HEMATOTHORAKS
Oleh:
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
: Ny. K
: 26 tahun
: Perempuan
: ibu rumah tangga
: Arjawinangun
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan tambahan
: sesak nafas
: luka luka bekas tusukan pada bahu,
punggung dan tangan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak yang dirasakan sejak 30 menit
SMRS, pasien merasakan sesak setelah ditusuk oleh suaminya sendiri saat
berada disebuah warung, suami korban diketahui sedang dalam pengaruh
alkohol, pasien mengaku di tusuk sebanyak 3 kali, pada bagian bahu
bagian belakang, punggung, dan tangan bagian belakang. Pasien mengaku
ditusuk menggunakan pisau belati. Dari bekas tusukan mengalir darah
secara aktif. Sesak dirasakan pasien terus menerus tidak dipengaruhi oleh
aktifitas. Setelah kejadian, pasien tidak mengalami mual, muntah, pingsan,
serta tidak terdapat adanya bekas kekerasan benda tumpul di bagian tubuh
yang lain. Tidak terdapat jejas pada dada depan pasien dan tidak dirasakan
nyeri pada bagian dada depan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien menyangkal mempunyai penyakit diabetes milletus, TB dan
hipertensi,
III.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran
: Kompos mentis
Tanda Vital
: TD
: 90/60 mmHg
: 120 x/menit
S
R
: 37oC
: 42 x/ menit
Kepala
: Normocephal
Mata
Leher
Thoraks
Cor
:
I : Iktus cordis tidak terlihat
P : Iktus cordis teraba pada ICS V garis
midclavikula
P : Batas jantung sulit dinilai
A : BJ I-II reguler, murmur(-), gallop(-)
Ekstremitas
: datar, simetris.
IV.
LAB
PEMERIKSAN PENUNJANG
Laboratorium 15 November 2015
RESULT
FLAGS
UNIT
NORMAL
WBC
10.5
10^3/
4.0-12.0
RBC
3.58
10^6/
4.0-6.20
HGB
7.5
g/dl
11.0-17.0
HCT
39.5
35.0-55.0
MCV
86.2
MCH
27.3
Pg
26.0-34.0
MCHC
31.6
g/dl
31.0-35.0
PLT
290
10^3/
80.0-100.0
150.0-400.0
Foto rontgen:
Diagnosis banding
1. Pneumothorax sinistra
2. Tamponade cardiac
VI.
Diagnosis kerja
Dipsnea e.c hematothorax sinistra
VII.
Penatalaksanaan
O2 4 lpm
Terapi debridement : Wound toilet
Chest tube (direncanakan)
VIII.
Prognosis
Ad Vitam
Ad Functionam
: dubia
: dubia
PEMBAHASAN
Hematothoraks atau hemothoraks adalah akumulasi darah pada rongga
intrapleura. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah sistemik maupun
pembuluh darah paru. Pada trauma, yang tersering perdarahan berasal dari arteri
interkostalis dan arteri mammaria interna.
Akumulasi darah dalam dada , atau hematothorax adalah masalah yang
relatif umum , paling sering akibat cedera untuk intrathoracic struktur atau
dinding dada . Hematothorax yang tidak berhubungan dengan trauma jarang
terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab . Identifikasi dan pengobatan
traumatik hematothorax adalah bagian penting dari perawatan pasien yang terluka
.
Hematothorax mengacu pada mengumpulnya darah dalam rongga pleura .
Walaupun beberapa penulis menyatakan bahwa nilai hematokrit setidaknya 50 %
diperlukan untuk mendefinisikan hematothorax ( dibandingkan dengan berdarah
efusi pleura ) , sebagian besar tidak setuju pada perbedaan tertentu . Meskipun
etiologi paling umum adalah hematothorax tumpul atau trauma tembus , itu juga
dapat hasil dari sejumlah nontraumatic menyebabkan atau dapat terjadi secara
spontan .
Pentingnya evakuasi awal darah melalui luka dada yang ada dan pada saat
yang sama , menyatakan bahwa jika perdarahan dari dada tetap , luka harus
ditutup dengan harapan bahwa adanya tekanan intrathoracic akan menghentikan
perdarahan. Jika efek yang diinginkan tercapai , luka dapat dibuka kembali
beberapa hari kemudian untuk evakuasi terdapat bekuan darah atau cairan serosa.
Mengukur frekuensi hematothorax umumnya sulit . Hematothorax yang
sangat kecil dapat dikaitkan dengan satu patahan tulang rusuk dan mungkin tidak
terdeteksi atau tidak memerlukan pengobatan .
Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya
hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan
intervensi operasi. Hematotoraks akut yang cukup banyak yang terlihat pada foto
toraks, sebaiknya diterapi dengan selang dada kaliber besar. Selang dada tersebut
akan mengeluarkan darah dari rongga pleura, mengurangi resiko terbentuknya
bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor
DEFINISI
Hematothorax adalah adanya kumpulan darah di dalam ruang antara
dinding dada dan paru-paru (rongga pleura). Sumber darah mungkin dari
dinding dada, parenkim paruparu, jantung atau pembuluh darah besar.
Kondisi biasanya merupakan akibat dari trauma tumpul atau tajam. Ini juga
mungkin merupakan komplikasi dari beberapa penyakit.
Hemathothoraks (hemotoraks) adalah terakumulasinya darah pada
rongga thoraks akibat trauma tumpul atau tembus pada dada. Hemathothoraks
biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah pecahnya
sebuah pembuluh darah atau kebocoran aneurisma aorta yang kemudian
mengalirkan darahnya ke rongga pleura.
ETIOLOGI
Penyebab utama hematothoraks adalah trauma, seperti luka penetrasi
pada paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding dada. Trauma tumpul
pada dada juga dapat menyebabkan hematothoraks karena laserasi pembuluh
darah internal.
Penyebab hematothoraks antara lain :
1. Penetrasi pada dada
PATOFISIOLOGI
Hemothoraks adalah adanya darah yang masuk ke areal pleura (antara
pleura viseralisdan pleura parietalis). Biasanya disebabkan oleh trauma tumpul
atau trauma tajam pada dada, yang mengakibatkan robeknya membran serosa
pada dinding dada bagian dalam atau selaput pembungkus paru. Robekan ini akan
penyakit metastasis. Kehilangan darah dalam kasus tersebut tidak akut untuk
menghasilkan respon hemodinamik terlihat, dan dispnea sering menjadi keluhan
utama.
Darah yang masuk ke rongga pleura terkena gerakan diafragma, paru-paru,
dan struktur intrathoracic lainnya. Hal ini menyebabkan beberapa derajat
defibrination darah sehingga pembekuan tidak lengkap terjadi. Dalam beberapa
jam penghentian perdarahan, lisis bekuan yang sudah ada dengan enzim pleura
dimulai.
Lisis sel darah merah menghasilkan peningkatan konsentrasi protein cairan
pleura dan peningkatan tekanan osmotik dalam rongga pleura. Tekanan osmotik
tinggi intrapleural menghasilkan gradien osmotik antara ruang pleura dan jaringan
sekitarnya yang menyebabkan transudasi cairan ke dalam rongga pleura. Dengan
cara ini, sebuah hemothorax kecil dan tanpa gejala dapat berkembang menjadi
besar dan gejala efusi pleura berdarah.
Dua keadaan patologis yang berhubungan dengan tahap selanjutnya dari
hemothorax adalah empiema dan fibrothorax. Empiema hasil dari kontaminasi
bakteri pada hemothorax. Jika tidak terdeteksi atau tidak ditangani dengan benar,
hal ini dapat mengakibatkan syok bakteremia dan sepsis.
Fibrothorax terjadi ketika deposisi fibrin berkembang dalam hemothorax
yang terorganisir dan melingkupi baik parietal dan permukaan pleura viseral.
Proses adhesive ini menyebkan paru-paru tetap pada posisinya dan mencegah dari
berkembang sepenuhnya.
Hemotoraks traumatik
trauma
hemotoraks.
perdarahan
b. Hematothoraks sedang
c. Hematothoraks berat
a.
b.
c.
Tanda-tanda syok, seperti hipotensi, nadi cepat dan lemah, pucat, dan akral
dingin
-
TD
Tachycardia
-
Kehilangan darah
volume darah
Cardiac output
hipoksia
Dyspnea
-
sesak napas.
-
Hypoxemia
kompensasi tubuh
sesak napas.
Hemotoraks
Takipneu
-
hambatan pernapasan
takipneu.
Kehilangan darah
volume darah
kompensasi tubuh
takipneu.
Anemia
reaksi tubuh
Cardiac output
hipoksia
Suara napas adalah suara yang terdenger akibat udara yang keluar dan
masuk paru saat bernapas. Adanya darah dalam rongga pleura
pertukaran udara tidak berjalan baik
hilang.
DIAGNOSA
Penegakkan diagnosis hemothoraks berdasarkan pada data yang
diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari
anamnesa didapatkan penderita hemothoraks mengeluh nyeri dada dan sesak
napas. Juga bisa didapatkan keterangan bahwa penderita sebelumnya
mengalami kecelakaan pada dada. Pada pemeriksaan fisik dari inspeksi
biasanya tidak tampak kelainan, mungkin didapatkan gerakan napas tertinggal
atau adanya pucat karena perdarahan. Pada perkusi didapatkan pekak dengan
batas tidak jelas, sedangkan pada auskultasi didapatkan bunyi napas menurun
atau bahkan menghilang.
Pemeriksaan penunjang untuk diagnostik, diantaranya:
Torakosentesis
Menunjukkan
darah/cairan
serosanguinosa
(hemothoraks).
Diagnosis banding
KONDISI
Tension pneumothorax
PENILAIAN
Deviasi Tracheal
Distensi vena leher
Hipersonor
Massive hemothorax
Cardiac tamponade
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi dari hemothoraks adalah untuk menstabilkan
hemodinamik pasien, menghentikan perdarahan dan mengeluarkan darah
serta udara dari rongga pleura. Langkah pertama untuk menstabilkan
hemodinamik adalah dengan resusitasi seperti diberikan oksigenasi, cairan
infus, transfusi darah, dilanjutkan pemberian analgetik dan antibiotik.
Langkah
selanjutnya
untuk
penatalaksanaan
pasien
dengan
hemothorax)
yang
segera
memerlukan
tindakan
operasi
untuk
KOMPLIKASI
Komplikasi dapat berupa :
a. Kegagalan pernafasan (Paru-paru kolaps sehingga terjadi gagal napas dan
b.
c.
d.
e.
meninggal).
Fibrosis atau skar pada membran pleura.
Pneumothorax.
Pneumonia.
Septisemia.
f. Syok.
Perbedaan tekanan yang didirikan di rongga dada oleh gerakan
diafragma (otot besar di dasar toraks) memungkinkan paru-paru untuk
memperluas dan kontak. Jika tekanan dalam rongga dada berubah tibatiba, paru-paru bisa kolaps. Setiap cairan yang mengumpul di rongga
menempatkan pasien pada risiko infeksi dan mengurangi fungsi paru-paru,
atau bahkan kematian.
PROGNOSIS
Prognosis berdasarkan pada penyebab dari hemothoraks dan
seberapa cepat penanganan diberikan. Apabila penanganan tidak dilakukan
segera maka kondisi pasien dapat bertambah buruk karena akan terjadi
akumulasi darah di rongga thoraks yang menyebabkan paru-paru kolaps dan
mendorong mediastinum serta trakea ke sisi yang sehat.
KESIMPULAN
Hemathothoraks (hemotoraks) adalah terakumulasinya darah pada rongga
thoraks akibat trauma tumpul atau tembus pada dada. Hemathothoraks biasanya
terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah pecahnya sebuah
pembuluh darah atau kebocoran aneurisma aorta yang kemudian mengalirkan
darahnya ke rongga pleura.
Hemathothoraks dapat dibagi berdasarkan penyebabnya, yaitu oleh trauma
dan non-trauma. Penanganan dan tujuan pengobatan Hematothorax adalah untuk
menstabilkan pasien,mmenghentikan pendarahan, dan menghilangkan darah dan
udara dalam rongga pleura. Penanganan pada hemotoraks dapat berupa resusitasi
cairan, pemasangan chest tube ( WSD ), sanpai Thoracotomy. Tergantung dari
derajat keparahannya.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui penyebab serta menangani
dengan cepat kasus ini karena dapat sangat menentukan prognosis yang akan
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA