Anda di halaman 1dari 49

2ND DAY GAS TURBINE FUNDAMENTAL

Gas turbine compressor (Centrifugal


Compressor)
Gas turbine combustors
Axial-flow turbines

Proses turbin gas :


Pada dasarnya terdiri dari 3 komponen utama :
1. Kompressor : mengkompresi udara intake agar
bertekanan tinggi
2. Ruang pembakaran : membakar bahan bakar
sehingga menghasilkan gas yang bertekanan
tinggi dan bertemperatur tinggi
3. Turbin : mengambil energi dari gas yang
terbakar dari ruang pembakaran untuk
memutarnya

Pada Turbin Gas diperlukan kompressor untuk


menekan udara masuk ke ruang bakar. Tipe
kompressor yang biasa digunakan yaitu centrifugal
kompressor.
Keuntungan Centrifugal Compressor dibanding Axial
Compressor

Menggunakan panjang yang lebih kecil bila dibandingkan


dengan kompresor axial yang ekuivalen
Tidak terlalu kehilangan performansi akibat terbentuknya
endapan pada permukaan air channel ketika bekerja di
atmosfir yang terkontaminasi
lebih mudah dimanufaktur
Dapat dioperasikan secara efisien diluar batas yang lebih
lebar dari aliran massa pada segala kecepatan rotasi
Biasanya digunakan dalam unit power kecil karena
isentropic efficiensi yang lebih tinggi dari aksial
kompresor tidak dapat digunakan pada mesin yang kecil

pada combustor temperaturnya akan meningkat


sedangkan pressure dropnya akan turun
pembakaran terjadi diupayakan pada kondisi
stoikiometri, yakni sekitar 25 - 35% fuel akan dimasukan
ke dalam combustor
ada tiga bagian utama dari combustor
- recirculation zone: fuel sebagian menguap dan
sebagian terbakar
- burning zone: semua bahan bakar telah semuanya
terbakar
- Dilution zone:

tempat transfer panas antara udara dengan gas hasil pembakaran


jika ada bahan bakar yang belum sepenuhnya terbakar, maka
pada zona ini akan ditambahkan udara dingin untuk membantu
proses pembakaran

Dimana :

adalah efisiensi dari combustors

adalah mass flow dari gas

adalah mass flow dari bahan bakar

adalah entalphy gas yang meninggalkan combustors

adalah entalphy gas yang dimasukkan ke combustors


Lower Heating Value (LHV) adalah nilai kalor dari bahan
bakar

temperatur outlet dari combustors:


biasanya

temperatur outlet dari combustors itu

seragam
jika tidak seragam dapat disebabkan oleh adanya
thermal stress pada blade, faktor stress ini biasanya
penyebab dari fracture

faktor yang harus diminimlisir


temperatur

gradient: karena dapat menyebabkan


bending (melengkung) dan retakan pada chamber
carbon deposit: karena dapat meningkatkan pressure
loss dan mengubah arah aliran
smoke: karena dapat berpengaruh pada pencemaran
lingkungan

setiap pembakaran pasti mempunyai tiga


unsur utama yakni heat, oksigen dan flame
(api)
reaksi pembakaran:

Reaksi paling umum

Jika kandungan Nitrogen pada udara diikutsertakan

Formasi reaksi yang lain akibat adanya unsure


nitrogen

Reaksi pembakaran untuk sulfur

Flame Stabilizaton:
fuel yang keluar dari nozzle akan membentuk aliran pusaran sehingga
memungkinkan begabung dengan udara yang ada di dalam combustors
sehingga siap untuk dilakukan pembakaran
penyebaran api disesuaikan dengan bentuka aliran yang terjadi pada
aliran bahan bakar
jika dilihat konsep pembakaranya sama seperti motor diesel

Combustion dan dilution:


harus memperhatikan proses dalam combustion da dilution zone, karena
dapat menimbulkan asap
untuk mencegah asap maka equivalen rasionya diupayakan dibawah 1,5

film cooling of liner:


karena dapat mempengaruhi kekuatan dari materialnya
dapat menyebabkan fatigue
dengan menambahkan lubang - lubang kecil pada liner yang didalamnya
dialiri udara dingin sebagai media pendinginan

fuel atomization and ignition:


proses pencampuran udara dan bahan bakar harus disesuaikan agar daya yang
dihasilkan dapat optimal
untuk membantu pencampuran udara dan bahan bakar maka digunakan "dualorfice atomizer
waktu ignition pada proses pembakaran harus dicari yang paling optimal agar
tidak terlalu cepat atau telalu lambat

gas injection:
perbedaan aliran udara yang ada pada combustor dengan aliran bahan bakar dari
injection menyebabkan pencampuran menjadi kurang homogen
sehingga diperlukan alat tambahan berupa orifice, swirlers dan venturi nozzle
untuk mengatasinya

wall cooling:
dapat berupa membuat liner / chamber dengan bahan oxidant-resistance
menggunakan udara pendinginan yang optimal pada liner / chamber

combustor material:

high fatigue resistance ( Nimonic 75, 80 dan 90) yakni campuran antara nikel dan
chromium serta titanium carbide sebagai tambahan

smoke:
terjadi karena campuran bahan bakar dan udara pada liner / chamber
terlalu kaya
cara mengatasinya dengan menyuplai udara yang lebih banyak ke dalam
chamber / liner

Hydrocarbon dan Carbon Monoxide:


terjadi karena pembakaran yang kurang sempurna
faktor ini dapat diminimalisir dengan mengusahakan pencampuran udara
dan bahan bakar agar lebih homogen
serta dengan meningkatkan local temperatur dalam liner / chamber

oxide of Nitrogen, dapat diminimalisir dengan:


menurunkan peak flame temperatur dengan mengusahakan campuran
menjadi miskin
menginjeksikan steam atau air untuk menurunkan temperatur
pembakaran (firing temperature)
menginjeksikan gas inert ke dalam combustor

Pembakaran pada turbin gas, menghasilkan


beberapa polutan, yaitu :
Smoke

: disebabkan pembakaran campuran kaya


Hydrocarbon & CO : disebabkan pembakaran
yang tidak sempurna
Oksida (Nox) : Hasil pembakaran
menghasilkan 90% NO dan 10%NO2

Nitrogen

Untuk menyelesaikan masalah emisi tersebut


maka cara yang dapat dilakukan yaitu
1. Staged Combustion : Pembagian zona
pembakaran pada Combustion Chamber.
Dipergunakan untuk mengurangi emisi NOx
dan smoke yang dihasilkan
2. Lean Premix Prevaporize (LPP) : Dapat
menghasilkan ultralow level dari NOx
3. The rich-burn/quick-quench/lean-burn
(RQL) combustor
4. Catalytic Combustor : Paling efektif dalam
mereduksi NOx

1.

Staged Combustion
Ruang Bakar dibagi
menjadi 2 zona.
Zona I merupakan zona
persiapan campuran fuelair (campuran yang
dipakai yaitu campuran
miskin =0.6)
Zona II merupakan zona
pembakaran campuran
yang telah disiapkan
pada zona I.
Penggunaan campuran
miskin ini untuk
mengurangi kadar CO,
HC, dan Nox.

2. Lean Premix
Prevaporize (LPP)

Cara ini digunakan untuk


menghindari terjadinya
pembakaran droplet bahan bakar
terlebih dahulu (sebelum
saatnya)
Dengan tidak adanya
pembakaran tersebut maka
temperatur flame yang
dihasilkan akan semakin tinggi,
NOx dapat diminimalkan dengan
temperatur tinggi.
Pembakaran terjadi dengan
campuran miskin.

3. The rich-burn/quick-quench/lean-burn
(RQL) combustor
Prinsipnya pada ruang bakar diinjeksikan
tambahan udara. Tambahan udara tersebut
akan dengan cepat bergabung (mixing)
dengan bahan bakar.
Apabila pencampuran berhasil, maka
pembakaran akan menjadi lebih sempurna
dan emisi yang dihasilkan akan baik.
Keberhasilan cara ini ditentukan oleh
kecepatan mixing udara-bahan bakar
tersebut.

4. Catalytic Combustor
Campuran udara bahan
bakar melewati catalytic.
Catalyst tersebut dapat
membuat pembakaran
terjadi pada konsentrasi
fuel yang sangat rendah ( <
the lean flamability limit).
Oleh karena itu temperatur
reaksi yang dihasilkan akan
rendah, mengakibatkan
konsentrasi NOx yang
dihasilkan juga rendah.

Axial-flow turbines kebanyakan digunakan


dalam aplikasi yang melibatkan fluida
kompresibel.
Dalam banyak penggunaan, efisiensi Axialflow turbines lebih tinggi dibandingkan
radial-inflow turbin.

Aliran dalam turbin diindikasikan


dalam gambar disamping ini:
Dimana:
0 = masukan nozzle
1 = masukan rotor
2 = keluaran rotor
Kecepatan fluida merupakan
parameter penting untuk
menganalisis aliran dan transfer
energy dalam turbin.
Kecepatan fluida relative
terhadap titik stationer
dinamakan kecepatan absolute
(V). hal ini penting untuk
menganalisis aliran yang
melewati stationery blade
(nozzle).

Degree of reaction
Degree of reaction dalam Axial-flow turbines
mempunyai kecepatan axial konstan dan rotor
dengan radius constan:

Untuk turbin impuls (zero reaction), kecepatan


exit relative W4 harus sama dengan kecepatan
inlet relative W3. Degree of reaction kebanyakan
turbin adalah antara 0 dan 1. Turbin dengan
Negative reaction tidak biasanya digunakan
karena efisiensi yang lebih rendah.

Utilization factor
Utilization factor didefinisikan sebagai rasio
kerja ideal dengan energy masuk. Untuk
turbin single rotor dengan radius konstan,
utilization factor diberikan sebagai :

Impulse turbin
Turbin impulse mempunyai disain yang paling
sederhana. Gas diekspansikan dalam nozel
(stationery blade). Energy termal yang tinggi
(temperature dan tekanan yang tinggi) di
konversikan menjadi energy kinetic. Konversi
ini diberikan dengan hubungan berikut:

Dimana V3 adalah kecepatan absolutdari gas


saat memasuki rotor dan h0 adalah
perubahan enthalpy sepanjang nozzle.

Kecepatan gas yang tinggi mengenai rotating blade. energy


kinetic dari aliran gas akan dikonversikan ke kerja poros
turbin. Kecepatan absolute gas meningkat dalam nozzle
dengan penurunan static pressure dan temperature.
kecepatan absolute kemudian menurun sepanjang rotating
blade. static pressure dan kecepatan relative tetap
konstan.

Guide vane dipasang diantara barisan moving


blade untuk mengarahkan kembali gas dari
barisan satu kebarisan moving blade yang
lain. Jenis turbin ini dinamakan Curtis turbin.

Pressure compound atau ratteau turbin adalah bentuk lain impuls


turbin. Dalam jenis ini, kerja dibagi menjadi beberapa stage.
Setiap stage terdiri dari barisan nozzle dan barisan moving blade.
Energy kinetic dalam jet yang meninggalkan nozzle dikonversikan
menjadi usefull work dalam rotor turbine. Gas yang
meninggalkan moving blade memasuki nozell dari stage
selanjutnya dimana enthalpy menurun lebih lanjut dan kecepatan
meningkat.

Degree of reaction dari impulse turbin adalah


nol. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh
enthalpy turun setiap stage yang dilalui
sepanjang nozzle, dan kecepatang yang
melalui nozzle sangat tinggi. Karena tidak
ada perubahan enthalpy sepanjang moving
blade, kecepatan relative masuk sama
dengan keluar.

Turbin reaksi adalah turbin yang banyak dipakai di industry. Nozzle dan
moving blade dari turbin ini berlaku sebagai lanjutan nozzle. Oleh karena
itu, enthalpy (tekanan dan temperature) turun baik di fixed dan moving
blade. Kecepatan dalam turbin reaksi biasanya jauh lebih rendah
dibandingkan turbin impulse, dan kecepatan relative memasuki blades
hampir axial.

Turbin reaksi biasanya mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dari impulse
turbin. Bagaimanapun juga, banyaknya kerja yang dihasilkan impulse
turbin lebih besar dari pada turbin reaksi.

Temperatur Inlet meningkat Spesific


Power naik, effisiensi naik
Kenaikkan temperatur menjadi mungkin
karena kemajuan di bidang metalurgi dan
penggunaan teknik pendinginan dari turbine
blades yang juga semakin maju
Udara untuk mendinginkan diambil dari
compressor discharge, dialirkan ke rotor,
stator, dan bagian mesin lain yang
membutuhkan pendinginan

Metode yang digunakan untuk pendinginan


pada turbin gas adalah :
Convection Cooling
Impingement Cooling
Film Cooling
Transpiration Cooling
Water Cooling

Convection Cooling
Mengalirkan udara dingin ke dalam turbine
blade untuk menghilangkan panas yang
melewati dinding
Aliran udara yang digunakan : aliran radial,
yang melewati berbagai jalur dari hub
sampai ke tip dari blade
Metode yang paling umum digunakan pada
turbin gas.

Impingement Cooling
Pengembangan dari convection cooling.
Udara disemprotkan di dalam permukaan
blade dengan high-velocity air jets
Hal ini meningkatkan transfer panas dari
permukaan metal ke udara pendingin
Kelebihan dari metode ini adalah sistemnya
dapat diterapkan hanya di tempat yang
membutuhkan pendinginan lebih banyak

Film Cooling

Membuat insulating layer diantara aliran gas


panas dan blade

Metode ini juga berguna untuk melindungi


combustor liners dari gas panas

Transpiration Cooling
Transpiration cooling dapat dicapai dengan
mengalirkan udara pendingin melalui lubang
pori pada dinding blade
Aliran udara pendingin akan mendinginkan
aliran gas panas secara langsung
Metode ini sangat efektif untuk temperatur
yang sangat tinggi, karena seluruh bagian
blade dilewati oleh udara pendingin

Water Cooling
Mengalirkan air ke dalam tube di dalam
blade, dan air tersebut akan keluar pada
bagian tip dari blade dalam wujud uap
Air harus mengalami pemanasan awal untuk
mencegah terjadinya thermal shock
Metode ini dapat menurunkan temperatur
blade hingga di bawah 1000 OF (538 OC)

Lima macam blade-cooling designs :

Convection and Impingement Cooling / Strut


Insert Design
Film and Convection Cooling Design
Transpiration Cooling Design
Multiple Small-Hole Design
Water-Cooled Turbin Blades

Convection and Impingement Cooling / Strut Insert


Design

Convection cooling bagian midchord section


melewati horizontal fins
impingement cooling bagian leading edge
Media pendingin keluar melalui split trailing
edge
Udara bergerak ke atas pada bagian central
cavity karena dibentuk oleh strut insert melalui
lubang pada leading edge untuk mendinginkan
bagian leading edge dari blade dengan
impingement
Lalu udara akan masuk ke horizontal fins
diantara shell dan strut yang kemudian keluar
melalui slot pada trailing edge dari blade.

Strut Insert Design

Film and Convection Cooling Design


Bagian midchord didinginkan secara convection
Bagian leading edge menggunakan convection
dan film cooling
Udara pendingin dimasukkan pada tiga port dari
dasar blade
Udara mengalir naik dan turun melalui vertical
channels dan akhirnya melewati lubang kecil
pada leading edge
Udara akan mengenai permukaan bagian dalam
leading edge dan melewati lubang untuk
membuat film cooling. Udara akan keluar
melalui slots untuk mendinginkan trailing edge
dengan convection

Film and Convection Cooling Design

Transpiration Cooling Design


Blade memiliki strut dengan shell berpori
Udara pendingin masuk ke dalam blade
melalui central plenum dari strut, yang
memiliki diameter permukaan lubang
berbeda-beda
Udara akan melewati shell berpori yang akan
didinginkan dengan kombinasi convection
dan film cooling

Metode ini menjadi efektif karena jumlah


pori pada shell tidak terbatas.
Tetapi pada metode ini kemungkinan terjadi
oksidasi yang akan menutup beberapa pori
pada saat dioperasikan, dan mengakibatkan
cooling dan high-thermas stresses yang tidak
seimbang, sehingga kemungkinan besar
terjadi kerusakan pada blade saat digunakan

Transpiration Cooling Design

Multiple Small-Hole Design


Udara pendingin diinjeksikan melalui lubanglubang kecil pada permukaan airfoil
Pendinginan pada umumnya terjadi film
cooling
Lubang-lubang pada sistem ini lebih besar
dari transpiration cooling, sehingga kecil
kemungkinannya terjadi oksidasi
Salah satu sistem terbaik yang digunakan
pada turbin gas

Multiple Small-Hole Design

Water-Cooled Turbin Blades


terdapat beberapa water tubes (Cooper) di dalam
blade
Air harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum masuk
ke dalam blade untuk menghindari thermal shock
Air berubah menjadi gas pada saat mencapai tip dari
blade, kemudian gas ini diinjeksikan menjadi aliran
gas
Keuntungan : temperatur inlet pada turbin dapat
mencapai 3000 OF (1649 OC), temperatur blade dapat
dijaga tetap di bawah 1000 OF (538 OC)
Keuntungan lainnya adalah tidak adanya masalah
hot-corrosion.

Water-Cooled Turbin Blades

Effisiensi dari turbin turun saat udara


pendingin diinjeksikan ke rotor ataupun
stator
Dengan menginjeksi udara pendingin ke
turbin dapat menaikkan temperatur di
combustor.
Hal ini pada akhirnya akan tetap menaikkan
effisiensi dari turbin gas

Cooled Turbine Aerodynamics

Anda mungkin juga menyukai