukur

6
panjang dan diameter baja tersebut adalah menggunakan jangka sorong. Datanya adalah
sebagai berikut :
1. Panjang sebelum ditarik 20 cm
2. Panjang daerah tarik 10 cm
3. Diameter sebelum ditarik 0.805 cm
Batang benda uji diikatkan kedua ujungnya pada mesin penarik Mohr And Ridere
Haff Ag Mannheim Germany buatan Jerman beserta manometer pembaca regangan yang
terletak pada kedua sisinya.
Untuk memperoleh hasil perubahan panjang, diberikan beban yang secara terusmenerus dinaikkan hingga batang uji tidak sanggup lagi menahan beban (putus).
Pembacaan data perubahan panjang dilakukan dengan menggunakan Diplacement
Transducer yang dihubungkan dengan manometer, data akan dibaca pada setiap
pertambahan beban 100 kg. Beban uji yang telah selesai ditarik kemudian dikeluarkan
dari mesin.
Angka yang keluar dari Diplacement Transducer diambil sebagai bahan penulis
untuk menyusun laporan kuat tarik baja, karena angka-angka tersebut memuat data hasil
uji tarik baja yang telah dilaksanakan dalam praktikum.

7
BAB III
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengujian


Dalam percobaan kuat tarik baja ini, yang diamati adalah pertambahan panjang
pada baja melalui pembacaan Tranduser I dan Tranducer II. Data-data yang diperoleh
berupa pertambahan panjang baja setiap pembebanan 100 kg tersebut diperlihatkan pada
tabel berikut

Tabel 3.1 Data Benda Uji


No.
Pengamatan
1 Diameter (d)

Hasil
8.05 mm
50.87mm2

Luas penampang (A)

Panjang Awal/panjang daerah tarik

100 mm

(L0)

2860 kg

Beban maksimum (P)


Keterangan :
Tranducer 1

: Pertambahan panjang pembacaan 1

Tranducer 2

: Pertambahan panjang pembacaan 2

Panjang keseluruhan

: 200 mm

Panjang mula-mula(Lo)

: 100 mm

Diameter (d)

: 8 mm

Luas Penampang

: A

1
d
4

1
(3.14) (8.05)
4

= 0.5087 cm

Tegangan

Regangan

beban
A

Tranducer rata rata


Lo

Dengan melihat data-data yang terdapat pada lampiran, maka modulus elastisitas
baja dapat dihitung dengan hokum Hooke.
1. Menentukan besarnya tegangan yield () yang didefenisikan sebagai
perbandingan besarnya gaya yang bekerja terhadap luas penampang, yang
dinyatakan dengan :

P
2860

A
0.5087

5622.178 Kg/cm2

2. Menentukan besarnya strain () yang didefinisikan sebagai perbandingan


antara pertambahan panjang setelah pembebanan dengan panjang semula dan
dinyatakan dengan rumus :

lRata RataAkhir
2.521

lo
100

0.0252

9
3. Modulus elastisitas dapat dihitung sebagai besarnya perbandingan antara
stress dangan strain yang dirumuskan :

Akhir
5622.178

Akhir
0.0252
223013.817 Kg/cm2

Ket :

= Modulus elastisitas

= Regangan

= Tegangan

= Luas Penampang

L = pertambahan Panjang
Lo

= Panjang Mula-Mula

Tarikan pada batang baja akan mempengaruhi keadaan baja itu sendiri. Batang
baja akan putus apabila tarikan yang dialaminya melampaui batas-batas tertentu.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa titik putus dari batang baja yang
dijadikan benda uji berada di tengah-tengah batang, hal ini menunjukkan bahwa baja
yang digunakan cukup baik.

DATA KUAT TARIK BAJA

10

Benda Uji
Panjang Awal/ panjang daerah tarik (Lo) =
100 mm
Luas Penampang = 50.87 mm
Beban
Data Lab
Perubahan Panjang
No
(kg)
Tranducer Tranducer Tranducer Tranducer
1
2
1
2

0.523
0.511
0.000
0.000

0.522
0.511
-0.001
0.000

0.505
0.512
-0.018
0.001

0.501
0.511
-0.022
0.000

0.500
0.513
-0.023
0.002

0.500
0.515
-0.023
0.004

0.493
0.530
-0.030
0.019

0.497
0.540
-0.026
0.029

0.507
0.548
-0.016
0.037

0.517
0.559
-0.006
0.048

0.526
0.569
0.003
0.058

0.536
0.578
0.013
0.067

0.543
0.587
0.020
0.076

0.550
0.594
0.027
0.083

0.560
0.603
0.037
0.092

0.567
0.610
0.044
0.099

0.576
0.620
0.053
0.109

0.119
0.587
0.630
0.064

0.129
0.596
0.640
0.073

0.140
0.609
0.651
0.086

0.228
0.690
0.739
0.167

0.516
0.979
1.027
0.456

0.589
1.054
1.100
0.531

0.677
1.140
1.188
0.617

0.799
1.262
1.310
0.739

0.920
1.383
1.431
0.860

1.110
1.569
1.621
1.046

1.554
2.005
2.065
1.482

1.953
2.395
2.464
1.482

2.562
3.003
3.073
2.480

RataTegangan
rata AL Regangan
() kg/cm2
(cm)
0.000
0.000 0.0000
196.580
0.000 0.0000
393.159
0.001 0.0000
589.739
0.000 0.0000
786.319
0.002 0.0000
982.898
0.004 0.0000
0.019 0.0002 1,179.478
0.002 0.0000 1,376.058
0.011 0.0001 1,572.637
0.021 0.0002 1,769.217
0.031 0.0003 1,965.797
0.040 0.0004 2,162.376
0.048 0.0005 2,358.956
0.055 0.0006 2,555.536
0.065 0.0006 2,752.115
0.072 0.0007 2,948.695
0.081 0.0008 3,145.275
0.092 0.0009 3,341.854
0.101 0.0010 3,538.434
0.113 0.0011 3,735.014
0.198 0.0020 3,931.593
0.486 0.0049 4,128.173
0.560 0.0056 4,324.753
0.647 0.0065 4,521.332
0.769 0.0077 4,717.912
0.890 0.0089 4,914.492
1.078 0.0108 5,111.071
1.518 0.0152 5,307.651
1.718 0.0172 5,504.231
2.521 0.0252 5,622.178

11

3.2 Pembahasan
Tarikan pada batang baja akan mempengaruhi keadaan baja itu sendiri. Batang
baja akan putus apabila tarikan yang dialaminya melampaui batas-batas maksimum
elastisitas.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa titik putus dari batang baja yang
dijadikan benda uji berada di tengah-tengah batang, hal ini menunjukkan bahwa baja
yang digunakan cukup baik. Akan tetapi titik putus dari batang baja tidaklah selalu berada
di tengah-tengah, dapat bergeser ke atas atau ke bawah.
Istilah yang dipakai untuk mengambarkan keadaan benda uji selama berlangsung
percobaan kuat tarik baja adalah sebagai berikut :

12
1. Daerah elastis
Pada daerah ini berlaku Hukum Hooke, berarti apabila benda ditarik dengan suatu
gaya tertentu, maka benda akan bertambah panjang sebanding dengan gaya diberikan.
Bila gaya yang diberikan itu dihilangkan, maka panjang baja akan kembali seperti
semula.

2. Batas elastisitas maksimum


Batas perubahan pembebanan yang menyebabkan batang dari keadaan elastis ke
keadaan plastis.

3. Daerah plastis
Benda uji yang mendapat beban akan bertambah panjang secara teratur sebanding
dengan bertambahnya beban. dimana batang tidak dapat kembali lagi pada keadaan
semula apabila beban yang bekerja dihilangkan.

4. Daerah luluh
Baja akan mulai memanjang dengan cepat dan sebanding dengan besarnya beban
yang diberikan pada titik terlemahnya.

5. Putus
Perbebanan yang terus menerus pada benda uji di luar batas kemampuan benda uji
menerima benban menyebabkan benda uji terputus.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum pengujian kuat tarik baja di atas dapat diketahui bahwa kekuatan
suatu baja dapat dilihat dari kuat tarik elastisitas yang mampu ditahan oleh baja tersebut.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh modulus elastisitas baja
adalah 223013.817 kg/cm. Dan bebarapa kesimpulan lain yaitu :

1.

Titik putus tidak selalu terjadi di tengah batang, tetapi dapat pula terjadi pada
daerah ujung bawah atau ujung atas dari batang.

2.

Baja lebih kuat menerima beban tarik dari pada beban tekan.

3.

Pemberian beban yang terus-menerus akan mengakibatkan baja mengalami


elastisitas, plastis, luluh dan kemudian putus.

4.

Baja mempunyai batas beban yang mampu diterimanya

5.

Mutu baja sangat tergantung pada kadar karbon yang terkandung di dalamnya,
makin tinggi kadar karbonnya maka makin keraslah baja tersebut.

6.

Regang putus akan lebih besar apabila putusnya batang terjadi di tengahtengah batang.

14

4.2

Saran
Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan praktikum penulis sangat

mungkin melakukan beberapa kesilapan dan kesalahan. Akan tetapi, semoga kesalahan
penulis menjadi sebuah motifasi penulis untuk acuan yang akan digunakan pada
pembuatan laporan pada masa akan datang.
Penulis berharap kepada para mahasiswa agar dapat secara teratur mengikuti segala
kegiatan yang berlangsung dan memfokuskan diri terhadap apa yang sedang dikerjakan.
Kepada karyawan dan staff laboratorium, kami mengharapkan agar dengan sabar dalam
membimbing para mahasiswa yang sedang melakukan praktikum agar hasil yang
didapatkan dapat optimum. Semoga apa yang telah dilakukan dapat ditingkatkan lagi di
masa mendatang sehingga akan dicapai suatu hasil yang baik.

15
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Loa W. Darmawan. Konstruksi Baja. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum

Moochtar, Radinal. 1982. PUBI 1982. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum


Direktorat Jendral Cipta Karya

Murdock L.J., dkk. 1999. Bahan Dan Praktek Beton. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai