Treasury Single Account
Treasury Single Account
Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan TSA terdapat dalam :
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 12 ayat (2)
dan Pasal 22 ayat (2) dan (3)
Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui satu rekening (Single
Account) Rekening Kas Umum Negara (RKUN)
sulit untuk mengetahui jumlah uang yang dimiliki oleh negara secara cepat
Banyaknya uang negara yang masih dikuasai oleh K/L dan bendahara (dalam bentuk
UP)
yang mewajibkan penerimaan dan pengeluaran harus melalui rekening tersebut sehingga
dengan demikian saldo kas dapat dikendalikan.
pemerintah maka saldo tersebut harus dikonsolidasikan kedalam satu rekening pada setiap
akhir hari kerja.
pelaksanaan pengeluaran atau penerimaan. Uang yang menganggur tersebut harus dapat
diminimalisir dengan memanfaatkan dana kas sedemikian rupa sehingga saldo kas
menganggur menjadi minimal.
Transparansi
Diharapkan dengan TSA akan dapat menjamin transparansi dalam pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran negara serta dalam pelaksanaan pengendalian saldo kas
pemerintah dengan adanya laporan yang dapat diketahui oleh publik.
Prinsip-prinsip TSA
investasi dan penempatannya yang aman (risk free) serta transparansi atas surplus
cash
2.
Semua penerimaan negara masuk ke RKUN dan semua pengeluaran negara dibayar
dari RKUN.
3.
4.
Tidak ada lagi dana mengendap di BOI, II dan III dengan menihilkan saldo yang ada
pada setiap akhir hari kerja. Untuk pengeluaran, dana disediakan pada saat diperlukan
untuk pembayaran. Bank Operasional I, yang selanjutnya disingkat BO I, adalah bank
operasional mitra Kuasa BUN di daerah yang menyalurkan dana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk pengeluaran non gaji bulanan, termasuk kekurangan
gaji dan gaji susulan, dan uang persediaan. Bank Operasional II, yang selanjutnya
disingkat BO II, adalah bank operasional mitra Kuasa BUN di daerah yang menyalurkan
dana APBN untuk pengeluaran gaji bulanan. Bank Operasional III, yang selanjutnya
disingkat BO III, adalah bank operasional yang melakukan pembagian Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)/Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan upah
pungut PBB/BPHTB serta membayar pengembalian PBB dan BPHTB.
5.
6.
Uang yang berada di Bank Indonesia dan bank umum mendapatkan bunga sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7.
Pemberian imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia dan Bank
Umum untuk penerimaan dan pengeluaran negara.
8.
9.
Berdasarkan perencanaan kas yang akurat, menempatkan uang yang idle ke rekening
yang mendapatkan bunga di Bank Indonesia/Bank Umum atau melakukan investasi
jangka pendek pada instrumen moneter yang aman dan menguntungkan.
10.
Mencari dana dengan tingkat bunga yang paling ekonomis atau menjual Surat Utang
Negara (SUN) yang dimiliki dengan harga yang paling menguntungkan untuk menutup
kekurangan kas.