Gas+turbine+fundamental 2
Gas+turbine+fundamental 2
Dimana :
seragam
jika tidak seragam dapat disebabkan oleh adanya
thermal stress pada blade, faktor stress ini biasanya
penyebab dari fracture
Flame Stabilizaton:
fuel yang keluar dari nozzle akan membentuk aliran pusaran sehingga
memungkinkan begabung dengan udara yang ada di dalam combustors
sehingga siap untuk dilakukan pembakaran
penyebaran api disesuaikan dengan bentuka aliran yang terjadi pada
aliran bahan bakar
jika dilihat konsep pembakaranya sama seperti motor diesel
gas injection:
perbedaan aliran udara yang ada pada combustor dengan aliran bahan bakar dari
injection menyebabkan pencampuran menjadi kurang homogen
sehingga diperlukan alat tambahan berupa orifice, swirlers dan venturi nozzle
untuk mengatasinya
wall cooling:
dapat berupa membuat liner / chamber dengan bahan oxidant-resistance
menggunakan udara pendinginan yang optimal pada liner / chamber
combustor material:
high fatigue resistance ( Nimonic 75, 80 dan 90) yakni campuran antara nikel dan
chromium serta titanium carbide sebagai tambahan
smoke:
terjadi karena campuran bahan bakar dan udara pada liner / chamber
terlalu kaya
cara mengatasinya dengan menyuplai udara yang lebih banyak ke dalam
chamber / liner
Nitrogen
1.
Staged Combustion
Ruang Bakar dibagi
menjadi 2 zona.
Zona I merupakan zona
persiapan campuran fuelair (campuran yang
dipakai yaitu campuran
miskin =0.6)
Zona II merupakan zona
pembakaran campuran
yang telah disiapkan
pada zona I.
Penggunaan campuran
miskin ini untuk
mengurangi kadar CO,
HC, dan Nox.
2. Lean Premix
Prevaporize (LPP)
3. The rich-burn/quick-quench/lean-burn
(RQL) combustor
Prinsipnya pada ruang bakar diinjeksikan
tambahan udara. Tambahan udara tersebut
akan dengan cepat bergabung (mixing)
dengan bahan bakar.
Apabila pencampuran berhasil, maka
pembakaran akan menjadi lebih sempurna
dan emisi yang dihasilkan akan baik.
Keberhasilan cara ini ditentukan oleh
kecepatan mixing udara-bahan bakar
tersebut.
4. Catalytic Combustor
Campuran udara bahan
bakar melewati catalytic.
Catalyst tersebut dapat
membuat pembakaran
terjadi pada konsentrasi
fuel yang sangat rendah ( <
the lean flamability limit).
Oleh karena itu temperatur
reaksi yang dihasilkan akan
rendah, mengakibatkan
konsentrasi NOx yang
dihasilkan juga rendah.
Degree of reaction
Degree of reaction dalam Axial-flow turbines
mempunyai kecepatan axial konstan dan rotor
dengan radius constan:
Utilization factor
Utilization factor didefinisikan sebagai rasio
kerja ideal dengan energy masuk. Untuk
turbin single rotor dengan radius konstan,
utilization factor diberikan sebagai :
Impulse turbin
Turbin impulse mempunyai disain yang paling
sederhana. Gas diekspansikan dalam nozel
(stationery blade). Energy termal yang tinggi
(temperature dan tekanan yang tinggi) di
konversikan menjadi energy kinetic. Konversi
ini diberikan dengan hubungan berikut:
Turbin reaksi adalah turbin yang banyak dipakai di industry. Nozzle dan
moving blade dari turbin ini berlaku sebagai lanjutan nozzle. Oleh karena
itu, enthalpy (tekanan dan temperature) turun baik di fixed dan moving
blade. Kecepatan dalam turbin reaksi biasanya jauh lebih rendah
dibandingkan turbin impulse, dan kecepatan relative memasuki blades
hampir axial.
Turbin reaksi biasanya mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dari impulse
turbin. Bagaimanapun juga, banyaknya kerja yang dihasilkan impulse
turbin lebih besar dari pada turbin reaksi.
Convection Cooling
Mengalirkan udara dingin ke dalam turbine
blade untuk menghilangkan panas yang
melewati dinding
Aliran udara yang digunakan : aliran radial,
yang melewati berbagai jalur dari hub
sampai ke tip dari blade
Metode yang paling umum digunakan pada
turbin gas.
Impingement Cooling
Pengembangan dari convection cooling.
Udara disemprotkan di dalam permukaan
blade dengan high-velocity air jets
Hal ini meningkatkan transfer panas dari
permukaan metal ke udara pendingin
Kelebihan dari metode ini adalah sistemnya
dapat diterapkan hanya di tempat yang
membutuhkan pendinginan lebih banyak
Film Cooling
Transpiration Cooling
Transpiration cooling dapat dicapai dengan
mengalirkan udara pendingin melalui lubang
pori pada dinding blade
Aliran udara pendingin akan mendinginkan
aliran gas panas secara langsung
Metode ini sangat efektif untuk temperatur
yang sangat tinggi, karena seluruh bagian
blade dilewati oleh udara pendingin
Water Cooling
Mengalirkan air ke dalam tube di dalam
blade, dan air tersebut akan keluar pada
bagian tip dari blade dalam wujud uap
Air harus mengalami pemanasan awal untuk
mencegah terjadinya thermal shock
Metode ini dapat menurunkan temperatur
blade hingga di bawah 1000 OF (538 OC)