PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme
tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi)
dari dalam tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi
menjadi eliminasi unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra.
Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih.
Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme
dan mengeluarkannnya sebagai urin.
Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit
pada organ dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya
menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga
kehidupan
.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas system perkemihan berupa makalah tentang
gangguan system perkemihan
2. Tujuan Khusus
SYSTEM PERKEMIHAN
21
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
D. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai gangguan system perkemihan. Manfaat lain dari penulisan
makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dalm memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
gangguan system perkemihan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Definisi System Perkemihan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
SYSTEM PERKEMIHAN
21
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah
suatu system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk
membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
2. Definisi Gangguan System Perkemihan
System perkemihan pria meliputi system urinarius, system renalis dan
system genetalia atau organ reproduksi pria yang terdiri dari testis,
epididymis, vas deferens, vesikula seminalis, prostat, dan penis. System
perkemihan pada wanita meliputi system urinarius dan system renalis
(Purnomo, 2005; Black & Hawk, 2005). Adapun gangguan system
perkemihan dapat berasal dari system renal atau urologi. Gangguan renal
merupakan kelainan pada fungsi ginjal dan gangguan urologi kelainan yang
mengenai kandung kemih, ureter, uretra dan kelenjar prostat di samping
kelainan struktur ginjal (Macaulay, 1997; Smeltzer dan Bare, 2008).
Gangguan renal misalnya Gangguan Ginjal Akut (GgGA) dan
Penyakit Ginjal Kronis (PGK), sedangkan gangguan pada urologi meliputi
gangguan pola berkemih. Trauma saluran kemih, obstruksi saluran kemih
berupa: tumor/kanker prostat, stricture uretra (Smletzer & Bare, 2008; Sellers,
2006).
B. Anatomy Fisiology System Perkemihan
1. Susunan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari:
Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih)
SYSTEM PERKEMIHAN
21
a. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga
abdomen (retroperitoneal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12
hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit dibawah ginjal kiri
untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal
terlindungi oleh iga kesebelas. Kedua ginjal di bungkus oleh dua lapisan
lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan (Guyton, 2009).
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
Gambar 3: Potongan
4) Potongan
Ginjal
membujur ginjal
Gambar 4:
Jaringan ginjal.
Warna biru
menunjukkan satu
tubulus
Struktur halus ginjal
terdiri dari
merupakan
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
Gambar 5: Ureter
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah lapisan otot polos
3) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
c. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet.
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
e) Toksin.
f) Hormon.
3) Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah
terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a) Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada
dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini
terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan
mencetuskan tahap ke 2.
b) Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan
mengosongkan kandung kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord
(tulang belakang) Sebagian besar pengosongan di luar kendali
tetapi pengontrolan dapat di pelajari latih. Sistem saraf
simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter
interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls
menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter
relaksasi terjadi MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
4) Ciri-Ciri Urin Normal
a) Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai
dengan jumlah cairan yang masuk.
b) Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
c) Baunya tajam.
d) Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
C. Gangguan Pada Ginjal
SYSTEM PERKEMIHAN
21
1. Epidemiologi
Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi
oleh banyak kista. Penyebab kelainan ini adalah heriditas. Bila penyakit
ini mengenai anak-anak, akan bersifat progresif dan dapat menyebabkan
kematian. Bila mengenai orang dewasa, gejala akan timbul setelah pasien
berusia 30 tahun.
Ginjal dipenuhi oleh kista yang demikian membesar, mendesak
jaringan ginjal dan sekitarnya yang berangsur-angsur menghancurkan
jaringan ginjal, yang. pada akhirnya pasien menderita kegagalan ginjal.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan diagnostik. Untuk memastikan adanya kelainan ini perlu
dilakukan pemeriksaan IVP (intravenous pyeiography). Penggambaran
dengan kontras dari piala ginjal dan saluran-salurannya. Tindakan ini untuk
melihat fungsi sekresi dan ekskresi dari kedua ginjal, melihat apakah ada bate
radiopaque dan radio luccut, dan melihat apakah ada kelainan pada ginjal.
3. Penatalaksanaan
Tindakan pengobaton Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal
polikistik meliputi :
1) Diet rendah protein yang memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.
2) Pasien harus istirahat di tempat tidur.
3) Pembedahan dengan operasi Rovsings, suatu tindakan untuk
melubangi kista, ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri.
Persiapan untuk tindakan ini sama seperti persiapan pasien untuk
operasi pada umumnya.
4) Dialisis renal dan transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal
ginjal. Bila ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
pasien mengalami gagal ginjal.
5) Penatalaksanaan. Untuk gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra,
dilatasi uretra dengan bougi, don drainase supra pubik.
4. Prognosis.
Gangguan ini pada anak-anak dapat menyebabkan kematian. Pada
orang dewasa bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
kegagalan ginjal.
Bila penatalaksanaan pada keadaan akut kurang baik dapat
menyebabkan retensi kronik.
D. Gangguan Pada Ureter
SYSTEM PERKEMIHAN
21
1. Epidemiologi
Kanker sering terjadi. Dapat dianggap bahwa sekitar sepuluh persen
pria di atas usia enam puluh tahun terkena kanker prostat. Di bawah lima
puluh tahun, jarang atau tidak pernah terlihat, sementara di atas tujuh puluh
tahun di negara-negara Barat, kanker ini adalah tumor ganas pada pria yang
paling banyak terjadi. Insidensinya meningkat yang untuk sebagian
merupakan akibat meningkatnya diagnosis dini dan kanker prostat tanpa
gejala. Di seluruh dunia, ada banyak perbedaan dalam hal munculnya kanker
prostat. Di Asia Timur insidensinya rendah, sedangkan di Eropa Selatan dan
Amerika Latin insidensinya sedang. Dibandingkan dengan pria kulit putih di
Amerika Serikat, insidensi antara pria kulit hitam di AS, adalah dua kali lipat,
sementara pria di Jepang jarang terkena kanker prostat, dibandingkan dengan
orang kulit putih di AS.
Insidensinya juga rendah di antara pria kulit hitam di Afrika. Hormon
kelamin pria adalah penting, bahkan merupakan syarat utama pada
terjadinya kanker prostat; pada pria yang kelenjar testisnya diangkat (kebiri),
penyakit ini tidak tampak. Perbedaan mencolok dalam insidensi ini, tentu saja
menunjuk ke faktor-faktor eksternal. Faktor mana, anehnya, tidak jelas. Tentu
saja orang otomatis mengaitkannya dengan kebiasaan makan, dengan pola
mondial; lemak dan protein berlebihan. Namun, hal ini tidak pernah
dibuktikan. Tidak ada pegangan dalam memberikan nasihat untuk mencegah
kanker ini. Satu-satunya faktor risiko yang pasti adalah usia, tetapi penuaan
tidak dapat dihambat maupun dicegah. Pada sepuluh persen kanker prostat,
ada indikasi mengenai peranan faktor keturunan. Beberapa keluarga dipantau
sesuai skema penelitian tahunan tertentu dengan pemeriksaan rektal (DRE =
digital rectal examination) dan pemeriksaan darah (PSA = prostate spesific
antigen). Jika mencurigakan, dilakukan pemeriksaan endo-ekho, kalau perlu
diikuti biopsi lewat rektum. Jika tidak dapat ditunjukkan adanya sel-sel
tumor, sesudah setahun, pemeriksaan diulang.
2. Gejala Klinis
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
3) Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko
terkecil terdapatpada orang Asia.- Pria, memiliki resiko 2-3 kali
lebih besar.
4) Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang
menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi
untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya
perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko
terjadinya kanker ini
2. Gejala Klinis
Gejalanya bisa berupa:
a. hematuria (adanya darah dalam air kemih)
b. rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
c. desakan untuk berkemih
d. sering berkemih.
3. Diagnosa
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit
ini, namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker.
Lavase kandung kemih dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari
urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi
traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada
daerah yang dicurigai.
4. Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
b. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya
ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.
c. USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam
kandung kemih.
d. Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan
mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
e. Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.
5. Terapi
Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan mliputi jenis
tumor, kedalam invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit,
dan keadan umum klien. Factor-faktor tersebut penting dalam rencana
perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan vulgrasi digunakan pada
karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil. Karena kecepatan
kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi mungkin
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
SYSTEM PERKEMIHAN
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mendiagnosis tumor ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi bila
tingkatannya sudah agak lanjut. Dengan memperhatikan perubahan diplastik dari
epitel servik, penanganan yang sederhana tetapi benar akan menghindarkan
wanita dari kanker serviks. Bilamana deteksi dini dapat diupayakan, maka angka
kematian wanita karena kanker serviks pastinya akan berkurang.
Kanker buli buli atau juga disebut vesika urinaria (kandung kemih)
merupakan keganasan kedua setelah karisoma prostat. Tumor ini dua kali lebih
banyak mengenai laki- laki dari pada wanita pada usia lanjut. Karsinoma bulibuli yang masih dini merupakan tumor superfisia.
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui, tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki faktor resiko seperti
usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan bertambahnya
usia ,dan merokok faktor utama.
Adapun penanganan bagi pasien menderita penyakit buli-buli
1. Pembedahan
2. Radiasi eksternal
3. Kemoterapi.
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata
sempurna maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
Dosen pembimbing ataupun rekan-rekan semua agar untuk kedepannya akan
menjadi lebih baik semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
SYSTEM PERKEMIHAN
21