Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran
Konsep Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran
ABSTRAK
Analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas tentang identifikasi zat-zat misalnya unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif dengan penerapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam contoh. Analisis kimia juga diperlukan untuk
membuat larutan baku. Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah zat tertentu yang ada di
dalam suatu sampel. Salah satu cara yang banyak dilakukan dalam analisis kimia adalah dengan melakukan titrasi. Titrasi
merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui
agar tepat habis beraksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Untuk
menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah penentuan
konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan baku basa. Alkalimetri adalah penetuan konsentrasi larutan basa
dengan menggunakan larutan baku asam. Indikator yang digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri ini adalah indikator
asam-basa. Istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk abu. Diketahui bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi)
adalah garam (Petrucci,R.H. dan Suminar,1987). Tujuan dari percobaan konsep analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah
untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang
tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut. Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan metode
Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai
petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu
elektron melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion. Berdasarkan
hasil pengamatan percobaan analisis kuantitatif, didapat 1,2625 gram Na 2B4O7 atau boraks, persen cuka adalah 0,3 %,
normalitas HCl adalah 0,09 M, dan normalitas NaOH adalah 0,06 M. dan berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH dari
larutan D dan E, yaitu susu dan minuman soda didapat pH sekitar 5 dari sampel D, dan sekitar 3 dari sampel E, ketika
dicelupkan kertas lakmus berwarna merah dan biru, keduanya berubah menjadi berwarna merah sehingga didapat kedua
larutan itu asam. Diukur menggunakan pH meter, kertas lakmus, dan indikator universal.
Key words : Analisis kuantitatif, Pengukuran pH, Titik akhir titrasi, Asidimetri, Titrasi
PENDAHULUAN
Analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bidang
yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zatzat misalnya unsur atau senyawa apa yang terdapat
dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
dengan penerapan banyaknya suatu zat tertentu
yang ada dalam contoh. Analisis kimia juga
diperlukan untuk membuat larutan baku. Analisis
kuantitatif adalah analisis kimia yang menyangkut
penetuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu
sampel. Analisis kuantitatif terdiri atas analisa
titrimetri, analisa gravimetri dan analisa instrumental.
METODOLOGI
Alat dan Bahan yang Digunakan.
Alat yang digunakan pada percobaan analisis
kuantitatif dan pengukuran pH adalah labu
erlenmeyer, gelas kimia, pipet tetes, buret, statif dan
klem, pipet seukuran, botol timbang, neraca digital
Hasil
N Na2B4O7 = 0,05 M
Gram Na2B4O7 = 1,2625 gram
V HCl
= 14 ml
N HCl
= 0,09 M
V NaOH
N NaOH
V HCl
N HCl
=
=
=
=
21,5 ml
0,06 M
14 ml
0,09 M
V NaOH
=
N NaOH
=
BM CH3COOH =
% CH3COOH =
21,5 ml
0,06 M
60
0,3 %
Basa
Trayek
pH
Metil hijau
Kuning
Violet
0,2-1,8
Timol biru
Kuning
Biru
1,2-2,8
Metil jingga
Merah
kuning
3,2-4,4
Metil ungu
Ungu
Hijau
4,8-5,4
Bromkresol
ungu
Kuning
Ungu
5,2-6,8
Bromtimol
biru
kuning
Biru
6-7,6
Fenolftalein
Tidak
berwarna
Merah
muda
8,2-10
Kuning
Alizarin
Kuning
Merah
10,1-12
Indikator
Sampel
D
E
pH meter
pH 4,77
pH 2,64
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH
dari larutan D dan E, yaitu susu dan minuman soda
didapat pH sekitar 5 dari sampel D, dan sekitar 3 dari
sampel E, ketika dicelupkan kertas lakmus berwarna
merah dan biru, keduanya berubah menjadi berwarna
merah sehingga didapat kedua larutan itu asam.
Diukur menggunakan pH meter, kertas lakmus, dan
indikator universal. Seharusnya pH alami pada susu
berkisar antara 6,5 6,7 sedangkan pada minuman
soda, pH nya berkisar 3 -4.
Mungkin karena sampel yang sudah
terkontaminasi dengan bakteri maupun udara dari
lingkungan sekitar dan kebersihan alat yang akan
digunakan untuk mengukur pH kurang terjaga, dan
sisa-sisa larutan yang diukur sebelumnya menempel
di elektroda, sehingga mempengaruhi pengukuran pH
yang berlangsung.
Dari ketiga cara pengukuran pH yang paling teliti
yaitu pH meter karena tingkat ketelitiannya paling
tinggi diantara ketiga indikator tersebut.dan perlu
tahap dalam menggunakannya atau dikalibrasi.
Pertama-tama tombol power ditekan, ditunggu hingga
nol, kemudian bilas elektroda dengan aquades,
dimasukkan ke larutan Buffer Solution hingga phnya
sesuai dengan persyaratan. Lalu dicelupkan
elektroda tadi , dan akan muncul angka sesuai pH
larutan sampel yang diuji. Sehingga keakuratannya
Lampiran
Dik =
Dit =
Jawab =
Dik =
N = gram x 1000
BE
V
0,05 = gram x 1000
101 250
0,05 = gram x 4
101
Gram = 0,05 x 101
4
Gram = 1,2625 gram
Dik =
Dit =
Jawab =
Dit =
Jawab =
V HCl
N HCl
VNaOH
NNaOH
= 14 ml
= 0,09 M
= 21,5 ml
=?
VHCl x NHCl
14 x 0,09
1,26
21,5
NNaOH
Dik =
= V NaOH x N NaOH
= 21,5 x N NaOH
= N NaOH
= 0,06 M
V HCl = 14 ml
N HCl
= 0,09 M
VNaOH = 21,5 ml
NNaOH = 0,06 M
Dit
= % cuka?
Jawab =
% cuka = V NaOH x N NaOH x BM cuka x 100%
Vcuka x 1000
= 21,5 x 0,06 x 60 x 100%
25 x 1000
=
77,4
x 100%
25000
=
0,003 x 100%
=
0,3 %