Anda di halaman 1dari 6

50

Kelompok masyarakat dengan jumlah pria yang sedikit


mungkin disebabkan oleh banyaknya peperangan yang memakan
korban pria-pria atau semakin tingginya resiko kematian bagi
kaum

prianya

sehingga

mengurangi

jumlah

kaum

prianya.

Dominasi pria tampaknya didasari oleh sebuah pergeseran peran


di dalam kelompok masyarakat. Terjadi perubahan produksi
dimana laki-laki mengatasi pembagian kerja seksual, sehingga
sarana-sarana ekonomi lebih cepat dapat dikuasai oleh laki-laki.
Intitusi keluargapun berubah menjadi monogami yang menurut
Friederich Engel alasan utamanya ialah demi tertibnya warisan
dari ayah ke anak-anaknya.16 Sejalan dengan itu, kaum pria
tampaknya menjadi lebih superior dibandingkan kaum wanitanya.
Kaum pria cenderung lebih agresif di dalam mencari pasangannya.
Di dalam situasi seperti ini kaum pria memiliki kekuasaan untuk
melakukan pencabulan yang mengarah pada pornografi. Menurut
Kate Millett, seks adalah fenomena utama atau sebagai paradigma
kekuasaan (power) di dalam hubungan male-female.17 Masyarakat
patriakhal telah melebih-lebihkan perbedaan biologis antara lakilaki dan perempuan, bahwa laki-laki selalu dominan dengan

Tommy F. Awuy, Problem Filsafat Moderen dan Dekontruksi (Lembaga


Studi Filsafat), 132.
17
Awuy, 136.
16

51

peranan

maskulinitasnya

dan

dengan

peranan

feminitasnya

perempuan selalu menjadi subordinatnya.18 Kedudukan wanita di


dalam konteks gender berada di dalam kekuasaan laki-laki.
Marilyn French menjelaskan asal-usul kekuasaan di dalam
konteks gender lewat anggapan bahwa kekuasaan manusia
bergeser pada hubungan kekuasaan manusia dengan menguasai
manusia

lainnya.

Kekuasaan

lebih

mencolok

lagi

menjadi

kekuasaan laki-laki atas perempuan karena dari segi nilai


kompetitif, perempuan kalah dengan laki-laki.19

Kaum feminis

radikal lebih memandang tindakan pelecehan terhadap wanita


merupakan dampak dari masyarakat patriakhal yang menekankan
unsur

seksualitas

menguntungkan.20

18
19
20

Awuy, 136.
Awuy, 136.
Awuy, 138.

telah

dijadikan

komoditi

yang

52

Gambar 9. Simbol phalus digunakan sebagai sarana pemujaan,


ditemukan di desa Sidomukti, Metro, Lampung Tengah.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Album Tradisi Megalitik
di Indonesia, 1996-1997)

Di dalam pembahasan mengenai tanda gestur seksual dalam


kebudayaan harus dipahami dahulu strategi reproduksi yang
sangat spesifik yang digunakan oleh kaum pria dan wanitanya.
Pemahaman ini sangat membantu di dalam memahami tanda
gestur seksual yang digunakan masyarakat tersebut.
Di

dalam

menerapkan

strategi

reproduksinya

pada

masyarakat patriakhal, Sigmund Freud menemukan sebuah


konsep yang sangat simbolik, yaitu budaya phalus. Simbolisasi
budaya ini mengacu pada seksualitas laki-laki yang lebih unggul
terhadap perempuan.

53

Pengertian phalus ini sebenarnya adalah penis yang tegar,


kuat dan aktif, sedangkan kemaluan perempuan sebaliknya
ditandai oleh sifat pasif atau defensif. Di dalam hubungan seksual
tersebut perempuan hanya dapat terpuaskan oleh aktivitas lakilaki. Analisis

Freud merupakan sebuah langkah analitis yang

kuat untuk menganalisis kecenderungan psikologis bagi laki-laki


untuk menunjukkan dominasinya terhadap wanita-wanita.
Kebudayaan Jawa merupakan budaya penganut patriakhal
yang menempatkan wanita dinilai dari fungsi reproduksinya. Di
dalam konsep Jawa tradisional wanita yang dinilai tinggi adalah
wanita yang dapat memiliki anak. Wanita tanpa anak adalah
wanita kosong yang dianggap sebagai wanita yang sia-sia. Di
dalam

serat

darbe/suta

Panitisastra

sepi satuhu

disebutkan
artinya

istri

sepining
kosong

garwa
apabila

tan
tidak

mempunyai /anak benar-benar kosong.21 Istilah ini dalam bahasa


Jawa disebut sebagai gabug yang artinya tidak berisi. Kaum
wanita menjadi korban dari perilaku-perilaku tadi sehingga
mereka mengalah dari tindakan-tindakan tersebut. Di dalam
kelompok masyarakat seperti itu tindakan berupa penghinaan
secara

seksual

maupun pencabulan

diarahkan

pada

kaum

Budi Susanto, et al. Citra Wanita dan Kekuasaan(Jawa) (Yogyakarta:


Kanisius, 1992), 41.
21

54

wanitanya. Beberapa kebudayaan menilai pencabulan merupakan


tindakan pornografi yang tidak beradab dengan objeknya sebagian
besar adalah wanita. Kebiasaan merendahkan wanita secara
seksual banyak dilakukan di dalam budaya yang patrialistik
dimana wanita dihargai dari segi reproduksinya saja. Hal itu
dilatar belakangi kebudayaan tersebut bahwa anak laki-laki
merupakan kunci kebahagiaan bagi orang tuanya.

D. Penggunaan tanda gestur seksual untuk tujuan cabul


Terdapat sebuah kesamaan biologis antara keluarga primata
dan manusia dalam menerapkan strategi reproduksinya. Di dalam
keluarga primata seperti pada keluarga kera, kera jantan biasanya
hidup

diantara

kera-kera

betina.

Strategi

reproduksi

yang

diterapkan oleh kera jantan adalah dengan mengawini sebanyak


mungkin kera betina agar kelangsungan genetisnya dapat terus
dilanjutkan. Oleh sebab itu kera jantan akan menunjukkan
dominasinya terhadap kera-kera betina pasangannya agar dapat
mengawininya. Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan
gerakan menungging sambil mengeluarkan suara di mulut dan
menunjukan pantat bergoyang kepada kera-kera betina. Dalam
gaya seperti ini (ereksi) merupakan simbol dominasi pria dan bisa

55

disebut sebagai Dominant Gesture. Gerakan tersebut seakan


seperti gerakan persetubuhan meskipun kera tersebut sebenarnya
tidak melakukannya. Gerakan tersebut secara biologis mungkin
merupakan upaya pelecehan di dalam kehidupan kera. Seperti
halnya

pada

kehidupan

kera, tindakan untuk menunjukan

dominasinya juga dilakukan pada manusia. Gerakan tubuh untuk


menunjukan dominasi seksual di dalam kehidupan manusia
dibatasi oleh aturan-aturan maupun etika sehingga cara tersebut
dianggap sebagai bagian yang jorok. Nilai agamis terutama Islam
membatasi aktifitas seksual secara bebas sehingga perlakuan
seksual tanpa aturan merupakan upaya yang hina dan tidak
beradab. Gerakan yang berasosiasi seksual yang ditujukkan untuk
penghinaan kepada lawan jenis merupakan pelecehan yang cabul
dan pornogafi.
Tindakan cabul tidak hanya dilakukan oleh pria

saja,

wanita juga melakukan upaya dominasinya dengan hal yang sama


seperti pria. Wanita bisa membuat gerakan phalus terhadap pria
yang berarti anda tidak bisa menaiki saya!.

Anda mungkin juga menyukai