I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Petir merupakan fenomena alam yang terjadi karena loncatan atau pelepasan
muatan listrik akibat beda potensial antara awan dan bumi. Letak Indonesia pada daerah
katulistiwa dengan iklim tropis dan kelembaban tinggi mengakibatkan terjadinya hari guruh
yang sangat tinggi dan mempunyai kerapatan sambaran petir yang besar jika dibandingkan
dengan Negara lain. Sambaran petir yang terjadi baik pengaruh anggin yang membawa uap
air dengan kandungan partikel bebas. Semakin tinggi dari permukaan temperatur udara
semakin dingin sehingga uap air dan partikel bebas berubah menjadi Kristal es. Di dalam
awan, Kristal es bermuatan positif, Sedangkan titik-titik air bermuatan negative. Oleh karena
itu efek yang ditimbulkan dari bahaya petir cenderung menghancurkan , maka tidak ada
pilihan lain selain memasang alat penagkal petir.
Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di
atas gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk
melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Sebuah batang logam, yang lebih tinggi
dari gedung, dipasang di dinding bangunan. Salah satu ujung batang kawat ini berada
di luar atap bangunan dan yang lainnya terkubur di dalam tanah. Jika petir
menyambar bangunan itu, maka secara langsung petir akan menyambar pada kawat
batang logam, kemudian petir akan melewati kawat menuju tanah, sehingga potensial
listrik dari petir dapat di netralkan.
Penangkal petir adalah salah satu komponen di dalam sistem perlindungan
dari petir. Selain itu, penangkal petir ditempatkan sesuai struktur pada bagian
tertinggi dari bangunan. Sistem perlindungan dari petir biasanya mencakup hubungan
antar konduktor logam pada atap, jalur konduktor logam dari atap ke tanah, koneksi
ikatan objek logam dalam struktur dan jaringan landasan. Bagian atap penangkal petir
terdiri dari strip logam atau batang, biasanya dari tembaga atau aluminium. Sistem
perlindungan dari petir dipasang pada bangunan, pohon, monumen, jembatan atau
kapal layar untuk melindungi dari bahaya petir. Penangkal petir kadang-kadang
disebut finial atau terminal udara. Penangkal petir pertama kali diciptakan oleh
Benjamin Franklin di Amerika pada 1749 dan dikembangkan oleh Prokop divisi di
Eropa pada 1754.
1.2 SEJARAH
Sebagai sebuah bangunan yang tinggi, petir menjadi lebih dari sebuah
ancaman. Petir dapat merusak struktur yang terbuat dari bahan, seperti batu, kayu,
beton dan baja yang dapat mengalirkan arus listrik yang tinggi dari petir sehingga
dapat memanaskan bahan dan akan menyebabkan potensi kebakaran atau kerusakan
berbahaya lainnya.
Beberapa konduktor petir paling kuno ditemukan di Sri Lanka di tempattempat seperti Kerajaan Anuradhapura yang ada pada ribuan tahun lalu. Raja-raja
Sinhala, yang menguasai pembangunan stupa dan struktur bangunan canggih,
memasang ujung logam yang terbuat dari perak atau tembaga pada titik tertinggi dari
setiap bangunan untuk menangkap muatan petir. Di berbagai belahan dunia,
monumen Buddha kuno telah hancur oleh sambaran petir, tapi tidak di Sri Lanka.
Sebuah konduktor petir mungkin telah sengaja digunakan di Menara Miring
Nevyansk, Rusia. Puncak dari menara-menara dimahkotai dengan batang logam
dalam bentuk bola dengan paku di atasnya. Penangkal petir ini didasarkan melalui
bangkai rebar, yang menembus seluruh bangunan. Menara Nevyansk dibangun antara
tahun 1725 dan 1732, atas perintah industrialis Akinfiy Demidov. Menara Nevyansk
dibangun 25 tahun sebelum percobaan Benjamin Franklin dan penjelasan ilmiah.
Namun, maksud sebenarnya di balik atap logam dan baja tulangan tetap tidak
diketahui.
Di Amerika Serikat, batang konduktor petir runcing, juga disebut "penarik
petir" atau "Franklin rod," diciptakan oleh Benjamin Franklin pada 1749 sebagai
bagian dari eksplorasi terobosan tentang listrik. Meski bukan yang pertama yang
menunjukkan hubungan antara listrik dan petir, Franklin adalah orang pertama yang
mengusulkan sistem yang bisa diterapkan untuk pengujian hipotesis. Franklin
berspekulasi bahwa, dengan sebuah batang besi yang semakin tajam pada ujungnya,
"Saya pikir api listrik akan ditarik diam-diam keluar dari awan, sebelum ia datang
cukup dekat untuk menyerang ...."
Pada abad ke-19, penangkal petir menjadi motif dekoratif. Penangkal petir
yang dihiasi dengan bola kaca hias. Daya tarik hias dari bola-bola kaca telah
digunakan pada baling-baling cuaca. Tujuan utama dari bola adalah untuk mengetahui
adanya sambaran petir dengan hancurnya bola atau jatuhnya bola. Jika setelah badai
bola ditemukan hilang atau rusak, pemilik properti harus mengecek bangunan,
batang, dan landasan kawat dari kerusakan.
BAB. II
PEMBAHASAN
A. PROSES TERJADINYA PETIR
Proses terjadinya petir akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju
ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya
sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah
pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di
bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif, di bagian tengah adalah listrik
bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur
dengan muatan positif, pada bagian inilah petir biasa berlontaran. Petir dapat terjadi
antara awan dengan awan, dalam awan itu sendiri, antara awan dan udara, antara
awan dengan tanah (bumi).
Terdapat 2 teori yang mendasari proses terjadinya petir :
1. Proses Ionisasi
Penangkal Petir Sangkar Faraday adalah rangkaian jalur elektris dari bagian
atas bangunan menuju tanah/groundingdengan beberapa jalur penurunan kabel,
sehingga menghasilkan jalur konduktor berbentuk sangkar yang melindungi
bangunan dari sambaran petir.
Penangkal Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas
bangunan menuju sisi bawah/tanah dengan jalurkabel tunggal, dengan cara
memasang alat berupa batang tembaga dengan daerah perlindungan berupa kerucut
imajiner dengan sudut puncak 112 derajat. Agar daerah perlindungan luar maka
Franklin Rod di pasang pada bangunan teratas (tinggi 1 - 3 Meter). Makin jauh dari
Franklin Rod maka perlindungan akan semakin lemah pada areal tersebut.
Dimana:
1. Ujung finial atas 2. Daerah terliindung adalah ruang didalam kerucut,
3. Permukaan tanah referensi. Ht ; tinggi titik A diatas permukaan referensi,
OC : radius proteksi, a: sudut proteksi sesuai dengan tingkat proteksi
seperti pada tabel satandar.
t
I
II
III
IV
Rolling
sperer
(m)
20
30
45
60
20
30
45
60
m
m
m
m
25
*
*
*
35
25
*
*
45
35
25
*
55
45
35
25
*hanya menggunakan rolling sphere dan mesh
Lebar
mesh (m)
5
10
10
20
Jika sistem terminasi udara terdiri dari jala konduktor, paling sedikit
diperlukan dua konduktor penyalur dengan nilai rata- rata jarak antar konduktor
penyalur tidak lebih dari nilai yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 Jarak rata- rata antar konduktor penyalur menurut level
Proteksi
Level proteksi
10
II
15
III
20
IV
25
Metoda bola bergulir sangat baik digunakan pada bangunan yang bentuknya
rumit. Dengan metoda ini seolah-olah ada suatu bola dengan radius (R) yang bergulir
10
diatas tanah, sekeliling struktur dan diatas struktur kesegala arah hingga bertemu
dengan tanah atau struktur bangunan yang berhubungan dengan permukaan bumi
yang mampu bekerja sebagai penghantar. Titik sentuh bola bergulir pada struktur
adalah titik yang dapat di sambar petir dan pada titik tersebut harus diproteksi oleh
konduktor terminasi udara.
Radius Proteksi Instalasi Penangkal Petir Konvensional
11
Kabel Penghantar
Grounding System
12
Assesories
13
Petir yang timbul hanya terjadi luar areal yang diproteksi dan itupun akan langsung
disalurkan ke bumi. Namun perlu diingat, bahwa jika kita mau memasang instalasi
sistem penangkal petir, harus dipastikan bahwa alat penangkal petir nya harus benarbenar bekerja, karena jika tidak resiko dan kerusakan yang ditanggung akan jauh
lebih besar. Hal ini karena cakupan wilayah yang diproteksi sangat luas.
14
INSTALASI
PENANGKAL
PETIR
FLASH
Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penangkal petir/anti petir Flash
Vectron sebagai berikut :
15
16
3. Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap
selanjutnya pemasangan head terminal petir tentunya harus terhubung dengan kabel
penyalur tersebut sampai ke grounding system.
D.
bangunan
kontrol
17
18
solusi sebagai alat penerima sambaran petir karena desainnya dirancang untuk
digunakan khusus di daerah tropis.
2. Menyalurkan Arus Petir Sambaran petir yang telah mengenai terminal
penangkal petir sebagai alat penerima sambaran akan membawa arus yang sangat
tinggi, maka dari itu harus dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding)
melalui kabel penyalursesuai standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang
dapat membahayakan struktur bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di
dalam sebuah bangunan.
3. Menampung Petir Dengan cara membuat grounding system dengan
resistansi atau tahanan tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat
sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan
saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus
dibawah 3 Ohm.
4. Proteksi Grounding System Selain memperhatikan resistansi atau tahanan
tanah, material yang digunakan untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan,
jangan sampai mudah korosi atau karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan
laut. Untuk menghindari terjadinya loncatan arus petir yang ditimbulakn adanya beda
potensial tegangan maka setiap titikgrounding harus dilindungi dengan cara integrasi
atau bonding system.
5. Proteksi Petir Jalur Power Listrik Proteksi terhadap jalur dari power muntak
diperlukan untuk mencegah terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik
dan elektronik.
6. Proteksi Petir Jalur PABX Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal
termasuk pesawat faxsimile dan jaringan data
7. Proteksi Petir Jalur Elektronik Melindungi seluruh perangkat elektronik
seperti CCTV, mesin dll dengan memasang surge arrester elektronik
ini akan dibahas mengenai cara menentukan besarnya kebutuhan bangunan akan
proteksipetir menggunakan beberapa standart yaitu berdasarkan Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir, Nasional Fire Protection Association 780, International
Electrotechnical Commision 1024-1-1.
A. Kebutuhan Bangunan Terhadap Instalasi Penangkal Petir Agar Terhindar
dari Ancaman Bahaya Petir Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir.
Jenis Bangunan yang perlu diberi penangkal petir dikelompokan menjadi :
1. Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik.
2. Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya
Pabrik amunisi, gudang bahan kimia.
3. Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah, stasiun,
bandara dan sebagainya.
4. Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika.
Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan suatu instalasi proteksi
petir ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang terjadi jika
bangunan tersebut tersambar petir. Berdasarkan Peraturan umum Instalasi Penangkal
Petir besarnya kebutuhan tersebut mengacu kepada penjumlahan indeks-indeks
tertentu yang mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi dan dituliskan sebagai
berikut R = A+B+C+D+E. Dari persamaan tersebut maka akan terlihat bahwa
semakin besar nilai indeks akan semakin besar pula resiko (R) yang di tanggung suatu
bangunan sehingga semakin besar kebutuhan bangunan tersebut akan sistem proteksi
petir.
Bebarapa Indeks perkiraan bahaya petir di tunjukkan ke dalam tabel berikut
ini ;
20
21
22
23
24
25
1. Jika anda melihat sambaran petir atau mendengar gelegar guruh segeralah
menuju bangunan yang telah terlindungi dengan penangkal petir atau
mendekatlah ke mobil atau truk.
2. Pakailah sepatu dari kulit atau karet yang tidak bocor, usahakan memakai
kaos kaki yang kering, sebagai upaya memisahkan tubuh kita dari tanah
sehingga petir enggan melalui tubuh kita.
3. Jika anda berada di luar rumah maka hindarilah berada di areal terbuka,
tempat ketinggian, berada di tempat yang berair, di bawah pohon tinggi atau
benda logam yang menjulang tinggi.
4. Jika tempat berlindung tidak ada, sebaiknya anda jongkok tapi hindari
tangan anda menyentuh tanah dan jangan berbaring karena akan memudahkan
penyaluran tenaga petir ke tanah.
5. Jika anda berada di luar ruangan maha hindari berdiri bergerombol dengan
orang lain, buatlah jarak orang ke orang sekitar 5 meter.
6. Jika kita berada di areal terbuka dan merasakan rambut kita berdiri itu
pertanda petir akan menyambar kita, kita harus melakukan gerakan rukuk
26
yaitu menekuk badan ke arah depan (Syukur bila menghadap kiblat) dan
menempatkan kedua tangan di lutut, cara ini akan membuat kita selamat.
7. Jika kita berada di dalam ruangan hindarilah berdiri dekat pintu, jendela
dan tempat yang berair.
9. Bagi kita menbawa HP, HT dan radio saku sebaiknya di matikan segera,
pisahkan antena dengan body untuk mengurangi rangsangan petir menyambar.
10. Jika ada korban terkena sambaran petir tangani dengan hati-hati dan
jangan dibawa bersama barang yang bermuatan listrik agar tidak terkena
sambaran ulang.
11. Jika anda orang Jawa dan masih percaya pada legenda ucapkanlah "Amitamit saya ini cucunya Ki Ageng Selo"
H. FIRE PROTECTION
Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial
berupa terkena percikan api sejak dari awal terjadinya api hingga penjalaran api dan
asap lalu gas yang ditimbulkan
Sistem Proteksi Kebakaran
Pada awalnya hanya ada satu sistem proteksi kebakaran yaitu sistem proteksi
kebakaran aktif, yang berupa sistem springkle, smoke and heat detector, tabung
pemadam api ringan. Dimana pada sistem tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan. Karena adanya kelemahan tersebut maka manusia mulai mencari solusi
untuk mengatasinya, yaitu dengan sistem proteksi kebakaran pasif.
Ada dua macam sistem proteksi kebakaran :
27
28
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi penangkal petir yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
29
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://www.penangkalpetir.com/article-7.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Lightning_rod
http://penyalurpetir.com/
http://solusipetir.com/petir/penangkal-petir.html
30