Anda di halaman 1dari 9

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN

Pancar Fitri Rohaini


133020224
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

ABSTRAK
Analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas tentang identifikasi zat-zat misalnya unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis
kuantitatif dengan penerapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam contoh. Analisis kimia juga diperlukan untuk
membuat larutan baku. Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah zat tertentu yang ada di
dalam suatu sampel. Salah satu cara yang banyak dilakukan dalam analisis kimia adalah dengan melakukan titrasi. Titrasi
merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui
agar tepat habis beraksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Untuk
menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah penentuan
konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan baku basa. Alkalimetri adalah penetuan konsentrasi larutan basa
dengan menggunakan larutan baku asam. Indikator yang digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri ini adalah indikator
asam-basa. Istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk abu. Diketahui bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi)
adalah garam (Petrucci,R.H. dan Suminar,1987). Tujuan dari percobaan konsep analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah
untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang
tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut. Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan metode
Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai
petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu
elektron melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion. Berdasarkan
hasil pengamatan percobaan analisis kuantitatif, didapat 1,2625 gram Na 2B4O7 atau boraks, persen cuka adalah 0,3 %,
normalitas HCl adalah 0,09 M, dan normalitas NaOH adalah 0,06 M. dan berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH dari
larutan D dan E, yaitu susu dan minuman soda didapat pH sekitar 5 dari sampel D, dan sekitar 3 dari sampel E, ketika
dicelupkan kertas lakmus berwarna merah dan biru, keduanya berubah menjadi berwarna merah sehingga didapat kedua
larutan itu asam. Diukur menggunakan pH meter, kertas lakmus, dan indikator universal.
Key words : Analisis kuantitatif, Pengukuran pH, Titik akhir titrasi, Asidimetri, Titrasi

PENDAHULUAN
Analisis kimia dapat dibagi menjadi dua bidang
yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zatzat misalnya unsur atau senyawa apa yang terdapat
dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
dengan penerapan banyaknya suatu zat tertentu
yang ada dalam contoh. Analisis kimia juga
diperlukan untuk membuat larutan baku. Analisis
kuantitatif adalah analisis kimia yang menyangkut
penetuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu
sampel. Analisis kuantitatif terdiri atas analisa
titrimetri, analisa gravimetri dan analisa instrumental.

Secara garis besar analisis kuantitatif dibagi menjadi


2, yaitu analisis secara volumetri dan analisis secara
gravimetri. Analisis secara volumetri adalah analisis
kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menentukan
banyaknya volume suatu larutan yang konsentrasinya
telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara
kuantitatif dengan larutan dari suatu zat yang akan
ditentukan konsentrasinya. Untuk menentukan
konsentrasi suatu zat dengan metode volumetri yaitu
asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri adalah
penentuan konsentrasi larutan asam dengan
menggunakan larutan baku basa. Alkalimetri adalah
penetuan konsentrasi larutan basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Indikator yang
digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri ini

adalah indikator asam-basa. Istilah alkali diambil dari


bahasa arab untuk abu. Diketahui bahwa hasil reaksi
antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam
(Petrucci, R. H. dan Suminar, 1987). Salah satu cara
yang banyak dilakukan dalam analisis kimia adalah
dengan melakukan titrasi. Titrasi merupakan suatu
metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya
suatu larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui agar tepat habis beraksi dengan sejumlah
larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya
atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut sebagai titran dan biasanya
diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat
yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
titer atau titrat dan biasanya diletakkan di dalam
buret. Baik titer mapun titran biasanya berupa larutan.
Pada titik ekivalen, jumlah yang dititrasi ekivalen
dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan
titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator
asam basa yaitu suatu zat yang dapat berubah
warnanya tergantung pH larutan. Macam indikator,
jika pada titrasi indikator tertentu timbul perubahan
warna, maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik akhir
titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna
indikator yang dipakai, Titik akhir titrasi tidak selalu
berhimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut
kesalahan titrasi.
Tujuan dari percobaan konsep analisis kuantitatif
dan pengukuran pH adalah untuk menentukan pH
larutan, membuat dan membakukan larutan,
menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator
yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH
indikator dari larutan tersebut.
Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan
metode Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi
standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan
dibantu oleh indikator sebagai petunjuk TAT (Titik
Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif.
Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila
suatu elektron melarut, sebagian dari elektrolit ini
terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif
yang disebut ion.

tertutup, botol semprot, dan pH meter, corong, gelas


ukur
Bahan yang digunakan pada percobaan analisis
kuantitatif dan pengukuran pH adalah Na2B4O7,
fenolftalein, metil merah, HCl, NaOH, CH3COOH,
susu cair, dan minuman soda.
Metode Percobaan

Gambar 1. Pembuatan Larutan Na2B4O7

METODOLOGI
Alat dan Bahan yang Digunakan.
Alat yang digunakan pada percobaan analisis
kuantitatif dan pengukuran pH adalah labu
erlenmeyer, gelas kimia, pipet tetes, buret, statif dan
klem, pipet seukuran, botol timbang, neraca digital

Gambar 2. Penentuan Konsentrasi HCl

Gambar 3. Penentuan Konsentrasi NaOH

Gambar 4. Penentuan Konsentrasi CH3COOHA

Gambar 5. Metode Pengukuran Dengan pH


Meter

Gambar 6. Metode Pengukuran Dengan Indikator


Universal

Gambar 7. Metode Pengukuran dengan Kertas Lakmus


Menggunahan pH Meter
Tombol ON ditekan, tombol BATT
ditekan dan diperhatikan jarum meter, jika
kurang dari 11,5 -harus diganti, tombol
SET/RED digeser ke arah SET, tombol pH
ditekan dan pengatur AET diputar sampai
jarum menunjukkan kira-kira titik nol dari
elektroda (bukan angka nol skala),
dihubungkan elektroda dengan meter dan
elektroda dicelupkan
kedalam buffer
tertentu, tombol SET/RED digeser kearah
RED dan pengatur SET diputar, sehingga
jarum menunjukkan pH dari larutan buffer.
Menggunakan Indikator Universal
Sampel yang akan diukur pH nya
disisipkan didalam gelas kimia, pH universal
dicelupkan kedalam larutan. Dicocokkan
warna pada pH universal pada warna
tingkatan pH sebenarnya yang berada
dalam wadah.
Menggunakan Kertas Lakmus
Sampel yang akan diidentifikasi
disiapkan didalam gelas kimia, dicelupkan

lakmus merah dan biru secara berturut,


kemudian diamati perubahan warnanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
Tabel 7. Hasil Pengamatan Analisis Kuantitatif Metode Asidimetri.
Percobaan

Hasil

N Na2B4O7 = 0,05 M
Gram Na2B4O7 = 1,2625 gram
V HCl
= 14 ml
N HCl
= 0,09 M

V NaOH
N NaOH
V HCl
N HCl

=
=
=
=

21,5 ml
0,06 M
14 ml
0,09 M

V NaOH
=
N NaOH
=
BM CH3COOH =
% CH3COOH =

21,5 ml
0,06 M
60
0,3 %

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)


Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan
analisis kuantitatif, dapat dilihat pada percobaan 1
dilakukan pembakuan larutan Na2B4O7 dengan
konsentrasi boraks 0,05 M, volume boraks 25 ml,
dan BE 101 menghasilkan 1,2625 gram Na2B4O7
atau boraks. Pada percobaan 2 didapat konsentrasi
NaOH dan HCl menggunakan HCl sebagai titer dan
NaOH sebagai titran masing-masing 0,06 M dan 0,09
M, yang sebelumnya diketahui volume NaOH, HCl
dan konsentrasi salah satunya. Pada percobaan 3
didapat persen cuka adalah 0,3 %, menggunakan
NaOH sebagai titer dan cuka sebagai titran dan
diketahui volume NaOH 21,5 ml, N NaOH 0,06 M dan
BE 60.
Dari percobaan yang telah dilakukan masih
terdapat kesalahan baik pada hasil titrasi yang terlalu
pekat warnanya maupun pada perhitungan % cuka.
TAT yang didapat berwarna merah muda pekat
seharusnya TAT menghasilkan warna merah muda
cerah (tidak pekat), hal ini dikarenakan saat titrasi
volume larutan, misalnya NaOH yang dikeluarkan dari
buret terlalu banyak sehingga TAT yang didapat
pekat. Faktor kesalahan lainnya yang menyebabkan
tidak akuratnya hasil titrasi yang didapat ialah kurang
telitinya dalam melakukan proses titrasi, Kurang
tepatnya pada saat pembuatan larutan Na2B4O7
seperti pada saat penimbangan, terjadi perubahan
skala buret yang tidak konstan, kurangnya ketelitian
dalam memperhatikan perubahan warna indikator,

terlalu banyak meneteskan indikator PP atau MM,


keterbatasan penglihatan dalam membaca buret,
kesalahan volume pelarut untuk mengencerkan dan
kebersihan peralatan praktikum yangkurang terjaga
maupun steril.
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu
larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan
diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan
sejumlah contoh tertentu yang akan di analisis.
Karena pengukuran volum memainkan peranan
penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali
dengan analisa volumetrik. Analisis titrimetri
merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik
dan perhitungannya berdasarkan hubungan
stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisis cara
titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT
hasil dengan keterangan: (a) molekul analit A
bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T. Pereaksi T,
disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit,
biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan
dengan konsentrasi yang diketahui.
Metoda titrasi dapat digolongkan dalam 2 macam
penggolongan
yaitu:
Penggolongan
titrasi
berdasarkan cara titrasinya: (1) Titrasi langsung :
dilakukan dengan mereaksikan langsung zat uji
dengan larutan baku, (2) Titrasi kembali : dilakukan
dengan cara penambahan sejumlah larutan titran
berlebih ke dalam larutan zat uji kemudian
kelebihannya dititrasi dengan titran yang cocok.
Dilakukan untuk reaksi titrasi yang berlangsung
lambat atau tidak ada indikator yang cocok.

Penggolongan titrasi berdasarkan jumlah sampel: (1)


Titrasi makro : jumlah sampel 100 1000 mg, volume
titran 10 100 ml, ketelitian buret 0,02 ml. (2) Titrasi
semi mikro : jumlah sampel 10 100 mg, volume
titran 1 10 ml, ketelitian buret 0,001 ml. (3) Titrasi
mikro : jumlah sampel 1 10 mg, volume titran 0,1
1 ml, ketelitian buret 0,001 ml. Penggolongan titrasi
berdasarkan reaksi kimia : (1) Reaksi asam-basa
(asidi-alkalimetri = netralisasi) : penetapan kadar
berdasarkan pada perpindahan proton dari zat yang
bersifat asam atau basa, baik dalam lingkungan air
ataupun dalam lingkungan bebas air (TBA= titrasi
bebas air). (2) Reaksi oksidasi-reduksi (redoks):
penetapan kadar berdasarkan pada perpindahan
elektron. (3) Reaksi pengendapan (presipitasi):
penetapan kadar berdasarkan terjadinya endapan
yang sukar larut, contohnyaargentometri. (3) Reaksi
pembentukan
kompleks:
penetapan
kadar
berdasarkan terjadinya pembentukan kompleks
antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks.
Asidimetri adalah analisis volumetrik yang
menggunakan larutan baku basa untuk menentukan
konsentrasi asam yang ada. Alkalimetri adalah
analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku
asam untuk menentukan konsentrasi basa yang ada.
Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri adalah
asidimetri mencari konsentrasi asam sedangkan
alkalimetri mencari konsentrasi basa, selain itu
larutan standar yang digunakan berbeda alkalimetri
menggunakan larutan baku asam sedangkan
asidimetri menggunakan larutan baku basa. (Daintith,
1997).
Titik ekuivalen adalah titik dimana jumlah mol
asam tepat bereaksi sempurna dengan jumlah mol
basa atau telah ternetralkan oleh basa. . Titik akhir
titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan
dengan sempurna yang biasanya ditandai dengan
pengamatan visual melalui perubahan warna
indicator. Perbedaan antara titik ekivalen dan titik
akhir titrasi adalah titik akhir titarsi dapat diketahui
kapan terjadina karena kita dapat melihat perubah
warna ang terjadi sedangkan saat terjadi titik ekivalen
kita tidak akan mengetahuinya karena tidak terlihat
perubahan seperti saat terjadi titik akhir titrasi.
(Raymond Chang, 2003)
Indikator pada percobaan analisis kuantitatif tidak
dapat ditukar, karena indikator adalah suatu asam
atau basa lemah yang menunjukkan warna yang
sangat berbeda. Misalkan titran berupa asam
ditambahkan dengan metil merah yang merupakan
asam lemah, jika dititrasi tidak akan mencapai titik

akhir titrasi karena mungkin perubahan warna yang


terjadi tidak sesuai dengan warna yang ditentukan
sehingga tidak terjadi proses netralisasi. Begitu juga
sebaliknya.
Tabel 8. Trayek pH Beberapa Indikator
Warna
Asam

Basa

Trayek
pH

Metil hijau

Kuning

Violet

0,2-1,8

Timol biru

Kuning

Biru

1,2-2,8

Metil jingga

Merah

kuning

3,2-4,4

Metil ungu

Ungu

Hijau

4,8-5,4

Bromkresol
ungu

Kuning

Ungu

5,2-6,8

Bromtimol
biru

kuning

Biru

6-7,6

Fenolftalein

Tidak
berwarna

Merah
muda

8,2-10

Kuning
Alizarin

Kuning

Merah

10,1-12

Indikator

Larutan baku adalah larutan yang dapat dipakai


untuk menentukan konsentrasi dari larutan lain.
Dikenalnya adanya dua macam larutan baku atau zat
baku yaitu: (1) Zat baku primer adalah zat yang
dipakai langsung untuk menentukan kadar atau
konsentrasi dari larutan lain. (2) Zat baku sekunder
adalah zat yang dipakai untuk menetukan konsentrasi
dari larutan lain tetapi harus distandarisasikan dahulu
pada larutan primer. Zat baku primer mempunyai
beberapa persyaratan yaitu, stabil (tidak mudah
berubah), mudah ditimbang, dan mudah didapat
dalam bentuk yang murni. Zat baku primer asam
yang biasa dipakai yaitu asam oksalat sedangkan zat
baku basa yang biasa dipakai yaitu Borax
(Na2B4O7.10H2O) sehingga boraks merupakan zat
baku primer.
Cara membaca Buret. Ukuran buret mulai dari 5
dan 10 ml dengan skala 0,01 ml, 25 ml dan 50 ml
dengan skala 0,05 ml. Buret ada 3 jenis, yaitu : Buret
Biasa (dapat menggunakan meniskus atas maupun

meniskus bawah), Buret shelbach (dapat


menggunakan meniskus atas maupun meniskus
bawah), Buret coklat (menggunakan meniskus
bawah). Meniskus adalah garis lengkung permukaan
cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi/ adhesi
zat cair dengan alat ukur. meniskus ada 2 macam,
yaitu Meniskus atas : suatu keadaan di mana
permukaan zat cair berada dalam alat ukur sempit
yang tampak melengkung ke bawah. Dan meniskus

Sampel
D
E

atas: suatu keadaan di mana permukaan zat cair


berada dalam tabung/bejana sempit yang tampak
melengkung ke atas.
Proses titrasi dilakukan duplo atau dua kali agar
didapat data pengamatan yang dapat dibandingkan,
dimana data akhir adalah rata-rata yang didapat dari
hasil percobaan penetapan konsentrasi suatu larutan
agar standarisasi dapat dilakukan dan kadar dapat
diketahui sehingga mencapai titik akhir titrasi.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Pengukuran pH


Lakmus
Indikator Universal
Merah
Biru
Merah
Merah
pH 5
Merah
Merah
pH 4

pH meter
pH 4,77
pH 2,64

(Sumber : Pancar Fitri Rohaini, 133020224, Meja 11, Kelompok i)

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH
dari larutan D dan E, yaitu susu dan minuman soda
didapat pH sekitar 5 dari sampel D, dan sekitar 3 dari
sampel E, ketika dicelupkan kertas lakmus berwarna
merah dan biru, keduanya berubah menjadi berwarna
merah sehingga didapat kedua larutan itu asam.
Diukur menggunakan pH meter, kertas lakmus, dan
indikator universal. Seharusnya pH alami pada susu
berkisar antara 6,5 6,7 sedangkan pada minuman
soda, pH nya berkisar 3 -4.
Mungkin karena sampel yang sudah
terkontaminasi dengan bakteri maupun udara dari
lingkungan sekitar dan kebersihan alat yang akan
digunakan untuk mengukur pH kurang terjaga, dan
sisa-sisa larutan yang diukur sebelumnya menempel
di elektroda, sehingga mempengaruhi pengukuran pH
yang berlangsung.
Dari ketiga cara pengukuran pH yang paling teliti
yaitu pH meter karena tingkat ketelitiannya paling
tinggi diantara ketiga indikator tersebut.dan perlu
tahap dalam menggunakannya atau dikalibrasi.
Pertama-tama tombol power ditekan, ditunggu hingga
nol, kemudian bilas elektroda dengan aquades,
dimasukkan ke larutan Buffer Solution hingga phnya
sesuai dengan persyaratan. Lalu dicelupkan
elektroda tadi , dan akan muncul angka sesuai pH
larutan sampel yang diuji. Sehingga keakuratannya

pun tinggi. Karena pH meter menggunakan elektroda


yang sifatnya sensitif terhadap ion-ion dalam larutan,
pH meter dapat langsung menunjukan nilai pH nya
secara teliti dengan nominal yang ada di belakang
koma.
Elektroda harus selalu dalam keadaan basah
untuk mecegah membran pengukur pH menjadi
kering dan menjadi tidak berfungsi. Dalam kedaan
darurat, pengasaman air kran dapat digunakan.
Tetapi air suling atau deionized tidak dianjurkan untuk
waktu yang lama karena air yang tidak mengandung
ion akan menghisap keluar ion dari membran
elektroda. Elektroda lebih baik disimpan dengan
menggunakan larutan elektrolit (KCL 3M) untuk
mencegah larutan elektrolit terdifusi keluar. Secara
teratur elektroda harus dibersihkan dengan larutan
pencuci biasanya dengan larutan HCl 0,1 M dengan
pH 1 dengan cara direndam selama 30 menit, larutan
NH4Fdapat digunakan apabila diujung kaca terlapisi
laisan film agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah:
Larutan yang mempunyai pH tetap dan mampu
menahan perubahan pH jika ditambah sedikit asam
atau basa. Secara umum larutan penyangga dapat
dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan
basa konjugasinya (garam dari asam lemah tersebut)
atau basa lemah dengan asam konjugasinya (garam

dari basa lemah tersebut). Sifat larutan yang


terbentuk berbeda dari komponen-komponen
pembentuknya. Larutan penyangga asam : larutan
yang dapat mempertahankan pH pada daerah asam
(pH < 7). Larutan penyangga asam terdiri dari asam
lemah (HA) dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini
dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam
lemah dengan garamnya. Larutan ini juga dapat
dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat,
dengan catatan basa kuat harus habis bereaksi,
sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam
lemah dan garamnya (basa konjugasinya). Larutan
penyangga
basa:
larutan
yang
dapat
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah (B)
dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini bisa
dibuat dengan mencampurkan larutan basa lemah
dengan garamnya. Larutan ini juga dapat dibuat dari
campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan
catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga
pada akhir reaksi hanya terdapat basa lemah dan
garamnya (asam konjugasinya).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan percobaan
analisis kuantitatif, didapat 1,2625 gram Na2B4O7 atau
boraks, persen cuka adalah 0,3 %, normalitas HCl
adalah 0,09 M, dan normalitas NaOH adalah 0,06 M.
dan berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH
dari larutan D dan E, yaitu susu dan minuman soda
didapat pH sekitar 5 dari sampel D, dan sekitar 3 dari
sampel E, ketika dicelupkan kertas lakmus berwarna
merah dan biru, keduanya berubah menjadi berwarna
merah sehingga didapat kedua larutan itu asam.
Diukur menggunakan pH meter, kertas lakmus, dan
indikator universal.
Melalui percobaan mengenai konsep analisis
kuantitatif dan pengukuran pH ini kita dapat
melakukan perhitungan normalitas dan persentase
dari suatu larutan, kita juga dapat mengetahui larutan
asam atau basa, serta kadar pH dari suatu larutan
yang diukur dengan menggunakan indikator yang
tepat. Praktikan mengetahui sifat masing-masing
sampel dari perubahan yang terjadi pada kertas
lakmus merah dan biru serta mengetahui angka pH
dari masing-masing sampel dengan menggunakan
indikator universal dan pH meter.
Aplikasi dalam bidang pangan dari percobaan
analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah dapat

menentukan persen boraks yang ada dalam bakso


atau dalam bahan pangan yang biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, menentukan persen
cuka yang digunakan untuk kebutuhan rumah
tangga, membuat garam dapur (NaCl) dari
pencampuran antara NaOH dan HCl, mengetahui zatzat yang dapat dijadikan bahan aditif makanan,
membuat soda kue (Natrium Bikarbonat) untuk
pengembang kue, pembuatan yogurt dan pembuatan
nata de coco serta mempertahankan pH produk agar
tidak cepat kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, E, T. dan Nurminabari, I,S, 2013. Penuntun
Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan :
Bandung
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar KonsepKonsep Inti, Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Anonim.2013.Analisis
Kuantitatif
dan
PengukuranPh.http://mayouame.blogspot.
com/.Accesed: 22 November 2013
Anonim.2013.Larutan
Buffer.http://teknikkimiakita.blogspot.com/2011/1
7/.Accesed:22 November 2013.
Anonim.2013.Indikator.http://kimiafarmasi.wordpress.
com/2010/09/27/indikator/. Accesed : 22
November 2013.
Anonim.2013.
Arti
asidialkalimetri.http://www.slideshare.net/zamzampbj/
asidi-alkalimetri Accesed : 22 November 2013.
Anonim. 2013. pH. www.wikipedia.org. Accesed : 22
November 2013.

Lampiran

Dik =
Dit =

Pembuatan Larutan Na2B4O7


N = 0,05 M
V = 250 ml
BE= 101
gram?

Jawab =

Dik =

N = gram x 1000
BE
V
0,05 = gram x 1000
101 250
0,05 = gram x 4
101
Gram = 0,05 x 101
4
Gram = 1,2625 gram

Dik =
Dit =
Jawab =

Penentuan Konsentrasi HCl


V Na2B4O7 = 25 ml
N Na2B4O7 = 0,05 M
VHCl
= 14 ml
NHCl
=?
VHCl x NHCl = V Na2B4O7 x N Na2B4O7
14 x NHCl = 25 x 0,05
NHCl =
1,25
14
NHCl =
0,09 M

Penentuan Konsentrasi NaOH

Dit =
Jawab =

V HCl
N HCl
VNaOH
NNaOH

= 14 ml
= 0,09 M
= 21,5 ml
=?

VHCl x NHCl
14 x 0,09
1,26
21,5
NNaOH

Dik =

= V NaOH x N NaOH
= 21,5 x N NaOH
= N NaOH
= 0,06 M

Penentuan Kadar CH3COOH

V HCl = 14 ml
N HCl
= 0,09 M
VNaOH = 21,5 ml
NNaOH = 0,06 M
Dit
= % cuka?
Jawab =
% cuka = V NaOH x N NaOH x BM cuka x 100%
Vcuka x 1000
= 21,5 x 0,06 x 60 x 100%
25 x 1000
=
77,4
x 100%
25000
=
0,003 x 100%
=
0,3 %

Anda mungkin juga menyukai