PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki pokok
bahasan yang banyak penerapannya pada masa kini. Pemakaian teori graf telah
banyak dirasakan dalam berbagai ilmu. Salah satu topik menarik dalam teori graf
adalah melihat hubungan antara graf dengan suatu matriks. Pada dasarnya
hubungan antara graf dengan suatu matriks adalah terletak pada informasi yang
dapat diberikan, dengan kata lain kita akan merepresentasikan graf dalam suatu
matriks sehingga kita dapat melihat hal-hal yang mungkin dapat dengan mudah
kita ketahui.
Dari teori matriks tersebut dapat dibentuk suatu incidence matrices dan
matriks ketetanggaan dari graf. Matriks ketetanggaan merupakan matriks yang
merepresentasikan ketetanggaan dari simpulsimpul yang terdapat pada graf,
yaitu apabila simpulsimpulnya bertetangga maka nilai dari entri pada matriks
adalah 1, jika tidak bertetangga maka nilainya adalah 0. Incidence matrices tidak
memiliki banyak nilai untuk grafik berarah karena incidence matrices tidak
memberikan petunjuk ke arah mana sisi diarahkan. Jadi sebuah incidence matrices
tidak memungkinkan kita untuk menciptakan kembali sebuah grafik berarah.
Selain itu, ada topik lain juga yang tak kalah menarik yaitu pembahasan
mengenai hypercube dan gray code. Pada umumnya system ini digunakan dalam
prosesor, seperti prosesor pada k, untuk melalui komputer. Secara umum grid
m
n , untuk melalui
m+ n2
Teori Graf| 1
notasi ini kita menggatika T dengan 1 dan F dengan 0, sehingga menghsilkan titik
dari hypercubes dari orde 1,2,3,dan 4, selain menggunakan aljabar Boolean kita
jubga bisa menggunakan peta Karnaugh, atau menggunakan kontruksi grid
x n .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis sampaikan berdasarkan latar
belakang di atas adalah :
1. Apakah yang dimaksud incidence matrices?
2. Apakah yang dimaksud matriks ketetanggaan?
3. Bagaimanakah pengaplikasian dari hypercubes dan gray code?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
Teori Graf| 2
BAB II
PEMBAHASAN
6.6 Incidence dan Adjacency matrices
Dalam bagian ini kita akan mendefinisikan dua matriks yang berhubungan
dengan graf, yaitu
kasus, kita akan menemukan salah satu matriks dan kita akan dapat memperoleh
graf. Bahkan kita akan menemukan matriks ketetanggaan dari graf yang matriks
representasinya hanya dari hubungan yang diwakili oleh graf. Dengan matriks
representasi untuk graf, semua matriks ini akan memiliki entri dari 1 atau 0,
sehingga matriks mudah disimpan dalam komputer.
Definisi 6.57
Misalkan G adalah graf, B adalah matriks yang pelabelan baris-barisnya oleh titik
dalam graf dan pelabelan kolom oleh sisi dalam graf. Entri dalam baris ke i dan
ke j dari kolom B (dinotasikan dengan Bij) adalah sama dengan 1 jika titik ke i
adalah incidence sisi ke j dan 0 sebaliknya. Matriks B disebut incidence matrices
graf G.
Contoh 6.58
Misalkan G adalah graf pada Gambar 6.64, maka incidence matrices ditunjukkan
pada Gambar 6.65.
FIGURE 6.64
Teori Graf| 3
FIGURE 6.65
Hal ini mudah dilihat bahwa derajat titik
dalam baris
incidence titik dalam sebuah sisi. Juga setiap kolom akan memiliki dua entri 1 di
dalamnya karena setiap sisi adalah incidence kedua titik.
Kita juga dapat mencakup matriks ketetanggaan untuk graf dengan loop.
Sangat mudah untuk mengatakan dari incidence matrices sisi adalah loop jika dan
hanya jika ada satu entri 1 pada pelabelan kolom oleh sisi itu. Perhatikan bahwa
dalam incidence matrices untuk graf dengan loop, jumlah entri dalam baris
berlabel titik puncak yang diberikan tidak mewakili derajat dari titik jika ada loop
pada titik itu.
Contoh 6.59
Misalkan G adalah graf pada Gambar 6.66 dengan incidence matrices pada
Gambar 6.67
FIGURE 6.66
Teori Graf| 4
FIGURE
6.67
Perhatikan bahwa loop di e2 dan e5 menyebabkan pelabelan kolom oleh sisi ini
untuk memiliki satu entri 1 di dalamnya.
Incidence matrices tidak memiliki banyak nilai untuk graf berarah karena
incidence matrices tidak memberikan petunjuk ke arah mana sisi diarahkan. Jadi
sebuah incidence matrices tidak memungkinkan kita untuk menciptakan kembali
sebuah graf berarah. Namun hal ini tidak benar dari matriks ketetanggaan yang
sekarang kita definisikan.
Definisi 6.60
Misalkan G adalah graf (graf berarah), B adalah matriks yang pelabelan barisbarisnya oleh titik dalam graf dan pelabelan kolom oleh titik yang sama dalam
urutan yang sama. Entri dalam baris ke-i dan kolom ke- j (dinotasikan dengan Bij)
adalah sama dengan 1 jika ada sisi (sisi berarah) dari titik puncak ke-i ke titik
puncak ke- j, dan 0 sebaliknya. Matriks B disebut adjacency matrices dari graf G.
Contoh 6.61
Misalkan G adalah graf pada Gambar 6.68. Adjacency matrices ditunjukkan pada
Gambar 6.69.
FIGURE 6.68
FIGURE 6.69
Karena tidak ada loop, entri dalam matriks diagonal yaitu semua 0. Karena
graf menunjukkan hubungan simetris, maka adjacency matrices juga simetris.
Contoh 6.62
Teori Graf| 5
FIGURE 6.70
FIGURE 6.71
Dalam banyak kasus label titik tidak penting. Dalam kasus seperti itu kami
akan memberikan matriks tanpa label. Dengan demikian matriks
adalah adjacency matrices untuk graf berarah dengan empat titik dan delapan sisi.
Kegunaan dari matriks ketetanggaan adalah untuk menemukan lintasan dari
panjang k tetap. Contoh berikut memberi kita petunjuk untuk melakukan hal ini.
Misalkan matriks
Teori Graf| 6
Jadilah matriks ketetanggaan untuk graf berarah G dengan titik v1, v2, v3,dan v4.
Perhatikan nilai
adalah 1 karena
ke titik
ke titik
dan dari
ke titik
ke titik
sedemikian sehingga
dan
dan dari
. Tapi untuk
ke titik
, atau, dengan
Teori Graf| 7
Sehingga
ke
dan
ke
menyimpulkan bahwa
untuk sebarang
ke titik
ke titik
. Kami
ke titik
dan
serupa kita melihat bahwa jika, kita menggunakan perkalian matriks biasa, maka
dan
sepanjang 2.
Teorema 6.63
Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks
ketetanggaan
jika dan
Teorema6.64
Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks
ketetanggaan
jika dan
Teorema 6.65
Teori Graf| 8
Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks
ketetanggan A. Ambil
. Maka
= 1 jika
ketetanggan A. Ambil
, di mana I adalah
Dimana masing-masing
utamanya dari
memiliki bentuk
semua sama
Teori Graf| 9
dengan 0. Juga A dapat dibagi menjadi blok dengan ukuran yang sama persis
seperti
Dimana masing-masing
dan merupakan
matriks insiden komponen dari G, dan setiap entri dari A yang semua berada di
luar dari
sama dengan 0.
Bukti :
Jika setiap titik G dalam komponen yang sama ditempatkan bersama-sama,
maka terdapat sebuah lintasan antara dua titik. Blok matriks
hanya terdiri
dari titik pelabelan baris dan kolom yang memiliki semua 1s sebagai entri .
Selanjutnya entri lain dalam baris yang sama atau kolom berlabel oleh salah satu
titik yang harus nol karena tidak ada lintasan dari salah satu titik lainnya ke titik
dalam komponen tersebut. Karena blok
saat A mewakili
graf atas komponen G. Seperti sebelumnya, dan untuk alasan yang sama, semua
entri lain dalam baris atau kolom yang sama sebagai salah satu titik yang harus
nol.
Matriks
tapi ini bukan metode yang efisien. Sebuah metode yang jauh lebih baik adalah
algoritma Warshall , juga dikenal sebagai Roy - algoritma Warshall. Untuk
melihat cara kerjanya, perhatikan matriks ketetanggaan pada Gambar 6.72.
Teori Graf| 10
FIGURE 6.72
FIGURE 6.73
Karena tidak ada selain 1 di kolom pertama atau baris pertama maka kita
telah menyelesaikan langkah ini. Terdapat
pertama, katakanlah baris ke- i dan jika terdapat 1 dalam kolom lain dari baris
pertama, katakanlah kolom ke- j, kemudian kita akan menempatkan 1 di baris
ke-i pada kolom ke- j. Dalam contoh kita gunakan
menambahkan baris pertama ke baris ketiga. Secara umum jika ada 1 di baris ke-i
pada kolom pertama, maka kita tambahkan baris pertama ke baris ke-i.
Sekarang kita ingin mencari setiap lintasan dengan panjangnya 3 atau
kurang dari 3
kedua. Mengabaikan 1 di baris kedua, kita mencari 1 di setiap baris yang lain
pada kolom 2. Karena ada 1 di baris 4, terdapat 1-lintasan dari v 4 ke v2 atau 2-
Teori Graf| 11
lintasan dari v4 melalui v1 ke v2 , karena itu merupakan jalan kita memperoleh Is.
Mengabaikan 1 di kolom kedua, kita mencari 1 di setiap kolom lain pada baris 2.
Karena ada 1 di kolom 3, terdapat 1 dari v2 ke v3 atau 2-lintasan dari v2 melalui
v3. Di setiap khasus, terdapat lintasan dari v4 ke v3 seperti titik yang lintasannya
melewati v1 dan v2. Kita juga menunjukkan dengan menempatkan 1 di keempat
baris pada kolom ketiga sehingga memperoleh matriks pada Gambar 6.74.
FIGURE 6.74
Kita juga bisa mencapai hal yang sama dengan menambahkan baris kedua
ke baris keempat. Jika terdapat 1 di baris 1 pada kolom 2 dan 1 di kolom j pada
baris 2, kita akan menambahkan baris 2 ke baris i.
Demikian pula kita ingin mencari setiap lintasan panjangnya 4 atau
kurang dari 4 melalui v1 atau v2 atau v3 (jika ada). Mempertimbangkan kolom
ketiga dan baris ketiga. Jika ada 1 di baris i kolom 3 dan 1 di kolom j baris 3,
maka terdapat lintasan dari vi ke v3 yang hanya melalui titik v 1 atau v2 ( jika
ada ). Oleh karena itu terdapat lintasan dari v i ke vj dan 1 sampai ditempatkan
pada posisi (i, j). Ini sama dengan menambahkan setiap baris 3 ke setiap baris
dengan 1 pada kolom 3. Terdapat 1 di kolom ketiga pada
FIGURE 6.75
Warshall Algorithm 1
1. Lihat kolom 1 pada A. Dimana terdapat 1 di sebuah baris pada kolom itu,
jumlahkan baris 1 sampai baris di mana itu terjadi 1.
2. Lihat kolom 2 dari matriks yang dibangun pada (1). Dimana ada 1 di
deretan kolom itu , jumlahkan baris 2 sampai baris di mana itu terjadi 1.
3. Lihatlah kolom 3 dari matriks yang dibangun pada (2). Dimana ada 1 di
deretan kolom itu, jumlahkan baris 3 sampai baris di mana itu terjadi 1.
4. Lanjutkan proses ini untuk melihat kolom berikutnya dalam matriks yang
dibangun sebelumnya dan di mana ada 1 di deretan kolom itu, tambahkan
baris sesuai dengan kolom yang diperiksa ke baris di mana 1 terjadi.
5. Lanjutkan sampai semua telah diperiksa
Metode kedua menggunakan fakta yang di mulai dengan baris pertama dan kolom
dan jika ada 1 baris i pada kolom pertama dan 1 kolom j pada baris pertama,
maka kita menempatkan 1 di baris ke-i kolom j pada matriks. Dengan kata lain
jika Ai1 = 1 dan A1j = 1, maka himpunan Aij = 1. Jika sudah satu, maka kita
meninggalkannya 1. Hal ini setara dengan "untuk setiap i dan setiap j,
, karena
A1j
menemukan
nilai-nilai
baru
untuk
Aij
dengan
menggunakan
oleh
= 1 to
For = 1 to
For
= 1 to
=
Endfor
Endfor
Endfor
Teori Graf| 13
Gambar 6.90
Ini merupakan perbaikan, tetapi masih sering diperlukan untuk berjalan
melalui sejumlah prosesor untuk menyampaikan informasi dari satu prosesor
ke prosesor yang lain. Ditunjukkan sebelumnya 4 x 5 grid, mungkin perlu
untuk melewati delapan prosesor termasuk prosesor akhir. Secara umum, untuk
grid m x n, mungkin perlu untuk melalui m + n-2 prosesor .
Sebuah konfigurasi yang jauh lebih baik adalah hypercube. Sebuah nhypercube dapat digunakan untuk menghubungkan hingga 2n komputer. Graph
Teori Graf| 14
1
0
Gambar 6.91
Dengan demikian titik kami terdiri dari semua 1-string dari 0 dan 1.
Untuk n = 2, kami mewakili titik dengan 11,10,01. Dan 00 sehingga kita
memiliki graph pada Gambar 6.92 .
(0,0)
(0,1)
(1,0)
(1,1)
Gambar 6.92
Dengan demikian titik kami terdiri dari semua 2-string dari 0 dan 1.
Untuk n = 3, kami mewakili titik-titik oleh 111,110,101,100,011,010,001,000,
sehingga kita memiliki graph pada Gambar 6.93.
Gambar 6.93
Teori Graf| 15
dari pernyataan-pernyataan.
Order 2
11
Order 3
111
Order 4
1111
10
110
1110
01
101
1101
00
100
1100
011
1011
010
1010
001
1001
000
1000
0111
0110
0101
0100
0011
0010
0001
0000
Kami bahkan telah mendefinisikan apa artinya untuk poin ini menjadi
adjacent untuk n = 2, 3, dan 4. Perhatikan peta Karnaugh:
P
~p
q
11
01
~q
10
00
Kita fokus terhadap kotak mana yang adjacent. Jika kita kembali
menggunakan 1 untuk T dan 0 untuk F dan memberikan nilai p diikuti dengan
nilai q, maka nilai-nilai dalam mewakili di mana setiap kotak adalah benar.
Teori Graf| 16
Oleh karena itu setiap titik adalah adjacent dengan titik lain jika titik tersebut
adjacent sebagai titik pada 2-kubus.
Demikian pula untuk tiga variabel dimana nilai p, q, dan r diberikan dalam
order, kita memiliki
P
~p
q
q
111 11
~q ~q
100 101
0
01
000 001
01
1
0
r
~r ~r
r
dan mengingat bahwa, untuk peta Karnaugh, tabel wrapped around
sehingga kedua ujung dianggap adjacent, lagi dua titik adjacent dalam tabel
hanya jika titik tersebut adjacent sebagai titik pada 3-kubus.
Mengingat peta Karnaugh untuk empat variabel dan memberikan p, q, r,
dan s dalam order, kita sama memiliki
p
Q
111
q
110
~q
100
~q
101
1
111
1
110
1
100
1
101
~s
~p
0
011
0
010
0
000
0
001
~s
~p
0
011
0
010
0
000
0
001
1
R
1
~r
1
~r
1
R
dan sekali lagi mengingat bahwa, untuk peta Karnaugh, tabel wrapped around
sehingga kedua ujung dianggap adjacent dan bagian atas dan bawah adlah
adjacent, kemudian lagi dua titik adjacent di tabel hanya jika mereka
berdekatan sebagai titik pada 4 -kubus.
Dengan menggunakan metode di atas, kita membangun urutan titik untuk
k +1- kubus dari urutan k-kubus sebagai berikut:
1. Tempatkan 1 di depan setiap titik dalam barisan titik di k-kubus. Titik
adjacent
Teori Graf| 17
Karnaugh untuk menunjukkan ketika titik adjacent. Untuk n> 4, kita dapat
menggunakan langkah-langkah (1) - (3) di atas yang menghasilkan titik.
Misalkan kita memiliki sebuah disk yang berputar, yang terbagi ke dalam
sektor, dan serangkaian sikat atau sinar laser mengirimkan kembali informasi
digital tentang seberapa jauh disk telah diputar. Jika string biner merekam
penomoran sector adjacent secara substansial berbeda, dalam arti bahwa ada
banyak perubahan dari digit individual untuk pergi dari satu sektor ke
berikutnya, pembacaan diambil hanya seperti sektor ini berubah bisa
menghasilkan nomor sama sekali berbeda dari jumlah salah satu penentuan
sektor ini hanya memiliki satu perubahan digit antar sektor adjacent.
Secara umum, bagaimanapun, titik dalam daftar di atas tidak adjacent
satu sama lain. Namun kita dapat mengubah ini dengan membuat sedikit
perubahan dalam bagian (2) di atas. Untuk membentuk titik dari k +1- kubus,
bukan menempatkan 0 di depan daftar untuk k-kubus, kita membalikkan daftar
untuk titik dari k-kubus sebelum menempatkan 0 di depan masing-masing
simpul. Sebagai contoh, dalam membentuk titik dari 2-kubus, kita
menempatkan 1 di depan kolom untuk 1-cube :
1
0
dan kemudian membalikkan kolom untuk mendapatkan
0
1
Dan penempatan sembarang 0 didepan jadi hasil akhirnya
Teori Graf| 18
dari kubus
berdimensi-3
Ini mudah untuk membuktikannya cara ini akan selalu memberikan kita
urutan titik untuk kubus berdimensik
-list , yang (1) setiap titik pada urutan adalah tetangga (adjacent) untuk
titik berikutnya dan yang ke (2 ) titik pertama pada urutan adalah tetangga
untuk titik terakhir pada urutan tersebut. Menggunakan induksi kita mulai
dengan mengamati urutan titik pada kubus berdimensi-1 memang memiliki
sequential properties . kita anggap
k
ketika kita
membalikkan setiap titik tetap tetangga dengan titik berikutnya dan ketika 0
Teori Graf| 19
titik,
kemudian setiap titik pada list tetap bertetangga dengan titik berikutnya.
Elemen pertama pada kebalikan untuk kubus berdimensielemen terakhir pada
sama dengan
pada digit pertama dan dari sini bertetangga. Serupa elemen terakhir. Sama
dengan elemen pertama pada k -list dan 1 diletakkan di depan urutan elemen
pertama struktur dari kubus berdimensi- n di sebut Gray code untuk n.
Dengan demikian aturan kita untuk menkonstruksikan Gray code untuk
k +1 adalah
dari kubus
k -list dari
pada kubus
berdimensi- k +1 .
(3) Menematkan urutan dibentuk (2) setelah urutan dibentuk pada (1)
(4) Setiap urutan sepasang titik pada kubus berdimensi- k +1 dengan
kubus berdimensi- k +1
list berdimensi- k +1
Teori Graf| 20
dan
Catatan bahwa elemen pertama pada setiap list sama dengan elemen
terakhi pada list. Menambahkan 1 di depan setiap titik pada list pertama dan 0
di depan setiap titik pada list kedua dan menempatkan list kedua pada akhir
list pertama, kika memilik
111
11111
10111
00111
110
11110
10110
00110
100
11100
10100
00100
101
11101
10101
00101
001
11001
10001
00001
000
11000
10000
00000
010
11010
10010
00010
Teori Graf| 21
serupa itu tetangga dari dua titik dalam baris yang sama atau kolom yang
m 2i
k +1
dan
apakah
l . Elemen
( i, j ) t h
pada gray
label kolom. Demikianlah jika kita menginginkan kontruksi grtid 3x7, itu
didapat dari
Dimana elemen ( i, j ) th pada grid merupakan elemen ( i, j ) th pada table. Kita
memiliki contoh yang di sertai dengan teorema
TEOREMA 6.70 Setiap grid
i
j
berdimensi- i+ j , dimana m 2 dan n 2 .
n 1
dimana disjoint dari kumpulan titik terdiri dari kumpulan setiap titik yang di
wakili oleh string yang berisi
Teori Graf| 22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari rumusan masalah dan pembahasan di atas penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Adjacency Marices
jika
dan
Teori Graf| 23
2. Incidence Matrices
terkait dengan
dan
jika entri
3. Definisi 6.68 jarak diantara dua titik dalam sebuah graph adalah
panjang dari lintasan terpendek diantara dua titik.
Definisi 6.69 diameter dari sebuah graph adalah jarak terlebar diantara
sebarang dua titik dalam graph.
THEOREMA 6.70 Setiap grid m x n
i
j
kubus yang berdimensi- i+ j , dimana m 2 dan n 2 .
n 1
merupaka graps
3.2 Saran
Dengan memahami konsep incidence matrices, matriks ketetanggaan dan
hypercube.. Diharapkan pembaca dan penulis dapat menerapkan teori ini dalam
proses belajar dan pembelajaran. Serta dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, kritik dan saran pembaca sangat diharapkan untuk
penyusunan makalah berikutnya.
Daftar Pustaka
Anderson, James A. Discrete Mathematics with Combinatorics.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20395-1207100040-Chapter1.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7280/1/a-15.pdf
Teori Graf| 24
Teori Graf| 25