Alfred B Wuon
Alfred B Wuon
JURNAL
OLEH :
ALFRED BILLY WUON
080112081
Sistem
Manajemen
Kselamatan
dan
Kesehatan
Kerja.
Wuon, Alfred. Analysis of the Safety Management and health work System
In PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. Essay. Public Health Faculty.
Sam Ratulangi University. Supervisor: (I) Prof. dr. Jootje M. L. Umboh,
MS (II) dr. Paul A. T. Kawatu, MSc (III) dr. Woodford B. S. Joseph, MSc
ABSTRACT
UU No. 13 tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 and 2 which states "Every worker/laborer
have the right to protection of: occupational safety and health; morals and
decency, and treatment in accordance with human dignity and religious values.
The purpose of this research is to describe the implementation of the Occupational
Safety and Health Management System an effort to minimize accidents in PT.
Kerismas Witikco Makmur Bitung (PT KWMB).
This study uses qualitative research methods where to collect the data by
in-depth interviews. Based tripartite, informants in this study consisted of three
parties, namely the firm, local governments, and unions. Research variables in this
study are safety and health management system of work that includes
commitment and Policy, Planning, Implementation, Measurement and Evaluation,
and Revisited. To establish the validity of the data, conducted the examination
techniques through several activities, namely the technique of triangulation.
The results showed that commitment and policy on PT KWM Bitung not
based on Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 1, where in this case the
company has not put the organization of the Safety Management and health
work in their company, planning K3 in Kerismas Witikco Makmur PT Bitung is
also not in accordance with Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 2 where
in this case the company has yet to establish goals and objectives are documented
K3 program, implementation the company already has commitments and policies
that have made the company K3 safety protection of workers in the form of
provision of self safety tools as a technical effort in the company's accident
prevention, measurement and evaluation in the company SMK3 not based
Permenaker No. 05/Men/1996 or in this case has not appeared in the form of a
statement or commitment letters and documents concerning the measurement and
evaluation of SMK3 in the company, while the review of SMK3 in PT Kerismas
Witikco Makmur Bitung is still not based on Permenaker No. 05/Men/1996,
where the company havent do the audits of SMK3.
Recommended that companies establish K3 organization in the
organizational structure in the company in the form of placing competent
employees in the field K3 based exist from perudang-undangan, employees are
advised that in addition to further raise awareness of the importance of K3 and
obey all the rules.
Keywords: The Safety Management And Health Work System
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data kecelakaan kerja
PT. Jamsostek cabang bitung yang
bertempat di kantor dinas tenaga
kerja kota bitung, dari 98.711 kasus
kecelakaan kerja dari tahun 2007
sampai tanggal 24 april 2013
terdapat sebanyak 1112 kasus
kecelakaan kerja yang terjadi di
Sulawesi Utara, berdasarkan data
Jamsostek di tahun 2010 sebanyak
6.647
tenaga
kerja
(6,73%)
diantaranya mengalami cacat. Ini
terbagi atas 61,1 % cacat fungsi,
38,36 % cacat sebagian, dan 0,54 %
cacat total. Hampir setiap hari kerja,
lebih dari 27 tenaga kerja mengalami
cacat. Dan untuk riwayat kecelakaan
kerja di PT. Kerismas Witikco
Makmr
Bitung
menurut
PT.
Jamsostek cabang Kota Bitung
terdapat 40 kasus kecelakaan kerja di
perusahaan tersebut dari tahun 2007
sampai pada tangal 24 april 2013,
adapun berdasarkan data jaminan
kecelakaan
kerja
(JKK)
PT.
Jamsostek cabang Bitung ditinjau
dari biaya penyembuhan karyawan
yang pernah cidera di PT. Kerismas
Witikco Makmur Bitung rata-rata
biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam upaya pengobatan karyawan
masih dibawah ukuran pembiayaan
cidera serius (Jamsostek, 2013).
Berdasarkan undang-undang
No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1
dan 2, maka perusahaan harus
mempersiapkan sarana dan prasarana
sebagai
upaya
pencegahan
kecelakaan kerja dan programprogram yang dapat mengurangi
angka
kecelakaan
kerja
di
perusahaan. Salah satu programnya
adalah program keselamatan dan
kesehatan kerja para tenaga kerja.
1. Menurut
Mangkunegara,
Keselamatan dan Keselamatan
Kerja adalah sesuatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
2. Jackson, menjelaskan bahwa
Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
menunjukan
kepada
kondisi-kondisi fisiologis-fisikal
dan psikologis tenaga kerja yang
disediakan oleh perusahaan.
3. Menurut
Sumamur,
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja
di perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian kesehatan
kerja merupakan spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedoteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat
pekerja
memperoleh
derajat
kesehatan
sebaik-baiknya
(dalam
hal
dimungkinkan; bila tidak, cukup
derajat kesehatan yang optimal),
fisik, mental, emosional, maupun
sosial dengan opaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif
terhadap
penyakit/gamgguan
kesehatan yang di akibatkan oleh
pekerjaan ada/atau lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit pada
umumnya. Jelas sifat-sifat kesehatan
kerja yaitu (Sumamur, 2009):
1. Sasaran adalah manusia
2. Bersifat medis/ kesehatan
2.2.2 Tujuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Hakekat dan tujuan dari keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) yaitu
(Sumamur, 2009) :
2.2 Sistem
Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3)
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi
struktur organisasi, perencanaan,
tanggung
jawab,
pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumberdaya
yang
dibutuhkan
bagi
pengembangan,
penerapan,
pencapaian,
pengkajian
dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan
dengan
kegiatan
kerja
guna
terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif (Anonimous,
2013).
Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 05/ MEN/ 1996 pasal 1
berkesinanmbungan
dengan
tujuan meningkatkan kinerja K3.
Langkah-langkah
dalam
mengembangkan sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatn Kerja
dapat diuraikan sebagai berikut
(Azmi, 2008) :
1. Peraturan PerUndang-Undangan
dan Standar.
Sebelum
implementasi
harus
diidentifikasi
semua
peraturan
perUndang-Undangan dan standar
K3 yang berlaku dalam perusahaan
yang
bersangkutan.
Sebaiknya
dibentuk
tim
untuk
mendokumentasikan
peraturan
perUndang-Undangan dan standar
K3. Dari hasil identifikasi ini
kemudian disusun Peraturab K3
perusahaan
dan
Pedoman
pelaksanaan K3. Praktek pada
banyak
perusahaan,
peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja
dicetak dalam bentuk buku saku
yang selalu dibawa oleh tenaga kerja,
agar setiap pekerja memahami
peraturan dan persyataratan lainnya.
2. Menetapkan
Kebijakan
K3
Perusahaan.
Yaitu
pernyataan
mengenai
komitmen dari organisasi untuk
melaksanakan semua ketentuan K3
yang berlaku sesuai dengan operasi
perusahaan, melindungi keselamatan
dan kesehatan semua pekerja
termasuk kontraktor dan stacholder
lainnya seperti pelanggan dan
pemasok.
3. Mengorganisasikan.
Untuk melaksanakan kebijakan K3
secara efektif dengan peran serta
semua tingkatan manajemen dan
pekerja. Bagaimana Top Manajemen
menempatkan organisasi K3 di
perusahaan serta dukungan yang
diberikan merupakan pencerminan
dari komitmen terhadap K3.
4. Menerapkan SMK3.
Perusahaan
harus
memebuat
perencanaan yang efektif guna
mencapai keberhasilan penerapan
dan kegiatan Sistem Manajemen K3
dengan sasaran yang jelas dan dapat
diukur.
5. Penerapan SMK3.
Perusahaan
harus
menyediakan
personil yang memiliki kualifikasi,
sarana yang memadai sesuai sistem
Manajemen K3 yang diterapkan
dengan membuat prosedur yang
dapat memantau manfaat yang akan
didapat maupun biaya yang harus
dikeluarkan.
6. Mengukur dan memantau hasil
pelaksanaan,
dengan
menggunakan standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
Ada dua macam ukuran yang dapat
digunakan yaitu ukuran bersifat
reaktif yang didasarkan pada
kejadian kecelakaan dan ukuran yang
bersifat proaktif, karena didasarkan
kepada upaya dari keseluruhan
sistem.
7. Melakukan audit dan meninjau
ulang secara menyeluruh (Azmi,
2008).
2.3 Manfaat Penerapan SMK3
Pengaruh positif terbesar yang diraih
akibat penerapan manajemen K3
pada sistem manajemen perusahaan
adalah adanya pengurangan angka
kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Selain itu, beberapa manfaan
lain dari penerapan manajemen K3
adalah (Kawatu, 2012) :
1. Memberikan
kepuasan
dan
meningkatkan loyalitas pekerja
terhadap perusahaan, karena
adanya jaminan keselamatan dan
kesehatandalam kerja;
2. Menunjukan
bahba
sebuah
perusahaan telah beritikad baik
dalam
mematuhi
peraturan
perudangan, sehingga dapat
3. Belum
pernah
dilakukan
penelitian tentang SMK3 di PT.
Kerismas
Witikco
Makmur
Bitung.
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Oktober 2012 sampai bulan Maret
2013.
3.3 Informan
Informan
diperlukan
untuk
memperoleh berbagai informasi yang
diperlukan oleh peneliti.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian
ini
yaitu
sistem
manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang meliputi Komitmen dan
Kebijakan, Perencanaan, Penerapan,
Pengukuran dan Evaluasi, dan
Tinjauan Ulang.
3.5 Definisi Operasional
1. SMK3 adalah suatu sistem K3 di
perusahaan yang melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja
dan lingkungan kerja untuk
mengurangi kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja di PT.
Kerismas
Witikco
Makmur
Bitung.
2. Komitmen / kebijakan K3 adalah
tekad, keinginan dan pernyataan
tertulis pengusaha atau pengurus
dalam pelaksanaan K3 di PT.
Kerismas
Witikco
Makmur
Bitung.
3. Perencanaan K3 adalah suatu
perencanaan guna mencapai
keberhasilan penerapan SMK3
dengan sasaran yang jelas dan
dapat diukur di PT. Kerismas
Witikco Makmur Bitung.
4. Penerapan
K3
adalah
pelaksanaan K3 di perusahaan
yang
meliputi
jaminan
kemampuan,
kagiatan
ini
penyediaan
anggaran
mengenai K3 di perusaaan
tetap ada dalam rencana
anggaran
belanja
kami.
Anggaran-anggaran tersebut
merupakan kebijakan sendiri
dari pihak perusahaan dalam
pengadaan APD dan fasilitasfasilitas lainnya mengenai
K3,
kebijakan-kebijakan
tersebut juga berdasarkan
hasil kerjasama kami dengan
pihak Disnaker (Informan
H2)
mesin,
yang
sama-sama
ditempatkan
di
mesin
pembentuk seng galvanis
perusahaan
ini.
Dan
semuanya
memulainya
sambil belajar disini, dan
kami bisa.(Informan K1)
saya yang memiliki latar
belakang sebagai skretaris
ditempatkan
sebagai
sekretaris manajer, dan saya
rasa perusahaan sudah tepat
dalam menenempatkan setiap
personel
di
perusahaan
ini(Informan K2)
Setiap informan yang telah di
wawancarai mengaku mamahami
dan mematuhi peraturan dan
kebijakan K3 yang telah di tetapkan
oleh perusahaan. Pada kenyataanya
berdasarkan hasil observasi berserta
dokumentasi langsung di lapangan
ditemukan bahwa semua karyawan
tidak mengenakan helm pada saat
bertugas. Di pihak lain manajer
umum bahkan direktur perusahaan
sendiri tidak mengambil tindakan
dalam menanggapi hal tersebut.
..karyawan-karyawan disini
ditempatkan pada posisi
berdasarkan
pendidikan
terakhir mereka masingmasing.
Yang
dengan
demikian
kami
dapat
menempatkan
mereka
berdasarkan
kompetensi
mereka. Tetapi secara khusus
dalam
bidang
produksi,
saudara tahu sendiri bahwa
tidak ada pendidikan khusus
terhadap
spesialisasi
penguasaan mesin galvanis,
setiap karyawan baru perlu
melakukan
penyesuaian
dalam bidang itu (Informan
H1)
seluruh
karyawan
di
perusahaan memahami juga
10
(Informan H2)
setelah
melakukan
koordinasi dengan pihak
Dinas Tenaga Kerja Kota
Bitung
maka
kami
mengadakan tinjauan awal di
perusahaan
mengenai
11
4.1.1.2 Kebijakan K3
Berdasarkan hasil wawancara, PT.
KWM sudah mulai menjalankan
upaya meminimalisir kecelakaan dan
penyakit akibat kerja sejak tahun
1986 yaitu dengan melakukan
koordinasi dengan Dinas Tenaga
Kerja setempat mengenai upaya K3
di perusahaan. Komitmen dan
Kebijakan
dalam
penerapan
manajemen K3 di PT. KWMB secara
umum belum memadai karena secara
internal tidak memiliki organisasi K3
ataupun menempatkan seorang ahli
K3 dalam strukur organisasi.
Berdasarkan
hasil
wawancara,
diketahui
perusahaan
belum
menyusun kebijakan K3 dan
kebijakan
lingkunganya
secara
tertulis atau signifikan.
perencanaan-perencanaan
tersebut sudah termasuk
dalam rencara
anggaran
perusahaan(Informan H2)
4.2.2.1 Perencanaan
Identifikasi
Bahaya,
Penilaian,
dan
Pengendalian Resiko
Berdasarkan
hasil
wawancara
diketahui bahwa secara sigifikan
perusahaan juga belum mempunyai
prosedur
terdokumentasi
yang
mempertimbangkan
identifikasi
bahaya dan penilaian resiko, dan
pengendalian resiko. Resiko-resiko
keselamatan tidak diidentifikasi dan
ditinjau
sebelumnya
terhadap
pekerjaan-pekerjaan
yang
akan
dilakukan.
setiap permasalahan K3
perusahaan ini langsung
dikonsultasikan kepada pihak
DISNAKER Kota Bitung,
sekalipun
kami
tidak
memiliki kebijakan khusus
dari perusahaan.(Informan
H1)
kami belum memilikinya.
Namun kami selalu berada
dibawah pengawasan dan
pembinaan DISNAKER Kota
Bitung dalam upanya K3
.(Informan H2)
perusahaan
belum
memimiliki
perencanaanperancanaan lebih dalam
mengenai K3 (Informan H1)
4.1.2 Perencanaan
Berdasarkan
hasil
wawancara
diketahui bahwa perusahaan belum
memiliki perencanaan secara tertulis
atau signifikan mengenai K3 yang
menjelaskan secara detil bagaimana
bentuk perencanaan tersebut.
12
Berdasarkan
hasil
wawancara
diketahui
perusahaan
belum
memiliki
prosedur
pelaporan.
Adapun mekanisme pelaporan yang
disusun di perusahaan dilakukan
secara langsung dengan penyusunan
berita acara untuk dimasukan kepada
pihak DISNAKER Kota Bitung
disaat terjadi sebuah insiden.
13
14
perusahaan-perusahaan
lainya sudah melakukan
audit,
diataranya
PT.
Indofood
yang
letaknya
berdekatan
dengan
PT.
KWMB dan itu dilakukan
pertahunya. Kecuali PT.
KWMB,
karena
belum
sepenuhnya
bekerjasama
dengan kami. Maka mereka
belum pernah melakukan
audit (Informan D1)
Berdasarkian
hasil
wawancara, pihak dinas tenaga kerja
kota bitung sudah beberapa kali
memberikan
surat
peringatan
mengenai adanya pelanggaran dalam
menjalankan SMK3 di PT. KWMB
dalam menindak lanjuti pelanggaran-
4.2.5
15
Tinjauan Ulang
Berdasarkan
hasil
wawancara
diketahui bahwa PT. KWMB belum
melakukan tinjauan ulang.
kami
juga
belum
menjalankan
tinjauan
ulang(Informan H1)
16
BAB V. PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Informan
Wawancara penelitian dilakukan
kepada beberapa informan dari pihak
perusahaan yang terdiri dari 1 orang
sebagai
HRD/Personalia
PT.
KWMB, 1 orang HRD/Personalia
PT. KWM cabang Manado, 1 orang
karyawan bagian produksi, 1
karyawan
sekretaris
Factory
Manager di PT KWMB, serta 1
orang dari pihak Dinas Tenaga Kerja
Kota Bitung. Wawancara dilakukan
secara langsung (tatap muka).
Adapun profile informan penelitian
akan diuraikan, sebagai berikut:
1. Informan H1
Seorang lulusan Fakultas Hukum
di Universitas Samratulangi pada
tahun 2004 yang dimana
sekarang bekerja di PT. KWMB
sebagai HRD/Personalia dan
sudah menjadi pegawai tetap di
perusahaan tersebut dari tahun
2005 sampai sekarang.
2. Informan H2
Seorang yang bertugas sebagai
HRD/Personalia di PT. KWM
Cabang Manado yang sudah
menjadi pegawai tetap di
perusahaan tersebut dari tahun
2006 sampai sekarang.
3. Informan D1
Seorang pegawai negeri sipil
yang ditugaskan di Dinas Tenaga
Kerja Kota Bitung yang menjabat
sebagai
pengawas
SMK3
perusahaan-perusahaan yang ada
di wilayah kota Bitung.
4. Informan K1
Seorang lulusan sarjana muda
jurusan
sekretaris
yang
ditempatkan di PT. KWMB
sebagai
Sekretaris
Factory
Manager di PT. KWMB yang
sudah menjadi pegawai tetap di
17
JAMSOSTEK
menjadi
mitra
perusahaan
tentang
jaminan
kesehatan karyawan.
Hasil observasi di PT KWMB
menunjukan
perusahaan
sudah
menunjukan upaya-upaya mengenai
K3 di perusahaan diantaranya adalah
pengadaan APD (alat pelindung diri)
serta pengadaan spanduk K3, namun
upaya tersebut tidak didukung oleh
adanya pendokumentasian tentang
program-program K3 yang sudah
dijalankan di perusahaan.
5.2.2 Tinjauan Awal K3
Permenaker
No.
05/Men/1996
lampiran 1 poin 1.2 bahwa
perusahaan
harus
melakukan
peninjauan
awal
K3
dengan
mengidentifikasi kondisi yang ada
dibandingkan dengan ketentuan
pedoman pemerintah. Dengan belum
menempatkan organisasi K3 di
dalam perusahaan dan didukung oleh
hasil wawancara terhadap HRD
perusahaan, maka diketahui bahwa
PT. KWMB belum menjalankan
tinjauan awal K3 sesuai dengan
Peraturan pemerintah yang berlaku di
Republik
Indonesia,
termasuk
Keputusan
Presiden
Menteri,
Peraturan Daerah, serta Peraturan
Perundangan lainnya mengenai K3 di
perusahaan. Hasil wawancara dengan
pihak pengawas dalam hal ini Dinas
Tenaga Kerja Kota Bitung juga
mendukung mengenai hal ini,
dimana
PT.
KWMB
belum
menjalankan pengesahan pemakaian
alat, mesin dan instalasi ditempat
kerja. Menunjukan bahwa perlunya
peningkatan SMK3 di perusahaan
tersebut.
5.4 Perencanaan
Pada Permenaker No. 05/Men/1996
lampiran 1 poin 2 diterangkan bahwa
perusahaan
harus
membuat
perencanaan yang efektif yang
18
5.5 Penerapan
5.5.1 Jaminan Kemampuan
Permenaker
No.
05/Men/1996
lampiran 1 disebutkan bahwa dalam
mencapai penerapan SMK3 yang
baik perusahaan harus menunjuk
personel
yang
mempunyai
19
20
21
Sistem
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
PT. Jamsostek. 2013. Data kasus
kecelakaan kerja di sulut dan
di pt dari tahun 2007 sampai
tanggal 24 april 201. PT.
Jamsostek Cabang Bitung
6.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan
kesimpulan yang diperoleh, maka
diajukan beberapa saran kepada
perusahaan, yaitu :
1. Perusahaan disarankan agar
menempatkan karyawan yang
kompeten
dibidang
K3
berdasarkan Permenaker No.
05/Men/1996 Lampiran 1 Poin 1.
2. Para pekerja tetap maupun
karyawan disarankan untuk lebih
meningkatkan kesadaran akan
pentingnya K3 dan mematuhi
segala peraturannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi R. 2008. Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja oleh P2K3
untuk
Meminimalkan
Kecelakaan kerja di PT Wijaya
Karya Beton Medan. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Medan
Tarigan, Z. 2008.
Analisis Sistem
Manajemen
Keselamatan
Dan Kesehatan
Kerja
Di Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) Tanjung Medan PTPN
V
Provinsi Riau. Tesis.
Sekolah
Pasca
Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Medan
Budiono, A, M, Sugeng.
2008.
Hiperkes & KK.
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro. Semarang.
Kawatu, P, A, T. 2012.
Bahan
Kuliah
Kesehatan
Keselamatan
Kerja.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
22