Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limfoma
Limfoma malignant merupakan terminologi yang digunakan untuk tumortumor pada sistem limfoid, khususnya untuk limfosit dan sel-sel prekursor, baik sel-B,
sel-T atau sel Null.3,4 Biasanya melibatkan kelenjar limfe tapi dapat juga mengenai
jaringan limfoid ekstranodal seperti tonsil, traktus gastrointestinal dan limpa.3 Limfoma
malignant secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu: (1). Limfoma Hodgkin;
dan (2). Limfoma non-Hodgkin.3,4 Terdapat beberapa klasifikasi yang digunakan pada
limfoma malignant. Untuk limfoma Hodgkin digunakan klasifikasi WHO, sedangkan
untuk limfoma non-Hodgkin terdapat beberapa klasifikasi yaitu Rappaport, Lukes and
Colins, Kiel, International Formulation dan WHO.,3,4,5,6,7 Etiologi limfoma non-Hodgkin
berupa onkogen, infeksi virus Ebstein Barr, Human T-leukemia Virus-I (HTLV-I),
penyakit autoimun dan defesiensi imun.3 Pengobatan dengan menggunakan kombinasi
kemoterapi (multiagent) dapat mempengaruhi prognosis dari penyakit.3 Prognosis
limfoma tergantung pada tipe histologi dan staging.3
Klasifikasi
Klasifikasi WHO membagi limfoma non-Hodgkin atas tipe sel-B dan sel-T. Di
Amerika Serikat yang terbanyak adalah Limfoma sel-B, sekitar 10% limfoma sel-T dan
sedikit tipe sel-Null.8
5
Universitas Sumatera Utara
6
Universitas Sumatera Utara
7
Universitas Sumatera Utara
NK-cell leukaemia
Ekstranodal NK/T-cell lymphoma, nasal type (angiocentric lymphoma)
Mycosis fungoides
Sezary syndrome
Angioimunoblastic T cell lymphoma
Peripheral T cell lymphoma
Adult T cell leukaemia
Systemic anaplastic large cell lymphoma
Primery cutaneous anaplastic large cell lymphoma
Subcutaneos panniculitis-like T cell lymphoma
Enteropathy-type intestinal T cell lymphomaHepatosplenic T-cell lymphoma
HODGKIN LYMPHOMA
Nodular lymphocyte predominant Hodgkin Lymphoma
Classical Hodgkin Lymphoma
Nodular sclerosis classical Hodkin Lymphoma
Mixed cellularity classical Hodkin Lymphoma
Lymphocyte-rich classical Hodkin Lymphoma
Lymphocyte-depleted classical Hodkin Lymphoma
Tabel 2.3. Pembagian limfoma tahun 2008 berdasarkan WHO hasil modifikasi
WHO 2001..10
WHO 2008: the mature B-cell neoplasms.
*These represent provisional entities or provisional subtypes of other neoplasms.
Diseases shown in italics are newly included in the 2008 WHO classification.
Chronic lymphocytic leukemia/small lymphocytic lymphoma
B-cell prolymphocytic leukemia
Splenic marginal zone lymphoma
Hairy cell leukemia
Splenic lymphoma/leukemia, unclassifiable
Splenic diffuse red pulp small B-cell lymphoma*
8
Universitas Sumatera Utara
9
Universitas Sumatera Utara
Plasmablastic lymphoma
Primary effusion lymphoma
Large B-cell lymphoma arising in HHV8-associated multicentric Castleman
disease
Burkitt lymphoma
B-cell lymphoma, unclassifiable, with features intermediate between diffuse large
B-cell lymphoma and Burkitt lymphoma
B-cell lymphoma, unclassifiable, with features intermediate between diffuse large
B-cell lymphoma and classical Hodgkin lymphoma
Hodgkin Lymphoma
Nodular lymphocyte-predominant Hodgkin lymphoma
Classical Hodgkin lymphoma
Nodular sclerosis classical Hodgkin lymphoma
Lymphocyte-rich classical Hodgkin lymphoma
Mixed cellularity classical Hodgkin lymphoma
10
Universitas Sumatera Utara
Dalam klasifiksai WHO tahun 2008, usia pasien diperhatikan sebagai ciri pada
sebagian entitas penyakit yang baru dimasukkan. Misalnya, dalam kategori FL dan
nodal MZLs ada varian khas yang hampir secara eksklusif di kelompok usia anak, dan
berbeda dari dewasa secara klinis dan biologis. Varian pediatrik FL biasanya lokal dan
kelas histologis tinggi. Limfoma ini kekurangan BCL2/IGH translokasi dan tidak
mengekspresikan BCL-2 protein. Mereka mungkin melibatkan nodal atau situs
ekstranodal (testis, saluran pencernaan, cincin Waldeyers). Pediatric FL memiliki
prognosis yang baik, dengan pengelolaan yang optimal lebih baik hasilnya. Kesulitan
diagnosis adalah kasus yang jarang terjadi hiperplasia folikel reaktif pada anak-anak
yang telah dilaporkan mengandung populasi klonal sel CD10+ germinal center sel-B
namun tidak maju ke limfoma. Nodal MZL pada anak-anak, tampaknya memiliki risiko
rendah untuk progres. Kebanyakan pasien datang dengan stadium I penyakit dan
memiliki risiko rendah kambuh setelah terapi konservatif.10
Sebaliknya, beberapa penyakit tampaknya paling sering terjadi pada usia lanjut,
seperti EBV+ DLBCL dari orang tua, yang mungkin timbul karena penurunan
surveillance immunologi. Limfoma ini secara klinis agresif dan lebih sering terjadi di
ekstranodal daripada situs nodal. Sel-sel neoplastik dapat menyerupai sel Hodgkin/
Reed-Sternberg dan menunjukkan pleomorfisme ditandai, dengan lebih luas dalam
morfologi daripada biasanya terlihat di CHL. Nekrosis dan latar belakang inflamasi yang
umum. EBV+ DLBCL orang tua harus dibedakan dari hiperplasia reaktif yang
berhubungan dengan EBV, yang juga ditemui pada orang tua, yang biasanya memiliki
hasil
yang
jinak
yang
mengalami
regresi
spontan
sebagian
besarnya.
Dalam 20 tahun terakhir telah terjadi perhatian yang lebih besar tentang tumpang tindih
morfologi dan immunophenotypic antara CHL dan beberapa B-sel-besar limfoma,
biasanya mediastinum B-sel-type sel-Besar limfoma (PMBL) primer dan mediastinum
sclerosis limfoma Hodgkin klasik nodular (NSCHL) .Klasifikasi WHO tahun 2008
mengakui kategori sementara dari neoplasma sel-B dengan bentuk penengah antara
DLBCL dan klasik Hodgkin lymphoma. Klasifikasi Tahun 2008 WHO adalah kelanjutan
dari kolaborasi internasional yang sukses antara patolog, ahli biologi dan dokter tertarik
pada keganasan hematologi. Klasifikasi 2001 dengan cepat diadopsi untuk uji klinis dan
berhasil menjadi sebagai bahasa yang umum bagi para ilmuwan membandingkan data
11
Universitas Sumatera Utara
genetik dan fungsional. Modifikasi yang dilakukan dalam klasifikasi 2008 adalah hasil
dari kemitraan yang sukses, tetapi hanya satu batu loncatan untuk perkembangan masa
depan. Jelaslah bahwa banyak area akan tetap menjadi subjek penyelidikan intensif,
termasuk kelompok heterogen DLBCL, NOS dan PTCL, NOS. Dimasukkannya kategori
borderline adalah langkah antara untuk modifikasi lebih lanjut.10
Limfoma Sel-B
Diferensiasi sel-B dari sel stem ke sel plasma normal terjadi fetal lever,
sumsum tulang dan limfenode. Ini ditandai dengan sel-B membentuk immunoglobulin,
yang bekerja pada permukaan reseptor antigen. Pemahaman tentang fase-fase
pematangan sel-B sangat membantu dalam mengenal berbagai tipe dari limfoma sel-B
dan leukemia.1
B-cell development
CLL
stem
cell
mature
naive
B-cell
germinal
center
B-cell
lymphoid
progenitor
MM
progenitor-B
ALL
memory
B-cell
DLBCL,
FL, HL
pre-B
immature
B-cell
plasma cell
Gambar 2.2. Skema perkembangan sel di dalam sumsum tulang dan jaringan
limfoid.2
Lebih dari 90% limfoma non-Hodgkin adalah Mature B-cell neoplasma. Di
Amerika utara dan Eropa limfoma sel-B merupakan Limfoma Follicular. Sedangkan di
Asia 80-90% adalah bentuk limfoma difus dan limfoma sel-T lebih sering dijumpai.
Limfoma ini dibedakan berdasarkan tipe sel gambaran pertumbuhannya. Tipe sel
berukuran kecil, intermediate dan sel-besar, dan bentuk inti (cleaved and non cleaved).
12
Universitas Sumatera Utara
Ukuran sel dibandingkan dengan adanya sel histiosit atau sel endothelial dan
menunjukkan sel kecil atau besar. Ukuran inti menunjukkan apakah centroblast (non
cleaved) atau centrocyte (cleaved) pada fase siklus sel. Bentuk pertumbuhan bisa
noduler atau difus. Limfoma sel-B paling banyak berasal dari germinal center dari
folikel lymph node. Populasi normal dari germinal center terdapat sel kecil dan selBesar, juga sel cleaved dan non-cleaved. Sehingga pada limfoma sel precursor variasi
sel limfoma ada yang high grade dan ada yang low grade. Pada folikel sel normal
adalah polyclonal, sedangkan pada sel limfoma monoclonal dengan bentuk morfologi
seragam dan mengekspresi sel imonoglobulin yang sama yaitu light chain. Limfoma
yang berasal dari sel-B dapat diidentifikasi dengan monoclonal antibody yang spesifik
untuk sel-B seperti CD19, CD20, CD22 dan CD79a. Sel-B limfoma juga mempunyai
komponen immmunophenotype tersendiri sehingga membutuhkan multiparameter
analisis. Small B-cell lymphoma terdiri dari B-CLL/SLL (B-cell chronic lymphocytic
leukemia/small lymphocytic lymphoma), LPL (Lymphoplasmacytic lymphoma), MCL
(Mantle cell lymphoma), FL (Follicular lymphoma), MZL (nodal marginal zone B-cell
lymphoma) diidentifikasi dengan monoclonal antibody CD5, CD10, CD23, CD43, slg,
cytolg, bcl-1 dan bcl-6. Tetapi tidak satu antigen spesifik untuk stu jenis limfoma
sehingga sangat dibutuhkan panel antibodi. Tipe dari sel-B limfoma penting untuk
prognosis dan pengobatan.1
Selain dari limfoma yang homogeny, ditemukan juga pada limfoma sel-B
dengan adanya sel-T yang reaktif. Karena pada folikel limfoid normal dijumpai helper T
cell dan sel dentritik. T-cell yang dominan CD4+ helper cell yang mensekresi sitokin
yang mengaktifasi sel-B. Sehingga pada limfoma sel-B dapat dijumpai sel-T dalam
jumlah yang besar yang disebut T-cell rich B cell Lymphoma. Ini juga akan
menyebabkan misinterpretasi dari immunophenotype.1
Pada klasifikasi WHO dibedakan 2 kategori besar dari limfoma sel-B dan sel-T
yaitu precursor dan mature. Precursor B dan T cell lymphoma, termasuk limfoblastik
limfoma dan leukemia berasal dari sel progenitor yang belum diaktifasi oleh antigen dan
masih dalam stadium yang belum berdiferensiasi, limfoma lainnya termasuk mature B
cell lymphoma. Berbagai tipe yang mature dinamai tergantung asal lokasi selnya (mantle
cell lymphoma), fungsi sistem imun (MALT lymphoma), lokasinya (mediastinal large B
13
Universitas Sumatera Utara
cell Lymphoma), dari nama klinik (Burkitt Lymphoma, Mycosis fungoides). Limfoma
berasal dari sel germinal center adalah Follicular center cell lymphoma bisa
berkembang menjadi nodular dan difus. Jenis follicular lymphoma dan follicular center
cell lymphoma berbeda tapi sering dikelirukan. Follicular lymphoma adalah limfoma
sel-B terdiri dari cleaved dan non-cleaved sel-B dengan pertumbuhan nodular.
Sedangkan follicular center cell lymphoma berasal dari folikel baik sel-B cleaved
maupun non-cleaved dengan gambaran noduler maupun difus. Pada klasifikasi WHO
terminologi follicular lymphoma merupakan suatu diagnosis bukan hanya karena bentuk
(nodular) tapi tipe selnya. Seperti bagian suatu diagnosis follicular lymphoma dengan
bentuk yang spesifik, nodular, dengan atau tanpa bagian difus.1
Limfoma sel-B sangat bervariasi terdiri dari sel kecil dan sel besar, sehingga
bersifat low-grade sampai high-grade. Terminologi grade berdasarkan pada bentuk dan
ukuran sel, inti sel, densitas kromatin, jumlah mitosis (index proliferasi), yang dapat
menggambarkan agresifitas tumor, dan sifat biologis klinis. Walau bagaimanapun
agresifitas tumor dan grade tumor tidak selalu sama. Beberapa limfoma mempunyai
sifat agresifitas tinggi seperti limfoma sel mantle dapat muncul secara histologi sebagai
low-grade. Limfoma yang mengandung sel kecil, tidak teraktifasi dengan gambaran
bentuk dan ukuran limfosit yang matur paling banyak dijumpai di daerah Barat dan
paling banyak pada orang yang lebih tua. Sebagian limfoma sel-B dikenali dengan
gambaran histologi follicular pada follicular lymphoma merupakan limfoma sel-B,
merupakan
limfoma
dengan
patogenitas
tertentu
misalnya
sering
dengan
imunodefisiensi. Keterlibatan bone marrow dan darah perifer yang muncul dengan
klinis limfoma/leukemia berhubungan dengan proporsi yang bervariasi tergantung tipe
sel dan stadium penyakitnya. 1
Precursor B cell lymphoblastic leukemia/lymphoma
Limfoma jenis ini terjadi akibat berhentinya fase sel limfoblas dari diferensiasi
antigen independent sel-B yang terjadi di sumsum tulang, muncul sebagai acute
leukemia dengan tanpa atau keterlibatan kelenjar getah bening. Awalnya dapat muncul
pada kelenjar getah bening (KGB) ataupun kulit yang selanjutnya sangat progresif ke
sumsum tulang. Diobati sebagai leukemia akut dengan angka kesembuhan 80% pada
14
Universitas Sumatera Utara
anak dan dijumpai 20-30% pada dewasa dengan kelainan sitogenetik Philadelphia
chromosome t (9;22). 2
Small lymphocytic/CLL berasal dari sel-B yang berasal dari sumsum tulang,
sedangkan pro-lymphocytic leukemia secara klinis lebih agresif. Lymphoplasmacytic
lymphoma merupakan neoplasma yang terjadi pada primary immune response. Mantle
cell lymphoma berasal dari daerah mantle region disekitar follicle, sedangkan yang
berasal dari follicle dijumpai follicular lymphoma grades 1-3. Extranodal marginal zone
lymphoma timbul dari sel-sel di perifer follicle pada extranodal sites dari lymphoid
tissue-Mucosal Associated Lymphoid tissue- seperti yang dijumpai pada saluran cerna.
Jenis lain yang dapat terjadi nodal marginal zone lymphoma, splenic marginal zone
lymphoma yang secara immunologi mempunyai perbedaan, Hairy cell leukemia yang
berasal dari sel pre-plasma, Burkitt Lymphoma sangat agresif, Diffuse large B-cell
15
Universitas Sumatera Utara
lymphoma yang tidak berasal dari sel fase tertentu dengan angka replikasi yang tinggi.
Plasma cell myeloma merupakan proliferasi difus sumsum tulang dari sel plasma.
Plasmacytoma adalah solitary focus dari sel plasma yang monoclonal dengan resiko
progresif menjadi myeloma tergantung tempatnya. 2
Lymphoma Folliculer
Merupakan non-Hodgkin lymphoma yang paling sering dijumpai pada orang
dewasa, sekitar 35% di Amerika Serikat. Pasien memiliki usia lebih dari 50 tahun.9
Gejala berupa dijumpainya nyeri, limfadenopati yang menyeluruh.10 Jaringan lain yang
dapat terlibat termasuk limpa, sumsum tulang, kepala dan leher, traktus gastrointestinal,
soft tissue dan kulit.2
Follicular lymphoma dibagi menjadi low grade 1- predominan centrocyte,
grade 2-campuran antara centrocyte dan centroblast dan grade-3 pre-dominan
centroblast. Angka ketahanan hidup rata-rata 7-9 tahun. Prognosis menjadi lebih buruk
pada pasien dengan kelainan genetic.2
16
Universitas Sumatera Utara
Bcl2 (+)
Gambar 2.4. Follicular Lymphoma.2
17
Universitas Sumatera Utara
Seperti pada Benign diijumpai: small cleaved cell pada germinal center,
kromatin berkelompok, kadang-kadang dijumpai nucleoli seperti pada limfosit kecil. Inti
tidak teratur dengan nuclear folds atau "cleavages". Masih dijumpai struktur follicle tapi
dengan sel yang monoton. Karekteristik immunophenotype: Positive: Monoclonal light
chain, CD19, CD10, Bcl2. Negative: CD5, Cyclin D1/Bcl-l1. Dapat dijumpai translokasi
pada sitogenetik dan polymerase chain reaction. 2
18
Universitas Sumatera Utara
dan
paracortex .Infiltrasi Difus pada lymph node, sering nekrosis dengan peningkatan
mitotic rate. Secara sitologi sel oval dengan inti cleaved
Benign equivalent menunjukkan replicating small noncleaved cell pada germinal center,
dengan infiltrasi difus, dengan angka mitosis yang tinggi, tampak fagositosis makrofag
dengan gambaran starry sky pattern. Sitologi inti bulat, lebih kecil dari
reactive
macrophage.
Positive:
Inti
vesicular
dengan
2-5
nukleoli.Immunophenotype:
19
Universitas Sumatera Utara
20
Universitas Sumatera Utara
Benign equivalent adalah limfosit pada inner mantle zone. Secara sitologi sama
dengan cleaved cell, tetapi dengan inti irregular tidak prominent, infiltrasi difus, vaguely
nodular atau "mantle zone" disekitar follicle jinak. Progresi ke Large cell jarang terjadi.
Immunophenotype: Positive: monoclonal light chain, CD19, CD5, Bcl1 (dan Bcl2).
Negative CD10, CD23.2
LIMFOMA SEL-T
Diferensiasi sel-T dominan terjadi di Thymus, sel pre-T bermigrasi dari bone
marrow. Early thymocytes masuk ke cortex dari thymus saat itu terjadi rearrangement
dari sel-T-antigen receptor (TCR). Thymocytes mulanya mengexpresi CD7 , pan T
antigen menetap pada sel-T yang mature dengan subsequent CD2, CD5 dan CD3 yang
tertampil pada sitoplasma dan pada permukaan sel. Setelah terjadi diferensiasi
thymocytes berpindah dari cortex thymus ke medulla pada fase intermediate matur, CD4
dan CD 8 terekspresi , selanjutnya terpisah menjadi CD4+ dan CD8+ sel-T yang matur.
12
Natural killer cell terkait erat dengan sel-T memberikan immunophenotypic dan
fungsional yang sama .1
21
Universitas Sumatera Utara
Rearrangement dari gen rantai TCR juga selalu terjadi pada marker dari kebanyakan
limfoma sel-T. Dua mayor klas dari sel T : sel-T dan sel-T. Masing-masing rantai
terdiri dari Variabel external (V) dan bagian Constant (C).CD3 identik pada masingmasing subset.1
Pada keadaan normal , sel-T matur mengekspresi TCR, dan paling banyak
limfoma sel-T juga mengekspresi TCR, hanya sedikit yang mengekspresi TCR
yang cendrung berkembang di subcutaneous, liver atau spleen. 1
Semua neoplasma sel-T memiliki clona yang terikat dengan gen TCR, mereka terbagi
atas precursor dan matur (peripheral).Precursor sel-T berasal dari bone marrow, thymus
dan lymph nodes dan juga extra nodal. Limfoma Natural killer cell yang berasal dari
germline gen TCR, biasanya mengenai ekstranodal tapi jarang primer terjadi di Lymph
node. 1
Di bagian Barat Limfoma sel-T lebih sedikit dari sel-B, hanya 15-20% pada
acute lymphoblastic Leukemia dan 10-20% pada Non Hogkin Lymphoma. Sel-T
Lymphoma paling sering di Asia dimana sel-B seperti Follicular Carcinoma jarang.
Nasal type NK/T-cell limfoma yang agresif dan leukemia sering, tercatat 8% dari kasus
dan adult T cell leukemia/lymphoma berkaitan dengan virus HTLV-1 yang endemis di
Jepang. 1
Klasifikasi limfoma sel-T terbagi atas Thymic atau precursor dan post thymic,
matur atau perifer tergantung stadium proliferasi dari asal selnya. Neoplasma Thymus
sel-T terdiri dari 15-30% acute lymphoblastic leukemia dan 80-90% lymphoblastic
lymphoma tipe sel-T. 1
Precursor lomfoma sel-T mempunyai imunophenotype terkait dengan berbagai
fase maturasi sel-Thymocyte normal. Limfoma ini menunjukkan immunophenotype sel
yang immature yang ditandai dengan proliferasi difus , inti Blast cells dengan ukuran
intermediate bentuk oval sebagian convoluted ,dengan 0-1 nukleoli, kromatin yng
halus tersebar merata, dan dijumpai intranuclear terminal deoxynucleotydyl transferase
(TdT) dan ekspresi antigen sel-T yang bervariasi., semua precursor sel-T mempunyai
gambaran tumor yang agresif. 1
22
Universitas Sumatera Utara
Limfoma yang matur (post thymic) merupakan bentuk yang heterogen termasuk
dengan gambaran clinic-pathologyc yang berasal dari adult T-cell leukemia/lymphoma,
mycosis funguides dan bentuk leukemia, Sezary syndrome, Leukemia sel-T dengan sel
yang terkait dengan , anaplastic large cell lymphoma dan lain-lain. Human T cell
leukemia virus 1 adalah etiologi yang
fungoides
(cutaneus
T-cell
Lymphoma)
merupakan
penyakit
limfoproliferatif dari kulit yang melibatkan limfenode secara sekunder harus. dapat
dibedakan dari lesi reaktif yang mirip. 2
Anaplastic large cell Lymphoma secara pathogenesis berhubungan dengan
translokasi t(2;5) (p 23;35) pada ALK gen, suatu oncogen dengan tyrosine kinase
enzymatic activity pada kromosom 2 dan gen nucleophosmin di kromosom 5. Mayoritas
anaplastic large cell lymphoma adalah ALK+ dan berhubungan prognosis yang lebih
baik dengan 5 YSR 80% , sebaliknya pada ALK- hanya 40% dan lebih sering relaps. 2
23
Universitas Sumatera Utara
LIMFOMA HODGKIN
Dijumpai 30% dari semua limfoma insiden tidak berubah berbeda dengan Non
Hodgkin Lymphoma yang cenderung meningkat . Sering dijumpai pada dewasa muda
dan dimulai dari kelenjar getah bening leher dan berpindah ke KGB lainnya. Dahulu
penyakit ini banyak menimbulkan kematian. 1
Diagnosa yang ditegakkan dan terapi yang diberikan akhir-akhir ini
menunjukkan hasil yang baik hampir 90% tingkat kesembuhannya. Oleh karena itu
membedakannya dengan reaksi jinak pada kelenjar
sangat penting. Kemajuan yang penting adalah pemahaman tentang histogenesis dan
karakteristik dari sel Hodgkin/ Reed-Stenberg (H/RS). Melalui PCR sel-Tunggal
diisolasi dari microdisection, diteliti bahwa sel H/RS mempunyai gen immunoglobulin,
rearrangement dengan mutasi somatic menunjukkan clone yang berasal dari germinal
center. Proses diferensiasi sel-B pada sel H/RS mengalami downregulation. Keterangan
yang dapat menjelaskan keadaan ini adalah mutasi immunoglobulin, metilasi dari sel-B
diferensiasi gen dan adanya ekspresi dari repressor sel-B. 1,2
24
Universitas Sumatera Utara
Sel RS/HD
25
Universitas Sumatera Utara
REAL/WHO Classification
Classical HL
Nodular sclerosis
Mixed cellularity
Lymphocyte depletion
Unclassifiable classical HL
Nodular sclerosing HL
Tipe Hodgkin yang paling sering di US. Biasanya di jumpai pada anterior
mediastinum dan leher wanita muda. Ditandai dengan kapsul yang fibrotic dengan sel
Reed Sternberg variant lacunar.
26
Universitas Sumatera Utara
Gambar2.10Lymphccyte predominant 2
dan
histiocytic)
atau
"popcorn
cell"
variant
RS
cell
27
Universitas Sumatera Utara
Membedakan HL dari Immunoblast reactions dan Unusual variants dari NHL dengan
memakai CD15 dan CD30 antigens pada golgi dan sel membran dari R-S cells sangat
membantu
28
Universitas Sumatera Utara
merupakan
transgenik T-sel deplesi,maka penelitian tentang regulasi transkripsi CD20 dalam sel
CD20-ditransduksi sedang dikembangkan.2
CD20 banyak dipakai
dalam pemeriksaanan
Immunohistokimia untuk
menentukan Limfoma sel-B. selain CD19, CD21, CD22, CD23, CD79a, dan DBA.44.
CD20 epitop diperoleh di akhir tahap sel-B
maturation) dan menetap pada sel-sel di sebagian besar diferensiasi mereka, meskipun
hilang pada tahap sel plasma. Dikenal sebagai antibodi L26, CD20 adalah sangat positif
pada : kira-kira setengah dari limfoma lymphoblastic / leukemia, hampir semua
Limfoma B matang sel (plasma sel lesi dikecualikan), RS sel kira-kira seperempat dari
kasus penyakit Hodgkin klasik; dan hampir tidak ada (negative) pada T-sel
limfoma.11,16,17
Mayoritas HL, limfoma baik Hodgkin klasik (CHL) dan lymphoma limfosit
Hodgkin dominan (NLPHL), berasal dari
B-sell. Kadang-kadang
ekspresi
menjadi
29
Universitas Sumatera Utara
30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Diagnosa banding dari populasi limfoid yang monomorf berdasarkan pada
ukuran sel6
31
Universitas Sumatera Utara
32
Universitas Sumatera Utara
1) Centroblastic variant
Dominan terdiri dari centroblast, dengan karakteristik inti bulat dengan anak inti
yang berukuran kecil dan multipel. Dapat juga dijumpai sel-sel cleaved atau
terkadang dijumpai inti yang multilobulated.
2) Imunoblastic variant
Populasi sel dominan terdiri dari sel-sel-Blast yang besar, terkadang sangat
pleomorfik dan terdapat sel-sel multinukleated. Khromatin kasar, jelas dengan
anak inti dibagian tengah namun terkadang dapat juga dijumpai anak inti yang
multipel, mitosis sering dijumpai. Sitoplasma banyak dan berwarna biru dengan
pewarnaan MGG. Terdapat pula perinuclear pale zone.
4) Gambar 2.17. Sitologi Large B cell Lymphoma T-cell rich B cell lymphoma
variant
Imunohistokimia
Memberikan pewarnaan positif pada B cell associated antigen ( CD 19 dan
CD20). Ekspresi CD45 dan CD10 bervariasi.6
Diagnosa Banding
Metastase small cell carcinoma, seminoma dan melanoma. Dan yang sangat
jarang granulocytic sarcoma.6
Follicular Lymphoma
Sitologi
Follicular lymphoma terdiri dari campuran dari limfosit berukuran kecil dan
ireguler dengan sel-sel-Berukuran besar.5,6,8 Lymphocyte memiliki ukuran sedikit besar
dari lymphocyte normal memiliki inti yang iregular dan anak inti yang tidak jelas. SelBerukuran besar (centroblast) memiliki karakteristik sitoplasma yang berbatas tegas dan
basofilik dan inti yang noncleaved dengan khromatin yang halus serta 2-3 anak inti
dibagian tepi. Centroblast harus dibedakan dari centrocyte dengan inti yang bercelah dan
follicular dendritic cell dengan karakteristik sitoplasma yang sedikit, inti yang cleaved
dan anak inti kecil.6
34
Universitas Sumatera Utara
Imunohistokimia
Positif untuk B cell associated antigen ( CD 19 dan CD20) dan bcl-2 protein.
Pewarnaan untuk CD 10 biasanya positif sedangkan untuk CD5 dan CD 43 negatif. Bcl2 diekspresikan pada 80-90% kasus. Ekspresi bcl-2 ini dapat membantu untuk
membedakan folikular lymphoma dengan reaktif hyperplasia, dimana pada reaktif
hyperplasia bcl-2 negatif. Tetapi pada sediaan sitologi bcl-2 ini tidak menolong
disebabkan karena telah hilangnya arsitektur
Diagnosa Banding
Untuk grade I didiagnosa banding dengan reactive limphoid hyperplasia, small
lymphocytic lymphoma, mantle cell lymphoma dan marginal zone lymphoma. Untuk
grade II dan III didiagnosa banding dengan peripheral T-cell lymphoma, reactive
35
Universitas Sumatera Utara
Diagnosa Banding
Metastase karsinoma berdiferensiasi buruk.6
36
Universitas Sumatera Utara
Limfoma
CD 20
(-)
CD 20
(+)
Targeting Theraphy
R-CHOP
37
Universitas Sumatera Utara