Kerangka Karangan Topik
Kerangka Karangan Topik
Judul Karangan
Kerangka Topik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip
sisa makanan. Kedua, bakteri. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak
bakteri, tetapi hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus
mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus
acidophilus, Actinomyces
viscosus,
Nocardia
spp.,
dan Streptococcus mutans. Faktor penyebab yang ketiga adalah karbohidrat yang
dapat difermentasikan. Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa,
fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang
disebut
fermentasi. Bila
asam
ini
mengenai
gigi
dapat
menyebabkan
semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak
ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa
nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin, dan makanan
atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan nafas tak sedap dan
pengecapan yang buruk. Tanda-tanda karies dikemukakan oleh Birnbaum dan
Dunne (2010:185) berikut ini.
Bercak putih pada email yang menunjukkan terjadinya
hipokalsifikasi. Bila berlanjut akan menyebabkan perubahan warna
menjadi keabuan atau kehitaman. Karies akar menyebabkan warna
coklat muda atau coklat tua pada sementum dan dentin akar gigi.
Karies aktif menyebabkan dentin berstruktur lunak dan terjadi
lubang pada gigi.
Diagnosis karies pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada
semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan
eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies
interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang.
Karies yang tidak ekstensif dibantu dahulu dengan menemukan daerah lunak
pada gigi dengan eksplorer. Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar
tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana
sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum
membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat
lubang. Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang
belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka,
untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik.
Langlais dan Miller (2000:18) mengemukakan bahwa terjadinya karies
ditandai fisura putih berkapur. Ujung sonde mendeteksi lesi lunak yang
memungkinkan kelanjutan karies menembus email, dentin dan pulpa. Kepekaan
panas, dingin dan manis adalah gejala umum, tetapi perubahan warna, hilangnya
jaringan keras dan infeksi pulpa dapat terjadi sebelum pasien menyadarinya.
Harus diingat bahwa email dan dentin normal yang sehat sangat
bergantung pada nutrisi yang baik selama tahun-tahun pembentukan yang lama
pada masa kanak-kanak ketika gigi sedang berkembang (Baum dam Philips,
1997:14). Oleh karena itu, gigi pada anak-anak harus dilakukan pencegahan dan
perawatan agar tidak terjadi karies. Fluor yang sangat dibutuhkan lapisan email,
telah lama diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi. Fluor
efektif bila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai dari
awal kehamilan hingga pasca melahirkan. Pemberian fluor dapat melalui
makanan, seperti sayur, buah, ikan, garam ataupun vitamin. Bisa juga dengan
menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor. Anak-anak juga harus
dibiasakan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan rajin menggosok gigi
dan rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi. Anak-anak juga harus idajarkan untuk
mengurangi konsumsi makanan yang mani-manis agar gigi mereka dapat tetap
sehat dan terawat.
Daftar Pustaka :
Baum, dkk. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Edisi 3. Jakarta: EGC
Birnbaum, Warren & Dunne, Stephen M. 2010. Diagnosis Kelainan dalam Mulut
Petunjuk bagi Klinisi. Jakarta : EGC
Harty, F.J. & Ogston, R. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
Langlais, Robert P. & Miller, Craig S. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga
Mulut yang Lazim. Terjemahan Budi Susetyo. 2000. Jakarta: EGC
Primarwati, Wahyu. 24 Juni 2009. Karies Gigi pada Anak, (online),
(http://thetransferfactorindonesia.com/2009/06/24/karies-gigi-pada-anak/,
diakses 7 desember 2010).