Asuhan Keperawatan Post Natal Care
Asuhan Keperawatan Post Natal Care
Care (PNC)
Laporan Pendahuluan
Post Natal Care
1.
Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6
minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali
organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, MI 2000)
Masa nifas ini dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni :
a.
Masa setelah post partum sampai 24 jam setelah melahirkan (24 jam).
b.
Masa setelah hari pertama sampai dengan minggu pertama post partum
c.
Masa minggu pertama post partum sampai dengan minggu keempat post
partum.
Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genetal ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi terjadi perubahanperubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara
nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta
lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks
agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kirakira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2
sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
G. Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of
labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut
false labor pains.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa bercampur darah
(bloody shoe).
mempengaruhi
ibu dalam
diproduksi
perdarahan
Mengurangi
jumlah
asimerawat
yang
uterus
dan
memperbanyak
bayi
Memperlambat
proses
involusi
ketidakmampuan
dan
dirinya
sendiri.
untuk
c.Menyebabkan
Latihan depresi dan
merasa
panggul
lebih
kembali
kuat
normal.
dan
iniotot-otot
Ibu akan
menyebabkan
Diskusikan
pentingnya
otot
perutnya
menjadi
kuat sehingga mengurangi rasa sakit
pada panggul
memperkuat
dan
dasar Mulai
panggul
tonus
(kelgel
otot
jalan
lahir
exercise).
Jelaskan
pentingnya
latihan
untuk
dengan
mengerjakan
5 kali latihan untuk setiap gerakan.
Setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 kali lebih banyak. Pada
minggu ke-6 setelah persalinan ibu
harus mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
d.
Gizi
setiap
hari.
menyusui.
Mengkonsumsi
tambahan
500
kalori
untuk
mendapatkan
protein,
mineral
dan
vitamin
yang
cukup
Makan
dengan
diet
seimbang
(anjurkan
ibu
untuk
minum
setiap
kali
selama
Minum
sedikitnya
3
liter
setiap
hari
menambah
zat
gizi
setidaknya
40
hari
post
partum.
kepada
Pil
zat
besi
harus
diminum
untuk
unit)
agar
bayi
bisa
melalui
memberikan
air
vitamin
asinya.
Minum kapsul vitamin A (200.000 A
e.
Perawatan payudara
kering,
terutama
pada
puting
susudan
payudara
Menjaga
payudara
tetap
bersih
kali
Menggunakan
Bra
yang
menyokong
kolostrum
atau
ASI
yang
keluar
pada
sekitar
puting
susu
setiap
Apabila
puting
susumenyusui
lecet oleskan
menyusui.
Tetap
dimulai dari puting susu yang tidak
lecet.
diistirahatkan
selama
24
jam.dapat
ASI
dikeluarkan
dan
diminumkan
Apabila lecet
sangat
berat
menggunakan sendok.
dapat
minum
paracetamol
1 tablet.
tangan
Untuk
menghilangkan
nyeri
ibu sisi
menuju
untuk
puting
mengurut
susu
payudara.
Urut
payudara
daridan
arahgunakan
pangkal
payudara
menjadi
lunak.
sehingga
puting
susudepan
dengan
Keluarkan
ASI
sebagian
dari
Apabila
tidak
dapat
menghisap
seluruh
ASI,
sisanya
keluarkan
tangan.
Susukan
bayi
setiap
2-3 jam.
setelah
menyusui.
Letakkan
kain dingin pada payudara
f.
Senggama
hubungan
suami
istriuntuk
darah
merah
berhenti
dan
ibu
dapat
memasukkan
Secara
fisik
aman
memulai
1 atau
2begitu
jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri
mempunyai
hubungan
suami
tradisi
istri
menunda
sampai
pada40
masa
waktu
Banyaknya
budaya
yang
tertentu,
misalnya
setelah
hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan bergantung
pada
pasangan yang bersangkutan
5.
Perawatan post partum
a.
Perineum
Luka pada perineum akibat
episiotomi, ruptura atau laserasi
merupakan daerah yang tidak mudah
2.
a.
Tanda-tanda vital
1)
Suhu
2)
Nadi
Respirasi
Tekanan darah
Tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah sama sekali. Hipotensi
yang diindikasikan dengan perasaan pusing atau pening setelah berdiri
dapat berkembang dalam 48 jam pertama sebagai suatu akibat gangguan
pada daerah persarafan yang mungkin terjadi setelah persalinan.
b.
Pada dasarnya tekanan darah itu stabil tapi biasanya terjadi penurunan
tekanan darah sistolik 20 mmHg jika ada perubahan dari posisi tidur ke
posisi duduk. Hal ini disebut hipotensi orthostatik yang merupakan
Adaptasi Reproduksi
1)
Uterus
Involusio
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
100 gram
Plasenta lahir
750 gram
1 minggu
500 gram
2 minggu
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
Lokia
Lokia adalah istilah yang diberikan pada pengeluaran darah dan jaringan
desidua yang nekrotik dari dalam uterus selama masa nifas. Jumlah dan
warnah lokia akan berkurang secara progresif. Lokia dapat dibagi atas :
a)
Lokia rebra (hari 1 4) jumlahnya sedang, berwarnah merah
terutama darah.
b)
Lokia serosa ( hari 4 8) jumlahnya berkurang dan berwarnah
merah mudah (hemoserosal)
c)
Lokia alba (hari 8 14) jumlahnya sedikit, berwarnah putih atau
hampir tidak berwarna.
3)
Serviks
Perineum
6)
Payudara
payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali jika
laktasi disupresi. Payudara akan menjadi lebih besar lebih kencang dan
mula-mula lebih nyeri tekan status hormonal serta dimulainya laktasia.
7)
Traktus urinarius
3.
Fase-fase transisi :
o Fase antisipasi kehamilan :
Dependet
Pasif
2.
Taking Hold
Dependent
Independent
3.
Letting Go
independence pada peran yang baru
Respon ayah :
Bangga dan takut memegang bayi.
Bila ada komplikasi bayi, maka ayah akan mencari informasi untuk
ibu dalam merawat bayinya.
2.
Psikologis ayah :
Psikologi keluarga :
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
b.
4.
Istirahat
e.
Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri
5.
a.
Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8
jam post partum, kemudian boleh miring-miring kekiri dan kekanan untuk
mencegah terjadinya trobosis dan tramboemboli. Pada hari kedu dudukduduk, hari ketiga jalan-jalan dan pada hari keempat atau lima boleh
pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi tergantung pada adanya
komplikasi persalinan nifas dan sembuhnya luka-luka.
c.
Diet
Miksi
Hendaknya berkemih dapat dilakukan sendiri dngan secepatnya. Kadangkadang wanita sulit berkemih karena sphineter uretrae mengalami
tekanan oleh kepala janin dan spasme otot iritasi musculus sphicterani
selama persalinan bila kandung kemih penuh dan wanita sulit berkemih
sebaiknya lakukan kateterisasi.
e.
Defakasi
Buang air besar harus dilakukan 3 4 hari post partum. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi optipasi apabila faeces keras harus diberikan
obat laksans atau perectal, jika masih belum bisa dilakukan klisma.
f.
Laktasi
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
tidak keras, lemas dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Laktasia dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu (ASI).
Keuntungan ASI yakni :
1)
Bagi ibu
a)
Mudah didapatkan
b)
c)
Memberi kepuasan
2)
Bagi bayi
a)
b)
c)
d)
e)
Faktor anatomis
Apabila jumlah lobus dalam buah dada berkurang maka produksi ASI akan
kurang karena sel-sel ocini yang ngisap zat makanan dari pembuluh
darah akan berkurang.
2)
Faktor fisiologis
4)
Faktor istirahat
5)
6)
Faktor obat-obatan dapat mempengaruhi pembentukan dan
pengeluaran ASI karena adanya hormon yang dikandung oleh obatobatan tersebut mempengaruhi hormon prolaktin yang sangat berperan
penting dalam produksi dan peneluaran ASI.
7)
7.
Faktor psikologis
Cuti hamil dan bersalin ; menurut UU bagi wanita pekerja berhak
mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, 1 bulan sebelum
bersalin dan 2 bulan setelah bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
E. PEMERIKSAAN LAB
2 FEBRUARI 2013 jam 20.43 WITA
Hasil
Nilai Normal
14.0 x 10 3 l
4-10 x 103
WBC
RBC
4,0
3,70 x 10
HGB
10,3 g/dl
11,0
HCT
31,2 %
35,0
MCV
-84,3 %
80 -97 %
MCH
27,7 %
16 -34 %
MCHC
33,0 g/dl
31 -37 %
PLT
+ 401 x 10
F. KEADAAN MENTAL
a. Keadaan Psikologis
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
TTV :
TD : 110/80 mmhg
N : 80 x/i
S ; 36,5 c
P : 20 X/I
ANALISA DATA
N
O
1
DATA
DS :
-Klien mengatakan
susah untuk tidur
ETILOGI
MASALAH
Post partum
Gangguan pola
istirahat tidur
karena pengaruh
lingkungan RS yang
panas dan ribut
DO:
-Klien nampal gelisah
Klien tidak bisa tidur
-klien nampak
kegerahan
-lingkungan RS yang
ramai
-TTV :
TD : 110/80 mmhg
N : 80 x/i
S ; 36,5 c
P : 20 X/I
2
DS :
Klien
mengatakan ASI
belum keluar
Klien
mengatakan ASI nya
biasa keluar pada hari
ke IV-V.
DO :
Ketidakefektifan
Menyusui
Bayi
menghisap saat di
berikan putting susu
pada ibu
Menghambat pengeluaran
Oksitoksin
Bayi menyusui
melalui botol susu
dan berisi susu
formula
Pengeluaran ASI tidak efektif
lingkungan RS
yang ramai
TTV :
TD : 110/80
mmhg
N : 80 x/i
S ; 36,5 c
P : 20 X/I
3
DS :
Proses persalinan
Klien
mengatakan belum
pernah BAB selama
PP
DO :
Peristaltik
usus ibu menurun
Adanya
jahitan pada
perineum ibu
KONSTIPASI
TTV :
Peristaltik usus menurun
TD : 110/80
mmhg
N : 80 x/i
S ; 36,5 c
KONSTIPASI
P : 20 X/I
4
DO :
PROSES PERSALINAN
Tampak
adanya jahitan pada
perineum
Tampak
adanya lochia rubra
(lochia pada hari
pertama-ketiga PP)
TTV :
TD : 110/80
mmhg
N : 80 x/i
Kerusakan jaringan
S ; 36,5 c
P : 20 X/I
RESIKO
TERJADINYA
INFEKSI
CATATAN PERKEMBANGAN
Pada hari II pengkajian (SELASA, 05 februari 2013).
N
O
1.
HARI/TGL
JAM
SELASA
07.3
0
05.02/20
13
IMPLEMENTASI
1.
Mengkaji pola istirahat
tidur pasien
EVALUASI
S : klien mengatakan
sudah dapat tidur nyenyak
dan enak semalam.
2.
Memberikan posisi
yang nyaman
07.3
2
3.
Menciptakan
lingkungan yang tenang dan
sejuk dengan cara
menganjurkan keluarga
pasien untuk mengipas
pasien jika pasien ingin tidur
ataukah menganjurkan
keluarga untuk membatsi
pembesuk
07.3
4
4.
A : masalah teratasi.
P : Pertahankan intervensi
(1,2,3,4,5)
5.
Memberikan HE kepada
ibu dan keluarga tentang
pentingnya istirahat tidur
Hasil : ibu dan keluarga
mengerti.
07.3
6
07.3
8
2.
SELASA
08.4
5
05.02/20
13
1.
Mengkaji ulang tingkat
pengetahuan dan
pengalaman ibu tentang
menyusui.
Hasil : Ibumengerti dan
mengatakan bahwa pada
anak I dan II ibu menyusui
hari ke 4.
2.
Mendemonstrasikan
dan meninjau ulang teknik
menyusui
S : klien mengatakan
bahwa pada anak I dan II
ibu menyusui hari ke 4.
O : belum ada
pengeluaran ASI
A : masalah belum
teratasi.
3.
Memberikan HE kepada
ibu tentang pentingnya ASI
bagi bayi
Hasil :
Ibu mengerti dan paham
tentang pentingnya ASI bagi
bayinya
5.
Lakukan perawatan
payudara
09.1
5
4.
Melakukan perawatan
payudara
SELASA
05.02/20
13
09.3
0
07.4
5
1.
Menganjurkan pada ibu
untuk makan-makanan yang
berserat seperti nuah dan
sayuran
Hasil : ibu sudah makan buah
dan dayuran yang banyak
2.
Menganjurkan klien
minum air hangat tiap hari
Hasil : ibu minum air hangat
S : klien mengatakan
sudah ada keinginan
untuk BAB
O : Klien BAB
A : masalah teratasi.
07.4
8
08.1
3
3.
Menganjurkan ibu BAB
pada WC duduk
Hasil :ibu sudah bab namun
WC diRS adalah WC jongkok
4.
Melakukan Kolaborasi :
berikan Dulcolax sesuai
indikasi
SELASA
05.02/20
13
08.1
5
08.0
0
1.
Mengkaji lochea dan
kondisi jahitan
Hasil : lochia pada pasein ada
lah tipe lochia sangloelenta
dan mengatakan darahnya
sisa sedikit.
2.
P : pertahankan intervensi
S : klien mengatakan
bahwa nyeri telah
berkurang
3.
07.4
5
Hasil :
TTV :
TD : 110/80
N : 80 x/i
S ; 36 c
P : 20 X/I
07.3
0
4.
Menyarankan ibu
membersihkan perineal dari
depan ke belakang
Hasil : ibu mengerti dan
melakukan membersihkan
perineal nya
5.
Menyarankan ibu untuk
melakukan Vulva hygiene.
07.5
0
A : masalah belum
teratasi.
07.5
5
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a.
Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak
c.
Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai
d. Riwayat Persalinan
-
Tempat persalinan
Keadaan bayi
Keadaan ibu
e.
BB bayi
f.
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Saluran cerna
Alat kemih
Lochea
Vagina
Ekstremitas
g. Pemeriksaan psikososial
-
2. Diagnosa Keperawatan
berpengalaman
2)
Intervensi:
a.
b.
Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa nyeri yang dirasakan
c.
d.
e.
berpengalaman
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan ibu dapat mencapai kepuasan
menyusui
Kriteria Hasil:
ibu mengungkapkan proses situasi menyusui, bayi mendapat ASI yang cukup.
Intervensi:
a.
Kaji ulang tingkat pengetahuan dan pengalaman ibu tentang menyusui sebelumnya.
Rasional: membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini agar memberikan intervensi
yang tepat.
b.
c.
d.
e.
ibu dapat berkemih sendiri dalam 6-8 jam post partum tidak merasa sakit saat BAK,
a.
Berikan teknik merangsang berkemih seperti rendam duduk, alirkan air keran.
Rasional: agar kencing yang tidak dapat keluar, bisa dikeluarkan sehingga tidak ada retensi.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan sistem
kekebalan tubuh.
Tujuan: Setelah diberikan askep diharapkan infeksi pada ibu tidak terjadi
Kriteria Hasil:
-
a.
Kaji lochea (warna, bau, jumlah) kontraksi uterus dan kondisi jahitan episiotomi.
Rasional : untuk dapat mendeteksi tanda infeksi lebih dini dan mengintervensi dengan tepat.
b.
c.
d.
e.
5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih (perdarahan)
Tujuan: Setelah diberikan askep ibu diharapkan tidak kekurangan volume cairan
Kriteria Hasil:
-
a.
b.
c.
d.
6. Gangguan istirahat / perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan kecemasan hospitalisasi,
waktu perawatan bayi.
Tujuan
: Pola istirahat dapat kembali normal
Kriteria Hasil : Secara verbal klien mengucapkan dapat beristirahat cukup
Intervensi :
a. Kaji tingkat kelemahan pasien dan kebutuhan istirahatnya.
Rasional: mengetahui tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
b. Anjurkan klien untuk mengatur antara istirahat dan perawatan bayi.
Rasional: agar kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi
c. Informasikan bahwa keadaan fisik dan psikologi itu berpengaruh pada produksi ASI.
Rasional: agar ibu memerhatikan kebutuhan istirahat dan tidur
d. Libatkan keluarga dalam perawatan anak agar ibu dapat beristirahat dengan cukup.
Rasional: agar ibu dapat beristirahat dengan baik
e. Ciptakan suasana lingkungan yang terapeutik.
Rasional: lingkungan yang nyaman, membuat istirahat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
-
Bobak, M.L., Jensen, D.M., 2000, Perawatan Maternitas (terjemahan), Edisi I, YIA-PKP,
Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Kepearwatan Maternitas (terjemahan), Edisi IV,
EGC, Jakarkta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis (terjemahan), Edisi
6, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2001, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis (terjemahan), EGC,
Jakarta.
Dongoes, M.E., 2001, Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Klien (terjemahan), EGC, Jakarta.
Dwidiyanti, M., 2008, Aplikasi Model Konseptual Keperawatan, Depkes, Semarang.
Farrer, H., 2004, Perawatan Maternitas (terjemahan), EGC, Jakarta.
Farrer, H., 2001, Perawatan Maternitas (terjemahan), EGC, Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 2008, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC, Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 2003, Kepaniteraan Klinik Obstetri Dan Ginekologi, Edisi 2,EGC, Jakarta.
Mochtar, R., 2008, Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
Prawirohardjo, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Prawirohardjo, 2001, Ilmu Kebidanan, Y.B.P.S.P, Jakarta.
Saefuddin, A.B., 2000, Buku Acuan Nasional (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal),
JNPKK POGI, Jakarta.
Tucker, S.M., 2008, Standar Perawatan Pasien Proses Keperawatan Diagnosa dan Evaluasi
(terjemahan), EGC, Jakarta