Aliran Fluida
Aliran Fluida
ALIRAN FLUIDA
(D-1)
Disusun oleh :
Andhika Adhitya Satya Dharma
(121110003)
Satrio Christiawan
(121110014)
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
ALIRAN FLUIDA
(D-1)
Disusun oleh :
1. Andhika Adhitya Satya Dharma
(121110003)
2. Satrio Christiawan
(121110014)
Yogyakarta,
Desember 2013
Disetujui oleh,
Asisten pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan Praktikum Dasar Teknik Kimia
dengan judul Aliran Fluida ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Dasar Teknik
Kimia pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN
VETERAN Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Marini Titri Priandari selaku asisten pembimbing
2. Rekan-rekan sesama praktikan
3. Staff dan petugas Laboratorium Dasar Teknik Kimia
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa
banyak
kekurangan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik maupun saran yang
membangun untuk laporan ini agar dapat bermanfaat di waktu yang akan datang.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih.
Yogyakarta,
Desember 2013
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
vi
vii
INTISARI ....................................................................................................
viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
11
11
12
13
14
20
21
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
13
15
16
17
18
DAFTAR GAMBAR
11
16
17
18
19
vi
DAFTAR LAMBANG
= Luas (m)
Co
= Coeficient of discharge
= Diameter (m)
Ek
= Energi Kinetik
Ep
= Energi Potensial
Et
= Energi Tekanan
= Faktor gesekan
gc
Le
= Massa (kg)
= Tekanan (lbf/ft2)
air
Hg
Re
= Bilangan Reynold
= Kecepatan (cm/det)
= Viskositas (kg/m.detik)
Ws
vii
INTISARI
Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran fluida
adalah salah satu cara pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat lain dengan
mengalirkannya melalui pipa. Aliran fluida terjadi karena adanya beda tekanan
dan elevasi. Masih kurangnya pemahaman terhadap proses aliran fluida, maka
dilakukan praktikum ini agar dapat lebih memahami lagi tentang proses aliran
fluida. Pemahaman mengenai aliran fluida harus dikuasai agar dapat menjadi
salah satu keunggulan bagi engineer sehingga dapat bersaing di dunia kerja.
Percobaan dimulai dengan memeriksa rangkaian alat agar proses percobaan
berjalan lancar, lalu mengisi air ke dalam tangki dan membuka kran dengan
derajat pembukaan penuh yaitu 1240 . Setelah itu, menghidupkan pompa hingga
aliran konstan. Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi
manometer pompa, manometer kran, manometer orifice dan tinggi float pada
rotameter. Serta mengukur debit aliran dengan alat penampung dan stopwatch.
Percobaan ini dilakukan dengan pengurangan derajat pembukaan keran setiap
120.
Pada percobaan aliran fluida didapat bahwa makin besar debit aliran (Q),
maka makin besar head pompa (H) dengan persamaan garis y = 0,567x + 210,13
dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar 2,7422%.Untuk suatu kran yang
digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang ekivalen akan berkurang
dengan bertambahnya derajat pembukaan kran (oK), sehingga didapat
persamaan garis y = 0,0825x + 113,845 dengan persentase kesalahan ratarata sebesar 30,3253%. Untuk suatu orifice, harga Co (Coefficient of discharge)
akan bertambah selaras dengan pertambahan bilangan Reynold (Re), didapat
persamaan garis y = 0,0001x + 8,71 dengan persentase kesalahan sebesar
1,142%. Pada rotameter, bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi
float terdorong oleh aliran, didapat persamaan garis y = 0,0028x + 1,181 dengan
persentase kesalahan rata-rata sebesar 1,7825%.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu
hal yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran
fluida adalah salah satu cara untuk mengangkut fluida dari satu tempat ke
tempat lain dengan cara mengalirkannya melalui pipa. Transportasi aliran
fluida dapat dilakukan dengan menggunakan pipa karena lebih mudah dan
aman.
Dalam kehidupan sehari hari sebenarnya kita juga sering menjumpai
proses aliran fluida tanpa kita sadari, seperti air yang keluar dari kran, air
yang mengalir di pipa pembuangan dan lainnya. Masih kurangnya
pemahaman terhadap proses aliran fluida, maka dilakukan praktikum ini agar
dapat lebih memahami
mengenai aliran fluida harus dikuasai agar dapat menjadi salah satu
keunggulan bagi engineer sehingga dapat bersaing di dunia kerja.
B. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik pompa, yaitu hubungan antara debit aliran (Q)
dengan head pompa (H).
2. Mempelajari hubungan antara panjang ekuivalen (Le) dengan derajat
pembukaan kran (oK).
3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan
bilangan Reynold (Re).
4. Menera rotameter yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi
float (h).
C. Tinjauan Pustaka
Dalam proses transportasi fluida, salah satu faktor yang berpengaruh
adalah densitas atau berat jenis. Fluida dapat dipengaruhi oleh tekanan dan
suhu, tetapi ada pula fluida yang tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Fluida yang sangat dipengaruhi oleh
yang densitasnya tidak dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atau biasanya
disebut fluida tak termampatkan (incompressible), contohnya air.
Aliran zat cair dalam pipa jika di tinjau berdasarkan waktu dibagi menjadi
dua, aliran steady state dan unsteady state. Aliran steady state yaitu aliran
yang harga dari masing-masing kuantitas yang ada dalam aliran tersebut tidak
berubah terhadap waktu. Sedangkan aliran unsteady state yaitu aliran yang
harga dari kuantitasnya berubah terhadap waktu.
Aliran jika ditinjau berdasarkan jenis aliran dibagi menjadi dua yaitu aliran
laminer dan turbulen. Untuk aliran dimana partikel-partikel fluida mengalir
secara sejajar dan tidak saling memotong disebut aliran laminer. Sedangkan
aliran dimana partikel-partikelnya tidak lagi mengalir teratur dan mempunyai
komponen kecepatan tegak lurus dengan arah aliran disebut aliran turbulen. .
(Mc Cabe,1986)
Jika fluida mengalir melalui sebuah pipa tertutup, maka akan terjadi
perbedaan bentuk aliran yang dapat ditentukan dengan bilangan Reynold
(Re), yaitu :
Re =
Persamaan
DU
kontinuitas
dapat
dipergunakan
untuk
menyelesaikan
Q = A1 . u1 = A2 . u2
. . . . . . . . . . (1)
Asumsi :
1 = 2
maka persamaan kontinuitas adalah :
m = . A1 . u1 = . A2 . u2
. . . . . . . . . . (2)
posisinya :
a. Energi
Kinetik
(Ek),
adalah
energi
fluida
karena
gerakannya.
Ek =
mu 2
2gc
mgz
gc
Energi masuk :
mE1 +
mgz1
mu1 2
+
+ mP1V1
gc
2gc
Energi keluar :
mu2 2 mgz2
mE2 +
+
+ mP2V2 + mq - mWs
2gc
gc
Maka :
Energi masuk = Energi keluar.
mgz1
mgz2 2
mu2 2
mu1 2
mE1 +
+
+ mP1V1 = mE2 +
+
+
gc
2gc
gc
2gc
mP2V2 + mq - mWs
. . . . . . . . . . (3)
Bila :
E
= E1 - E2
(PV) = P1 V 1 - P2 V 2
u2
= u12 - u 22
= z1 - z 2
gz
u 2
+
+ (PV) = q Ws
gc
2gc
. . . . . . . . . . (4)
gz P
u 2
+
+
= q Ws
gc
2gc
. . . . . . . . . . (5)
gz
P
u 2
+
+
= - ( Ws + F )
gc
2gc
Jika persamaan (6) dibagi dengan
. . . . . . . . . . (6)
g
, dimensi masing-masing suku
gc
lbf
3
ft
g
gc
gc
gc
(u 2 )
- Ws
+
+ Z = -F
w
2g
g
g
(u 2 )
+ Z = -F - Ws
2g
. . . . . . . . . . (7)
(Brown, G.G.,1978)
Pompa adalah alat untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat
lain. Dimana fluida tersebut hanya dapat mengalir apabila terdapat beda
tekanan. Pada pompa, fluida akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke
tekanan yang rendah.
Laju aliran fluida dapat di ukur dengan rotameter. Rotameter terdiri dari
tabung gelas yang bentuknya kerucut (tappered glass tube), yang didalamnya
terdapat pelampung (float) yang bergerak naik turun. Bila alirannya besar,
float akan terangkat dan sebaliknya, bila aliran kecil float turun.
Untuk mengalirkan fluida, diperlukan alat yang berfungsi sebagai lintasan
alir fluida itu sendiri. Alat yang digunakan adalah pipa. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa yaitu :
1. Suhu operasi.
Suhu operasi ini akan menentukan bahan pipa yang akan dipakai dan perlu
tidaknya isolasi.
2. Internal/External pressure.
Ini akan menentukan schedule number, dimana :
Schedule Number = 1000 (P/S)
P = internal pressure yang bekerja (psi).
S = tegangan yang diijinkan oleh pipa (psi).
3. Fluida yang mengalir.
4. Jenis-jenis fitting.
Fitting adalah sepotong pipa yang mempengaruhi dalam menentukan
kebutuhan :
a. Menyambung 2 buah pipa dengan :
b. Mengatasi arus dalam pipa, disebut plug.
c. Membuat percabangan pipa sehingga arus bercabang.
Misalnya : tees, crosses.
Selain jenis fitting diatas, ada juga kran. Kran adalah salah satu jenis
fitting yang dipakai untuk mengatur, mengontrol dan membuka ataupun
menutup aliran. Pemilihan terhadap jenis kran tergantung jumlah dan jenis
cairan yang akan dialirkan serta tujuan pemakaiannya.
Dalam aliran fluida, biasa digunakan alat orificemeter. Prinsip orifice ini
adalah penurunan penampang arus aliran melalui orifice itu, yang
menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan tekanan
menurun dan penurunan tekanan antara dua titik diukur dengan manometer.
Manometer sendiri adalah alat yang berfungsi untuk mengukur beda tekan
antara titik satu dengan yang lain.
u1 = u2,
F = 0
P
air
(P2- P1)
............................(8)
air
Tekanan di A = tekanan di B.
PA = P1 +
air.Y.g
gc
PB = P2 +
P2 +
Hg.h.g
gc
air (Y h) g
gc
air (Y h) g
gc
P2 - P1 = air.Y.g +
gc
= P1 +
air.Y.g
gc
Hg.h.g
gc
P2 - P 1 =
( Hg - air).h.g
gc
........................... (9)
g
dan air, maka persamaannya
gc
menjadi:
Hg - air
air
H=
. h
......................... (10)
Manometer kran.
Bila :
Z1 = Z2,
u1 = u2,
Ws = 0,
Hg - air
gc. air
. h.g
f.Le.u2
2gc.D
maka :
f.Le.u2
=
2gc.D
Hg - air
gc. air
f.Le.u2
=
2gc.D
Le
. h.g
. . . . . . . . . . (11)
g
maka menjadi :
gc
Hg - air
air
. h.g
2g.D ( Hg - air).h
f.u .air
. . . . . . . . . . (12)
Manometer orifice.
Bila :
Z1 = Z2,
Ws = 0,
P
u 2
+
= -F
2gc
. . . . . . . . . . (13)
2
2
u 2 u1 2gc F
. . . . . . . . . . (14)
u2
u 1 .A 1
A2
................... (15)
u1 .A1
A2
u1
- P
- P
2
u1 2gc
F
- P
2gc
F
1
A12
2
A2
- F
= Co2
..................... (16)
. . . . . . . . . . (17)
u1
= Co
- P
2gc
A12
2
A 2
A
air
-1
A
2gc (-P)
2
Co
= u1
Karena persamaan
A1 2
A2 2
................... (18)
D1 4
, maka persamaan (18) menjadi
D2 4
D
air
-1
D
2gc (-P)
4
Co
= u1
Diketahui :
-P =
( Hg - air).h.g
gc
Co = u 1
air
D
-1
D
2( Hg - air).h.g.gc
gc
4
D
air
-1
D
2( Hg - air).h.g
4
Co = u 1
.................. (19)
(Brown,G.G.,1978)
10
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Keterangan :
1. Bak Penampung Air
2. Pompa Air
3. Manometer Pompa
4. Manometer Kran
5. Busur Drajat
6. Manometer Orifice
7. Orifice
8. Rotameter
11
C. Cara Kerja
1. Memeriksa rangkaian alat.
2. Mengisi air ke dalam tangki dan menghidupkan pompa
3. Membuka
kran
dengan
derajat
pembukaan
penuh
kemudian
12
D. Diagram Alir
Memeriksa rangkaian alat
Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer pompa,
manometer kran, manometer orifice dan tinggi float pada rotameter
Mengulangi langkah 2,3 dan 4 dengan derajat penutupan kran setiap 1200
13
BAB III
DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Percobaan
Kran
1240
1120
1000
880
760
Volum
Waktu
(ml)
(detik)
(ml/det)
1000
1105
1050
990
970
975
970
975
960
950
955
945
920
930
935
Manometer
Manometer
Manometer
Tinggi
Pompa
Kran
Orofiece
Float
ki
ka
ki
ka
ki
ka
(cm)
210,33
32,9
6,1
14,2
14,2
9,5
19,3
7,1
195,67
32,5
14,1
14,2
9,8
19,4
193,67
32,4
14,1
14,2
10
19,3
6,8
190
32,3
6,4
14,1
14,3
10,1
19,1
6,5
185,67
32,2
6,6
14,2
14,3
10,5
19
6,4
14
Diameter orifice
= 0,6 cm
= 1,85 cm
= 2,2 cm
= 42,079 gram
= 17,012 gram
Berat Aquadest
= 25,067 gram
Suhu Aquadest
= 28 oC
Aquadest
= 0,996233 gram/ml
= 42,75 gram
= 17,012 gram
Berat air
= 25,738 gram
Volume piknometer
= 25 ml
cairan
= 1,0229 gram/ml
Hg
= 13,5228 gram/ml
Suhu air
= 28 oC
B. Pembahasan
1. Mempelajari karakteristik pompa, yaitu hubungan antara debit aliran (Q)
dengan head pompa (H).
Tabel 2. Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Head Pompa (H)
No
Q (X)
H (Y)
Y Hitung
% kesalahan
1
2
3
4
5
210,33
195,67
193,67
190
185,67
975,34
327,52
323,85
322,63
316,52
312,85
1603,40
329,38
321,07
319,93
317,85
315,40
1603,65
0,5680
1,7065
2,0917
4,0626
5,2821
2,7422
15
Head pompa ( H )
332
330
328
326
324
322
320
318
316
314
312
y = 0,567x + 209,9
R = 0,808
Y Data
Y Hitung
180
185
190
195
200
205
210
215
Debit aliran ( Q )
Gambar 3. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap head pompa (H)
K (X)
Le (Y)
Y Hitung
1240
1120
1000
880
760
5000
0
30,0290
30,5720
63,2185
32,9057
156,7252
12,12
21,96
31,8
41,64
51,48
159
%
kesalahan
26,8707
4,0617
34,1332
56,4471
121,4677
16
70
y = -0,082x + 113,8
R = 0,489
60
50
40
30
Y data
20
Y Hitung
10
0
700
800
900
1000
1100
1200
1300
Re (X)
55570,16
Co (Y)
14,5198
Y Hitung
14,2670
% kesalahan
1,7410
51696,92
13,6478
13,8797
1,6991
51168,51
13,7244
13,8269
0,7465
50198,88
13,6869
13,7299
0,3141
49054,87
13,7628
13,6155
1,0704
257689,36
69,3417
69,3189
5,5710
17
14,6
y = 0,000x + 7,209
R = 0,756
14,4
14,2
14
13,8
Y data
13,6
Y Hitung
13,4
4. Menera rotameter, yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi
float (h).
Tabel 5. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)
No
1
2
3
4
5
Q (X)
210,33
195,67
193,67
190
185,67
975,34
Y Hitung
7 ,1964
6,7772
6,7199
6,6150
6,4912
33,7997
% kesalahan
1,3583
3,1834
1,1770
1,7692
1,4244
8,9123
18
7,3
7,2
7,1
7,0
6,9
6,8
6,7
6,6
6,5
6,4
6,3
y = 0,028x + 1,186
R = 0,766
Y data
Y Hitung
180
185
190
195
200
205
210
215
Gambar 5. Hubungan antara debit aliran (Q) terhadap tinggi float (h)
Semakin besar aliran (Q), semakin besar pula tinggi float (h).
Bertambahnya debit aliran
terdorong oleh aliran. Karena float dapat bergerak bebas sesuai dengan
besarnya aliran yang mendorong.
19
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan grafik, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu :
1. Dalam aliran fluida, makin besar debit aliran (Q), maka makin besar head
pompa (H) dengan persamaan garis y = 0,567x + 210,13 dengan persentase
kesalahan rata-rata sebesar 2,7422%.
2. Untuk suatu kran yang digunakan untuk mengatur aliran fluida, panjang
ekivalen akan berkurang dengan bertambahnya derajat pembukaan kran ( oK),
sehingga didapat persamaan garis y = 0,0825x + 113,845 dengan persentase
kesalahan rata-rata sebesar 30,3253%.
3. Untuk suatu orifice, harga Co (Coefficient of discharge) akan bertambah
selaras dengan pertambahan bilangan Reynold (Re), didapat persamaan garis
y = 0,0001x + 8,71 dengan persentase kesalahan sebesar 1,142%.
4. Pada rotameter, bertambahnya debit aliran menyebabkan semakin tinggi float
terdorong oleh aliran, didapat persamaan garis y = 0,0028x + 1,181 dengan
persentase kesalahan rata-rata sebesar 1,7825%.
20
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1978, Unit Operation, 14th printing, John Willey and Sons Inc.,
New York.
De Nevers, Noel . 2005 . Fluid Mechanics for Chemical Engineering . Third
Edition. Higher Education, Mc Graw Hill
Streeter, V.L, and Wylie E.G. 1981 . Fluid Mechanics. Mc Graw Hill Book
Co, Singapore
21
LAMPIRAN
A . PERHITUNGAN
1. Menentukan karakteristik pompa, hubungan antara debit aliran (Q) dengan
head pompa (H)
H=
sehingga
H = 327,5238 cm
kran
Q (X)
H (Y)
XY
X2
1240
26,8
210,33
327,5238
68888,0860
44238,7089
1120
26,5
195,67
323,8575
63369,1996
38286,7489
1000
26,4
193,67
322,6354
62484,7997
37508,0689
880
25,9
190
316,5249
60139,7291
36100
760
25,6
185,67
312,8586
58088,4523
34473,3489
975,34
1603,4002
312970,2666 190606,8756
Jumlah
X2
x 195,068
x 1
Menghitung % kesalahan
Y data
Y hitung
% kesalahan
210,33
327,5238
329,3841
0,5680
195,67
323,8575
321,0719
1,7065
193,67
322,6354
319,9379
2,0917
190
316,5249
317,8570
4,0626
185,67
312,8586
315,4019
5,2821
Rata - rata
2,7422
D2
2
18022,5042
Faktor friksi
No
(X)
Re
Le (Y)
XY
X2
1240
210,33
78,2856
18022,5042
0,0273
1537600
1120
195,67
72,8291
0,1
16766,3358
30,0290
0,0278
33632,4490
1254400
1000
193,67
72,0847
0,1
16594,9622
30,5720
0,0279
30571,9588
1000000
880
190
70,7187
0,2
16280,4916
63,2185
0,0281
55632,2636
774400
760
185,67
69,1071
0,1
15909,4678
32,9057
0,0282
25008,3647
577600
5000
156,7252
0,1394
144845,0361
5144000
x 1000
x 1
Menghitung % kesalahan
k (X)
Y data
Y hitung
1240
11,545
1120
30,029
21,445
28,5857
1000
30,572
31,345
2,5285
880
63,2185
41,245
34,7580
760
32,9057
51,145
55,4290
Rata rata
% kesalahan
30,3253
No
Q rata rata
Re (X)
Co (Y)
X2
XY
9,8
210,33
744,2675
55570,1637
14,5198
3088043088,3573
806867,6622
9,6
195,67
692,3921
51696,9235
13,6478
2672571900,4045
705549,2727
9,3
193,67
685,3149
51168,5142
13,7244
2618216846,8364
702257,1565
190
672,3284
50198,8832
13,6869
2519927869,9948
687067,0939
8,5
185,67
657,0064
49054,8770
13,7628
2406380960,2539
675132,4616
257689,3616
69,3417
13305140665,8468
3576873,6468
x 51537,872
x 1
Menghitung % kesalahan
Re (x)
Y data
Y hitung
% kesalahan
55570,1637
14,5198
14,2670
1,7410
51696,9235
13,6478
13,8797
1,6991
51168,5142
13,7244
13,8269
0,7465
50198,8832
13,6869
13,7299
0,3141
49054,8770
13,7628
13,6155
1,0704
Rata - rata
1,1142
X2
XY
210,33
7,1
44238,7089
1493,343
195,67
38286,7489
1369,69
193,67
6,8
37508,0689
1316,956
190
6,5
36100
1235
185,67
6,4
34473,3489
1188,288
975,34
33,8
190606,8756
6603,277
x 195,068
x 1
Menghitung % kesalahan
Q rata-rata
Y data
Y hitung
% kesalahan
210,33
7,1
7,196438
1,3583
195,67
7,0
6,777162
3,1834
193,67
6,8
6,719962
1,1770
190
6,5
6,615000
1,7692
185,67
6,4
6,491162
1,4244
Rata - rata
1,7825
B. TANYA JAWAB
1. Pur Anisa N (121110076)
Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan coefficient of discharge ?
Jawab
udara pada rotameter adalah arah jatuhnya air pada bak penampung,
ketika arah jatuh air lurus maka akan muncul gelembung udara pada
rotameter sedangkan ketika arah jatuh air tidak lurus gelembung udara
pada rotameter tidak ada.