Anda di halaman 1dari 28

Hilangkan Budaya Plagiarisme

Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis


http://www.mancikarang.sch.id

AR
AN
G

KORELASI NILAI MATEMATIKA


DENGAN NILAI FISIKA
PADA SISWA MAN CIKARANG
TAHUN PELAJARAN 2007 -2008

Jajay Suharto, S.Pd


NIP : 150 292 479

AN

C
IK

KARANGAN ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
Tugas Diklat Profesi Guru Bidang Studi Matematika

MADRASAH ALIYAH NEGERI CIKARANG


KABUPATEN BEKASI
2008

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan pembuatan
karangan ilmiyah ini tanpa mengalami hambatan yang berarti, meskipun masih jauh

AR
AN
G

dari kesempurnaan.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangandan kesalahan oleh karenanya
mohon kritik dan saran guna perbaikan.

Akhirnya, karangan ilmiyah ini kami persembahkan sebagai salah satu tugas
DIKLAT PROFESI GURU BIDANG STUDI MATEMATIKA PROPINSI JAWA
BARAT.

Bekasi,

Februari 2008.

Penulis

AN

selaku guru.

C
IK

Dengan harapan semoga dapat membantu meningkatkan kompetensi kami

MAN CIKARANG

ii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

ABSTRAK
JAJAY SUHARTO, S.Pd

: Korelasi Nilai Matematika dengan Nilai Fisika pada

Siswa MAN CIKARANG Tahun Pelajaran 2007 -2008.


Mata Pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran eksak
yang berkaitan dengan penalaran deduktif. Tujuannya adalah menghasilkan lulusan
yang bukan saja hanya sekedar pintar secara intelektual, namun lebih dari itu harus

AR
AN
G

dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan


sains. Kenyataan di MAN Cikarang Bekasi menunjukan hubungan yang saling
mendukung antara mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran Fisika.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami realitas prestasi kognitif


siswa pada bidang studi Matematika dan Fisika di Madrasah Aliyah (MA) serta
untuk mengetahui realitas hubungan antara keduanya.

Penelitian ini bertolak dari sebuah pemikiran bahwa ranah kognitif


merupakan ranah yang sangat penting bagi siswa untuk dapat memahami materi

C
IK

pelajaran Matematika yang nantinya dapat mempengaruhi mata pelajaran lain, salah
satunya Fisika. Adapun hipotesis yang diajukan adalah siswa yang memiliki
penguasaan yang baik terhadap pelajaran Matematika akan memiliki kemampuan
yang baik pula dalam pelajaran Fisika.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

AN

Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik penggalian data melalui


dekumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan metode perhitungan product

moment.

Hasil perhitungan data menunjukan bahwa tingginya tingkat korelasi nilai

yang diperoleh siswa untuk pelajaran Matematika dengan nilai yang diperoleh untuk
pelajaran Fisika, dengan nilai korelasi sebesar 0,99. Selain itu pengaruh variabel
bebas (nilai pelajaran Matematika) terhadap variabel terikat (niai pelajaran Fisika)
terlihat besar, yaitu dengan nilai 98,01%. Ini berarti bahwa kemampuan atau
penguasaan siswa terhadap pelajaran Matematika sangat mendukung kemampuan
siswa untuk menguasai materi pelajaran Fisika.

MAN CIKARANG

iii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

DAFTAR ISI

ii

ABSTRAK ...............

iii

DAFTAR ISI ................

iv

BAB I PENDAHULUAN ................

AR
AN
G

KATA PENGANTAR..............

A. Korelasi ...............

B. Macam-macam korelasi ...................

C. Cara menentukan nilai koefisien korelasi .....................

11

D. Kriteria untuk menentukan tingkat korelasi ......................

13

E. Pengertian Matematika dan Fisika ...................

13

F. Fungsi pembelajaran Matematika dan Fisika ....................

15

G. Tujuan pembelajaran Matematika dan Fisika .......................

16

C
IK

BAB II TINJAUAN TEORITIK ..................

18

BAB IV PENUTUP ........................................

22

A. Kesimpulan ............................................................................

22

B. Saran ......................................................................................

22

DAFTAR PUSTAKA ..................

23

BIOGRAFI PENULIS .................

24

AN

BAB III HASIL PENELITIAN .................

MAN CIKARANG

iv

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

BAB. I
PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa Madrasah Aliyah (MA) merupakan wadah


atau tempat pendidikan yang selain memberikan pelajaran ilmu-ilmu agama juga

AR
AN
G

pelajaran umum lainnya seperti Matematika dan Fisika.


Karena merupakan ratunya ilmu, Matematika menjadi hal yang penting
dipelajari dalam proses memahami ilmu-ilmu lain khususnya pelajaran eksak.

Atas dasar itu, diasumsikan bahwa siswa yang memiliki penguasaan yang
baik terhadap pelajaran Matematika akan memiliki kemampuan yang baik pula
dalam pelajaran Fisika.

C
IK

Penelitian dilakukan untuk membuktikan asumsi atau hipotesis tersebut.


Untuk membuktikan hipotesis tersebut, penelitian dilakukan untuk melihat korelasi
antara nilai pelajaran Matematika dan nilai pelajaran Fisika pada siswa-siswi MAN

AN

Cikarang tahun pelajaran 2007 2008.

Sifat atau jenis penelitian adalah penelitian lapangan yang menggunakan

metode kuantitatif, yaitu menggunakan perhitungan statistik yang hasilnya dapat

dilihat berupa angka-angka. Subyek penilaian adalah siswa-siswi MAN Cikarang,


sedangkan obyek penelitian adalah nilai mata pelajaran Matematika dan nilai mata
pelajaran Fisika di MAN Cikarang.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa MAN Cikarang tahun pelajaran
2007 2008 semester ganjil yang berjumlah 398 orang. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel secara purposive, yaitu penulis

MAN CIKARANG

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

menentukan suatu kelompok siswa yang dijadikan sampel adalah siswa kelas XII
IPA MAN Cikarang Tahun pelajaran 2007 2008 yang berjumlah 49 orang.
Data yang digali dari penelitian adalah nilai mata pelajaran Matematika dan
Fisika, sedangkan sumber data adalah dekumentasi yang memuat nilai mata pelajaran

aliyah dan daftar nilai raport )

AR
AN
G

Matematika dan Fisika, yaitu buku raport ( laporan penelitian hasil belajar madrasah

Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik penggalian data melalui


dokumentasi. Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi melalui benda-benda
tertulis, seperti nilai hasil ulangan semester / raport.

Data dianalisis dengan menggunakan metode perhitungan product moment,


dengan rumus (Arifin, 2000:64) :

C
IK

XY

X 2 .Y 2

AN

MAN CIKARANG

vi

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

BAB. II
TINJAUAN TEORITIK

A. Korelasi.
Menurut Rasjidin, korelasi adalah keeratan hubungan antara dua kejadian

AR
AN
G

yang saling mengadakan perubahan variabel. Apabila variabel x dan y dinyatakan


mempunyai hubungan atau ada korelasinya, variabel x yang sudah diketahui dapat
digunakan untuk meramalkan sauatu perubahan yang akan terjadi pada variabel y
(Rasyidin, 1997:166). Sementara itu, Syafril mengemukakan bahwa korelasi adalah
suatu cara untuk mengetahui keeratan hubungan dua buah variabel, apakah suatu
kejadian berkaitan dengan yang lainnya. Contoh korelasi antara lain kaitan antara
jumlah anak sekolah dengan gedung sekolah, hubungan antara produksi dengan

C
IK

modal, nilai ujian dengan lama belajar, produksi dengan biaya, investasi dengan
tingkat suku bunga, volume penjualan dengan promosi (Syafril, 2001:107).
Sedangkan menurut Arifin, korelasi adalah suatu kenyataan yang
menunjukan keeratan hubungan dua variabel atau lebih serta besarnya hubungan

AN

antara variabel tersebut yang didasarkan pada penelitian ilmiyah (Arifin, 2000:62).
Sementara menurut Sugeng, korelasi adalah dua kejadian atau variabel yang

saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antara dua variabel tersebut dapat
bersifat positif dan negatif. Hubungan yang positif artinya perubahan searah, yaitu
apabila nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y juga tinggi. Sedangkan
hubungan negatif artinya apabila nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y rendah
(Sugeng, 1994:46).

MAN CIKARANG

vii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Pada awalnya, analisis korelasi digunakan untuk masalah-masalah di


bidang biologi, akan tetapi, saat ini penggunaannya sudah meluas sampai dibidang
ekonomi dan bidang lainnya.
Hubungan antara variabel disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Secara kebetulan suatu variabel seakan-akan menunjukkan adanya hubungan

AR
AN
G

dengan variabel lain, padahal sebenarnya antara variabel tersebut sama sekali
tidak ada hubungan. Dengan demikian, korelasi anatar variabel tersebut
merupakan korelasi semu. Contoh: hubungan antara kenaikan
peningkatan kualitas SDM.

gaji dengan

2. Adanya faktor-faktor tertentu yang menyebabkan terjadinya korelasi antara


variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contoh: hubungan antara kenaikan
gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan kenaikan harga Sembilan bahan pokok

C
IK

(sembako).

3. Adanya variabel-variabel yang mempunyai korelasi, tetapi sulit untuk ditunjukan


variabel mana yang bertindak sebagai faktor penyebab dan variabel mana yang

AN

menjadi akibat. Dengan demikian, sekalipun antara kedua variabel tersebut


terdapat hubungan, tetapi belum tentu hal itu dapat menunjukkan factor sebabakibat. Sebaliknya, dengan adanya factor sebab akibat akan dapat menyebabkan

terjadinya korelasi antara variabel contoh: hubungan antara jumlah permintaan


dengan penawaran yang dilakukan oleh para produsen.
Untuk mengetahui apakah variabel yang satu dengan yang lain
mempunyai hubungan dapat diketahui dengan cara:
1. Menggambar variabel-variabel tersebut dalam satu diagram scatter (diagram
pencar/diagram sebaran/diagram titik).
2. Menghitung nilai koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut.

MAN CIKARANG

viii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Diagram Scatter adalah suatu diagram yang menggambarkan macam-macam


hubungan dalam diagram scatter tersebut, antara lain:
Diagram scatter menunjukkan hubungan positif (+) karena
bergerak secara teratur dari kiri bawah ke kanan atas.

AR
AN
G

Diagaram scatter menunjukkan hubungan negatif (-) karena


bergerak secara teratur dari kiri atas ke kanan bawah.

Diagram scatter menunjukkan tidak ada hubungan.

C
IK

Diagram scatter menunjukkan hubungan sempurna.

AN

Diagram scatter menunjukkan hubungan tidak sempurna.

Garis lurus dalam garis lengkung yang ditarik diantara titik titik di dalam

diagram scatter digunakan untuk memperkirakan besar kecilnya variabel yang satu

berdasarkan besar kecilnya variabel yang lain. Yang disebut Garis Regresi
(regression line atau estimating line). Garis regresi yang berbentuk garis lurus
disebut garis regresi linier sedangkan garis regresi yang berbentuk garis lengkung
disebut garis regresi non linier (Arifin, 2000:62).
y

y
x

a). Hubungan x dan y positif


MAN CIKARANG

b). Hubungan x dan y negatif


ix

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

xy

xy

xy

xy

y
x

x
d). Tidak ada korelasi tetapi sulit ditemukan

AR
AN
G

c). Ada korelasi antara x dan y

Scatter diagram adalah kumpulan titik-titik dari pasangan ( x1,y1), dengan I =


1,2,..n. Kalau hubungan x dan y positif, scatter diagram seolah-olah bergerak
secara teratur dari kiri bawah ke kanan atas (gambar a). Kalau hubungan x dan y
negatif, scatter diagram seolah-olah bergerak secara teratur dari kiri atas ke kanan
bawah (gambar b). Sedangkan kalau x dan y hubungannya lemah sekali atau tidak
ada hubungan, maka akan terlihat pada gambar c dan d. Gambar c menunjukkan

C
IK

bahwa naik turunnya x tidak secara teratur diikuti oleh y. Pada gambar d terlihat
bahwa kenaikan x tidak diikuti kenaikan y ( Hutabarat, 1994:168).
Diagram pencar (scatter diagram) menyatakan hubungan antara variabel x

AN

dan variabel y yang ditunjukkan oleh titik-titik pada diagram. Apabila letak titik-titik
(x1,y1) cenderung mengikuti garis lurus yang condong ke kiri atau ke kanan, maka
hubungan antara variabel x dan y dikatakan erat atau kuat, dan hal itu ditunjukkan

oleh diagram berikut:

y
x

(i) Kuat Positif

MAN CIKARANG

y
x

(ii)Kuat Negatif

x
(iii) -Sempurna Positif
-Sempurna Negatif

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Apabila letak titik-titik (x1, y1) berbentuk lingkaran elips, maka hubungan
antara variabel x dan y lemah. Sedangkan apabila titik-titik (x1, y1) pada garis lurus
yang mendatar atau yang tegak, maka antara variabel x dan variabel y tidak ada
hubungan.
y

AR
AN
G

(iv) Lemah
(Soetarno, 1999:1)

(v) tidak ada hubungan

Adapun yang dimaksud dengan koefisien korelasi (coefficient of correlation)


adalah suatu bilangan yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara

C
IK

dua variabel/lebih.

Dalam perhitungan koefisien korelasi, hal lain yang perlu diketahui adalah
koefisien determinasi => r (coefisien of determination), yaitu suatu bilangan yang
dinyatakan dalam persen, yang digunakan untuk menunjukkan besarnya pengaruh

AN

variabel bebas (x) atau (independent variabel) terhadap variabel terikat (y)
(dependent variabel). Hal lainnya adalah koefisien non-determinasi => k2

(coeffiecient of non-determination), yaitu bilangan yang dinyatakan dalam persen,


yang menunjukkan besarnya pengaruh faktor-faktor lain selain variabel bebas (x)
terhadap variabel terikat (y).
Hubungan antara koefisien detrerminasi (sebagai koefisien penentu) => r2
dengan koefisien non-determinasi (sebagai koefisien bukan penentu ) => k2
dinyatakan sebagai berikut: r2 +k2 =1 (Arifin, 2000:63).

MAN CIKARANG

xi

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Pengukuran tingkat korelasi antara x dan y tergantung pada variabel dari


kedua variabel yang bersifat simultan. Hubungan antara x dan y mungkin dependen
sempurna atau independent sempurna (koefisien korelasi). Variabel x dan y dianggap
terkorelasi secara statistik bila hubungannya terhadap diantara kedua batas tersebut
(koefisien korelasi antara 0 dan 1 atau antara 0 dan -1). Kekuatan hubungan antara

AR
AN
G

kedua variabel tersebut diukur melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien
korelasi. Jika variabel x dan y berkorelasi, maka letaknya pada sistem koordinat
dapat ditentukan dengan menggunakan sumbu koordinat, yaitu garis yang saling
berpotongan tegak lurus.

Garis horizontal disebut sumbu x dan garis vertical disebut sumbu y. Titik
potong dari kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal. Sumbu koordinat tidak harus
berpotongan di (0,0). Pada gambar 1 titik asal sistem koordinat x1,y1 adalah (x,y).

C
IK

Titik koordinat (x,y) disubstitusikan dalam keempat kuadran bidang x1y1.


y1

AN

II

III

x1

IV

Gambar 1 wilayah 4 kuadran

Tanda-tanda keempat kuadran adalah sebagai berikut :


I

x1 dan y1 positif

II x1 negatif dan y1 positif


III x1 dan y1 negatif
VI x1 positif dan y1 negatif

MAN CIKARANG

xii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur sejauh mana titik-titik


mengelompok disekitar garis lurus. Apabila titik-titik mengelompok mengikuti
sebuah garis lurus, maka ada korelasi yang tinggi antara kedua variabel. Apabila
titik-titiknya mengikuti pola yang acak, atau tidak mempunyai pola, maka dikatakan
korelasinya nol, dan dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara x dan y. nilai r

AR
AN
G

akan terletak antara -1 dan 1 (Hutabarat, 1994:167) :


r = 1, hubungan x dan y dependen sempurna dan positif

r = -1, hubungan x dan y dependen sempurna dan negatif

r = 0, hubungan x dan y independen sempurna atau tidak ada hubungan.

Hasil hitungan berupa suatu angka yang disebut koefisien korelasi dan
besrnya terletak antara -1 dan 1 atau dapat ditulis -1 < r x y < 1. Apabila besarnya
koefisien korelasi mendekati 1, dapat diartikan bahwa hubungan antara variabel x

C
IK

dan y erat dan perubahannya searah. Artinya, Jika variabel x bertambah besar, maka
variabel y juga akan bertambah besar. Kalau besarnya koefisien korelasi mendekati
-1 dapat diartikan bahwa hubungan antara variabel x dan y erat dan perubahannya

AN

berlawanan arah. Artinya, jika variabel x bertambah besar, maka variabel y akan
menjadi semakin kecil. Sedangkan, kalau koefisien korelasi sama dengan nol dapat
diartikan bahwa variabel x tidak mempunyai hubungan dengan variabel y, dan jika

mendekati nol dapat diartikan bahwa variabel x hubungannya dengan variabel y tidak
erat (Syafril, 2001:508).
B. Macam-macam Korelasi.
Korelasi dapat dibedakan menjadi beberap macam, yaitu:

MAN CIKARANG

xiii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

1. Korelasi sederhana (simple correlation), yaitu korelasi yang terjadi diantara


dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas (x) dan satu variabel terikat
(y).
2. Korelasi majemuk (multiple correlation), yaitu korelasi yang terjadi diantara
lebih dari dua variabel yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas

AR
AN
G

(x1,x2,xn) dengan satu variabel terikat (y).


3. Korelasi positif (positive correlation), yaitu korelasi antara dua variabel yang
menunjukkan perubahan variabel bebas (x) yang mengakibatkan terjadinya
perubahan pada variabel terikat (y).

4. Korelasi negatif (negative correlation), yaitu korelasi antara dua variabel


dengan perubahan yang terjadi pada variabel bebas (x) yang tidak
mengakibatkan perubahan pada variabel terikat (y).

C
IK

5. Korelasi sempurna (perfect correlation), yaitu korelasi antara dua variabel


dimana perubahan yang terjadi pada vriabel bebas (x) mengakibatkan
perubahan pada variabel terikat (y) sebesar 100%.

AN

6. Korelasi tidak sempurna (imperfect correlation), yaitu korelasi antara dua


variabel dengan perubahan yang terjadi pada variabel bebas (x) yang

mengakibatkan perubahan pada variabel terikat (y) lebih kecil dari 100%.
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel berdasarkan

koefisien korelasi, batas-batas nilai koefisien korelasi ditetapkan sebagai berikut:


1. Rentang nilai koefisien korelasi, (r) dimulai dari -1 sampai +1.
2. Jika nilai koefisien korelasi r = 0, makas besar pengaruh variabel bebas (x)
terhadap variabel terikat (y) adalah (0)2 x 100% = 0, artinya bahwa antara
variabel bebas (x) dengan variabel terikat(y) tidak ada hubungan.

MAN CIKARANG

xiv

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

3. Jika nilai koefisien korelasi r = -1, maka besar pengaruh variabel bebas (x)
terhadap variabel terikat (y) adalah (-1)2 x 100% = 100%, artinya bahwa
antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) ada korelasi negativf
sempurna.
4. jika nilai koefisien korelasi r = + 1, maka besar pengaruh variabel bebas (x)

AR
AN
G

terhadap variabel terikat (y) adalah (1)2 x 100% = 100%, artinya antara
variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) terdapat korelasi positif
sempurna (Arifin, 2000:4).

(a) Bila nilai r mendekati 1, maka hubungan antara dua variabel semakin erat
positif (searah).

(b) Bila nilai r mendekati -1, maka hubungan antara dua variabel semakin
erat tetapi negative (berlawanan arah/berkebalikan).

C
IK

(c) Bila nilai r = 1 atau r = -1, maka hubungan antara dua variabel sempurna.
(d) Bila nilai r = 0, maka antara dua variabel tidak ada hubungan (Soetarno,
1999:2).

AN

C. Cara Menentukan Nilai Koefisien Korelasi.


Untuk menentukan nilai koefisien korelasi berdasarkan data-data variabel

bebas (x) dan data-data variabel terikat (y) dapat digunakan rumus (Arifin,

2000:64).

1) Carl Peason.
r

n. xy ( x)( y )
{n. x ( x) 2 }{n. y 2 ( y ) 2 }
2

2) Product moment.
r

xy
x2 y2

MAN CIKARANG

xv

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Keterangan:
R = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
n = banyaknya data observasi (banyaknya pasangan x dan y)
x,y = Data observasi

r 1

6 D2
n(n 2 1)

Keterangan :

AR
AN
G

3. Spearman/Rank correlation

D =

rank x rank y

x =

xy

y =

yy

n =

banyaknya pasangan variabel x dan variabel y

C
IK

Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan jalan menjumlahkan hasil


perkalian x1y1 untuk semua nilai-nilai observasi dan merata-ratakannya dengan
membagi dengan n.

AN

Agar koefisien korelasi ini mempunyai nilai antara -1 dan 1, nilai ratarata ini dibagi dengan nilai deviasi standar x dan deviasi standar y. Pengukuran
tersebut dirumuskan sebagai berikut (Hutabarat, 1994:168).

Dengan: xi = data observasi x

xiyi6 D 2

Sx.Sy
i 1
n

1
n

1
n

y)
( xi - ~
x)( yi - ~

Sx.Sy
i 1
n

Sxy
Sx.Sy
n. xy x. y

yi =

data observasi y

xi =

xi x

yi =

yi y

Sx =

Standar deviasi x

Sy =

Standar deviasi y

n. x 2 ( x) 2 . n. y 2 ( y ) 2

MAN CIKARANG

xvi

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

D. Kriteria untuk menentukan tingkat korelasi


Adapun untuk menentukan tingkat korelasi adalah sebagai berikut :
Koefisien korelasi

Tingkat hubungan
Sangat rendah

0,2 sampai dengan 0,39

Rendah

0,4 sampai dengan 0,59

Cukup

0,6 sampai dengan 0,79


0,8 sampai dengan 1,00
(Sugeng, 1994:47)
Koefisien korelasi
0,00 sampai dengan 0,20
0,20 sampai dengan 0,40
0,40 sampai dengan 0,70

Tinggi

Sangat tinggi

Tingkat hubungan

Korelasi sangat kecil dan bisa diabaikan


Korelasi sangat kecil dan tidak erat
korelasi Sedang
Korelasi Tinggi

C
IK

0,70 sampai dengan 0,90

AR
AN
G

0,1 sampai dengan 0,19

0,90 sampai dengan 1,00

Korelasi Sangat tinggi

(Soetarno, 1999:2).

AN

E. Pengertian Matematika dan Fisika


(a). Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda
disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Ciri utama Metematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam Matematika bersifat
konsisten.

MAN CIKARANG

xvii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali


secara induktif melalui pengalaman nyata atau intuisi. Proses induktifdeduktif
dapat digunakan untuk mempelajari konsep Matematika. Kegiatan dapat dimulai
dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang
muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang

AR
AN
G

kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif


dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam
mempelajari Matematika. Penerapan cara kerja Matematika seperti ini
diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada
siswa (Departemen pendidikan nasional, 2003:1).
(b).Fisika

C
IK

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga sains bukan pengusaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan sains di sekolah menengah diharapkan dapat

AN

menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di kehidupan

sehari-hari.

Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memjelajahi dan


memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang alam sekitar.

MAN CIKARANG

xviii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Mata pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun
sains yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analistis induktif dan
deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan
Matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

AR
AN
G

percaya diri (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:2).


F. Fungsi pembelajaran Matematika dan Fisika
a). Fungsi pembelajaran Matematika

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung,


mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan

C
IK

geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri.


Matematika

juga

berfungsi

mengembangkan

kemampuan

mengkomunikasikan gagasan melalui model Matematika yang dapat berupa


kalimat dan persamaan Matematika, diagram, grafik atau tabel. (Departemen

AN

Pendidikan Nasional, 2003:2).

b). Fungsi pembelajaran Fisika

Mata pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

Madrasah Aliyah (MA) berfungsi

sebagai sarana untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa (Departemen Pendidikan


Nasional, 2003:2).

MAN CIKARANG

xix

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

G. Tujuan pembelajaran matematika dan Fisika


a). Tujuan pembelajaran Matematika
Program pembelajaran Matematika secara umum memiliki tujuan agar
para peserta didik:
1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

AR
AN
G

melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi, eksperimen, menunjukkan


kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkosistensi.

2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan


penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
kemampuan

menyampaikan

informasi

atau

C
IK

4) Mengembangkan

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik,


peta, diagram, dan menjelaskan gagasan (Departemen Pendidikan Nasional,
2003:2).

AN

b). Tujuan pembelajaran Fisika


Tujuan pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Madrasah Aliyah (MA) adalah sebagai sarana untuk:


1) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup:
jujur dan obyektif terhadap data
terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu
ulet dan tidak cepat putus asa
kritis terhadap pernyataan ilmiah yaitu tidak mudah percaya tanpa
dukungan hasil observasi empiris

MAN CIKARANG

xx

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

dapat bekerjasama dengan orang lain.


2) Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis
melalui

percobaan,

merancang

dan

merakit

instrument

percobaan,

mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta


mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tulisan.

AR
AN
G

3) Mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dengan


menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Pada kelas I (kelas X) perangkat Matematika yang mendukung
Fisika adalah aljabar. Pada kelas II (Kelas XI) selain aljabar penggunaan
kalkulus juga diperkenalkan di beberapa bagian. Di kelas III (kelas XII)
pengunaan kalkulus diferensial dan integral dilakukan dengan porsi yang

C
IK

lebih banyak lagi.

4) Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip Fisika serta mempunyai


keterampilan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya

AN

diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai


bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

5) Membentuk sikap terhadap Fisika dengan menikmati dan menyadari

keindahan keteraturan perilaku alam serta dapat menjelaskan

berbagai

peristiwa alam dan keluasaan penerapan Fisika dalam teknologi (Departemen


pendidikan Nasional, 2003:2).

MAN CIKARANG

xxi

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

BAB. III
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian melalui sumber data dokumentasi berupa buku
raport dan daftar nilai diperoleh data sebagai berikut:

MAN CIKARANG

Nilai Matematika
8
8
9
7
8
8
7
8
9
8
8
8
8
7
7
7
7
7
8
7
8
7
8
7
8
7
7
7
7
7
7
8
7
7
7
7
7
7
7

Nilai Fisika
8
8
9
7
7
8
7
9
8
8
8
9
9
8
8
7
8
7
7
8
8
7
8
7
7
8
7
7
8
8
7
9
8
7
8
8
7
8
8

AR
AN
G

C
IK

Nama
Ahmad Septa Ismail
Ahmad Zaki
Ali Agung
Angga
Anggara Putri Anggun
Ani Yuliani
Ari Ernawati
Budiman Riyadi
Devia Indriani
Diana Alamsyah
Eka Dahlia
Elisa
LestariHalimatussadiah
Herlina Gusparni
Hilda Fauziah
Humaenah
Ika Putri
Imam Sukasa
Karwasih
Kaspiatul Zulfiah
Kholilah
M.Zulkarnaen
M. Hunaif Bakri
Maskurullah
Meira Rizky Utami
Neneng Wahyuni
Nurakilah
Nurdiansyah
Nurkomalasari
Ninik Nirwanti
Nurmahmudah
Nurul Alfian
Rahayu Efendi
Ratna Wulansari
Restika Dewi
Retno Utari
Selvi Wadia Rahmah
Siti Ana yuliana
Siti Julaeha

AN

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.

xxii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Siti Nuraini
Siti Nuraisyah
Siti Nurfadilah
Siti Robiah
Siti Yunia Ekawati
Sumiyati
Titi Fatimah
Wiwin Winarsih
Winda Sri Rahayu
Wahyu Imron

7
7
7
7
7
7
7
7
7
7

7
7
7
7
8
8
8
8
7
8

AR
AN
G

40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.

Data yang diperoleh tersebut kemudian diolah untuk memperoleh belanja


statistic sebagai berikut :

x2

y2

xy

64
64
81
49
64
64
49
64
81
64
64
64
64
49
49
49
49
49
64
49
64
49
64
49
64
49
49
49
49
49
49

64
64
81
49
49
64
49
81
64
64
64
81
81
64
64
49
64
49
49
64
64
49
64
49
49
64
49
49
64
64
49

64
64
81
49
56
64
49
72
72
64
64
72
72
56
56
49
56
49
56
56
64
49
64
49
56
56
49
49
56
56
49

AN

C
IK

Nilai
Nilai Fisika (y)
Matematika (x)
8
8
8
8
9
9
7
7
8
7
8
8
7
7
8
9
9
8
8
8
8
8
8
9
8
9
7
8
7
8
7
7
7
8
7
7
8
7
7
8
8
8
7
7
8
8
7
7
8
7
7
8
7
7
7
7
7
8
7
8
7
7

MAN CIKARANG

xxiii

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

9
8
7
8
8
7
8
8
7
7
7
7
8
8
8
8
7
8
378

64
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
2675

81
64
49
64
64
49
64
64
49
49
49
49
64
64
64
64
49
64
2936

72
56
49
56
56
49
56
56
49
49
49
49
56
56
56
56
49
56
2793

AR
AN
G

8
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
361

Dari tabel di atas diperoleh daftar statistik sebagai berikut:


x = 361

y = 378

x2 = 2675 y2 = 2936

C
IK

n = 49

xy = 2793

Dari daftar statistik tersebut kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh r


dan nilai korelasi dengan metode product moment sebagai berikut:
xy

x 2 . y 2

AN

2793
2675 x 2936

2793
7853800

2793
2802,46

r 0,99

Dari harga r di atas dapat dihitung pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
sebagai berikut:
Kp = r 2 x 100%
= (0,99)2 x 100%
= 0,9801 x 100%
= 98,01 %
MAN CIKARANG

xxiv

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

Untuk mengetahui adanya korelasi antara nilai mata pelajaran Matematika


dan nilai mata pelajaran Fisika pada siswa kelas XII IPA 1 MAN Cikarang harus
diketahui nilai-nilai yang diperoleh siswa tersebut. Nilai-nilai tersebut dapat
menentukan sejauh mana tingkat korelasinya, yakni apakah sangat rendah, cukup,
tinggi atau sangat tinggi, antara kedua variabel tersebut.

AR
AN
G

Adapun tehnik analisis data menggunakan metode perhitungan product


moment. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh r = 0,99. Artinya, pengaruh
variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) adalah (0,99)2 x 100% = 98,01%.
Dengan kata lain, perubahan yang terjadi pada variabel bebas (x) akan
mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel terikat (y) sebesar 98,01%.
Dengan hasil ini, disimpulkan bahwa tingkat hubungan antara variabel bebas (x) dan
variabel terikat (y) adalah tinggi. Hal ini berarti penguasaan siswa terhadap mata

AN

Fisika.

C
IK

pelajaran matematika sangat berkolerasi dengan penguasaan siswa terhadap pelajaran

MAN CIKARANG

25

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

BAB. IV
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingginya tingkat korelasi nilai yang
diperoleh siswa untuk pelajaran Matematika dengan nilai yang diperoleh untuk

AR
AN
G

pelajaran Fisika, dengan nilai korelasi sebesar 0,99 selain itu, pengaruh variabel
bebas (nilai pelajaran Matematika) terhadap variabel terikat ( nilai pelajaran Fisika)
terlihat besar, yaitu dengan nilai 98,01%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan atau penguasaan siswa terhadap pelajaran Matematika sangat
mendukung kemampuan siswa untuk menguasai materi pelajaran Fisika.
2. Saran.

C
IK

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan bahwa untuk


meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan siswa untuk memahami mata
pelajaran Fisika, sangat diperlukan peningkatan kemampuan siswa dalam
Matematika.

AN

Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa kemampuan Matematika

siswa mempengaruhi kemampuan siswa menguasai mata pelajaran Fisika, tidak

tertutup kemungkinan bahwa kemampuan Matematika, selain hanya mempengaruhi


kemampuan menguasai pelajaran Fisika, juga mempengaruhi nilai-nilai mata
pelajaran lain yang sejenis, seperti kimia. Dengan demikian, madrasah dituntut untuk
meningkatkan kualitas pelajaran Matematika bagi para siswanya.

MAN CIKARANG

26

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

DAFTAR PUSTAKA
Sri Rahayu Pudjiastuti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: STKIP
Kusuma Negara.
Arifin, E. Zaenal. 1998. Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah, Jakarta: Grasindo.

AR
AN
G

Arifin, Zaenal. 2000. Ekonomi, Bandung: Ganesha Exact.


Black, James A dan Champion, Dean J. 2002. Metode dan Masalah Penelitian Sosial,
Bandung: PT. Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar kompetensi, Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Hutabarat, Delima, et al. Ekonomi, Jakarta: Erlangga.

Rasjidin, Rudi, et al. 1997. Ekonomi, Jakarta: Yudhistira.

C
IK

Soetarno. 1999. Aspirasi Ekonomi, Surakarta: Widya Duta.

Sugeng, Bambang, et al. 1994. MBM Aktif, Surabaya: Edumedia.


Syafril, et al. 2003. Ekonomi, Jakarta: Bumi Aksara.

AN

Syah, Mubidin. 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana ilmu.

MAN CIKARANG

27

Jajay Suharto, S.Pd

Hilangkan Budaya Plagiarisme


Dilarang Mengcopy Karya Ilmiah Ini Tanpa Seizin dari Penulis
http://www.mancikarang.sch.id

BIOGRAFI PENULIS
:

JAJAY SUHARTO, S.Pd

NIP

150 292 479

TEMPAT / TANGGAL LAHIR

BANDUNG, 30 JULI 1967

AGAMA

ISLAM

ALAMAT

Jl. Bhayang Kara Desa karang Asih RT. 004

AR
AN
G

NAMA

RW. 001 Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi.


Propinsi Jawa Barat.

RIWAYAT PENDIDIKAN:

1. SDN Cihampelas II, Cililin Bandung Tahun 1980


2. SMPN Cililin Bandung Tahun 1983

C
IK

3. SMAN Cililin Bandung Tahun 1986

4. S1 Universitas Terbuka, Jakarta Tahun 1997


5. S2 STIMA IMMI Jakarta Tahun 2008

AN

PENGALAMAN MENGAJAR:

1. MTSN Rongga, Cililin Bandung Tahun 1988 1999


2. MTsN Cikarang Bekasi Tahun 1999 Sekarang

3. MAN Cikarang Bekasi Tahun 2002 Sekarang

MAN CIKARANG

28

Jajay Suharto, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai