Anda di halaman 1dari 2

Mengikuti Jejak Kecerdasan Ali Bin Abi Thalib

Sampai dengan tahun 2015, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sebagian
besar pemuda (usia 25-28 tahun). Seperti kita tahu, pemuda adalah penerus
estafet kepemimpinan selanjutnya di sebuah bangsa. Kebanyakan pemuda
indonesia adalah seorang pelajar/mahasiswa. Menurut seorang Ranu (Calon
Sarjana), keadaan sebagian pemuda dan masyarakat Indonesia saat ini sangat
jauh dari harapan dan cita-cita founding fathers Republik Indonesia. Berbeda
dengan tipikal pemuda 1 dekade lalu yang memiliki semangat tinggi mengusir
penjajah, memikirkan nasib bangsa dan membangun kemandirian negara yang
tergolong masih baru.
Teringat ada sebuah kalimat yang pernah dilontarkan oleh Ali Bin Abi Thalib
(Sayyidina Ali) Alangkah banyaknya pelajaran, namun sangat sedikit yang
mengambil pelajaran. Sayyidina Ali adalah anak angkat Rasulullah SAW. Sejak
usia 6 tahun ia hidup satu atap dengan beliau. Banyak pelajaran yang bisa kita
petik bagi kita (pemuda). Ali Bin Abi Thalib dikenal memiliki kecerdasan yang luar
biasa. Kecerdasannya melebihi sahabat nabi yang lain. Ia mampu menguasai
hampir semua bidang keilmuan mulai dari ilmu bahasa, sastra, hukum,
hermeneutika, retorika, tarekat, akidah, etika, dan taktik perang.
Apa sebenarnya rahasia kecerdasan Sayyidina Ali? Semoga ini bisa menjadi
panutan bagi pemuda Indonesia di jaman sekarang.
Pertama, Belajar langsung kepada Rasulullah SAW. Walupun Rasulluah SAW
sudah tidak ada secara fisik di dunia sekarang. Namun kita bisa meneladani
perilaku nya semasa hidup dulu.
Kedua, belajar melalui Al Quran dan Hadits. Sayyidina Ali pernah berkata
Ketahuilah bahwa Al Quran adalah pemberi syafaat yang benar dapat
diharapkan. Juga merupakan pembicara terpercaya. Barang siapa memperoleh
syafaat dari Al Quran pada hari kiamat berarti ia memperoleh syafaat yang
sejati. Dan barang siapa yang dinilai buruk oleh Al Quran pada hari kiamat maka
ia tidak akan dipercaya. Kemudian ia melanjutkan, jadilah kalian orang yang
berbuat sesuai dengan Al Quran dan mengikuti ajaran-ajarannya. Jadikan Al
Quran sebagai penasihat bagi kalian. Jadikanlah Al Quran sebagai pembimbing
pikiran, pendapat dan pencegah hawa nafsu. Begitu pentingnya belajar dari Al
Quran. Namun ironis, masih banyak umat Islam yang belajar Al Quran tetapi
tidak mengetahui makna terkandung di dalamnya. DI dalam Al Quran Q.S. AL
Baqarah ayat 185 Allah berfirman Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia.
Beberapa kali kita amati lebih jauh, memang benar di dalam Al Quran
terkandung ilmu sejarah, ilmu hikmah, ilmu hukum, ilmu sastra, ilmu ekonomi,
ilmu sosial, ilmu politik, ilmu lingkungan, ilmu fisika dan lain sebagainya. Sangat
lengkap.
Ketiga, belajar pada orang baik terdahulu. Kawan, sebagai kalangan muda di
jaman modern sekarang, kita perlu lebih jauh menggali dan mengenali seperti
apa sejarah bangsa ini dahulu. Indonesia ada karena totalitas perjuangan orangorang terdahulu. Begitupun Sayyidina Ali, ia belajar dari orang shalih terdahulu di

jamannya. Dalam artian, apa yang dikerjakan oleh orang terdahulu yang
terekam dengan baik dalam sejarah dipelajari, dipahami kemudian dipratekkan
dalam kehidupannya. Sebenarnya sudah tidak bisa di tolak lagi, ilmu
pengetahuan dan sejarah sangat penting dan orang yang melupakan sejarah
ilmu tidak akan mengalami kemajuan. Karena, kemungkinan besar dirinya akan
mengulangi apa-apa yang sudah dilakukan oleh ilmuwan terdahulu. Manusia
mengalami kemajuan karena manusia mengingat sejarahnya.
Keempat, belajar pada alam. Di dalam Al Quran Q.S. Al Anbiyaa ayat 30 Allah
berfirman Dan, apakah orang kafir tidak tahu bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya terdahulu adalah satu padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya
dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapa mereka
tiada juga beriman? Barangkali yang pertama menyadarkan manusia bahwa
dirinya hidup di dunia ini adalah alam sekitarnya. Di waktu kecil, pernah tiba-tiba
tertegun melihat bulan dan bintang yang bersinar terang, ada juga bunga indah
di taman depan rumah, adanya hujan, angin, petir, pelangi dan atau fenomena
alam yang lain. Sebenarnya dalam kondisi keheranan, kita sudah melatih otak
untuk berpikir. Rahasia kecerdasan Sayyidina Ali yang luar biasa salah satunya
karena ia mampu melihat fenomena alam membuat dirinya takjub dan heran
sehingga ia memikirkan, merenungkan dan memahami proses kejadian alam
tersebut.
Kelima, mengikat ilmu denga menuliskannya. Ikatlah ilmu dengan
menuliskannya, demikian sayyidina Ali memberikan saran. Saran yang ia
sampaikan itu sangat populer dikalangan cendekiawan muslim. Karena kata
tersebut sangat terbukti kebenarannya. Orang yang menulis, namanya akan
dikenal dan kecerdasannya serta pemikirannya akan dibaca oleh generasi
sesudahnya, bahkan hingga akhir zaman selama tulisan itu masih ada.

Anda mungkin juga menyukai