Anda di halaman 1dari 4

Tugas : Etika Bisnis

Nama : Dani Marendianto


Kelas : Eksekutif Malam (Magister Manajemen)
Kasus Heinz
Di Eropa ada seorang wanita yang mendekati ajalnya karena mengidap sejenis
kangker. Para dokter berpendapat hanya ada satu obat yang dapat
menyelamatkannya. Obat itu sejenis radium yang diketemukan oleh seorang
apoteker di kota itu belum lama berselang. Beaya pembuatan obat itu mahal tetapi
si apoteker masih melipatkan harga obat itu 10 kali dari biaya pembuatannya. Untuk
pembuatan ia mengeluarkan biaya $200 dan untuk satu dosis kecil obat itu
dijualnya $2000. Heinz suami wanita yang sakit itu pergi ke semua kenalannya
untuk meminjam uang tetapi yang diperoleh seluruhnya hanya $1000, separuh dari
harga obat itu. Heinz mengatakan kepada apoteker bahwa isterinya hampir
meninggal dan dimintanya supaya apoteker itu menjualnya dengan lebih murah
atau kalau boleh membayarnya nanti di kemudian hari. Apoteker itu berkata:
Jangan begitu, saya sudah menemukan obat itu dan saya ingin mendapatkan
untung juga dari obat saya itu. Heinz merasa putus harapan dan kemudian
menggedor toko orang itu dan mencuri obat itu untuk isterinya.
Kita dapat menyimpulkan dari isi cerita bahwa kita akan menemukan suatu keadaan
dimana seorang penjual obat lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada
mementingkan rasa kemanusiaanya, dengan tega melipatkangandakan harga
pembuatan obat yang behasil ia temukan menjadi 10x lipat dari biaya pembuatan
obat tersebut sehingga merugikan pasien yang sedang membutuhkannya yaitu istri
dari Heinz. Pada saat itu Heinz tidak mungkin membiarkan orang yang selama ini
menemani hidupnya mati begitu saja, tanpa ia dapat berbuat sesuatu, nantinya ia
akan merasa bersalah karena tidak berkorban untuk orang yang selama ini ada di
sisinya. Walaupun mencuri dengan alasan apapun dianggap melanggar hukum di
lingkungan sosial, tapi ada pengecualian di kasus Heintz, karena mencuri bukan
keinginannya, tapi sebuah paksaan untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Kalu
kita kaitkan dengan teori dari Adam Smith dimana dia meyakini bahwa manusia
menyukai hidup sebagai masyarakat dan tidak menyukai hidup yang individualistic
maka tindakan si pemilik apotik ini tidak relevan dengan teori adam smith.

Theory Adam Smith


Adam Smith pertama kali menulis buku yang berjudul The Theory of Moral
Sentiments pada tahun 1759. dalam bukunya ini Smith meyakinkan pembacanya
bahwa setiap manusia sangat menyukai hidup sebagai warga masyarakat, dan tidak
menyukai hidup yang individualistik dan mementingkan diri sendiri. Adam Smith
memiliki pemikiran bahwa setiap orang secara natural akan saling menghargai

(rasional) sehingga dia menganggap manusia adalah makhluk bebas yang dengan
sendirinya tahu nilai-nilai kemasyarakatan. Pemikiran semacam ini sangat
berbahaya karena pada kenyataannya manusia tidak seperti anggapan Adam Smith
(rasional, ada beberapa manusia yang irasional). Tanpa adanya peraturan manusia
akan saling makan dan menindas yang berlaku adalah hukum rimba.

Contoh untuk teori adam smith, dimana pengusaha metromini yang hanya
mementingkan profit, sedangkan dia idak meningkatkan fasilitas dan pelayanan,
sehingga merugikan konsumen. Sudah banyak kasus yang terjadi akibat metromini
dimana banyak nyawa hilang karena kecrobohan supirnya tersebut.

Manusia
Berkaitan dengan praktek-praktek bisnis yang adil dan menguntungkan terhadap
pekerja dan masyarakat dan daerah di mana sebuah perusahaan menjalankan
bisnisnya . Sebuah perusahaan TBL conceives struktur sosial timbal balik di mana
kesejahteraan perusahaan , tenaga kerja dan kepentingan stakeholder lainnya saling
bergantung .
Suatu perusahaan yang didedikasikan untuk triple bottom line berusaha untuk
memberikan manfaat kepada banyak konstituen, bukan untuk mengeksploitasi atau
membahayakan kelompok salah satu dari mereka. The "upstreaming" dari sebagian
keuntungan dari pemasaran barang jadi kembali ke produsen asli dari bahan baku,
misalnya, seorang petani dalam praktek pertanian perdagangan yang adil, adalah
fitur umum. Secara konkret, bisnis TBL tidak akan menggunakan pekerja anak dan
mengawasi semua perusahaan dikontrak untuk eksploitasi pekerja anak, akan
membayar gaji yang adil untuk para pekerjanya, akan menjaga lingkungan kerja
yang aman dan jam kerja ditoleransi, dan tidak akan mengeksploitasi komunitas
atau yang angkatan kerja. Sebuah bisnis TBL juga biasanya berusaha untuk
"memberikan kembali" dengan menyumbang kekuatan dan pertumbuhan
masyarakat dengan hal-hal seperti perawatan kesehatan dan pendidikan. Mengukur
garis bawah ini relatif baru, bermasalah dan sering subjektif. Global Reporting
Initiative (GRI) telah mengembangkan pedoman untuk memungkinkan perusahaan
dan LSM laporan comparably tentang dampak sosial dari bisnis.
Sebuah perusahaan didirikan oleh seorang manusia dengan memekerjakan manusia
yang bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi manusia pada perusahaan
itu & manusia disekitarnya. Artinya, fokus utama dari pendirian sebuah perusahaan
adalah manusianya, bukan gedung perusahaannya, bukan keuntungan semata,
ataupun yang lainnya. Dengan kata lain bisnis ini adalah bisnis yang memanusiakan
manusia atau sebuah bisnis yang berorientasi sosial. Biasanya perusahaan

menerapkan konsep People pada program CSR pendidikan seperti beasiswa,


pelatihan UKM, & pembinaan untuk anak jalanan yang tidak sekolah.

" Planet "


(Modal alami) mengacu pada praktek-praktek lingkungan yang berkelanjutan .
Sebuah usaha perusahaan TBL untuk manfaat tatanan alam sebanyak mungkin atau
setidaknya tidak merugikan dan meminimalkan dampak lingkungan . Sebuah usaha
TBL mengurangi jejak ekologi oleh, antara lain , hati-hati mengelola konsumsi energi
dan non - energi terbarukan dan mengurangi limbah manufaktur serta render
limbah kurang beracun sebelum membuangnya dengan cara yang aman dan legal .
Cara adalah paling penting dalam pikiran bisnis manufaktur TBL , yang biasanya
melakukan penilaian siklus hidup produk untuk menentukan apa biaya lingkungan
yang benar adalah dari pertumbuhan dan panen bahan baku untuk memproduksi
untuk distribusi ke pembuangan akhir pada akhir pengguna .

Saat ini , biaya membuang produk non - degradable atau beracun ditanggung
secara finansial oleh pemerintah dan lingkungan oleh warga di sekitar lokasi
pembuangan dan di tempat lain . Dalam TBL berpikir , suatu perusahaan yang
memproduksi dan memasarkan produk yang akan membuat masalah sampah tidak
boleh diberikan tumpangan gratis oleh masyarakat . Akan lebih adil untuk usaha
yang memproduksi dan menjual produk bermasalah untuk menanggung sebagian
dari biaya pembuangan akhirnya.
Praktek Ekologis yang merusak, seperti penangkapan ikan yang berlebihan atau
penipisan membahayakan lainnya tentang dihindari oleh perusahaan TBL . Sering
kelestarian lingkungan adalah tentu saja lebih menguntungkan untuk bisnis dalam
jangka panjang . Argumen bahwa biaya lebih untuk menjadi ramah lingkungan
sering bermuka-muka ketika perjalanan bisnis dianalisis selama periode waktu .
Umumnya , metrik pelaporan keberlanjutan yang lebih baik kuantitatif dan standar
untuk isu-isu lingkungan daripada orang-orang sosial . Sejumlah lembaga pelaporan
dihormati dan pendaftar ada termasuk Global Reporting Initiative , CERES , Institut 4
Keberlanjutan dan lain-lain .

Profit "
Profit adalah nilai ekonomi yang diciptakan oleh organisasi setelah dikurangi biaya
produksi , termasuk biaya modal diikat . Oleh karena itu berbeda dari definisi
akuntansi tradisional dari keuntungan . Dalam konsep asli , dalam kerangka
keberlanjutan , " keuntungan " aspek perlu dilihat sebagai manfaat ekonomi yang

nyata dinikmati oleh masyarakat tuan rumah . ini adalah dampak ekonomi riil
organisasi terhadap lingkungan ekonomi . Hal ini sering bingung terbatas pada
keuntungan internal yang dibuat oleh sebuah perusahaan atau organisasi (yang
namun demikian tetap merupakan titik awal yang penting untuk perhitungan ) .
Oleh karena itu , pendekatan TBL asli tidak dapat diartikan sebagai laba akuntansi
perusahaan hanya tradisional ditambah dampak sosial dan lingkungan kecuali "
keuntungan " dari entitas lain termasuk sebagai manfaat sosial .

Contoh perusahaan yang menggunakan 3P diantaranya adalah perusahaan plastic


organic, dimana terdapat prinsip 3P yang di terapkan perusahaan tersebut. Untuk
profit setiap perusahaan pasti menginginkan profit, sehingga dia akan menggunakan
prinsip Profit. Dari segi People atau manusia perusahaan ini memikirkan
kesejahteraan karyawan, memberikan jaminan kesehatan dan lainya, selain itu
perusahaan ini juga membuat CSR yang akan memperhatikan kehidupan social
sekitar. Sementara dari segi Planet perusahaan ini berusaha mengurangi
pencemaran yang di lakukan oleh produsen plastic yang kurang memperhatikan
lingkungan dengan cara memproduksi plastic yang dapat terurai dengan mudah dan
cepat.

Anda mungkin juga menyukai