kembali aktif. Konsumsi pun ditingkatkan konsumsi propolis setiap minum dengan frekuensi
tetap. Dua minggu mengkonsumsi, nanah berhenti keluar. Bau tidak sedap pun tidak lagi
tercium. Luka di telapak mulai mengering, sedangkan luka di punggung kaki menyempit.
Lebam kehitaman di sekitar luka memudar.
Saat itu konsumsi propolis masih dibarengi obat kimia. Setelah obat dokter habis, Yatinah
melanjutkan pengobatan hanya dengan propolis. Sebulan setelah konsumsi, giliran luka di
punggung kaki mengering bersamaan menutupnya luka di telapak. Dua bulan
mengkonsumsi, nenek 17 cucu itu bisa lepas dari kursi roda. Ia kembali bisa berjalan meski
agak tertatih. Tak sampai 3 bulan mengkonsumsi, luka mengerikan itu sudah lenyap.
Bukan cuma mengkonsumsi propolis secara oral, Yatinah juga menggunakan salep untuk
obat luar. Ia mengoleskan salep mengandung propolis pada ganren di kakinya. Sebelumnya
luka dicuci 23 kali dengan cairan infus. Cairan infus dipilih lantaran steril. Setelah dibilas
dengan cairan madu, barulah salep dioleskan. Cairan madu menggantikan alkohol yang
meskipun ampuh mengeringkan luka tapi sakitnya tidak tertahankan.
Propolis bekerja di Dalam dan luar
Menurut dr Hafuan Lutfie, dokter yang meresepkan propolis sejak 2002, propolis bisa
bekerja di dalam dan di luar tubuh. Jika dikonsumsi oral, propolis memperbaiki fungsi
kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah.
Tapi dengan catatan kelenjar pankreas masih berfungsi dan belum rusak total, katanya.
Selain membantu penyembuhan, propolis juga memberi nutrisi sehingga sel bisa
beregenerasi. Fungsi itulah yang tidak bisa digantikan obat-obatan medis.
Jika digunakan di luar tubuh, misalnya dioleskan sebagai salep, propolis bisa
menyembuhkan ganren dan menghilangkan nanah serta bau. Pasalnya, lem lebah itu
bersifat antibakteri. Menurut Hafuan, nanah dan bau adalah sisa pertempuran antara sel
darah putih dan bakteri patogen dari udara. Jika bakteri sudah dikalahkan oleh propolis,
tidak ada lagi nanah penyebab bau yang terbentuk. Sifat lain propolis dan produk
perlebahan lain secara umum adalah membantu pengeringan sehingga tidak dihinggapi
bakteri patogen.
Daya menyembuhkan propolis tergantung kepada kadar yang dikonsumsi. Semakin tinggi
kadar, semakin ampuh daya menyembuhkannya. Namun, jika kadarnya terlalu tinggimisal
melebihi 60%zat itu tidak bisa tercerna tubuh lantaran sifatnya yang liat dan keras.
Sebagai produk nonkimiawi, propolis aman dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa efek
samping. Toh, Hafuan mengingatkan, selain asupan propolis, penderita diabetes tetap harus
menjaga pola makan dan menghindari konsumsi tinggi glukosa serta karbohidrat.
Propolis sebagai Antibakteri
Propolis ampuh memberangus diabetes melitus dan efek sampingnya lantaran kandungan
CAPE alias asam kafeat fenetil ester. Penelitian Fuliang dari Universitas Zhejiang, Hangzhou,
China, dan Hepburn dari Universitas Rhodes, Grahamstown, Afrika Selatan, membuktikan
ekstrak propolis menurunkan kadar glukosa, fruktosamin, malonaldehida, oksida nitrat,
oksida nitrat sintetase, trigliserida, sampai kolesterol total dalam darah.
Sementara hasil pengujian Propolis di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPT)
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menemukan propolis kaya alkaloid, flavonoid,
polifenol, saponin, tanin, dan kuersetin, yang semuanya bersifat antioksidan.