Kreativitas
Kreativitas
PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Oleh
DRS.A.M.HERU BASUKI MPsi
Pertemuan Pertama
1.
PENGERTIAN KREATIVITAS
2.
-
3.
-
2
-
4.
-
5.
3
mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan.
(Munandar SCU, 1077)
7. Devinisi Kreativitas dari Clark
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,
mengemukakan :
Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya
terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir,
merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing
and intuiting) (Jung 1961, Clark 1986).
Pertemuan kedua
8.
TEORI KREATIVITAS
Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
9.
Teori Psikoanalisis
10.
Teori Humanistik
11.
Teori Cziksentmihalyi
1.
Teori Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang
dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari
bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:
a.
Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence
mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan
menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab
utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi
sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi
- regresi
- Konpensasi
- Proyeksi
- Sublimasi
- Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi
- Pemindahan
- Identifikasi
- Kompartementalisasi
- Introjeksi
b. Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring
memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu
memanggil bahan dari alam pikiran tidak sadar.
4
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias seperti anak dalam
pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain mengenai
masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu
malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan
regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
c.
Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran
kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas
tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan
karya-karya baru lainnya.
2.
3.
Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis
tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a.
Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri
dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
Kebutuhan fisik/biologis
Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan deficiency. Kedua Kebutuhan
berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan
being. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas
dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya
pada yang hakiki. Mereka mencapai peak experience saat mendapat kilasan
ilham (flash of insight)
b.
Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
Keterbukaan terhadap pengalaman
Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang
(internal locus of evaluation)
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan
konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat
baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karyakarya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga
merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.
Teori Cziksentmihalyi
5
-
4.
6
h.
b.
Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
a. Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan
keterbatasannya.
b.
Mengusahakan
suasana
yang
didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek
mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang
menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
c.
Memberikan pengertian secara
empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya,
dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat
memberikan rasa aman.
7
14.
Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk
mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau
perasaannya. Ini berarti mmebrei kebebasan dalam berfikir atau merasa apa
yang ada dalam dirinya.
IV. TEORI TENTANG PROSES KREATIF
Wallas dalam bukunya The Art of Thought menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4
tahap :
1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain,
bertanya kepada orang lain.
2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu
melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah
tersebut secara sadar, tetapi mengeramkannya dalam alam pra sadar.
3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya insight atau Aha
Erlebnis, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru
tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran
kritis).
V. TEORI TENTANG BELAHAN OTAK KANAN KIRI
Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang
menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai
sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan
(dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan).
Terdapat dichotomia yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak
kanan dan belahan otak kiri.
Teori ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian
lebih lanjut (Dacey, 1989 : Piirto 1992).
8
Sekuensial
Historikal
Analitis
Eksplisit
Objektif
Suksesif
Multipel
Tanpa Batas Waktu
Sintesis, Holitik
Implisit
Subjektif
Simultan
Sumber : Springer, S.P dan Deutsch, 1981
9
c. Elaborasi dan sintesis : dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk
itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama / serupa menjadi
keseluruhan yang canggih dan koheren.
Ada 5 kriteria untuk dimensi ini :
- produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan
produk)
- elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
- kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
- dapat dipahami (tampil secara jelas)
- menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria. Sebagai contoh
tabel dibawah ini yaitu Penilaian Dacey (1989) terhadap tingkat
kreativitas penemuan Graham Bell tentang penemuan pesawat telepon.
Penilaian kriteria Terhadap Penemuan Pesawat Telepon
Oleh Graham Bell
Kriteria
Tingkat
- Orisinal
- Tinggi
- Kejutan
- Tinggi
- Germinal
- Tinggi
- Bermakna
- Tinggi
- Logis
- Tinggi
- Berguna
- Tinggi
- Organis
- Tinggi
- Elegan
- Rendah
- Majemuk
- Rata-rata
- Dapat dipahami
- Tinggi
- Ketrampilan
- Rendah
Sumber : JS Dacey. 1989. Fundamental Of Creative
Thinking. New York. Lexington Books. 157
Besemer dan Treffirger mengemukakan masalah dalam penerapan modelnya.
1. Bila kriteria kegunaan diterapkan secara ketat, kebanyakan karya seni
tidak memenuhi persyaratan ini.
2. Masalah kedua menyangkut dimensi kebaruan
Pertanyaan adalah apakah produk itu harus baru untuk seluruh masyarakat
atau hanya bagi si pencipta. Jika diterapkan pada anak, kemungkinan besar
tidak ada karya yang dapat dinilai kreatif. Namun kebanyakan apakar
sependapat bahwa kebaruan harus dipertimbangkan dari sudut
pengalaman si pencipta. Contoh lukisan anak, jika dinilai dari kriteria orang
dewasa, mungkin tidak termasuk kreatif.
3. Model Penilaian Kreativitas Dalam Mengarang
10
Kita sering kesulitan menilai karya tulis siswa terutama segi kreativitasnya
dalam menulis, menggunakan imajinasinya.
Persoalannya bagaimana membantu guru menilai kreativitas siswa dalam
mengarang.
4. Keterperincian (Elaborasi, kekayaan)
1. Seperti lukisan dalam cara ekspresi: Jika karangannya hidup dan
menarik
2. Emosi : Jika karangan kaya dalam ungkapan perasaan
3. Empati : Jika secara eksplisit mengungkapkan pendapatnya atau
pengalaman pribadi
4. Unsur pribadi : Jika subjek melibatkan diri dalam kejadian,
mengungkapkan pendapatnya atau pengalaman pribadi
5. Percakapan : menggunakkan kalimat naratif langsung dengan
menggunakkan tanda kutip. Namun pada anak kecil penggunaan tanda
kutip tidak perlu yang penting adalah adanya kata kata langsung dari
pembicara.
Pertemuan kelima
VII. STRATEGI 4P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi kreatif dan kemampuan
mengungkapkan dirinya secara kreatif dalam bidang dan kadar yang berbeda
beda. Yang penting dalam pendidikan adalah bahwa bakat kreatif dapat dan perlu
ditingkatkan dan dikembangkan.
Pengembangan kreatifitas dengan pendekatan 4P
1. Pribadi,
Kreatifitas adalah ungkapan keunikan individu dalam interaksi dengan
lingkungan. Dari pribadi yang unik inilah diharapkan timbul ide ide baru dan
produk produk yang inovatif.
2. Pendorong,
Untuk mewujudkan bakat kreatif siswa diperlukan dorongan dan dukungan dari
lingkungan (motivasi eksternal) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian
penghargaan, pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri siswa sendiri
(motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang
dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula dihambat dalam lingkungan
yang tidak mendukung. Banyak orang tua yang kurang menghargai kegiatan
kreatif anak mereka dan lebih memprioritaskan pencapaian prestasi akademik
yang tinggi dan memperoleh rangking tinggi dalam kelasnya. Demikian pula guru
meskipun menyadari pentingnya perkembangan kreatifitas tetapi dengan
kurikulum yang ketat dan kelas dengan jumlah murid yang banyak maka tidak ada
waktu bagi pengembangan kreativitas.
3. Proses,
Untuk mengembangkan kreativitas siswa, ia perlu diberi kesempatan untuk
bersibuk secara aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang siswa untuk
11
melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan kreatif. Untuk itu yang penting
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya secara
kreatif. Pertama tama yang perlu adalah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa
perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkan produk kreatif yang bermakna.
4. Produk,
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang
bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan yaitu sejauh mana keduanya
mendorong seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (Kesibukan ,
kegiatan) kreatif. Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pendidik menghargai
produk kreatifitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya
dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih
menggugah minat anak untuk berkreasi.
VIII. STRATEGI 4P UNTUK PENELITIAN TENTANG KREATIVITAS
Pendekatan 4P dari kreativitas dapat digunakkan sebagai landasan kerangka kerja
konseptual dan strategi untuk melakukan penelitian tentang kreativitas.
Pertama : Kreativitas ditinjau dari 4 perspektif;pribadi,pendorong,proses dan
produk.
Merupakan dimensi pertama
Kedua :
Ditinjau dari aspek siapa,apa,dimana,bilamana,mengapa dan bagaimana
(Who,what,where,why,how)
Dimensi kedua
Dengan 4P sebagai dimensi pertama dan 5W + 1 H sebagai dimensi kedua,diperoleh
diagram sebagai berikut;
Prof. Dr Utami Munandar telah menyusun skema penilaian kemampuan menulis kreatif
siswa SD,SMP yang meliputi 4 kriteria berpikir kreatif: kelancaran, kelenturan,keaslian
(orisinalitas0 dan keterperincian (elaborasi). Setiap kriteria ada 5 komponen sehingga
seluruhnya ada 20 butir yang dinilai. Setiap butir yang memenuhi syarat diberi skor 1
sehingga seluruh skor = 20.
Contoh : Siswa diminta untuk menulis karangan dengan memilih satu dari 3 topik yaitu;
- Tiga keinginan
- Jika saya menang 75.000.000,- dalam undian
- Pengalaman yang luar biasa
Penilaian :
1.
Kelancaran
*
Sangat lancar (Skor 5)
*
Kurang (Skor 2)
*
Cukup lancar (Skor 4)
*
Tidak lancar (Skor 1)
*
Lancar (Skor3)
2.
Kelenturan, meliputi kelenturan dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam isi
atau gagasan.
a. Kelenturan dalam struktur kalimat
12
3.
What
How
Why
When
Where
Person
Press
Process
Product
Sumber : Munandar SCU, 1999, kreativitas & keterbakatan strategi mewujudkan
potensi kreatif dan bakat
Dimensi Ketiga : Menunjukkan peranan dari 3 lingkungan pendidikan: Keluarga,
sekolah, masyarakat dalam meningkatkan potensi kreatif individu.
Model 3 dimensi ini dapat digunakkan sebagai pendekatan atau strategi dalam
melakukan studi yang berkaitan dengan kreativitas.
13
Society
School
Family
person
press
process
product
Sumber : Munandar SCU dan Conny Semiawan. 1988. Approaches to Enhance
Childrens Creativity in Indonesia. Jakarta. PDII.LIPI dan Yayasan
Pengembangan Kreativitas.
Ilustrasi dari model untuk pengembangan dan penelitian tentang kreativitas
Dimensi 1 : Keempat aspek yang saling berkaitan dari kreativitas : Pribadi,pendorong,
proses,produk. Kita pilih dimensi pribadi.
Dimensi 2 : Pertanyaan yang perlu diajukan peneliti misalnya;
1. Siapa pribadi kreatif yang ingin diteliti ?, umur berapa ?, perempuan ?, laki laki?
2. Apa karakteristik kreativitas mereka? Kognitif, afektif, sosial, psikomotorik
3. Bagaimanapun mereka dapat ditemukenali (potensi kreatif mereka) Ukuran test
apa yang dapat digunakkan ?
4. Mengapa mereka melakukan? Apa yang mereka lakukan (alasan)? Apa yang
mendorong mereka untuk mencipta ?
5. Bilamana menyangkut waktu, usia atau tingkat perkembangan? Pada usia berapa
anak paling kreatif? Dapat dilakukan penelitian perbandingan atau perkembangan,
misalnya bagaimana kreativitas anak usia prasekolah bila dibandingkan dengan
anak SD?
6. Dimana merujuk pada penelitian : Tempat,lokasi atau subkultur yang berbeda,
misalnya studi tentang kreativitas di daerah perkotaan dan pedesaan.
Dimensi 3: studi dapat dilakukan dalam lingkungan :
1. Keluarga : Saudara sekandung, anak tertua, anak bungsu atau anak tunggal dalam
kaitan potensi kreatif mereka ?
2. Sekolah : Murid prasekolah, SD, SMP, Sekolah Negri, atau swasta
3. Masyarakat : penelitian anak dari berbagai subkultur dari tingkat sosial
ekonomi, rendah atau tinggi dan sebagainya?
14