Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki pokok
bahasan yang banyak penerapannya pada masa kini. Pemakaian teori graf telah
banyak dirasakan dalam berbagai ilmu. Salah satu topik menarik dalam teori graf
adalah melihat hubungan antara graf dengan suatu matriks. Pada dasarnya
hubungan antara graf dengan suatu matriks adalah terletak pada informasi yang
dapat diberikan, dengan kata lain kita akan merepresentasikan graf dalam suatu
matriks sehingga kita dapat melihat hal-hal yang mungkin dapat dengan mudah
kita ketahui.
Dari teori matriks tersebut dapat dibentuk suatu incidence matrices dan
matriks ketetanggaan dari graf. Matriks ketetanggaan merupakan matriks yang
merepresentasikan ketetanggaan dari simpulsimpul yang terdapat pada graf,
yaitu apabila simpulsimpulnya bertetangga maka nilai dari entri pada matriks
adalah 1, jika tidak bertetangga maka nilainya adalah 0. Incidence matrices tidak
memiliki banyak nilai untuk grafik berarah karena incidence matrices tidak
memberikan petunjuk ke arah mana sisi diarahkan. Jadi sebuah incidence matrices
tidak memungkinkan kita untuk menciptakan kembali sebuah grafik berarah.
Selain itu, ada topik lain juga yang tak kalah menarik yaitu pembahasan
mengenai hypercube dan gray code. Pada umumnya system ini digunakan dalam
prosesor, seperti prosesor pada k, untuk melalui komputer. Secara umum grid
m

n , untuk melalui

m+ n2

prosesor. Sebuah konfigurasi yang jauh

lebih baik adalah hypercube. Sebuah n-hypercube dapat digunakan untuk


menghubungkan hingga 2n komputer.
Graph dari sebuah n-hypercube adalah konstruksi rekursif sebagai berikut:
Untuk n = 1, itu mewakili satu titik oleh 1 dan yang lainnya oleh 0 sehingga kita
memiliki graph. Untuk mengkontruksi tabel kebenaran , kita menemukan daftar
semua kremungkinan kombinasi dari pernyataan-pernyataan. Untuk hal tersebut
kita bisa menggunakan notasi aljabar Boolean di mana jika kita menggunakan

Teori Graf| 1

notasi ini kita menggatika T dengan 1 dan F dengan 0, sehingga menghsilkan titik
dari hypercubes dari orde 1,2,3,dan 4, selain menggunakan aljabar Boolean kita
jubga bisa menggunakan peta Karnaugh, atau menggunakan kontruksi grid

x n .
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis sampaikan berdasarkan latar
belakang di atas adalah :
1. Apakah yang dimaksud incidence matrices?
2. Apakah yang dimaksud matriks ketetanggaan?
3. Bagaimanakah pengaplikasian dari hypercubes dan gray code?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,

maka adapun tujuan yang ingin

dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Memahami apa yang dimaksud dengan incidence matrices.
2. Memahami apa yang dimaksud dengan matriks ketetanggaan.
3. Mengetahui pengaplikasian dari hypercubes dan gray codes.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah ini, penulis dan pembaca akan mengetahui
konsep incidence matrices dan matriks ketetanggaan dan aplikasi
hypercubes dan gray codes. Dengan memahami konsep incidence matrices
dan matriks ketetanggaan dan aplikasi hypercubes dan gray code ini,
semoga pembaca dan penulis dapat menerapkan teori ini dalam proses
belajar dan pembelajaran.

Teori Graf| 2

BAB II
PEMBAHASAN
6.6 Incidence dan Adjacency matrices
Dalam bagian ini kita akan mendefinisikan dua matriks yang berhubungan
dengan graf, yaitu

incidence matrices dan matriks ketetanggaan. Dalam setiap

kasus, kita akan menemukan salah satu matriks dan kita akan dapat memperoleh
graf. Bahkan kita akan menemukan matriks ketetanggaan dari graf yang matriks
representasinya hanya dari hubungan yang diwakili oleh graf. Dengan matriks
representasi untuk graf, semua matriks ini akan memiliki entri dari 1 atau 0,
sehingga matriks mudah disimpan dalam komputer.
Definisi 6.57
Misalkan G adalah graf, B adalah matriks yang pelabelan baris-barisnya oleh titik
dalam graf dan pelabelan kolom oleh sisi dalam graf. Entri dalam baris ke i dan
ke j dari kolom B (dinotasikan dengan Bij) adalah sama dengan 1 jika titik ke i
adalah incidence sisi ke j dan 0 sebaliknya. Matriks B disebut incidence matrices
graf G.
Contoh 6.58
Misalkan G adalah graf pada Gambar 6.64, maka incidence matrices ditunjukkan
pada Gambar 6.65.

FIGURE 6.64

Teori Graf| 3

FIGURE 6.65
Hal ini mudah dilihat bahwa derajat titik
dalam baris

adalah jumlah entri

yang berlabel titik karena masing-masing 1 mewakili

incidence titik dalam sebuah sisi. Juga setiap kolom akan memiliki dua entri 1 di
dalamnya karena setiap sisi adalah incidence kedua titik.
Kita juga dapat mencakup matriks ketetanggaan untuk graf dengan loop.
Sangat mudah untuk mengatakan dari incidence matrices sisi adalah loop jika dan
hanya jika ada satu entri 1 pada pelabelan kolom oleh sisi itu. Perhatikan bahwa
dalam incidence matrices untuk graf dengan loop, jumlah entri dalam baris
berlabel titik puncak yang diberikan tidak mewakili derajat dari titik jika ada loop
pada titik itu.
Contoh 6.59
Misalkan G adalah graf pada Gambar 6.66 dengan incidence matrices pada
Gambar 6.67

FIGURE 6.66

Teori Graf| 4

FIGURE

6.67

Perhatikan bahwa loop di e2 dan e5 menyebabkan pelabelan kolom oleh sisi ini
untuk memiliki satu entri 1 di dalamnya.
Incidence matrices tidak memiliki banyak nilai untuk graf berarah karena
incidence matrices tidak memberikan petunjuk ke arah mana sisi diarahkan. Jadi
sebuah incidence matrices tidak memungkinkan kita untuk menciptakan kembali
sebuah graf berarah. Namun hal ini tidak benar dari matriks ketetanggaan yang
sekarang kita definisikan.
Definisi 6.60
Misalkan G adalah graf (graf berarah), B adalah matriks yang pelabelan barisbarisnya oleh titik dalam graf dan pelabelan kolom oleh titik yang sama dalam
urutan yang sama. Entri dalam baris ke-i dan kolom ke- j (dinotasikan dengan Bij)
adalah sama dengan 1 jika ada sisi (sisi berarah) dari titik puncak ke-i ke titik
puncak ke- j, dan 0 sebaliknya. Matriks B disebut adjacency matrices dari graf G.
Contoh 6.61
Misalkan G adalah graf pada Gambar 6.68. Adjacency matrices ditunjukkan pada
Gambar 6.69.

FIGURE 6.68

FIGURE 6.69

Karena tidak ada loop, entri dalam matriks diagonal yaitu semua 0. Karena
graf menunjukkan hubungan simetris, maka adjacency matrices juga simetris.
Contoh 6.62

Teori Graf| 5

Misalkan G grafik berarah pada Gambar 6.70. Adjacency matrices ditunjukkan


pada Gambar 6.71.

FIGURE 6.70

FIGURE 6.71
Dalam banyak kasus label titik tidak penting. Dalam kasus seperti itu kami
akan memberikan matriks tanpa label. Dengan demikian matriks

adalah adjacency matrices untuk graf berarah dengan empat titik dan delapan sisi.
Kegunaan dari matriks ketetanggaan adalah untuk menemukan lintasan dari
panjang k tetap. Contoh berikut memberi kita petunjuk untuk melakukan hal ini.
Misalkan matriks

Teori Graf| 6

Jadilah matriks ketetanggaan untuk graf berarah G dengan titik v1, v2, v3,dan v4.

Lihat, dari contoh

Perhatikan nilai

sebuah sisi dari titik

lintasan dari titik

adalah 1 karena

ke titik

ke titik

jika dan hanya jika terdapat

dan dari

ke titik

keduanya 1, yang berarti ada

ke titik

. Oleh karena itu ada 2

. Secara umum kita dapat melihat bahwa

sedemikian sehingga

kata lain, ada sisi dari titik ke titik

2 lintasan dari titik

dan

dan dari

. Tapi untuk

ke titik

, atau, dengan

. Oleh karena itu, ada

kita dapat memiliki

Teori Graf| 7

Sehingga

karena tidak ada sisi dari

ke

dan

ke

tertentu. Dengan kata lain ada 2 lintasan dari titik

menyimpulkan bahwa

untuk sebarang

ke titik

jika terdapat 2 lintasan dari titik

jika tidak terdapat 2 lintasan dari titik

ke titik

. Kami

ke titik

dan

. Dalam model yang

serupa kita melihat bahwa jika, kita menggunakan perkalian matriks biasa, maka

adalah jumlah nilai-nilai sehingga

lintasan dari titik ke titik

dan

keduanya 1, sehingga jumlah

sepanjang 2.

Teorema 6.63
Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks
ketetanggaan

A. Terdapat k-lintasan dari v i ke vj dimana

hanya jika untuk

jika dan

Teorema6.64
Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks
ketetanggaan

A. Terdapat mk-lintasan dari vi ke vj dimana

hanya jika untuk

jika dan

Teorema 6.65

Teori Graf| 8

Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks

ketetanggan A. Ambil

. Maka

= 1 jika

dan hanya jika terdapat lintasan dari vi ke vj .


Teorema 6.66
Misalkan G adalah sebuah graf berarah dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks

ketetanggan A. Ambil

, di mana I adalah

matriks identitas perkalian. Maka

untuk setiap i dan j jika dan hanya jika

G adalah (strongly) connected.


Teorema 6.67
Misalkan G adalah sebuah graph dengan titik v1, v2, v3, . . . ,vn dan matriks

ketetanggaan A. Seperti sebelumya, misalkan

Kemudian titik dapat diatur (jika perlu) sehingga

Dimana masing-masing

utamanya dari

memiliki bentuk

adalah matriks persegi yang sepanjang diagonal

dan memiliki semua entri sama dengan 1. Sebagaimana

ditunjukkan, setiap entri dari

yang semua berada di luar dari

semua sama

Teori Graf| 9

dengan 0. Juga A dapat dibagi menjadi blok dengan ukuran yang sama persis
seperti

dan A memiliki bentuk

Dimana masing-masing

memiliki bentuk yang sama seperti

dan merupakan

matriks insiden komponen dari G, dan setiap entri dari A yang semua berada di

luar dari

sama dengan 0.

Bukti :
Jika setiap titik G dalam komponen yang sama ditempatkan bersama-sama,
maka terdapat sebuah lintasan antara dua titik. Blok matriks

hanya terdiri

dari titik pelabelan baris dan kolom yang memiliki semua 1s sebagai entri .
Selanjutnya entri lain dalam baris yang sama atau kolom berlabel oleh salah satu
titik yang harus nol karena tidak ada lintasan dari salah satu titik lainnya ke titik
dalam komponen tersebut. Karena blok

Terjadi di mana titik pelabelan baris

dan kolom adalah komponen yang sama, korespondensi blok

saat A mewakili

graf atas komponen G. Seperti sebelumnya, dan untuk alasan yang sama, semua
entri lain dalam baris atau kolom yang sama sebagai salah satu titik yang harus
nol.
Matriks

dapat dihitung dengan

tapi ini bukan metode yang efisien. Sebuah metode yang jauh lebih baik adalah
algoritma Warshall , juga dikenal sebagai Roy - algoritma Warshall. Untuk
melihat cara kerjanya, perhatikan matriks ketetanggaan pada Gambar 6.72.
Teori Graf| 10

FIGURE 6.72

Matriks A merupakan himpunan setiap 1- lintasan. Selanjutnya kita ingin


mencari 2-lintasan dimana titik puncak v1 merupakan gabungan dengan 1-lintasan
yang kita sudah punya. Kita mulailah dengan kolom pertama. Abaikan 1 di baris
pertama, jika ada 1 dalam baris i ke kolom pertama, maka ada sisi atau 1-lintasan
dari vi ke v1. Karena ada 1 pada baris ketiga maka ada 1- lintasan dari v3 ke v1.
Kita sekarang melihat baris pertama. Mengabaikan 1 di kolom pertama, jika ada 1
di kolom j maka ada sisi atau 1-lintasan dari v1 ke vj. Terdapat 1 di kolom
keempat, ada sisi dari v1 ke v4. Jadi ada 2- lintasan dari v3 melalui v1 ke v4. Kita
dapat menyatakan ini dengan menempatkan 1 di baris ketiga pada kolom keempat,
jadi sekarang kita memperoleh matriks pada Gambar 6.73.

FIGURE 6.73

Karena tidak ada selain 1 di kolom pertama atau baris pertama maka kita
telah menyelesaikan langkah ini. Terdapat

1 di setiap baris lain dari kolom

pertama, katakanlah baris ke- i dan jika terdapat 1 dalam kolom lain dari baris
pertama, katakanlah kolom ke- j, kemudian kita akan menempatkan 1 di baris
ke-i pada kolom ke- j. Dalam contoh kita gunakan

sebagai tambahan, kita

menambahkan baris pertama ke baris ketiga. Secara umum jika ada 1 di baris ke-i
pada kolom pertama, maka kita tambahkan baris pertama ke baris ke-i.
Sekarang kita ingin mencari setiap lintasan dengan panjangnya 3 atau
kurang dari 3

melalui v1 dan v2 (jika ada). Kita mempertimbangkan kolom

kedua. Mengabaikan 1 di baris kedua, kita mencari 1 di setiap baris yang lain
pada kolom 2. Karena ada 1 di baris 4, terdapat 1-lintasan dari v 4 ke v2 atau 2-

Teori Graf| 11

lintasan dari v4 melalui v1 ke v2 , karena itu merupakan jalan kita memperoleh Is.
Mengabaikan 1 di kolom kedua, kita mencari 1 di setiap kolom lain pada baris 2.
Karena ada 1 di kolom 3, terdapat 1 dari v2 ke v3 atau 2-lintasan dari v2 melalui
v3. Di setiap khasus, terdapat lintasan dari v4 ke v3 seperti titik yang lintasannya
melewati v1 dan v2. Kita juga menunjukkan dengan menempatkan 1 di keempat
baris pada kolom ketiga sehingga memperoleh matriks pada Gambar 6.74.

FIGURE 6.74
Kita juga bisa mencapai hal yang sama dengan menambahkan baris kedua
ke baris keempat. Jika terdapat 1 di baris 1 pada kolom 2 dan 1 di kolom j pada
baris 2, kita akan menambahkan baris 2 ke baris i.
Demikian pula kita ingin mencari setiap lintasan panjangnya 4 atau
kurang dari 4 melalui v1 atau v2 atau v3 (jika ada). Mempertimbangkan kolom
ketiga dan baris ketiga. Jika ada 1 di baris i kolom 3 dan 1 di kolom j baris 3,
maka terdapat lintasan dari vi ke v3 yang hanya melalui titik v 1 atau v2 ( jika
ada ). Oleh karena itu terdapat lintasan dari v i ke vj dan 1 sampai ditempatkan
pada posisi (i, j). Ini sama dengan menambahkan setiap baris 3 ke setiap baris
dengan 1 pada kolom 3. Terdapat 1 di kolom ketiga pada

pertama dan keempat

baris, sehingga baris 3 ditambahkan ke masing-masing baris ini. Kita


memperoleh matrix pada Gambar 6.75.

FIGURE 6.75

Akhirnya sekarang kita ingin mencari setiap lintasan dengan panjang 4


atau kurang dari nilai yang melewati v 1 atau v2 atau v3 atau v4 (jika ada). Nilai
baris ke 4 ke setiap baris yang lain dimana terdapat 1 pada kolom ke 4 itu.
Teori Graf| 12

Kita menyajikan 2 algoritma untuk menghitung

Warshall Algorithm 1
1. Lihat kolom 1 pada A. Dimana terdapat 1 di sebuah baris pada kolom itu,
jumlahkan baris 1 sampai baris di mana itu terjadi 1.
2. Lihat kolom 2 dari matriks yang dibangun pada (1). Dimana ada 1 di
deretan kolom itu , jumlahkan baris 2 sampai baris di mana itu terjadi 1.
3. Lihatlah kolom 3 dari matriks yang dibangun pada (2). Dimana ada 1 di
deretan kolom itu, jumlahkan baris 3 sampai baris di mana itu terjadi 1.
4. Lanjutkan proses ini untuk melihat kolom berikutnya dalam matriks yang
dibangun sebelumnya dan di mana ada 1 di deretan kolom itu, tambahkan
baris sesuai dengan kolom yang diperiksa ke baris di mana 1 terjadi.
5. Lanjutkan sampai semua telah diperiksa
Metode kedua menggunakan fakta yang di mulai dengan baris pertama dan kolom
dan jika ada 1 baris i pada kolom pertama dan 1 kolom j pada baris pertama,
maka kita menempatkan 1 di baris ke-i kolom j pada matriks. Dengan kata lain
jika Ai1 = 1 dan A1j = 1, maka himpunan Aij = 1. Jika sudah satu, maka kita
meninggalkannya 1. Hal ini setara dengan "untuk setiap i dan setiap j,

, karena
A1j

adalah 1 jika dan hanya jika Ai1 = 1 dan

= 1 dan 0 sebaliknya." Menggunakan baris kedua dan kolom kita akan

menemukan

nilai-nilai

baru

untuk

Aij

dengan

. Melanjutkan proses ini,

menggunakan

oleh

kita dapat menggunakan

algoritma dengan mengikuti pseudocode.


Warshall Algorithm 2
For

= 1 to

For = 1 to
For

= 1 to
=

Endfor
Endfor
Endfor
Teori Graf| 13

6.7 Hypercubes and gray code


Definisi 6.68 jarak diantara dua titik dalam sebuah graph adalah panjang dari
lintasan terpendek diantara dua titik.
Definisi 6.69 diameter dari sebuah graph adalah jarak terlebar diantara
sebarang dua titik dalam graph.
Pada umumnya prosesor tunggal hanya mampu melaksanakan satu
program pada satu waktu, tetapi dalam banyak kasus kumpulan prosesor dapat
dihubungkan untuk berjalan secara parallel sehingga program yang berbeda
dapat dijalankan di waktu yang sama dan informasi dipertukarkan antar
prosesor. Suatu cara untuk terhubung ke komputer adalah dengan
menggabungkan mereka dalam seri sebuah cincin. Metode ini memiliki
kelemahan dalam menyampaikan informasi dari satu prosesor ke yang lain,
mungkin perlu melewati beberapa prosesor untuk melakukannya. Dalam kasus
terburuk, informasi mungkin harus melewati setengah dari prosesor. Sedikit
perbaikan akan menggunakan kotak atau persegi panjang atau array prosesor
di mana prosesor ditempatkan pada setiap titik pada kotak. Contoh kotak
seperti diberikan pada Gambar 6.90.

Gambar 6.90
Ini merupakan perbaikan, tetapi masih sering diperlukan untuk berjalan
melalui sejumlah prosesor untuk menyampaikan informasi dari satu prosesor
ke prosesor yang lain. Ditunjukkan sebelumnya 4 x 5 grid, mungkin perlu
untuk melewati delapan prosesor termasuk prosesor akhir. Secara umum, untuk
grid m x n, mungkin perlu untuk melalui m + n-2 prosesor .
Sebuah konfigurasi yang jauh lebih baik adalah hypercube. Sebuah nhypercube dapat digunakan untuk menghubungkan hingga 2n komputer. Graph

Teori Graf| 14

dari sebuah n-hypercube adalah konstruksi rekursif sebagai berikut: Untuk n =


1, itu mewakili satu titik oleh 1 dan yang lainnya oleh 0 sehingga kita memiliki
graph pada Gambar 6.91.

1
0
Gambar 6.91
Dengan demikian titik kami terdiri dari semua 1-string dari 0 dan 1.
Untuk n = 2, kami mewakili titik dengan 11,10,01. Dan 00 sehingga kita
memiliki graph pada Gambar 6.92 .
(0,0)

(0,1)

(1,0)

(1,1)

Gambar 6.92
Dengan demikian titik kami terdiri dari semua 2-string dari 0 dan 1.
Untuk n = 3, kami mewakili titik-titik oleh 111,110,101,100,011,010,001,000,
sehingga kita memiliki graph pada Gambar 6.93.

Gambar 6.93

Teori Graf| 15

Dengan demikian,titik kami terdiri dari semua 3-string dari 0 dan 1.


Perhatikan bahwa dua titik adalah adjacent, jika yang satu dapat diubah ke
yang lain dengan mengubah satu simbol dalam the string.
Dalam bab 1, ketika mengkonstruksi tabel kebenaran, kami menemukan
daftar semua kemungkinan kombinasi

dari pernyataan-pernyataan.

Jika kita menggunakan notasi aljabar Boolean dan menggantikan T dengan 1


dan F dengan 0, kita menemukan bahwa kita menghasilkan titik dari
hypercubes dari order 1,2,3, dan 4, yang kita singkat sebagai berikut.
Order 1
1

Order 2
11

Order 3
111

Order 4
1111

10

110

1110

01

101

1101

00

100

1100

011

1011

010

1010

001

1001

000

1000
0111
0110
0101
0100
0011
0010
0001

0000
Kami bahkan telah mendefinisikan apa artinya untuk poin ini menjadi
adjacent untuk n = 2, 3, dan 4. Perhatikan peta Karnaugh:
P
~p

q
11
01

~q
10
00

Kita fokus terhadap kotak mana yang adjacent. Jika kita kembali
menggunakan 1 untuk T dan 0 untuk F dan memberikan nilai p diikuti dengan
nilai q, maka nilai-nilai dalam mewakili di mana setiap kotak adalah benar.
Teori Graf| 16

Oleh karena itu setiap titik adalah adjacent dengan titik lain jika titik tersebut
adjacent sebagai titik pada 2-kubus.
Demikian pula untuk tiga variabel dimana nilai p, q, dan r diberikan dalam
order, kita memiliki
P
~p

q
q
111 11

~q ~q
100 101

0
01

000 001

01

1
0
r
~r ~r
r
dan mengingat bahwa, untuk peta Karnaugh, tabel wrapped around
sehingga kedua ujung dianggap adjacent, lagi dua titik adjacent dalam tabel
hanya jika titik tersebut adjacent sebagai titik pada 3-kubus.
Mengingat peta Karnaugh untuk empat variabel dan memberikan p, q, r,
dan s dalam order, kita sama memiliki
p

Q
111

q
110

~q
100

~q
101

1
111

1
110

1
100

1
101

~s

~p

0
011

0
010

0
000

0
001

~s

~p

0
011

0
010

0
000

0
001

1
R

1
~r

1
~r

1
R

dan sekali lagi mengingat bahwa, untuk peta Karnaugh, tabel wrapped around
sehingga kedua ujung dianggap adjacent dan bagian atas dan bawah adlah
adjacent, kemudian lagi dua titik adjacent di tabel hanya jika mereka
berdekatan sebagai titik pada 4 -kubus.
Dengan menggunakan metode di atas, kita membangun urutan titik untuk
k +1- kubus dari urutan k-kubus sebagai berikut:
1. Tempatkan 1 di depan setiap titik dalam barisan titik di k-kubus. Titik
adjacent

di k-kubus tetap adjacent dengan 1 di depan titik tersebut

dalam k +1- kubus.

Teori Graf| 17

2. Tempatkan 0 di depan setiap titik dalam barisan titik di k-kubus. Titik


adjacent di k-kubus tetap adjacent dengan 0 di depan mereka dalam k +1kubus.
3. Tempatkan bentuk barisan pada (2) setelah bentuk barisan pada (1).
Kita sekarang telah menemukan metode untuk mengkonstruksi
hypercubes dan untuk

n = 1,2,3 dan 4, kita dapat menggunakan Peta

Karnaugh untuk menunjukkan ketika titik adjacent. Untuk n> 4, kita dapat
menggunakan langkah-langkah (1) - (3) di atas yang menghasilkan titik.
Misalkan kita memiliki sebuah disk yang berputar, yang terbagi ke dalam
sektor, dan serangkaian sikat atau sinar laser mengirimkan kembali informasi
digital tentang seberapa jauh disk telah diputar. Jika string biner merekam
penomoran sector adjacent secara substansial berbeda, dalam arti bahwa ada
banyak perubahan dari digit individual untuk pergi dari satu sektor ke
berikutnya, pembacaan diambil hanya seperti sektor ini berubah bisa
menghasilkan nomor sama sekali berbeda dari jumlah salah satu penentuan
sektor ini hanya memiliki satu perubahan digit antar sektor adjacent.
Secara umum, bagaimanapun, titik dalam daftar di atas tidak adjacent
satu sama lain. Namun kita dapat mengubah ini dengan membuat sedikit
perubahan dalam bagian (2) di atas. Untuk membentuk titik dari k +1- kubus,
bukan menempatkan 0 di depan daftar untuk k-kubus, kita membalikkan daftar
untuk titik dari k-kubus sebelum menempatkan 0 di depan masing-masing
simpul. Sebagai contoh, dalam membentuk titik dari 2-kubus, kita
menempatkan 1 di depan kolom untuk 1-cube :
1
0
dan kemudian membalikkan kolom untuk mendapatkan
0
1
Dan penempatan sembarang 0 didepan jadi hasil akhirnya

Teori Graf| 18

Untuk mendapatkan titik untuk kubus berdimensi-3, kita menempatkan


1 di depan list di atas untuk kubus berdimensi-2 kemudian menempatkan 0 di
depan list terbalik untuk kubus berdimensi-2. Hasil akhir

dari kubus

berdimensi-3

Ini mudah untuk membuktikannya cara ini akan selalu memberikan kita
urutan titik untuk kubus berdimensik

yang mana kita akan sebut dengan

-list , yang (1) setiap titik pada urutan adalah tetangga (adjacent) untuk

titik berikutnya dan yang ke (2 ) titik pertama pada urutan adalah tetangga
untuk titik terakhir pada urutan tersebut. Menggunakan induksi kita mulai
dengan mengamati urutan titik pada kubus berdimensi-1 memang memiliki
sequential properties . kita anggap
k

- list untuk kubus yang berdimensi-

memiliki properties. Ketika kita meletakan 1 di depan setiap titik pada


- list untuk titik pada kubus berdimensi-

, setiap titik pada urutan ini

tentu merupakan tetangga dengan urutan berikutnya. Juga

ketika kita

membalikkan setiap titik tetap tetangga dengan titik berikutnya dan ketika 0
Teori Graf| 19

adalah diletakkan di depan setiap elemen pada list ini kebalikan

titik,

kemudian setiap titik pada list tetap bertetangga dengan titik berikutnya.
Elemen pertama pada kebalikan untuk kubus berdimensielemen terakhir pada

sama dengan

k -list asli dengan 1 di depannya. Perbedaannya hanya

pada digit pertama dan dari sini bertetangga. Serupa elemen terakhir. Sama
dengan elemen pertama pada k -list dan 1 diletakkan di depan urutan elemen
pertama struktur dari kubus berdimensi- n di sebut Gray code untuk n.
Dengan demikian aturan kita untuk menkonstruksikan Gray code untuk
k +1 adalah

(1) Menempatkan 1 di depan setiap titik dalam list-

dari kubus

berdimensi- k . Tititk merupakan adjacent pada kubus berdimensi- k


adalah tetap adjacent dengan 1 di depannya pada kubus berdimensik +1 .
(2) Menempatkan 0 di depan setiap titik terbalik dalam
kubus berdimensi- k . Titik yang merupaka adjacent
berdimensi- k

k -list dari

pada kubus

adalah tetap adjacent dengan 0 di depannya pada kubus

berdimensi- k +1 .
(3) Menematkan urutan dibentuk (2) setelah urutan dibentuk pada (1)
(4) Setiap urutan sepasang titik pada kubus berdimensi- k +1 dengan
kubus berdimensi- k +1
list berdimensi- k +1

merupakan adjacent. Juga titik pertama pada


adjacent untuk titik terakhir pada list.

Misalkan , 3-list dan kebalikan 3-list masing-masing adalah,

Teori Graf| 20

dan
Catatan bahwa elemen pertama pada setiap list sama dengan elemen
terakhi pada list. Menambahkan 1 di depan setiap titik pada list pertama dan 0
di depan setiap titik pada list kedua dan menempatkan list kedua pada akhir
list pertama, kika memilik

Dan kita memiliki konstruksi untuk 4- gray code


11
10
00

111
11111
10111
00111

110
11110
10110
00110

100
11100
10100
00100

101
11101
10101
00101

001
11001
10001
00001

000
11000
10000
00000

010
11010
10010
00010

Teori Graf| 21

Awal, kita menyebutkan sambungan komputer dalam grid atau mesh.


Dengan grid kita menunjukan graph dengan

susunan titik yang

serupa itu tetangga dari dua titik dalam baris yang sama atau kolom yang
m 2i

merupakan tetangga dari titik dalam graph. Mungkin untuk


n 2 j

untuk konsep subgraph dari kubus berdimensi-

k +1

dan

apakah

m x n merupakan grid? Kita menemukan ini kontruksi peta Karnaug. Ini


dengan mudah melengkapi label baris dengan elemen pertama
code untuk
untuk
j

dan label kolom dengan elmen pertama

l . Elemen

( i, j ) t h

pada grid adalah

pada gray

pada gray code

label baris dan di ikuti

label kolom. Demikianlah jika kita menginginkan kontruksi grtid 3x7, itu

didapat dari
Dimana elemen ( i, j ) th pada grid merupakan elemen ( i, j ) th pada table. Kita
memiliki contoh yang di sertai dengan teorema
TEOREMA 6.70 Setiap grid

adalah subgraph dari kubus yang

i
j
berdimensi- i+ j , dimana m 2 dan n 2 .

TEOREMA 6.71 Setiap hypercube untuk

n 1

merupaka graps bipartisi

dimana disjoint dari kumpulan titik terdiri dari kumpulan setiap titik yang di
wakili oleh string yang berisi

satu bilangan genap dan kumpulan setiap titik

yang di wakili oleh string berisi satu bilangan ganjil.

Teori Graf| 22

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari rumusan masalah dan pembahasan di atas penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Adjacency Marices

dari suatu graf berlabel dengan p titik

simpul, adalah matriks berukuran pxp, dengan

jika

dan

untuk hal yang lain.

Teori Graf| 23

2. Incidence Matrices

dari suatu graf berlabel dengan titik simpul

dan q sisi, adalah matriks berukuran qxq, dengan

terkait dengan

dan

jika entri

untuk hal yang lain.

3. Definisi 6.68 jarak diantara dua titik dalam sebuah graph adalah
panjang dari lintasan terpendek diantara dua titik.
Definisi 6.69 diameter dari sebuah graph adalah jarak terlebar diantara
sebarang dua titik dalam graph.
THEOREMA 6.70 Setiap grid m x n

adalah subgraph dari

i
j
kubus yang berdimensi- i+ j , dimana m 2 dan n 2 .

TEOREMA 6.71 Setiap hypercube untuk

n 1

merupaka graps

bipartisi dimana disjoint dari kumpulan titik terdiri dari kumpulan


setiap titik yang di wakili oleh string yang berisi satu bilangan genap
dan kumpulan setiap titik yang di wakili oleh string berisi satu bilangan
ganjil.

3.2 Saran
Dengan memahami konsep incidence matrices, matriks ketetanggaan dan
hypercube.. Diharapkan pembaca dan penulis dapat menerapkan teori ini dalam
proses belajar dan pembelajaran. Serta dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, kritik dan saran pembaca sangat diharapkan untuk
penyusunan makalah berikutnya.
Daftar Pustaka
Anderson, James A. Discrete Mathematics with Combinatorics.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-20395-1207100040-Chapter1.pdf
http://eprints.uny.ac.id/7280/1/a-15.pdf

Teori Graf| 24

Teori Graf| 25

Anda mungkin juga menyukai