Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

ALIRAN FLUIDA
(D-1)

Disusun oleh :
Andhika Adhitya Satya Dharma

(121110003)

Satrio Christiawan

(121110014)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2013

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

ALIRAN FLUIDA
(D-1)

Disusun oleh :
1. Andhika Adhitya Satya Dharma

(121110003)

2. Satrio Christiawan

(121110014)

Yogyakarta,

Desember 2013

Disetujui oleh,
Asisten pembimbing

Marini Titri Priandari

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan Praktikum Dasar Teknik Kimia
dengan judul Aliran Fluida ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Dasar Teknik
Kimia pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN
VETERAN Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Marini Titri Priandari selaku asisten pembimbing
2. Rekan-rekan sesama praktikan
3. Staff dan petugas Laboratorium Dasar Teknik Kimia
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa

laporan ini masih terdapat

banyak

kekurangan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik maupun saran yang
membangun untuk laporan ini agar dapat bermanfaat di waktu yang akan datang.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.

Yogyakarta,

Desember 2013

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................

ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

vi

DAFTAR LAMBANG ................................................................................

vii

INTISARI ....................................................................................................

viii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................

B. Tujuan Percobaan .........................................................................

C. Tinjauan Pustaka ..........................................................................

BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN


A. Alat dan Bahan ............................................................................

11

B. Gambar Rangkaian Alat ...............................................................

11

C. Cara Kerja ....................................................................................

12

D. Diagram Alir ................................................................................

13

BAB III. DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................

14

BAB IV. KESIMPULAN .............................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

21

LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Percobaan Aliran Fluida ....................................................

13

Tabel 2. Hubungan antara debit (Q) vs Head Pompa (H) ............................

15

Tabel 3. Hubungan antara panjang ekivalen (Le) vs derajad pembukaan


pompa (K)......................................................................................

16

Tabel 4. Hubungan antara coefficient of discharge (Co) vs Bilangan


Reynold (Re) ...................................................................................

17

Tabel 5. Hubungan antara debit (Q) vs tinggi float (h) .................................

18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Aliran untuk persamaan kontinuitas .........................................

Gambar 2. Gambar Rangkaian Alat Percobaan Aliran Fluida .....................

11

Gambar 3. Hubungan debit (Q) vs Head Pompa (H) ..................................

16

Gambar 4. Hubungan sudut putaran (K) vs panjang ekivalen (Le) .............

17

Gambar 5. Hubungan Re vs Co ...............................................................

18

Gambar 6. Hubungan debit (Q) vs tinggi float (h) .....................................

19

vi

DAFTAR LAMBANG

= Luas (m)

Co

= Coeficient of discharge

= Diameter (m)

= Beda Tinggi Posisi 2 dan 1 (cm)

= Perbedaan Tinggi Hg dalam Manometer (cm)

Ek

= Energi Kinetik

Ep

= Energi Potensial

Et

= Energi Tekanan

= Faktor gesekan

= Gaya Gravitasi (ft/det2)

gc

= Gaya Gravitasi (lbm.ft/lbf.det 2)

= Head Pompa (cm)

Le

= Panjang Ekivalen (cm)

= Massa (kg)

= Tekanan (lbf/ft2)

air

= Densitas air (kg/m)

Hg

= Densitas air raksa (kg/m)

= Debit aliram (ml/detik)

= Kerja yang hilang (lbf.ft/lbm)

Re

= Bilangan Reynold

= Kecepatan (cm/det)

= Viskositas (kg/m.detik)

Ws

= Kerja Pompa (lbf.ft/lbm)

vii

INTISARI
Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran fluida
adalah salah satu cara pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat lain dengan
mengalirkannya melalui pipa. Aliran fluida terjadi karena adanya beda tekanan
dan elevasi. Masih kurangnya pemahaman terhadap proses aliran fluida, maka
dilakukan praktikum ini agar dapat lebih memahami lagi tentang proses aliran
fluida. Pemahaman mengenai aliran fluida harus dikuasai agar dapat menjadi
salah satu keunggulan bagi engineer sehingga dapat bersaing di dunia kerja.
Percobaan dimulai dengan memeriksa rangkaian alat agar proses percobaan
berjalan lancar, lalu mengisi air ke dalam tangki dan membuka kran dengan
derajat pembukaan penuh yaitu 1240 . Setelah itu, menghidupkan pompa hingga
aliran konstan. Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi
manometer pompa, manometer kran, manometer orifice dan tinggi float pada
rotameter. Serta mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch.
Percobaan ini dilakukan dengan pengurangan derajat pembukaan keran setiap
120.
Pada percobaan aliran fluida didapat bahwa makin besar debit aliran (Q),
maka makin besar head pompa (H) dengan persamaan garis y = 0,567x + 210,13
dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar 2,7422%.Untuk suatu kran yang
digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang ekivalen akan berkurang
dengan bertambahnya derajat pembukaan kran (oK), sehingga didapat
persamaan garis y = 0,0825x + 113,845 dengan persentase kesalahan ratarata sebesar 30,3253%. Untuk suatu orifice, harga Co (Coefficient of discharge)
akan bertambah selaras dengan pertambahan bilangan Reynold (Re), didapat
persamaan garis y = 0,0001x + 8,71 dengan persentase kesalahan sebesar
1,142%. Pada rotameter, bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi
float terdorong oleh aliran, didapat persamaan garis y = 0,0028x + 1,181 dengan
persentase kesalahan rata-rata sebesar 1,7825%.

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu
hal yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran
fluida adalah salah satu cara untuk mengangkut fluida dari satu tempat ke
tempat lain dengan cara mengalirkannya melalui pipa. Transportasi aliran
fluida dapat dilakukan dengan menggunakan pipa karena lebih mudah dan
aman.
Dalam kehidupan sehari hari sebenarnya kita juga sering menjumpai
proses aliran fluida tanpa kita sadari, seperti air yang keluar dari kran, air
yang mengalir di pipa pembuangan dan lainnya. Masih kurangnya
pemahaman terhadap proses aliran fluida, maka dilakukan praktikum ini agar
dapat lebih memahami

lagi tentang proses aliran fluida. Pemahaman

mengenai aliran fluida harus dikuasai agar dapat menjadi salah satu
keunggulan bagi engineer sehingga dapat bersaing di dunia kerja.

B. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik pompa, yaitu hubungan antara debit aliran (Q)
dengan head pompa (H).
2. Mempelajari hubungan antara panjang ekuivalen (Le) dengan derajat
pembukaan kran (oK).
3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan
bilangan Reynold (Re).
4. Menera rotameter yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi
float (h).

C. Tinjauan Pustaka
Dalam proses transportasi fluida, salah satu faktor yang berpengaruh
adalah densitas atau berat jenis. Fluida dapat dipengaruhi oleh tekanan dan
suhu, tetapi ada pula fluida yang tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Fluida yang sangat dipengaruhi oleh

suhu dan tekanan disebut fluida

termampatkan (compressible), contohnya uap dan

gas. Sedangkan fluida

yang densitasnya tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atau biasanya
disebut fluida tak termampatkan (incompressible), contohnya air.
Aliran zat cair dalam pipa jika di tinjau berdasarkan waktu dibagi menjadi
dua, aliran steady state dan unsteady state. Aliran steady state yaitu aliran
yang harga dari masing-masing kuantitas yang ada dalam aliran tersebut tidak
berubah terhadap waktu. Sedangkan aliran unsteady state yaitu aliran yang
harga dari kuantitasnya berubah terhadap waktu.
Aliran jika ditinjau berdasarkan jenis aliran dibagi menjadi dua yaitu aliran
laminer dan turbulen. Untuk aliran dimana partikel-partikel fluida mengalir
secara sejajar dan tidak saling memotong disebut aliran laminer. Sedangkan
aliran dimana partikel-partikelnya tidak lagi mengalir teratur dan mempunyai
komponen kecepatan tegak lurus dengan arah aliran disebut aliran turbulen. .
(Mc Cabe,1986)
Jika fluida mengalir melalui sebuah pipa tertutup, maka akan terjadi
perbedaan bentuk aliran yang dapat ditentukan dengan bilangan Reynold
(Re), yaitu :
Re =
Persamaan

DU

kontinuitas

dapat

dipergunakan

untuk

menyelesaikan

permasalahan dalam aliran fluida.

Gambar 1. Aliran untuk persamaan kontinuitas

Q = A1 . u1 = A2 . u2

. . . . . . . . . . (1)

Asumsi :
1 = 2
maka persamaan kontinuitas adalah :
m = . A1 . u1 = . A2 . u2

. . . . . . . . . . (2)

Hubungan energi pada fluida atau

material yang mengalir

melintasi pipa dapat ditentukan dengan keseimbangan energi. Energi


dibawa oleh

fluida yang mengalir dan juga ditransfer dari fluida ke

sekeliling atau sebaliknya. Energi yang dibawa fluida mencakup :


1. Internal energy (E), yaitu energi yang disebabkan oleh gerakan
molekul atom dan elektron. Termasuk seluruh energi yang
mempunyai sifat-sifat khusus dari fluida, tanpa memperhatikan
lokasi atau tempat relatifnya atau posisinya.
2. Energi yang dibawa fluida

karena kondisi alirannya atau

posisinya :
a. Energi

Kinetik

(Ek),

adalah

energi

fluida

karena

gerakannya.
Ek =

mu 2
2gc

b. Energi potensial (Ep), yaitu energi fluida karena tempat


kedudukannya yang dipengaruhi gravitasi.
Ep =

mgz
gc

c. Energi tekanan (Et), adalah energi untuk melakukan kerja


melawan tekanan yang dibawa oleh zat karena alirannya
dari awal masuk sampai keluar.
Et = m P V
Energi yang ditransfer antara fluida atau sistem dalam aliran dan
sekelilingnya ada dua jenis :
1. Energi panas (q), yaitu energi yang diserap oleh zat alir dari
sekelilingnya selama aliran.
2. Energi kerja (W), yaitu kerja yang diterima atau yang dihasilkan
atau dilakukan oleh zat yang mengalir ke sekeliling selama aliran
dan sering disebut shaf work. (Brown, G.G., 1978)
Selain itu ada juga yang disebut energi friksi (F), yaitu energi yang
hilang karena gesekan. Rugi energi terdapat pada sambungan, pipa lurus
atau penampang yang tidak sama. Neraca energi untuk sistem aliran fluida
dapat ditulis sebagai berikut :

Energi masuk :
mE1 +

mgz1
mu1 2
+
+ mP1V1
gc
2gc

Energi keluar :

mu2 2 mgz2
mE2 +
+
+ mP2V2 + mq - mWs
2gc
gc
Maka :
Energi masuk = Energi keluar.

mgz1
mgz2 2
mu2 2
mu1 2
mE1 +
+
+ mP1V1 = mE2 +
+
+
gc
2gc
gc
2gc
mP2V2 + mq - mWs

. . . . . . . . . . (3)

Bila :
E

= E1 - E2

(PV) = P1 V 1 - P2 V 2
u2

= u12 - u 22

= z1 - z 2

Maka didapatkan neraca energi untuk setiap satuan massa, yaitu :


(semua dibagi m)
E +

gz
u 2
+
+ (PV) = q Ws
gc
2gc

. . . . . . . . . . (4)

Bila aliran isothermal (E = 0) dan fluida incompressible, sedangkan


volumenya diasumsikan konstan, maka persamaan diatas menjadi :

gz P
u 2
+
+
= q Ws
gc

2gc

. . . . . . . . . . (5)

Apabila ada gesekan ( 0) dan diasumsikan aliran adiabatis (q = 0) maka


persamaannya dikenal dengan persamaan Bernoully : (ada friksi)

gz
P
u 2
+
+
= - ( Ws + F )
gc

2gc
Jika persamaan (6) dibagi dengan

. . . . . . . . . . (6)

g
, dimensi masing-masing suku
gc

dinyatakan dalam ft cairan (cm cairan) dengan :


w =

lbf
3
ft

g
gc

gc
gc
(u 2 )
- Ws
+
+ Z = -F
w
2g
g
g

(u 2 )
+ Z = -F - Ws
2g

. . . . . . . . . . (7)
(Brown, G.G.,1978)

Pompa adalah alat untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat
lain. Dimana fluida tersebut hanya dapat mengalir apabila terdapat beda
tekanan. Pada pompa, fluida akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke
tekanan yang rendah.
Laju aliran fluida dapat di ukur dengan rotameter. Rotameter terdiri dari
tabung gelas yang bentuknya kerucut (tappered glass tube), yang didalamnya
terdapat pelampung (float) yang bergerak naik turun. Bila alirannya besar,
float akan terangkat dan sebaliknya, bila aliran kecil float turun.
Untuk mengalirkan fluida, diperlukan alat yang berfungsi sebagai lintasan
alir fluida itu sendiri. Alat yang digunakan adalah pipa. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa yaitu :
1. Suhu operasi.
Suhu operasi ini akan menentukan bahan pipa yang akan dipakai dan perlu
tidaknya isolasi.
2. Internal/External pressure.
Ini akan menentukan schedule number, dimana :
Schedule Number = 1000 (P/S)
P = internal pressure yang bekerja (psi).
S = tegangan yang diijinkan oleh pipa (psi).
3. Fluida yang mengalir.
4. Jenis-jenis fitting.
Fitting adalah sepotong pipa yang mempengaruhi dalam menentukan
kebutuhan :
a. Menyambung 2 buah pipa dengan :
b. Mengatasi arus dalam pipa, disebut plug.
c. Membuat percabangan pipa sehingga arus bercabang.
Misalnya : tees, crosses.
Selain jenis fitting diatas, ada juga kran. Kran adalah salah satu jenis
fitting yang dipakai untuk mengatur, mengontrol dan membuka ataupun
menutup aliran. Pemilihan terhadap jenis kran tergantung jumlah dan jenis
cairan yang akan dialirkan serta tujuan pemakaiannya.

Dalam aliran fluida, biasa digunakan alat orificemeter. Prinsip orifice ini
adalah penurunan penampang arus aliran melalui orifice itu, yang
menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan tekanan
menurun dan penurunan tekanan antara dua titik diukur dengan manometer.
Manometer sendiri adalah alat yang berfungsi untuk mengukur beda tekan
antara titik satu dengan yang lain.

Ada beberapa jenis pemasangan manometer, yaitu :


Manometer untuk pompa.
Bila : Z1 = Z2,

karena tidak ada beda ketinggian.

u1 = u2,

karena luas penampang sama.

F = 0

Maka persamaan (6) menjadi :


-Ws =

P
air

(P2- P1)

............................(8)

air

Tekanan di A = tekanan di B.

PA = P1 +

air.Y.g

gc
PB = P2 +

P2 +

Hg.h.g
gc

air (Y h) g
gc

air (Y h) g
gc

P2 - P1 = air.Y.g +

gc

= P1 +

air.Y.g
gc

Hg.h.g
gc

Hg.h.g - air.Y.g - air.h.g


gc
gc
gc

P2 - P 1 =

( Hg - air).h.g
gc

........................... (9)

Bila persamaan (9) dibagi dengan

g
dan air, maka persamaannya
gc

menjadi:

Hg - air
air

H=

. h

......................... (10)

Manometer kran.
Bila :

Z1 = Z2,

karena tidak ada beda ketinggian.

u1 = u2,

karena luas penampang sama.

Ws = 0,

karena tidak ada kerja.

maka persamaan (6) menjadi :


F = - P =

Hg - air
gc. air

. h.g

Menurut Fanning dan D`Archy :


F=

f.Le.u2
2gc.D

maka :

f.Le.u2
=
2gc.D

Hg - air
gc. air

Kalau persamaan (11) dibagi

f.Le.u2
=
2gc.D
Le

. h.g

. . . . . . . . . . (11)

g
maka menjadi :
gc

Hg - air
air

. h.g

2g.D ( Hg - air).h
f.u .air

. . . . . . . . . . (12)

Manometer orifice.
Bila :

Z1 = Z2,

karena tidak ada beda ketinggian.

Ws = 0,

karena tidak ada kerja.

maka persamaan (6) menjadi :

P
u 2
+
= -F

2gc

. . . . . . . . . . (13)

2
2
u 2 u1 2gc F

. . . . . . . . . . (14)

Dari persamaan (1) didapatkan :

u2

u 1 .A 1
A2

................... (15)

Substitusi persamaan (15) ke persamaan (14) :


2

u1 .A1
A2

u1

- P

- P

2
u1 2gc
F

- P

2gc
F

1
A12
2
A2
- F

= Co2

..................... (16)

. . . . . . . . . . (17)

Persamaan (17) dikombinasikan dengan persamaan (16) :

u1

= Co

- P
2gc


A12
2
A 2

A
air
-1
A
2gc (-P)
2

Co

= u1

Karena persamaan

A1 2

A2 2

................... (18)

D1 4
, maka persamaan (18) menjadi
D2 4

D
air
-1
D
2gc (-P)
4

Co

= u1

Diketahui :
-P =

( Hg - air).h.g
gc

Co = u 1

air

D
-1
D
2( Hg - air).h.g.gc
gc
4

D
air
-1
D
2( Hg - air).h.g
4

Co = u 1

.................. (19)

(Brown,G.G.,1978)

10

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Beker glass.
b. Thermometer.
c. Gelas ukur.
d. Stopwatch.
e. Piknometer.
2. Bahan
a. Air.

B. Gambar Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Bak Penampung Air
2. Pompa Air
3. Manometer Pompa
4. Manometer Kran
5. Busur Drajat
6. Manometer Orifice
7. Orifice

8. Rotameter

Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan Aliran Fluida

11

C. Cara Kerja
1. Memeriksa rangkaian alat.
2. Mengisi air ke dalam tangki dan menghidupkan pompa
3. Membuka

kran

dengan

derajat

pembukaan

penuh

kemudian

menghidupkan pompa hingga keadaan aliran konstan.


4. Setelah aliran konstan mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer
pompa, manometer kran, manometer orificemeter dan tinggi float.
5. Menutup kran dengan sudut 120 dari kedudukan semula setelah mencapai
keadaan konstan , mengulangi langkah seperti no. 4
6. Mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch.
7. Mengulangi langkah 2, 3 dan 4 dengan derajat pembukaan kran yang
berbeda-beda.
8. Menghentikan percobaan setelah didapat lima data percobaan.
9. Mengukur :
a. temperatur air
b. densitas air dengan menggunakan piknometer
c. diameter pipa dan diameter orifice

12

D. Diagram Alir
Memeriksa rangkaian alat

Mengisi air ke dalam tangki penampungan

Membuka kran dengan derajat pembukaan penuh

Menghidupkan pompa hingga alirannya konstan

Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer pompa,
manometer kran, manometer orifice dan tinggi float pada rotameter

Mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch

Mengulangi langkah 2,3 dan 4 dengan derajat penutupan kran setiap 1200

Mengukur temperatur air, densitas air dengan menggunakan piknometer,


diameter pipa dan diameter orifice

13

BAB III
DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Percobaan

Tabel 1. Data Percobaan Aliran Fluida

Kran

1240

1120

1000

880

760

Volum

Waktu

(ml)

(detik)

(ml/det)

1000

1105

1050

990

970

975

970

975

960

950

955

945

920

930

935

Manometer

Manometer

Manometer

Tinggi

Pompa

Kran

Orofiece

Float

ki

ka

ki

ka

ki

ka

(cm)

210,33

32,9

6,1

14,2

14,2

9,5

19,3

7,1

195,67

32,5

14,1

14,2

9,8

19,4

193,67

32,4

14,1

14,2

10

19,3

6,8

190

32,3

6,4

14,1

14,3

10,1

19,1

6,5

185,67

32,2

6,6

14,2

14,3

10,5

19

6,4

14

Diameter orifice

= 0,6 cm

Diameter dalam pipa

= 1,85 cm

Diameter luar pipa

= 2,2 cm

Berat piknometer + Aquadest

= 42,079 gram

Berat piknometer kosong

= 17,012 gram

Berat Aquadest

= 25,067 gram

Suhu Aquadest

= 28 oC

Aquadest

= 0,996233 gram/ml

Berat piknometer + air

= 42,75 gram

Berat piknometer kosong

= 17,012 gram

Berat air

= 25,738 gram

Volume piknometer

= 25 ml

cairan

= 1,0229 gram/ml

Hg

= 13,5228 gram/ml

Suhu air

= 28 oC

B. Pembahasan
1. Mempelajari karakteristik pompa, yaitu hubungan antara debit aliran (Q)
dengan head pompa (H).

Tabel 2. Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Head Pompa (H)
No

Q (X)

H (Y)

Y Hitung

% kesalahan

1
2
3
4
5

210,33
195,67
193,67
190
185,67
975,34

327,52
323,85
322,63
316,52
312,85
1603,40

329,38
321,07
319,93
317,85
315,40
1603,65

0,5680
1,7065
2,0917
4,0626
5,2821
2,7422

15

Head pompa ( H )

332
330
328
326
324
322
320
318
316
314
312

y = 0,567x + 209,9
R = 0,808

Y Data
Y Hitung

180

185

190

195

200

205

210

215

Debit aliran ( Q )

Gambar 3. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap head pompa (H)

Dari gambar dapat dilihat bahwa, semakin besar debit aliran


menyebabkan head pompa semakin besar. Sehingga energi yang
dibutuhkan untuk mengalirkan fluida semakin besar. Hal ini di sebabkan
karena semakin besar debit aliran maka h juga akan semakin besar.
Dimana head pompa berbanding lurus dengan h, oleh karena itu head
pompa menjadi besar.

2. Mempelajari hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat


pembukaan kran (oK).
Tabel 3. Hubungan antara derajat penutupan kran (0kran) dengan panjang
ekivalen (Le)
No
1
2
3
4
5

K (X)

Le (Y)

Y Hitung

1240
1120
1000
880
760
5000

0
30,0290
30,5720
63,2185
32,9057
156,7252

12,12
21,96
31,8
41,64
51,48
159

%
kesalahan
26,8707
4,0617
34,1332
56,4471
121,4677

16

Panjang Ekivalen (Le)

70

y = -0,082x + 113,8
R = 0,489

60
50
40
30

Y data

20

Y Hitung

10
0
700

800

900

1000

1100

1200

1300

Derajat Pembukaan Kran (K)

Gambar 3. Hubungan antara derajat pembukaan kran (0K) terhadap panjang


ekivalen (Le)

Semakin besar derajat pembukaan kran, maka tekanan makin kecil


dan bilangan Reynold (Re) semakin naik, sehingga faktor gesekan (f)
semakin besar, maka harga Le makin besar. Pada data pertama didapat
harga Le 0. Hal ini disebabkan karena pada saat percobaan terjadi
kesalahan dalam pengamatan perbedaan tinggi pada manometer kran.
Sedangkan untuk data keempat, di dapat harga Le 63,2185. Hal ini
disebabkan karena perbedaan tinggi (h) yang besar dibandingkan data
yang lain.

3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan


bilangan Reynold (Re).
Tabel 4. Hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) terhadap Coefficient of
Discharge (Co)
No
1

Re (X)
55570,16

Co (Y)
14,5198

Y Hitung
14,2670

% kesalahan
1,7410

51696,92

13,6478

13,8797

1,6991

51168,51

13,7244

13,8269

0,7465

50198,88

13,6869

13,7299

0,3141

49054,87

13,7628

13,6155

1,0704

257689,36

69,3417

69,3189

5,5710

17

Coefficient of Discharge (Co)

14,6
y = 0,000x + 7,209
R = 0,756

14,4
14,2
14
13,8

Y data

13,6

Y Hitung

13,4

Bilangan Reynolds (Re)

Gambar 4. Hubungan antara bilangan Reynolds (Re) terhadap Coefficient of


Discharge (Co)

Semakin besar penampang arus pada pipa menyebabkan kecepatan


aliran (u) bertambah, sehingga bilangan Reynold (Re) akan bertambah
besar selaras dengan pertambahan harga coefficient of discharge (Co).
Namun pada data kedua dan keempat didapat nilai coeffecient of discharge
yang tidak sesuai. Hal ini di sebabkan karena kesalahan pengamatan beda
ketinggian pada manometer orifice.

4. Menera rotameter, yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi
float (h).

Tabel 5. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)
No
1
2
3
4
5

Q (X)
210,33
195,67
193,67
190
185,67
975,34

tinggi float (Y)


7,1
7
6,8
6,5
6,4
33,8

Y Hitung
7 ,1964
6,7772
6,7199
6,6150
6,4912
33,7997

% kesalahan
1,3583
3,1834
1,1770
1,7692
1,4244
8,9123

18

Tinggi float (h)

7,3
7,2
7,1
7,0
6,9
6,8
6,7
6,6
6,5
6,4
6,3

y = 0,028x + 1,186
R = 0,766

Y data
Y Hitung

180

185

190

195

200

205

210

215

Debit Aliran (Q)

Gambar 5. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)

Semakin besar aliran (Q), semakin besar pula tinggi float (h).
Bertambahnya debit aliran

(Q) menyebabkan semakin tinggi float

terdorong oleh aliran. Karena float dapat bergerak bebas sesuai dengan
besarnya aliran yang mendorong.

19

BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan grafik, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1. Dalam aliran fluida, makin besar debit aliran (Q), maka makin besar head
pompa (H) dengan persamaan garis y = 0,567x + 210,13 dengan persentase
kesalahan rata-rata sebesar 2,7422%.
2. Untuk suatu kran yang digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang
ekivalen akan berkurang dengan bertambahnya derajat pembukaan kran ( oK),
sehingga didapat persamaan garis y = 0,0825x + 113,845 dengan persentase
kesalahan rata-rata sebesar 30,3253%.
3. Untuk suatu orifice, harga Co (Coefficient of discharge) akan bertambah
selaras dengan pertambahan bilangan Reynold (Re), didapat persamaan garis
y = 0,0001x + 8,71 dengan persentase kesalahan sebesar 1,142%.
4. Pada rotameter, bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi float
terdorong oleh aliran, didapat persamaan garis y = 0,0028x + 1,181 dengan
persentase kesalahan rata-rata sebesar 1,7825%.

20

DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1978, Unit Operation, 14th printing, John Willey and Sons Inc.,
New York.
De Nevers, Noel . 2005 . Fluid Mechanics for Chemical Engineering . Third
Edition. Higher Education, Mc Graw Hill
Streeter, V.L, and Wylie E.G. 1981 . Fluid Mechanics. Mc Graw Hill Book
Co, Singapore

21

LAMPIRAN

A . PERHITUNGAN
1. Menentukan karakteristik pompa, hubungan antara debit aliran (Q) dengan
head pompa (H)

H=

Dimana : Hg = 13, 5238 gr/cm3


air = 1, 0229 gr/cm3

sehingga

H = 327,5238 cm

Dari perhitungan di atas maka di dapat

Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Head Pompa (H)


0

kran

Q (X)

H (Y)

XY

X2

1240

26,8

210,33

327,5238

68888,0860

44238,7089

1120

26,5

195,67

323,8575

63369,1996

38286,7489

1000

26,4

193,67

322,6354

62484,7997

37508,0689

880

25,9

190

316,5249

60139,7291

36100

760

25,6

185,67

312,8586

58088,4523

34473,3489

975,34

1603,4002

312970,2666 190606,8756

Jumlah

Dengan metode Least Square :

X2
x 195,068
x 1

Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai

Didapat persamaan garis :

Menghitung % kesalahan

Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di


bawah .

Hubungan antara Debit Aliran terhadap Head pompa dengan % kesalahan


Q

Y data

Y hitung

% kesalahan

210,33

327,5238

329,3841

0,5680

195,67

323,8575

321,0719

1,7065

193,67

322,6354

319,9379

2,0917

190

316,5249

317,8570

4,0626

185,67

312,8586

315,4019

5,2821

Rata - rata

2,7422

Dengan besar nilai


2 . Menentukan hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat penutupan
kran (0Kran)

D2
2

Kecepatan Linier (V)

Bilangan Reynolds (Re)

18022,5042

Faktor friksi

Panjang Ekivalen (Le)

Dari perhitungan di atas maka di peroleh data :


Hubungan antara derajat penutupan kran (0kran) dengan panjang ekivalen (Le)

No

(X)

Re

Le (Y)

XY

X2

1240

210,33

78,2856

18022,5042

0,0273

1537600

1120

195,67

72,8291

0,1

16766,3358

30,0290

0,0278

33632,4490

1254400

1000

193,67

72,0847

0,1

16594,9622

30,5720

0,0279

30571,9588

1000000

880

190

70,7187

0,2

16280,4916

63,2185

0,0281

55632,2636

774400

760

185,67

69,1071

0,1

15909,4678

32,9057

0,0282

25008,3647

577600

5000

156,7252

0,1394

144845,0361

5144000

Dengan metode Least Square :

x 1000
x 1

Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai

Didapat persamaan garis :

Menghitung % kesalahan

Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di


bawah .

Hubungan antara derajat pembukaan kran terhadap panjang ekivalen


dengan % kesalahan
No

k (X)

Y data

Y hitung

1240

11,545

1120

30,029

21,445

28,5857

1000

30,572

31,345

2,5285

880

63,2185

41,245

34,7580

760

32,9057

51,145

55,4290

Rata rata

% kesalahan

30,3253

Dengan besar nilai


3. Menentukan hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) dengan Coefficient of
Discharge (Co)

Kecepatan Linier (V)

Bilangan Reynolds (Re)

Coefficient of Discharge (Co)

Dari perhitungan di atas, maka di dapat :


Hubungan antara Bilangan Reynolds (Re) terhadap Coefficient of Discharge (Co)

No

Q rata rata

Re (X)

Co (Y)

X2

XY

9,8

210,33

744,2675

55570,1637

14,5198

3088043088,3573

806867,6622

9,6

195,67

692,3921

51696,9235

13,6478

2672571900,4045

705549,2727

9,3

193,67

685,3149

51168,5142

13,7244

2618216846,8364

702257,1565

190

672,3284

50198,8832

13,6869

2519927869,9948

687067,0939

8,5

185,67

657,0064

49054,8770

13,7628

2406380960,2539

675132,4616

257689,3616

69,3417

13305140665,8468

3576873,6468

Dengan metode Least Square :

x 51537,872
x 1

Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai

Didapat persamaan garis :

Menghitung % kesalahan

Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di


bawah .

Hubungan antara Bilangan Reynolds terhadap Coefficient of Discharge


dengan % kesalahan
No

Re (x)

Y data

Y hitung

% kesalahan

55570,1637

14,5198

14,2670

1,7410

51696,9235

13,6478

13,8797

1,6991

51168,5142

13,7244

13,8269

0,7465

50198,8832

13,6869

13,7299

0,3141

49054,8770

13,7628

13,6155

1,0704

Rata - rata

1,1142

Dengan besar nilai


4. Menera Rotameter
Hubungan antara debit aliran terhadap tinggi float
Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)
No

Q rata rata (X)

tinggi float (Y)

X2

XY

210,33

7,1

44238,7089

1493,343

195,67

38286,7489

1369,69

193,67

6,8

37508,0689

1316,956

190

6,5

36100

1235

185,67

6,4

34473,3489

1188,288

975,34

33,8

190606,8756

6603,277

Dengan metode Least Square :

x 195,068
x 1

Kemudian dengan cara substitusi, didapat nilai

Didapat persamaan garis :

Menghitung % kesalahan

Analog untuk data berikutnya, sehingga di dapat hasil seperti tabel di


bawah .

Hubungan antara Debit Aliran terhadap Tinggi Float dengan % kesalahan

Q rata-rata

Y data

Y hitung

% kesalahan

210,33

7,1

7,196438

1,3583

195,67

7,0

6,777162

3,1834

193,67

6,8

6,719962

1,1770

190

6,5

6,615000

1,7692

185,67

6,4

6,491162

1,4244

Rata - rata

1,7825

Dengan besar nilai % kesalahan rata-rata = 1,7825 %

B. TANYA JAWAB
1. Pur Anisa N (121110076)
Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan coefficient of discharge ?
Jawab

: coefficient of discharge yaitu nilai perubahan laju alir

yang disebabkan karena perbedaan diameter.


2. Galang Sokomukti (121110085)
Pertanyaan :

Apa yang menyebabkan tidak adanya gelembung-

gelembung udara di rotameter ?


Jawab

: Yang menyebabkan tidak adanya gelembung-gelembung

udara pada rotameter adalah arah jatuhnya air pada bak penampung,
ketika arah jatuh air lurus maka akan muncul gelembung udara pada
rotameter sedangkan ketika arah jatuh air tidak lurus gelembung udara
pada rotameter tidak ada.

3. Nur Apriliani (121110128)


Pertanyaan : Apa itu panjang ekivalen dan mengapa panjang ekivalen
makin besar ?
Jawab

: Panjang ekivalen adalah panjang pipa keseluruhan,

termasuk panjang pipa sambungan dan pipa belok (elbow). Panjang


ekivalen makin besar karena pengaruh derajat pembukaan kran.
Semakin kecil derajat pembukaan kran, maka tekanan makin besar dan
bilangan Reynold (Re) semakin turun, sehingga faktor gesekan (f)
semakin besar. Besarnya faktor gesekan maka mengakibatkan harga
panjang ekivalen (Le) makin besar.

Anda mungkin juga menyukai