Anda di halaman 1dari 13

Sejarah Akuntansi

Makalah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Azzahra Salsabiila S. (1202124044)


Ghifari Luthfan Pratama (1202120014)
Tyas Ninditha Arih (1202120033)
Kelas:

Akuntansi C 2012

Program Studi S-1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Telkom
Bandung
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan semaksimal mungkin dan teapat pada waktunya.
Tujuan kami membuat makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah
Teori Akuntansi yang diberikan oleh Bapak Achmad Effendi, SE., Ak., MM.
Dalam makalah ini, kami membahas materi mengenai Sejarah Terbentuknya
Akuntansi dan Badan-badan Pembuat Kebijakan Akuntansi.
Untuk lebih menyempurnakan penyusunan makalah, kami tetap mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Effendi, SE.,
Ak., MM. yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga berterima
kasih kepada orang tua yang telah mendukung kami selama pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Bandung, Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1


1.2. Ruang Lingkup................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................2
1.4. Metode.............................................................................................................2
1.5. Manfaat...........................................................................................................2
1.6. Sistematika Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 4

2.1. Sejarah Terbentuknya Akuntansi.....................................................................4


2.1.1. Sejarah Akuntansi......................................................................................... 4
2.1.2. Sejarah Akuntansi dari Abad ke Abad.................................................................4

2.2. Badan-badan Pembuat Kebijakan Akuntansi..................................................6


2.2.1. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB).....................................................6
2.2.2.Uni Eropa (Europen Union-EU).........................................................................7
2.2.3.Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)...........................................7
2.2.4. Federisasi Internasional Akuntan (IFAC).............................................................8
2.2.5. Kelompok Kerja antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa untuk.........................8
Pakar dalam Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporsan (ISAR).................................8
2.2.6. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)............................8
BAB III PENUTUP................................................................................................... 10

3.1.

Kesimpulan...............................................................................................10

3.2.

Saran..........................................................................................................10

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia
berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip,
standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna
dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah
menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian
barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan
kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang
dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di
warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik
akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan
kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan
teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain
tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat
mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah
perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode:
tahun 4000 SM 1300 M; tahun 1300 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang.
Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada
periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana,
maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis
saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal
dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali
perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri kredit
1

kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi


yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 :
173).
Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi
sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan;
3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai
bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan
menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran
pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi
untuk pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174).

1.2. Ruang Lingkup


Materi yang kami bahas dalam makalah ini dan yang ingin kami beritahukan
kepada para pembaca adalah mengenai Sejarah Akuntansi, diantaranya mencakup subbab mengenain Sejarah Terbentuknya Akuntansi dan Badan-badan Pembuat Kebijakan
Akuntansi.

1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sejarah
akuntansi, yaitu memberitahukan informasi kepada para pembaca agar pembaca
mengerti awal terbentuknya akuntansi. Sehingga, mereka tidak hanya mengerti akan
praktik akuntansi yang sudah sering dilakukan, tetapi para pembaca juga dapat
mengetahui asal muasal dari akuntansi tersebut. Selain itu, agar para pembaca dapat
mengetahui badan-badan apa saja yang membuat kebijakan akuntansi.
Adapun harapan penulis, agar makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi diri
sendiri, akan tetapi bermanfaat juga bagi mereka yang memubtuhkan untuk referensi
ataupun bahan bacaan semata.

1.4. Metode
Dalam penulisan makalah ini, metode yang kami gunakan adalah mencari data-data
yang berkaitan dengan materi yang kami bahas. Dalam hal ini, kami mencari dan
menggabungkan data-data dari berbagai sumber yang kami dapat, yaitu dari buku,
internet, dan buku internet (e-book).

1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat bagi Pembaca
Kami berharap agar para pembaca dapat mengetahui secara rinci mengenai materi yang
kami bahas, yaitu mengenai sejarah akuntansi, yang mencakup sejarah terbentuknya
akuntansi dan badan-badan pembuat kebijakan akuntansi. Sehingga, para pembaca
dapat mengetahui tujuan dalam praktik akuntansi yang selama ini telah sering
dilakukan.
1.5.2. Manfaat bagi Penulis
Sama seperti yang telah disebutkan di atas, kami selaku penulis juga harus dapat
mempelajari dan mendalami mengenai sejarah akuntansi, yang mencakup sejarah
terbentuknya akuntansi dan badan-badan pembuat kebijakan akuntansi.

1.6. Sistematika Penulisan


Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan sistem bab yang terdiri dari tiga
bab disertai dengan daftar pustaka, yaitu:
Bab I
Bab II
Bab III
Daftar Pustaka

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Terbentuknya Akuntansi


2.1.1. Sejarah Akuntansi
Sejarah akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan
menggunakan catatan. Pada abad XIV perhitungan rugi laba telah dilakukan
pedagang-pedagang Genoa dengan cara menghitung harta yang ada pada akhir
suatu pelayaran dan dibandingkan pada saat mereka berangkat
Tonggak sejarah akuntansi dimulai pada tahun 1494 pada saat Luca
Pacioli (Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul Suma de
Arilhmalica, Proportioni et Proportionaiita. Dalam buku itu terdapat satu bab,
berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. yang berisi cara-cara pembukuan
menurut catatan berpasangan (double book keeping).
2.1.2. Sejarah Akuntansi dari Abad ke Abad
Pada akhir abad XV, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat
perdagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem
akuntansi yang telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan digunakan
di negara-negara tersebut. Sejak itu perhitungan rugi laba mulai dibuat secara
tahunan yang kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca secara
rutin pada akhir jangka waktu tertentu.
Pada

abad

XIX

revolusi

industri

di

Eropa

mendorong

berkembangnya akuntansi biaya dan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New
York Slock Exchange dan American Institute of Certified Public Accountant
membahas dan menetapkan prinsip-prinsip akuntansi bagi perusahaan-perusahaan
yang sahamnya terdaftar di bursa saham. Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia
sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan
Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.

Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa


dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha
swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka menerapkan
sistem pembukuan seperti yang diajarkan Lucas Pacilo. Kemudian pada tahun
1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun
dan mengontrol pembukuan perusahaan.
Tidak banyak pembahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa
penjajahan Jepang. Setelah kemerdekaan pemerintah RI mempunyai kesempatan
mengirimkan

putra-putrinya

belajar

akuntansi

ke

luar

negeri.

Sedangkan pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis fiada tahun 1952
oleh Universitas Indonesia yang membuka jurusan Akuntansi di Fakultas
Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1954
keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan.
Suatu organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia
berdiri pada 23 Desember 1957 dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Organisasi ini mendirikan seksi Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan
Pendidik tahun 1986.
UU Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul UU
Penanaman Modal Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya keduanya merangsang
berdirinya perusahaan-perusahaan baru yang mengakibatkan semakin baiknya
iklim

investasi

di

Indonesia.

Sebagai

konsekuensinya, akuntansi

di

Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.


Selama ini terjadi dualisme praktek akuntansi di Indonesia. Di satu pihak
banyak perusahaan menerapkan sistem akuntansi Belanda. Di pihak lain* sistem
akuntansi Amerika semakin banyak digunakan akibat semakin bergesernya kiblat
pendidikan akuntansi ke sistem Amerika serta semakin banyaknya perusahaan
yang membawa sistem Amerika masuk ke Indonesia.
Dualisme tersebut juga berpengaruh pada dunia pendidikan, terutama di
tingkat pendidikan menengah. Akan tetapi, dalam Lokakarya Pendidikan
Akuntansi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, telah dicapai kesepakatan
5

sistem pendidikan akuntansi untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi


yang menggunakan sistem Amerika.

2.2. Badan-badan Pembuat Kebijakan Akuntansi


Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi
internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Badan Standar Akuntansi International (IASB)


Komisi Uni Eropa (EU)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on TRADE and

Development UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)
2.2.1. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Tujuan IASB adalah:

Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi


global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang
mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat

dibandingkan dalam laporan keuangan.


Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang

ketat.
Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar
Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kea rah solusi
berkualitas tinggi.

Struktur IASB yang Baru, dapat dilihat di bawah ini, yaitu:

Badan wali
Dewan IASB
Dewan penasihat standar
Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC)
6

2.2.2.Uni Eropa (Europen Union-EU)


Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan
eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil
langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi:

Perubahan modal dalam tingkat EU


Membuat kerangka dasar hukum umum untuk pasar surat berharga dan

derivatif yang terintegrasi


Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan
yang sahamnya tercatat.

2.2.3.Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)


Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization
of Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator
pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan
anggaran IOSCO: Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersamasama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat
domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien
dan sehat, maka :

Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing

untuk mendorong perkembangan pasar domestic.


Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif

terhadap transaksi surat berharga internasional.


Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas
pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif
terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional

dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal


secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah
untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas
dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien
pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja
sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyekproyek IASB.
7

2.2.4. Federisasi Internasional Akuntan (IFAC)


IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi
anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan
tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi
akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa
berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang
perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu
dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih
untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya,
menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian
dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf
professional akuntansi dari seluruh dunia.
2.2.5. Kelompok Kerja antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa untuk
Pakar dalam Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporsan (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok
kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat
perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar
akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut melalui
pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan
oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup
dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan akuntansi
untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
2.2.6. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industry maju
yang berorientasi ekonomi pasar. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negaranegara industry maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang
tangguh terhadap badan-badan lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional
Persatuan Perdagangan Bebas) yang memiliki kecenderungan untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan kepentingan anggota-anggotanya.

BAB III PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa orang yang pertama kali menulis buku tentang double
entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali
menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping system adalah Luca Pacioli
pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642,
tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang
berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu
tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis
dan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua
kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis
sesuai dengan aturan.

3.2.

Saran
Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkat
dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya.
Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat
mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman
yang semakin maju ini.

Daftar Pustaka

Riahi, Ahmed dan Belkaoui. Accounting Theory, atau Teori Akuntansi, Terj. Ali Akbar
Yulianto dan Risnawati Dermauli, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Abidin, Jaenal. 2014. Organisasi-organisasi Pembuat Standar Akuntansi dan Audit
Internasional. http://jaenal-abidinbin.blogspot.com/2014/04/organisasi-organisasipembuat-standar.html. (diakses pada tanggal 23 Januari 2015)
Haryanto. 2012. Sejarah Akuntansi. http://ilmuakuntansi.web.id/sejarah-akuntansi/.
(diakses pada tanggal 23 Januari 2015)
Anonim.
2009.
Makalah-Sejarah

Perkembangan

Akuntansi.

https://accountance.wordpress.com/about/makalah-sejarah_perkembangan_akuntansi/ .

(diakses pada tanggal 23 Januari 2015)


Anonim. http://www.damandiri.or.id/file/hadiyahfitriyahunairbab1.pdf. (diakses pada
tanggal 23 Januari 2015)

10

Anda mungkin juga menyukai