2/27/16, 4:34 PM
kuliah kedokteran
MARCH 16, 2015 7:37 AM
Page 1 of 13
2/27/16, 4:34 PM
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 2 of 13
2/27/16, 4:34 PM
Ruptur uteri
Kehamilan postterm
Obat-obatan
4. Idiopatik (25% 35 %)
TOKSOPLASMOSIS
DEFINISI
Toksoplasmosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma gondii dan biasanya diderita oleh
binatang herbivora, karnivora, omnivora termasuk mamalia dan burung. Manusia dapat terinfeksi oleh
parasit ini melalui makanan yang mengandung kista parasit, melalui tranfusi darah, transplantasi organ atau
melalui tangan yang terkontaminasi (misalnya pada petugas laboratorium, perkebunan, peternakan dan lainlain).
Patogenesis
Parasit berinvasi di usus kemudian memasuki sel atau difagositosis. Parasit lalu berkembang biak di dalam sel
yang menyebabkan sel penjamu pecah dan menyerang sel lain di sekitarnya. Parasit dapat tetap hidup di
dalam makrofag atau dapat menyebar secara hematogen serta limfogen ke seluruh tubuh. Parasit dapat
menyerang semua organ dan jaringan tubuh penjamu yaitu setiap sel berinti termasuk sel gamet. Penelitian
membuktikan bahwa seorang wanita yang dalam kurun waktu reproduksinya mendapat infeksi toksoplasma
dapat menghadapi resiko gangguan imunitas yang bisa mempengaruhi fertilitasnya akibat kegagalan
fertilisasi atau hancurnya zigot.
Kista dibentuk setelah ada kekebalan yaitu pada hari ke-8 setelah infeksi dapat ditemukan di berbagai organ
dan jaringan, mungkin untuk seumur hidup. Kista dapat pecah dan trofozoit yang bebas membentuk kista lagi
di sekitarnya atau berkembang biak dengan cepat dan menghancurkan sel yang diserang.
Kekebalan humoral maupun selular sel penjamu dapat menghentikan kerusakan jaringan yang disebabkan
oleh parasit. Imunitas maternal tampaknya memberikan perlindungan terhadap penularan transplasental
parasit. Dengan demikian agar terjadi toksoplasmosis kongenital maka ibu harus mendapatkan infeksi
tersebut selama kehamilannya. Bila ibu hamil mengalami infeksi primer mula-mula akan terjadi parasitemia.
Infeksi primer pada janin intrauterin diawali dengan masuknya darah ibu yang mengandung parasit tersebut
ke dalam plasenta, sehingga terjadi keadaan plasentitis yang terbukti dengan adanya gambaran plasenta
dengan reaksi inflamasi menahun pada desidua kapsularis dan fokal reaksi pada vili. Inflamasi pada tali pusat
jarang dijumpai. Kemudian parasit ini akan menimbulkan keadaan patologik.
Gejala Klinis
Pada orang dewasa penyakit ini tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas. Kadang-kadang hanya
ditemukan pembesaran kelenjar getah bening leher disertai rasa nyeri atau dapat pula dijumpai pneumonia,
poliomyelitis, miokarditis dan limfangitis (tergantung organ tubuh yang diserang). Beratnya gejala klinik yang
ditampilkan ditentukan oleh ukuran dan besarnya inokulum, status imunitas pejamu dan mungkin pula
ditentukan oleh perbedaan virulensi antara strain Toksoplasma. Penyakit yang berat akan dialami oleh
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 3 of 13
2/27/16, 4:34 PM
pejamu dalam keadaan defisiensi imunologik seperti penderita AIDS, penyakit keganasan, janin pada usia
kehamilan kurang dari 6 bulan dan lain-lain.
Bila ibu hamil mengalami infeksi primer mula-mula akan terjadi parasitemia. Infeksi primer pada janin
intrauterin diawali dengan masuknya darah ibu yang mengandung parasit tersebut ke dalam plasenta,
sehingga terjadi keadaan plasentitis yang terbukti dengan adanya gambaran plasenta dengan reaksi inflamasi
menahun pada desidua kapsularis dan fokal reaksi pada vili. Inflamasi pada tali pusat jarang dijumpai.
Kemudian parasit ini akan menimbulkan keadaan patologik.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa seorang wanita yang dalam kurun reproduksinya terjangkit
toksoplamosis dapat menghadapi resiko gangguan imunitas yang bisa mempengaruhi fertilitasnya. Hal ini
terjadi karena parasit ini meyerang setiap sel berinti, termasuk sel gamet yang tentunya akan menimbulkan
kegagalan fertilisasi atau hancurnya zigot. Hasil penelitian menunjukkan Toxoplasma IgG serum
menunjukkan titer yang tinggi pada kelompok infertilitas idiopatik.
Wanita hamil dengan Toksoplasmosis mendadak atau menahun dapat menularkan penyakitnya kepada
janin yang dikandungnya. Bagaimana cara Toksoplasma melewati rintangan plasenta, tidak diketahui.
Dengan demikian penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya abortus, kematian janin, pertumbuhan
janin terhambat, partus prematurus dan kematian neonatal. Bayi yang lahir hidup dapat menderita cacat
bawaan, seperti hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningo-ensefalomielitis dengan perkapuranperkapuran di otak, korioretinitis, iridosiklitis, atrofi nervi optici, iritis, nistagmus dan lain lain. Dapat pula
lahir dengan hidrops yang sukar dibedakan dengan eritroblastosisfetalis. Di kemudian hari anak-anak mudah
menderita serangan kejang-kejang dan hambatan dalam perkembangan mental (mental retardation).
Toksoplasmosis kongenital merupakan sindroma TORCH yang terberat.
Diagnosis
Diagnosis Toksoplasmosis pada orang dewasa sulit karena penyakit itu biasanya tidak disertai gejalagejala. Kecurigaan baru timbul setelah anak lahir dengan gejala-gejala seperti tersebut diatas. Toksoplasmosis
juga dapat ditegakkan melalui pungsi cairan ventrikel otak yang mengandung toksoplasma, pemeriksaan
serologik yang lazim seperti ELISA, hemaglutinasi, imunofluoresensi indirek dan uji pewarnaan menurut
Sabin-Feldman. Dijumpainya serokonversi, kenaikan titer IgG yang bermakna, serta IgM yang positif
merupakan petunjuk infeksi toksoplasma yang sedang berlangsung.
Penatalaksanaan
Toksoplasmosis pada seorang ibu hamil dengan daya tahan tubuh yang baik, tidak membutuhkan
penanganan yang khusus dan tidak perlu diisolasi. Pengobatan yang diberikan lebih banyak bertujuan untuk
menurunkan resiko infeksi terhadap janin.
1. Medikamentosa
Pirimetamin oral 25 mg selama 28 hari, namun tidak dianjurkan pada kehamilan trimester pertama.
Sulfadiazin oral 1 g juga diberikan selama 28 hari, tidak diberikan pada hamil aterm.
Asam folat 6 mg im, untuk menghindari efek pirimetamin terhadap system hematologik. Selama
pengobatan dilakukan pemeriksaan darah tepi dua kali seminggu.
Kortikosteroid 1-2 mg/kgbb/hari oral, dua kali per hari selama masa peradangan kemudian dosis dapat
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 4 of 13
2/27/16, 4:34 PM
diturunkan.
Pada beberapa negara menggunakan pula spiramisin 3 g sehari selama 3 minggu, diulang dengan
interval 2 minggu.
2. Non Medikamentosa
Pemeriksaan laboratorium darah tepi dua kali seminggu
Pemeriksaan USG untuk memantau kelainan janin yang mungkin terjadi (pada ibu hamil yang
menderita toksoplasmosis)
Pada trimester pertama kehamilan dengan toksoplasmosis dianjurkan untuk segera dilakukan terminasi
kehamilan. Namun secara universal belum ada kesepakatan mengenai hal ini.
Pencegahan
Berdasarkan berbagai resiko toksoplasmosis terhadap kesehatan reproduksi, pencegahan merupakan langkah
yang terbaik untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas karena penyakit ini. Secara umum, pencegahan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Jangan makan daging mentah
Tinja kucing dibakar atau diberi zat antiseptik
Mencegah kontaminasi makanan terhadap lalat atau kecoa
Mencuci tangan sebelum makan dan setelah memegang daging mentah.
Bila berkebun sebaiknya menggunakan sarung tangan.
Pemeriksaan serologi Toksoplasma, terutama di daerah dengan kejadian Toksoplasmosis tinggi. Mereka
boleh hamil setelah diyakini tidak ada infeksi.
Page 5 of 13
2/27/16, 4:34 PM
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 6 of 13
2/27/16, 4:34 PM
PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada sindroma antibodi antifosfolipid adalah :
Aspirin dosis rendah (60-80 mg)
Heparin (low-molecular weight heparin)
Kombinasi aspirin dan heparin merupakan pilihan pertama, dengan menggabungkan efek anti-koagulan dan
anti agregasi trombosit.
Glukokorticoid, dengan dosis yang terus dipantau untuk mencegah efek samping osteopenia,
osteoporosis, dan fraktur patologis.
Imunoglobulin, hanya digunakan bila terapi di atas menemui kegagalan. Terutama digunakan pada APS
yang disertai preeklampsia dan pertumbuhan janin terhambat.
Terapi immunosupresif yaitu azathioprine dan cyclosporine. Sedangkan Methotrexate dan
cyclophospamide merupakan kontraindikasi karena memiliki efek teratogenik.
DIAGNOSIS IUFD(
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 7 of 13
2/27/16, 4:34 PM
Anamnesis :
-Pasien mengaku tidak lagi merasakan gerakan janinnya.
-Perut tidak bertambah besar, bahkan mungkin mengecil ( kehamilan tidak seperti biasanya )
-Perut sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti ingin melahirkan
-Penurunan berat badan
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
: Tinggi fundus uteri berkurang atau lebih rendah dari usia kehamilannya.
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin yang biasanya dapat terlihat pada ibu yang kurus.
Palpasi
: Tidak terdengarnya denyut jantung janin setelah usia kehamilan 10-12 minggu pada
Page 8 of 13
2/27/16, 4:34 PM
Pemeriksaan langsung pada plasenta, tali pusat termasuk autopsi bayi dapat memberi petunjuk sebab
kematian janin.
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 9 of 13
2/27/16, 4:34 PM
bercak/noda
ketebalan
Grade Maserasi pada IUFD :
Grade 0 (durasi < 8 jam) : kulit kemerahan setengah matang.
Grade I (durasi > 8 jam) : kulit terdapat bullae dan mulai mengelupas.
Grade II (durasi 2-7 hari) : kulit mengelupas luas, efusi cairan serosa di rongga toraks dan abdomen
Grade III (durasi >8 hari) : hepar kuning kecoklatan, efusi cairan keruh,
mungkin terjadi mumifikasi.
KOMPLIKASI
Komplikasi kematian janin dalam kandungan :
1. Gangguan psikologis
2. Infeksi, apabila ketuban masih intak kemungkinan untuk terjadinya infeksi sangat kecil, namun bila
ketuban sudah pecah infeksi dapat terjadi terutama oleh mikroorganisme pembentuk gas seperti
Clostridium welchii.
3. Kelainan pembekuan darah, bila janin mati dipertahankan melebihi 4 minggu, dapat terjadi defibrinasi
akibat silent Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC). Walaupun terjadinya DIC terutama pada
janin mati akibat inkompatibilitas Rh yang tetap dipertahankan, kemungkinan kelainan ini terjadi pada
kasus lainnya harus dipikirkan. Kelainan ini terjadi akibat penyerapan bertahap dari tromboplastin yang
dilepaskan dari plasenta dan desidua yang mati ke dalam sirkulasi maternal.
4. Selama persalinan dapat terjadi inersia uteri, retensio plasenta dan perdarahan post partum.
Page 10 of 13
2/27/16, 4:34 PM
Dengan alat Laennec, Dopller atau CTG. Perhitungan yang ideal selama 1 menit penuh. Jika dengan CTG
direkam selama 10 menit. Dengan stetoskop Laennec, bunyi jantung janin baru dapat didengar pada
kehamilan 18-20 minggu. Cara menghitung bunyi jantung janin adalah hitung denyut jantung janin dalam 5
detik pertama, kemudian 5 detik kedua, kemudian 5 detik ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya sampai
mencapai satu menit. Dengan memakai alat dengan sistem Doppler, bunyi jantung janin baru dapat didengar
pada kehamilan 12 minggu. Normal frekuensi denyut 120-160 kali per menit; selama his frekuensi denyut
jantung janin bisa menurun dan diluar his kembali lagi kepada keadaan semula. Dengan CTG dapat mencatat
denyut jantung janin yang dikaitkan dengan pencatatan his sehingga dapat diramalkan ada atau tidak adanya
hipoksia pada janin.
3. Pemantauan aktifitas atau gerakan janin.
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu) atau objektif (dengan cara palpasi atau USG). Terdapat dua
metode penghitungan gerakan janin :
Cardif count 10 formula
Pasien mulai menghitung gerakan janin sejak jam 9 pagi. Penghitungan dihentikan setelah gerakan janin
mencapai 10 kali. Ibu disarankan untuk segera pergi ke dokter bila terdapat kurang dari 10 gerakan dalam
kurun waktu 12 jam selama 2 hari berturut-turut, atau tidak dirasakan gerakan janin sama sekali selama
kurun waktu 12 jam dalam 1 hari.
Daily Fetal Movement Count (DFMC)
Normalnya terdapat 3 gerakan janin dalam 1 jam, masing masing pada pagi, siang dan malam hari. Total
perhitungan tersebut dikalikan 4, sehingga terdapat perhitungan gerakan janin selama 12 jam. Bila terdapat
penurunan kurang dari 10 gerakan dalam 12 jam, hal ini menandakan adanya penurunan fungsi plasenta.
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks
redistribusi). Jika janin tidak bergerak pikirkan kemungkinan diagnosis banding tidur atau hipoksia.
4. Pengamatan mekoneum dan cairan ketuban
Caranya dengan amniocentesis atau amnioskopi. Pada keadaan normal otot sfingter ani janin
berkontraksi, sehingga mekoneum tidak keluar dan bercampur air ketuban, sehingga air ketuban tetap jernih.
Pada hipoksia akut terjadi hiperperistaltik otot-otot tubuh janin dan relaksasi sfingter ani sehingga
mekoneum keluar dan menyebabkan air ketuban berwarna kehijauan. Pada infeksi, terjadi koloni kuman
pada selaput dan cairan ketuban (korioamnionitis) sehingga ketuban juga akan berwarna kehijauan dan
keruh.
Pemeriksaan perbandingan lesitin-sfingomielin pada cairan ketuban digunakan untuk mengetahui apakah
janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi. Dengan peningkatan kadar lesitin permukaan
alveolus paru-paru diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan merupakan syarat untuk berkembangnya
paru-paru dan untuk bernapas.
5. Pengamatan hormon yang diproduksi oleh plasenta
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 11 of 13
2/27/16, 4:34 PM
Estriol dan Human Placental Lactogen (HPL) adalah hormon plasenta spesisfik yang diperiksa pada darah
ibu untuk menilai fungsi plasenta. Jika abnormal berarti terjadi gangguan fungsi plasenta dan berakibat
resiko pertumbuhan janin terhambat sampai kematian janin.
6. Pemeriksaan darah dan analisis gas darah janin
Dengan menggunakan amnioskopi yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala
janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa PH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunya
PH. Apabila PH itu turun sampai di bawah 7,2 hal ini dianggap tanda bahaya bagi janin oleh beberapa
penulis.
7. Ultrasonografi (USG)
Dapat digunakan untuk menilai :
Kantong gestasi : jumlah, ukuran, lokasi, bentuk, keadaan.
Janin : hidup/mati, presentasi, pertumbuhan, kelainan bawaan, perkiraan usia gestasi melaui biometri
janin janin (diameter biparietal atau DBP, lingk kepala atau HC, panjang femur atau FL, lingkar perut
atau AC, jarak kepala bokong atau CRL).
Tali pusat : jumlah pembuluh darah, sirkulasi (dengan dopller dapat menilai FDJP (Fungsi Dinamik
Janin Plasenta), SDAU (sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis)
Membran dan cairan amnion : keadaan dan jumlah.
Plasenta : lokasi, jumlah, ukuran, maturasi dan insersi.
Keadaan patologis : kehamilan ektopik, mola hidatidosa, tumor, inkompetensia serviks, perdarahan
nidasi, abortus, kehamilan anembrionik (blighjted ovum)
Dapat juga digunakan untuk membantu tindakan khusus : amniosintesis, fetoskopi, tranfusi
intrauterine, biopsi vili korialis.
8. Cardiotokografi (CTG)
Menggunakan dua elektroda yang dipasang pada fundus ( untuk menilai aktivitas uterus) dan pada lokasi
punctum maximum denyut jantung janin pada perut ibu. Dapat pula digunakan untuk menilai hubungan
antara denyut jantung dan tekanan intrauterin.
Share this:
Like
Be the first to like this.
Related
Ruptur uteri
Ruptura uteri pada
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 12 of 13
2/27/16, 4:34 PM
https://dokterbagus.wordpress.com/2015/03/16/kematian-perinatal-iufd/
Page 13 of 13