Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memiliki sistem imun untuk melindungi diri dari berbagai mikroba
patogen yang membahayakan. Respon Imun
asing yang masuk ke dalam tubuh, misalnya mikroorganisme seperti bakter, virus dan
parasit serta molekul besar seperti protein dan polisakarisa. Sistem imun harus
mampu memberikan respon terhadap sejumlah besar antigen asing yang masuk ke
dalam tubuh, walaupun hanya sedikit jumlah limfosit yang mengenali dan
memberikan respon terhadap setiap antigen secara spesifik. Limfosit ini tidak saja
harus mampu mengetahui lokasi masuknya antigen, tetapi juga harus mengaktifkan
mekanisme
efektor
yang
sangat
diperlukan
untuk
menyingkirkan
antigen
komplemen,
sitokin
dan
interferon,
kompleks
mayor
mengerahkan pertahanan tubuh alamiah tidak dapat mengatasi infeksi kuman yang
patogen, maka tubuh akan mengerahkan pertahanan tubuh yang adaptif (Benjamini et
al., 2000).
Sistem imun terdiri dari dua macam yaitu sistem innate immunity atau bawaan
dan sistem imun adaptif. Kedua macam sistem imun ini memiliki komponenkomponen tersendiri yang saling bekerjasama untuk memberikan pertahanan bagi
tubuh sehingga tidak mudah terserang oleh berbagai penyakit khususnya yang
ditimbulkan dari mikroba patogen (Soeroso, 2007). Innate immunity atau kekebalan
alami adalah pertahanan paling awal pada manusia untuk mengeliminasi mikroba
patogen bagi tubuh. Innatte immunity merupakan kekebalan nonspesifik. Artinya
semua bentuk mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari
mikroba itu (Bratawidjaja, 2009). Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang
menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang
aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun
merupakan
penyebab
dari
penyakit
genetik,
seperti
severe
combined
1.2.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Innate immunity (Kekebalan Bawaan)
Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal pada
manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte immunity
merupakan kekebalan nonspesifik, artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan
dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu. Pada imunitas bawaan ini
memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat
kedua. Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam
mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal.
Pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen
meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba. Yang termasuk sel
fagosit adalah makrofag, sel dendrit, neutrofil. Sedangkan Inflamasi merupakan
respon tubuh terhadap sel yang rusak, repon ini ditandai dengan adanya kemerahan,
nyeri, panas dan bengkak. Tujuan inflamasi adalah untuk membatasi invasi oleh
mikroba agar tidak menyebar lebih luas lagi, serta memperbaiki jaringan atau sel
yang telah rusak oleh mikroba dan jenis pertahanan kedua yang terakhir yaitu
substansi mikroba.
Substansi mikroba yang dimaksud adalah komplemen. Sistem komplemen
merupakan sistem yang penting dalam innate immunity karena fungsinya sebagai
opsonisator untuk meningkatkan fagositosis sel fagosit dan kemoatrtaktor untuk
menarik sel-sel radang yang menyebabkan inflamasi.
Sedangkan menurut Sherwood (2001), sistem imun bawaan atau sistem imun
nonspesifik
adalah
respon
pertahanan
inherent
yang
secara
nonselektif
mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal dari jenis apapun,
walaupun baru pertama kali terpajan. Respon ini membentuk lini pertama pertahanan
terhadap berbagai faktor yang mengancam, termasuk agen infeksi, iritan kimiawi, dan
cedera jaringan yang menyertai trauma mekanis atau luka bakar termasuk dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Sistem ini disebut nonspesifik
karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu (Baratawidjaya, 2002).
Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen
patogen atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki
durasi yang singkat (OGorman dan Albert, 2008).
2.2 Prinsip Innate Immunity (Kekebalan Bawaan)
Innate immunity atau sering disebut imunitas alamiah, merupakan mekanisme
pertama yang akan terjadi saat infeksi berlangsung, terjadi secara cepat terhadap
infeksi mikrobia, dan terjadi antara jam ke-0 sampai jam ke-12 infeksi. Sistem imun
turunan terdiri dari berbagai sel dan mekanisme yang mempertahankan tubuh suatu
organisme dari infeksi organisme lain, secara nonspesifik. Ini berarti sel-sel dari
sistem imun turunan mengenali dan merespon patogen dalam cara yang umum,
namun tidak seperti sistem imun adaptif, sistem imun turunan tidak menyediakan
kekebalan yang protektif dan jangka panjang bagi organisme yang memilikinya.
Sistem imun turunan menyediakan pertahanan menengah melawan infeksi, dan dapat
ditemukan pada semua tumbuhan dan hewan.
Ada 2 respon aktifitas imun yang saling mempengaruhi, yaitu:
2.2.1 Pengenalan (recognition
a. mengenal dan mendeterminasi substansi asing secara spesifik.
b. menyeleksi molekul yang bersifat imunogenik.
c. membedakan komponen sendiri (self) dari substansi asing (nonself).
2.2.2 Tanggapan (respon)
a. Mengerahkan bermacam-macam sel dan molekul sehingga menghasilkan
reaksi yang sesuai dan tepat untuk melawan dan menetralkan
substansi/organisme yang masuk.
Komponen lain yang berperan sebagai innate immunity yaitu:
nutrisi dengan bakteri patogen. Flora normal juga mengeluarkan zat metabolit yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen.
2.3.2 Pertahanan kedua
Pertahanan kedua ini meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi
antimikroba.
a. Fagosit.
Fagosit adalah sel yang mengeliminasi mikroba dengan cara 'memakan'
mikroba tersebut secara endositosis, mikroba tersebut terperangkap dalam
fagosom, setelah itu fagosom berfusi dengan lisosom membentuk
fagolisosom kemudian enzim-enzim dari lisosom akan menghancurkan
mikroba tersebut.
Fagosit berarti 'sel yang dapat memakan atau menelan material padat . Sel
imun ini menelan pathogen atau partikel secara fagositosis. Untuk menelan
partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma,
membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. Sekali
berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom
yang lalu bersatu dengan lisosom. Lisosom mengandung enzim dan asam
yang membunuh dan mencerna partikel atau organisme. Fagosit umumnya
berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka juga
bereaksi terhadap sinyal molekuler terspesialisasi yang diproduksi oleh sel
lain, disebut sitokin. Sitokin adalah polipeptida yang memiliki fungsi
penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin berperan dalam
menentukan respon imun alamiah dengan cara mengatur atau mengontrol
perkembangan, differensiasi, aktifasi, lalulintas sel imun, dan lokasi sel
imun dalam organ limfoid. Sitokin merupakan suatu kelompokmessenger
intrasel yang berperan dalam proses inflamasi melalui aktifasi sel imun
inang. Sitokin Juga memainkan peran penting dalam atraksi leukosit
dengan menginduksi produksi kemokin, yang kita kenal sebagai mediator
mereka
dari
lokasi
kejadian.
Dengan
membantu
memindahkan sel mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat,
fagositosis adalah bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang
terluka.
b. Inflamasi.
Inflamasi merupakan respon tubuhterhadap sel yang rusak, repon ini
ditandai dengan adanya kemerahan, nyeri, panas, bengkak. Tujuan
inflamasi adalah untuk membatasi invasi oleh mikroba agar tidak menyebar
lebih luas lagi, serta memperbaiki jaringan atau sel yang telah rusak oleh
mikroba. Vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan permeabilitas
vaskular
terjadi
pada
setiap
inflamsi
akut. Adanya
vasodilatasi
dan
jalur
alternatif
tidak
membutuhkan
antibadi
untuk
Mengambil sel imun ke wilayah infeksi dan inflamasi, melalui produksi faktor
kimia, termasuk mediator kimia terspesialisasi yang disebut sitokin.
2.
3.
Terdiri dari sel sel imun makrofag, sel dendritik, Natural Killer (NK) sel,
Neutrofil, Eosinofil, sel Mast
Terdiri dari sel sel imun : Limfosit B (sel B) dan Limfosit T (sel T)
Respon spesifik patogen dan antigen, Spesifik untuk mikroba yang sudah
mensintesa sebelumnya
Gambar 2.1
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
3.1.1 Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal pada
manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte
immunity merupakan kekebalan nonspesifik, artinya semua bentuk mikroba
yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu.
3.1.2 Sistem imun turunan mengenali dan merespon patogen dalam cara yang
umum, sistem imun turunan tidak menyediakan kekebalan yang protektif
dan jangka panjang bagi organisme yang memilikinya. Sistem imun
turunan menyediakan pertahanan menengah melawan infeksi, dan dapat
ditemukan pada semua tumbuhan dan hewan. Kekebalan bawaan memiliki
dua macam pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat
kedua. Sistem pertahanan pertama pada kekebalan bawaan meliputi faktor
fisik, kimia dan flora normal tubuh (mikriba normal tubuh). Pertahanan
kedua ini meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, E., Richard C., G. Sunshine. 2000. Immunology A Short Course Fourth
Edition. Canada: Wiley-liss.
Bratawidjaja, KG. 2009. Imunologi Dasar Edisi VIII. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
OGorman dan A. Donnenberg. 2008. Hanbook of Human Immunology Second
Edition. London: CRC Press.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC.
Soeroso, admani. 2007. Sitokin. Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol, 5. No. Hal:171180.
OLEH:
NI NYOMAN
0908505021
AYU
0908505043
0908505044
0908505064
0908505054
CHARLI CANJAYA
SUASTITI
0908505073
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013