Askep Varicella Kelompok 1 Fix Banget
Askep Varicella Kelompok 1 Fix Banget
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perberdaan ras maupun
jenis. Varicella terutama mengernai anak anak yang berusia 20 tahun terutama
pada usia 3-6 tahun dan hanya sekitar 2 % terjadi pada orang deewasa. Di
Amerika, vericella sering terjadi pada anak- anak di bawah usia 10 tahun dan 5
% kasus terjadi pada anak-anak di bawah 6 tahun sebanyak 81,4 %.
Insiden terjadinya herpes zoster meningkat sesuai dengan pertambahan
umur dan biasanyua jarang mengernai anak anak. Di Amerika, herpes zoster
jarang terjadi pada anam-anak, Dimana lebih dari 66 % mengenai usia lebih
dari 50 tahun, kurang dari 10% mengenai usia dibawah 20 tahun 5% mengenai
usia kurang dari 15 tahun. Walaupun herpes zoster merupakan penyakit yang
sering di jumpai pada orang dewasa, namun herpes zoster dapat juga terjadi
pada bayi yang baru lahir apabila ibunya menderita herpes menderita herpes
zoster pada masa kehamilan. Dari hasil penelitian, di temukan sekitar 3%
herrpes zoster pada anak, biasanya di temukan pada anak-anak yang
imonokompromis dan menderita penyakit keganasan.
Pada tahun 1767, Heberden dapat membedakan dengan jelas antara
chickenpox dan smallpox, yang di yakini kata chickenpox berasal dari
bahasa inggris yaitu gican yang maksudnya penyakit gatal ataupun berasal
dari kata prancis yaitu chiche-pois, yang menggambarkan ukuran dari vesikel.
Pada tahun 1888, Von Bokay menemukan hubungan antara vericella dan herpes
zoster, ia menemukan bahwa varicella di curugai berkembang dari anak-anak
yang terpapar dengan seorang yang menderita herpes zoster akut. Pada tahum
1943, Garland mengetauhui terjadinya herpes zoster akibat reaksi virus yang
laten. Pada tahun 1952, weller dan stoddard melakukan penelitian secara
invitro, mereka menemukan varicella dan herpes zoster disebabkan oleh virus
yang sama.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan
masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa definisa dari varicella ?
2. Apa tanda dan gejala dari penyakit varicella ?
3. Apa etiologi dari penyakit varicella ?
4. Bagaimana patofisiologi dari varicella ?
5. Bagaimana woc dari varicella ?
C.
Tujuan
D.
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Varicella
Varicella berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama
Chickenpox. Varicella adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh
virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Varicella atau
cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah
yang kemudian mengandung cairan.
Varicella merupakan suatu inveksi yang di sebabkan oleh virus varicella
zoster yang menyerang kulit dan mukosa dengan kelainan berbentuk vasikula
yang tersebar. Inveksi ini terutama menyerang anak-anak dan bersif mudah
menular.
Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang
disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta
mukosa, ditandai oleh adanya vesikel-vesikel. (Rampengan, 2008).
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya
terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus
Varicella Zoster.
B. Etiologi Varicella
Varicella disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV), termasuk
kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150-200 nm. Inti virus
disebut Capsid, terdiri dari protein dan DNA dengan rantai ganda, yaitu rantai
pendek (S) dan rantai panjang (L) dan membentuk suatu garis dengan berat
molekul 100 juta yang disusun dari 162 capsomir dan sangat infeksius.
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalan cairan vesikel dan
dalam darah penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan dalam media yang
terdiri dari Fibroblast paru embrio manusia.
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat menyebabkan Varicella dan Herpes Zoster.
Kontak pertama dengan penyakit ini akan menyebabkan Varicella, sedangkan
bila terjadi serangan kembali, yang akan muncul adalah Herpes Zoster,
sehingga Varicella sering disebut sebagai infeksi primer virus ini.
C. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh melalui mukosa traktur respiratorius bagian atas orofaring
yaitu virus berpindah dari satu orang keorang lain melalui precikan ludah yang berasal dari
batuk atau bersing penderita yang di terbangkan melalui udara dan kontak langsung melalui
kulit yang terinfeksi, kemudian virus tersebut mengalami multiplikasi awal setempat dan
virus yang menyebar kepembuluh darah dan saluran linfe ( viramia primer ). Kemudian akan
dimakan oleh sel-sel system retikuloendotial. Di sini terjadi replikasi virus lebih banyaka lagi (
pada periode inkubasi ). Pada masa ini, inveksi di hambat oleh imunitas non spesifik. Pada
kebanyakan individu, replikasi virus lebih menonjol atau lebih dominan di bandingkan
imunitas tubuhnya sehingga dalam waktu dua minggu setelah inveksi, terjadi viremia yang
lebih hebat (viremia sekunder). Hal ini menyebabkan panas dan malaise, serta virus
menyebar keseluruh tubuh lewat aliran tubuh, terutama di kulit dan membran mukosa.
D. Tanda dan Gejala
1. Stadium prodromal
Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnya
ruam kulit disertai demam, malaise,. Pada anak lebih besar-besar
dan dewasa didahului oleh demam selam 2-3 hari sebelumnya,
mengigil, malaise, nyeri, kepala, anoreksia, nyeri punggung, dan
pada beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk.
2. Stadium Eupsi
Ruam kulit muncul dimuka, dan kulit kepala, badan dan
ekstremitas. penyebaran lesi varicella menjadi krusta 8-12 jam
dan akan akan lepas dalam waktu 1-3 minggu tergantung kepada
dalamnya kelainan kulit.
E. WOC
Imunitas tubuh
Riwayat kontak dg px
varicella
Virus varicella zooster
Orofaring
Virus bereplikasi
Virus menyebar melalui
Pembuluh darah
MK : Defisiensi
pengetahuan
Pelepasan
mediator kimia
(prostaglandin)
Pelepasan
mediator kimia
(prostaglandin)
Gangguan di
hypothalamus
Suhu tubuh
MK :
Hipertermi
Reaksi inflamasi
Kerusakan saraf
perifer
Replikasi di sel
epidermal
Kerusakan
saraf perifer
Replikasi di sel
epidermal
MK : Nyeri
akut
Vakuolisasi sel
dan lisis
Terjadi makula
Timbul papula
Vesikula
Pasien malu
dengan
kondisinya
MK :
Gangguan citra
5
tubuh
Pustula mengering
menjadi krusta
Respon
menggaruk
Lesi pada kulit
MK :
Kerusakan
integritas kulit
F. Manifestasi Klinis
Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.
1. Pusing.
2. Demam dan kadang-kadang diiringi batuk.
3. Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip
kulit yang terangkat karena terbakar).
Terakhir menjadi benjolan - benjolan kecil berisi cairan. Sebelum
munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa
tidal enak badan, lesu tidak nafsu makan dan sakit kepala. 1-2 hari
kemudian muncul erupsi kulit yang kas.
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna
kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan
kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung
kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut
menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan
mengering tanpa meninggalkan abses.
G. Pemeriksaan diagnostic
Untuk pemeriksaan varicella dapat dilakukan beberapa test yaitu :
1. Tzanck smear
a. Preparatdiambil dari discping dasar vesikel yang masih baru, kemudian
diwarnai
dengan
pewarnaan
yaitu
hematoxylin-eosin,
Giemsas,
simpleks virus.
3. Polymerase chain reaction ( PCR )
a. Pemeriksaan dengan metode ini sangat sensitif
b. Dengan metode ini dapat digunakan berbagai jenis preparat seperti
scraping dasar vesikel dan apa bila sudah berbentuk krusta dapat juga di
gunakan sebagai preparat, dan CSF
c. Sensitifitasnya berkisar 97-100%
d. Test ini dapat menemukan nucleic acid dari virus varicella zoster
4. Biopsi kulit
Hasil pemeriksaan histopalogis : tampak vesikel intraepidermal dengan
degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada bagian atas dijumpai
adanya lymphpocytic infiltrate
G. Penatalaksanaan
Varicella pada anak imunokompeten, biasanya tidak di perlukan pengobatan
yang spesifik dan pengobatan yang di berikan bersifat simtomatis yaitu :
1. Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah
pecah.
2. Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat di berikan
salep antibiotik Untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
3. Dapat di berikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan
salisilat ( aspirin ) untuk menghindari terjadinya sindroma Reye.
4. Kuku jari tangan harus di potong untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder akibat garukan.
Obat antivirus
1. Pemberin antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu
penyembuhan akan lebih singkat.
7
2. Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48-72 jam
setelah erupsi dikulit muncul.
3. Golongan anti virus yang dapat di berikan yaitu asiklovir dan famasiklovir.
4. Dosis anti virus ( oral ) untuk pengobatan varicella dan herpes zoster :
Neonatus : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam selama 10 hari. Anak ( 212 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg / kg BB/ hari/oral.
H. Pencegahan
Pada anak imunokompeten yang telah menderita varicella tidak diperlukan
tindakan pencegahan, tetapi tindsakan pencegahan di tujukan pada kelompok
yang berisiko tinggi untuk menderita varicella yang fatal seperti neonatus,
pubertas, atau orang dewasa, dengan tujuan mencegah ataupun mengurangi
gejala varicella.
Tindakan pencegahan yang dapat di berikan :
1. Imunisasi pasif
a. Menggunakan PZIG ( Varicella zoster immunoglobulin )
b. Pemberiannya dalam waktu 3 hari ( < 96 jam )setelah terpajan VZV, pada
anak-anak imunokompeten terbukti mencegah varicella sedangkan pada
anak imunokompromais pemberian VZIG dapat meringankan gejala
varicella.
c. VZIG dapat diberikan pada yaitu :
1) Anak-anak yang berusia < 15 tahun yang belum pernah menderita
varicella atau herpes zoster.
2) Usia pubertas > 15 tahun yang belum pernah menderita varicella atau
herpes zoster dan tidak mempunyai antibodi terhadap VZV.
3) Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita varicella dalam kurun
waktu 5 hari sebelum / 48 jam setelah melahirkan.
4) Bayi prematur dan bayi usia < 14 hari yang ibunya belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster.
5) Anak-anak yang menderta leukimia atau lymphoma yang belum perah
menderita varicella
d. Dosis : 125 u/10 kg BB
Dosis minimum : 125 U dan dosis maximal : 625 U.
e. Pemberian secara IM tidak di berikan IV
f. Perlindungan yang di dapat bersifat sementara
2. Imunisasi aktif
penyebab
adalah
11
Rasional
berkelanjutan
pada
pasien
varicella
akan
memberikan
komplikasi pada kondisi penyakit
yang
lebih
parah
(seperti
ensefalitis pascavaricella dan
pneumonia paskavaricella) efek
sekunder dari peningkatan tingkat
metabolisme umum dan dehidrasi
akibat dari hipertermia.
b. Beri kompres dingin di kepala
dan aksila
d. Pertahankan
asupan
minimal 2500 ml sehari.
cairan
12
pada pasien.
a. Menjadi
Rasional
data
dasar
untuk
b. Mengetahui
integritas
kulit
d. Mencegah aktivitasi kuman yang
kulit.
pemberian antibiotik
bisa masuk
Rasional
Lakukan
manajemen
nyeri
keperawatan
Atur posisi fisiologis.
Istirahat klien
Rasional
Menghidupkan kembali
perasaan kemandirian dan
membantuperkembanan harga
diri,serta mempengaruhi proses
rehabilitasi.
Dapat mengindikasikan
terjadinya depresi yang
umumnya terjadi dimana
keadaan ini memerlukan
intervensi dan evaluasi lebih
lanjut.
Rasional
Observasi TTV
Rasional
pasien
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Varicella berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama
Chickenpox. Varicella adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh
virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Varicella atau
cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah
yang kemudian mengandung cairan.
Varicella sering dijumpai pada anak anak sedangkan herpes zoster lebih
sering di jumpai pada usia yang lebih tua. Penanganan yang tepat dari kedua
penyakit diatas dapat mencegah timbulnya komplikasi yang berat pada anak
anak. Pemberian imunisasi pasif maupun aktif pada anak-anak,dapat mencegah
dan mengurangi gejala penyakit yang timbul.
B. SARAN
Kita sebagai perawat sebaiknya memahami dan dapat mengaplikasikan segala
sesuatu yang terdapat dimakalah ini agar terciptanya perawat yang professional
dalam menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : Medi Action.
Wilkiams, Lippincott. 2012. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi
Keperawatan. Jakarta : EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3425/1/08E00895.pdf
http://www.immunize.org/vis/in_var.pdf
17
https://www.scribd.com/doc/182536412/VARICELLA-patofisiologi
18