Modul Elektronika Daya-PPG 2010 PDF
Modul Elektronika Daya-PPG 2010 PDF
2010
KATA PENGANTAR
Elektronika Daya
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iv
1
1
3
10
12
13
13
14
20
24
27
27
28
32
34
36
36
37
43
49
51
51
52
54
59
60
62
65
65
65
67
68
69
Elektronika Daya
ii
70
70
71
74
75
76
Elektronika Daya
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Diode
.......................................................................
.... ...................................................................
.......................................................................
11
12
14
16
18
19
21
23
29
29
30
30
31
32
32
33
34
37
39
40
Elektronika Daya
iv
Halaman
Gambar 4.4 Rangkaian Konverter Gelombang-penuh Hubungan
Jembatan Satu Fasa Beban R ...........................................
41
34
44
45
47
48
49
52
54
56
58
59
61
66
67
67
68
71
73
74
Elektronika Daya
Semikonduktor Daya
2010
BAB I
SEMIKONDUKTOR DAYA
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
Menguasai karakteristik semikonduktor daya yang dioperasikan sebagai
pensakelaran, pengubah, dan pengatur.
Menguasai dasar prinsip kerja rangkaian elektronika daya, antara lain:
penyearah, konverter, AC regulator, chopper, dan inverter.
STANDAR KOMPETENSI
Mampu menerapkan prinsip dasar pensakelar elektronis dari komponen
semikonduktor daya dalam rangkaian elektronika daya.
A. Pendahuluan
Rangkaian elektronika daya merupakan suatu rangkaian listrik
yang dapat mengubah sumber daya listrik dari bentuk gelombang
tertentu (seperti bentuk gelombang sinusoida) menjadi sumber daya
listrik dengan bentuk gelombang lain (seperti gelombang nonsinusoida)
dengan menggunakan piranti semikonduktor daya. Semikonduktor daya
memiliki
peran
penting
dalam
rangkaian
elektronika
daya.
suatu
Elektronika Daya
rangkaian
elektronika
memiliki
keuntungan
dapat
1
Semikonduktor Daya
2010
merupakan
Elektronika Daya
Semikonduktor Daya
2010
IA
IA
ON
Vr
VAK
VAK
OFF
VAK
Daerah
pemblokan
balik
Semikonduktor Daya
2010
2. Thyristor
Semikonduktor daya yang termasuk dalam keluarga thyristor ini,
antara lain : SCR (silicon-controlled retifier), GTO (gate turn-off
Elektronika Daya
Semikonduktor Daya
2010
Kondisi
ON
Kondisi OFF ke ON
ketika IG dipicu
Daerah
pemblokan
balik
Daerah dadal
balik
Tegangan dadal
balik
Kondisi
OFF
Tegangan dadal
maju
Kondisi
ON
ON
Kondisi OFF ke ON
ketika IG dipicu
OFF
Pemblokan
balik
Pemblokan
maju
ini
Elektronika Daya
termasuk
dalam
keluarga
thyristor.
Dalam
rangkaian
5
Semikonduktor Daya
2010
gerbang dan katoda diberi tegangan yang lebih negatif atau dialiri pulsa
arus negatif.
Menuju
ON
Menuju
OFF
Kondisi OFF
dengan
Semikonduktor Daya
2010
(bias) dan pada basis memiliki potensial lebih positif daripada emitor
dan memiliki arus basis yang mampu mengendalikan transistor pada
daerah jenuh. Sebaliknya, transistor akan OFF jika arus basis dikurangi
hingga pada kolektor tidak dapat mengalirkan arus listrik.
Kendali arus
sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus
tegangan
sumbernya (VCC)
pada
transistor
sama
dengan
tegangan
Semikonduktor Daya
2010
berbanding
lurus
dengan
arus
pada
terminal
sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus
tegangan
sumbernya (VDD)
pada
MOSFET
sama
dengan
tegangan
kondisi MOSFET ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian
daya pada MOSFET sebagai sakelar.
Elektronika Daya
Semikonduktor Daya
2010
karakteristik
ideal
IGBT
sebagai
sakelar.
Seperti
halnya
Semikonduktor Daya
2010
potensiometer
ini,
terdapat
rugi
daya
pada
diganti
(electronic switching).
dengan
prinsip
pensakelaran
elektronis
Elektronika Daya
10
Semikonduktor Daya
2010
Sakelar
elektronis (SE)
(a)
(b)
tegangan
AC
menjadi
tegangan
DC
yang
dapat
dikendalikan/ diatur.
3. Pengatur tegangan arus bolak-balik (konverter AC-AC), yakni suatu
rangkaian yang dapat mengubah tegangan AC tetap menjadi
tegangan AC yang dapat dikendalikan/ diatur.
4. Pemangkas arus searah (chopper DC), yakni suatu rangkaian yang
digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi
sumber tegangan DC yang dapat dikendalikan/diatur.
5. Inverter (konverter DC-AC), yakni suatu rangkaian yang digunakan
untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber
tegangan AC yang dapat dikendalikan/diatur.
Elektronika Daya
11
Semikonduktor Daya
2010
Konversi AC ke DC
Konversi AC
Konversi DC
Konversi DC ke AC
Elektronika Daya
12
Penyearah Daya
2010
BAB II
PENYEARAH DAYA
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
Menguasai
karakteristik
penyearah
setengah-gelombang
dan
STANDAR KOMPETENSI
Mampu menganalisis rangkaian penyearah setengah-gelombang dan
gelombang-penuh satu fasa dan tiga fasa
A. PENDAHULUAN
Penyearah daya merupakan rangkaian elektronika daya yang
berfungsi untuk mengubah tegangan sumber masukan arus bolak-balik
dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan luaran dalam bentuk
tegangan searah yang tetap. Jenis sumber tegangan masukan untuk
mencatu rangkaian penyearah daya dapat digunakan tegangan bolakbalik satu fasa dan tiga fasa. Penyearah satu fasa merupakan rangkaian
penyearah daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik satu
fasa, sedangkan penyearah tiga fasa
Elektronika Daya
13
2010
Penyearah Daya
bentuk
gelombang
hasil
penyearahan.
Proses
penyearahan dapat dijelaskan melalui Gambar 2.1 (a) dan (b), pada
setengah siklus pertama dengan polaritas positif, dioda pada rangkaian
penyearah akan ON karena polaritas tegangan pada anoda lebih positif
dibandingkan pada katoda.
Pada
proses
tegangan
luaran
tegangan
menghasilkan
(VL)
sebesar
setengah
pertama (Vm).
(a)
ini
perioda
Selanjutnya, pada
setengah
polaritas
negatif,
dioda
pada
tegangan
luaran
cepat
berdasarkan
frekuensi
14
Penyearah Daya
2010
Tegangan luaran (output) rerata, Vdc dan arus luaran rerata, Idc :
PL = VL IL
Jika arus efektif sumber masukan (Is) sama dengan arus efektif luaran
(IL), maka faktor daya penyearahan yang diakibatkan proses penyearah ini
sebesar :
V I
cos L L
V I
s L
Elektronika Daya
15
Penyearah Daya
2010
16
Penyearah Daya
2010
Vdc
dimana :
Vm
1 cos( ) Vm 1 cos
2
2
= ( ),
dan
tan 1
L
R
gelombang-penuh
satu
setengah
sedangkan
dioda
perioda
D2
pertama
akan
OFF.
Elektronika Daya
17
2010
Penyearah Daya
D2 ON
D ON
2.3
penyearah
R.
rangkaian
(b)
merupakan
gelombang-
jembatan dengan
Jumlah
penyearah
dioda
ini
dalam
sebanyak
rangkaian
penyearah
akan
ON
Elektronika Daya
18
Penyearah Daya
2010
2V
V m 0,637V
dc
m
V
dc
dc
R
Selanjutnya, nilai tegangan luaran efektif (VL) dan arus efektif (IL) yang
mengalir adalah:
V
V m 0,707V
L
m
2
V
L
L
R
Jadi, daya luaran rerata (Pdc) dan daya luaran efektif (PL) adalah:
Pdc = Vdc Idc
PL = VL IL
cos
Elektronika Daya
PL
P
L
S VS .I L
19
Penyearah Daya
2010
VL Rio L
VL (t ) Vo, DC
dio
dt
(a
n 1, 2,..
cos nt bn sin nt )
an 0
bn Vn
1
n2, 4,.. (n 1)(n 1)
4Vm
B. PENYEARAH TIGA-FASA
1. PENYEARAH SETENGAH-GELOMBANG TIGA-FASA
Gambar 2.4 (a) merupakan rangkaian penyearah setengahgelombang tiga-fasa hubungan bintang dengan beban resistif (R),
sedangkan Gambar 2.4 (b) merupakan bentuk gelombang hasil
penyearahan. Gambar 2.4 (b) dapat dilihat perbedaan antar fasa VR, Vy
dan VB masing-masing sebesar 2/3 (atau 120o). Diode pada setiap
fasa akan konduksi (ON) selama perode tegangan pada fasa tersebut
lebih tinggi daripada dua fasa yang lainnya.
Proses
penyearahan
dari
rangkaian
penyearah
setengah-
gelombang tiga-fasa ini dapat ditinjau dari salah satu fasa dari Gambar
2.4 (b), yaitu: fasa R selama periode 0 - . Selama periode 0 - ini,
dioda D pada fasa B lebih dahulu ON pada periode 0 - /6, kemudian
dioda D pada fasa R menjadi ON pada periode /6 -5/6, dilanjutkan
Elektronika Daya
20
Penyearah Daya
2010
(a)
(b)
Elektronika Daya
21
Penyearah Daya
2010
; dimana: Im = Vm/R
Jika beban R pada rangkaian Gambar 2.4 (a) diganti beban RL,
maka seperti halnya pada penyearah satu fasa beban RL, harmonik
genap juga terjadi pada penyearah tiga fasa beban RL, dimana nilai
tegangan harmonik genap ke-n dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:
Vn
6Vm
(n 2 1)
(a)
22
Penyearah Daya
2010
ON
ON
ON
ON
ON
ON
ON
(b)
dimana : Im = 1,73Vm/R
Jika beban R pada rangkaian Gambar 2.5 (a) diganti beban RL,
maka seperti halnya pada penyearah setengah-gelombang tiga-fasa
Elektronika Daya
23
Penyearah Daya
2010
beban RL, harmonik genap juga terjadi pada penyearah tiga fasa beban
RL, dimana nilai tegangan harmonik genap ke-n dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
6Vm,line
Vn
; dimana n adalah harmonik ke 6, 12, 18, dan
(n 2 1)
seterusnya.
D. PERTANYAAN
1. Penyearah Satu-fasa
a. Jelaskan proses penyearahan pada rangkaian penyearah setengahgelombang satu fasa !
b. Gambarkan bentuk gelombang tegangan masukan dan tegangan
pada dioda saat OFF pada rangkaian penyearah setengahgelombang satu fasa !
c. Jelaskan
proses
penyearahan
pada
rangkaian
penyearah
proses
penyearahan
pada
rangkaian
penyearah
Elektronika Daya
24
Penyearah Daya
2010
proses
penyearahan
pada
rangkaian
penyearah
(Kunci
rangkaian
penyearah
gelombang-penuh
satu
fasa
(Kunci jawaban:
c. Sebuah
rangkaian
2V
4V
Vo ) m m
3
penyearah
setengah-gelombang
tiga
fasa
Vo,DC=174,7 V, Irms=14,4 A)
Elektronika Daya
25
Penyearah Daya
d. Sebuah
rangkaian
penyearah
gelombang-penuh
2010
tiga
fasa
Io,DC=25,9 A)
Elektronika Daya
26
2010
BAB III
RANGKAIAN PEMICU DAN KOMUTASI
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
STANDAR KOMPETENSI
Mampu merancang rangkaian pemicu dan rangkaian komutasi untuk
komponen SCR.
A. PENDAHULUAN
Sebagaimana
dijelaskan
pada
Bab
bahwa
komponen
27
2010
converting tidak bisa dilakukan. Hal ini berarti, transistor dan MOSFET
hanya bisa untuk pengaturan sumber DC menjadi DC saja, sehingga
untuk pengaturan sumber AC menjadi DC atau sebaliknya tidak bisa
dilakukan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab I, jika transistor
dan
MOSFET
dioperasikan
sebagai
digunakan umumnya kolektor-emitor bersama (common-CE) dan drainsource bersama (common-DS), dimana dengan pengendalian arus basis
pada transistor dan pengendalian tegangan pada MOSFET akan dapat
meng-ON dan OFF-kan rangkaian.
Berbeda dengan transistor dan MOSFET, SCR merupakan
komponen yang dapat dioperasikan serbaguna, baik sebagai switching,
Elektronika Daya
28
2010
menentukan
rangkaian
pemicu
yang
tepat
perlu
daya
kemudian
maksimum
ditentukan
dari
SCR,
titik
kerja
kerja
pemicuan
yang
ditentukan
pada titik P.
29
Dioda
2010
berfungsi
sebagai
penyearahan
agar
diperoleh
tegangan
gate
berpolaritas
pada
Vg(maks).
Rmin
Emax
I g (max)
Rb
menggunakan
(RC)
resistor-
dengan
tegangan
sumber
searah
(DC),
3.4
(b)
sedangkan
Gambar
merupakan
bentuk
tegangan
Elektronika Daya
Rv C 50
2010
T 157
; dimana nilai T= 1/f dari sumber masukan AC
Rv
Vgt Vg (min) V D1
es Vgt
I g (min)
pemicuan
dengan
cara
besarnya
berfungsi
0o
dapat
mengatur
agar
180o.
dilakukan
Rv
yang
Dioda
tegangan
D1
pada
RvC
Rv
1,3T 4
; dimana T=1/f
2
es Vg (min) VD1
I g (min)
pembangkit
pulsa
yang
umumnya
dibangkitkan
dari
modulation-PWM).
Elektronika Daya
Perbandingan
transformasi
dari
trafo
pulsa
31
2010
C. RANGKAIAN KOMUTASI
Ditinjau dari sumber masukannya, terdapat 2 (dua) rangkaian
komutasi, yaitu: komutasi alami (natural commutation) dan komutasi
paksa (forced commutation). Jika SCR digunakan dalam sebuah
rangkain tertutup dengan sumber masukan berupa tegangan AC, maka
SCR akan OFF secara otomatis ketika mencapai titik lintas nol (zero
32
2010
komutasi.
Metode
rangkaian
komutasi
paksa
dapat
komutasi bantu, komutasi pulsa luar, dan komutasi jaringan ac. Sebagai
contoh, Gambar 3.9 merupakan rangkaian komutasi paksa dengan
metode komplemen. T1 merupakan SCR utama yang dihubungkan seri
dengan beban (R1) , sedangkan T2 merupakan SCR bantu yang
dihubungkan paralel dg T1. Prinsip kerja rangkaian komutasi paksa
Elektronika Daya
33
2010
sama
dengan
nol.
Kondisi
resistor
pada
R 2,
sehingga
kapasitor
sama
t off 0,6931R1C
D. PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Elektronika Daya
34
8.
2010
Elektronika Daya
35
Penyearah Terkendali
2010
BAB IV
PENYEARAH TERKENDALI (KONVERTER)
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
Menguasai karakteristik konverter setengah-gelombang, gelombangpenuh, dan semikonverter satu fasa dan tiga fasa
Menguasai
dasar
prinsip
kerja
konverter
setengah-gelombang,
menganalisis
rangkaian
konverter
setengah-gelombang,
A. PENDAHULUAN
Penyearah terkendali (controlled rectifier) atau sering juga
disebut dengan konverter merupakan rangkaian elektronika daya yang
berfungsi untuk mengubah tegangan sumber masukan arus bolak-balik
dalam bentuk sinusoida menjadi tegangan luaran dalam bentuk
tegangan
searah
yang
dapat
diatur/
dikendalikan.
Komponen
Elektronika Daya
36
2010
Penyearah Terkendali
bentuk
gelombang
hasil
penyearahan.
Proses
penyearahan dapat dijelaskan melalui Gambar 4.1 (a) dan (b), ketika
setengah periode pertama (polaritas +), T1 dipicu sebesar , maka T1
menjadi ON dari - , sehingga terjadi tegangan luaran Edc.
Selanjutnya, saat setengah periode kedua (polaritas -), T1 menjadi OFF
pada titik karena komutasi alami, sehingga tegangan luaran Edc= Vo
= 0 sampai dengan (2 + ), dan seterusnya.
(a)
Gambar 4.1
Rangkaian Konverter Setengahgelombang Satu Fasa Beban R
(b)
Elektronika Daya
37
Penyearah Terkendali
2010
sin 2
4 8
1/ 2
V
V m (1 cos )
dc 2
V L Vm
PL = VL IL
Elektronika Daya
38
Penyearah Terkendali
2010
Gambar 4.2
Rangkaian Konverter Setengahgelombang Satu Fasa Beban RL
Elektronika Daya
39
Penyearah Terkendali
2010
V
dc
V
m (1 cos )
sin 2
2 4
1/ 2
V L Vm
Elektronika Daya
PL = VL IL
40
Penyearah Terkendali
2010
Elektronika Daya
41
Penyearah Terkendali
2010
Elektronika Daya
42
2010
Penyearah Terkendali
B. KONVERTER TIGA-FASA
1. KONVERTER SETENGAH-GELOMBANG TIGA-FASA
Gambar
4.6
merupakan
rangkaian
konverter
setengah-
3 3
V
V cos
dc 2 m
VL Vm
1 3 3
cos
2
2
8
5 3 sin( 2 / 3)
3
1/ 2
3
3 3
Vm
V
V cos( 30o ) VL
dc 2 m
2 2
Elektronika Daya
43
Penyearah Terkendali
2010
Elektronika Daya
44
Penyearah Terkendali
2010
Vn
6Vm
(n 2 1)
Elektronika Daya
45
Penyearah Terkendali
2010
4.8
merupakan
rangkaian
konverter
setengah-
3 3
V
V cos
dc
m
dan operasi konduksi diskontinyu:
3 3
V
V
cos 1 60o
dc
m
,
fasa
Elektronika Daya
46
Penyearah Terkendali
2010
(b)
Elektronika Daya
Vdc
3 3
Vm, ph cos
47
Penyearah Terkendali
2010
Vdc
3 3
Vm, ph 1 cos
2
48
Penyearah Terkendali
2010
D. PERTANYAAN
1. Konverter Satu-fasa
a. Jelaskan proses penyearahan pada rangkaian konverter setengahgelombang satu fasa !
b. Gambarkan bentuk gelombang tegangan masukan dan tegangan
pada SCR saat OFF pada rangkaian konverter setengah-gelombang
satu fasa !
c.
Jelaskan fungsi diode komutasi pada rangkaian konverter setengahgelombang satu fasa beban RL !
Kapankah
operasi
proses
penyearahan
pada
rangkaian
semikonverter
Elektronika Daya
49
Penyearah Terkendali
2010
2. Konverter Tiga-fasa
a. Jelaskan proses penyearahan pada rangkaian konverter setengahgelombang tiga fasa !
b. Gambarkan bentuk gelombang tegangan masukan dan tegangan
pada salah satu SCR saat OFF pada rangkaian konverter setengahgelombang tiga fasa !
c. Apakah yang dimaksud operasi kontinyu dan diskontinyu pada
konverter setengah-gelombang tiga fasa !
d. Jelaskan
proses
penyearahan
pada
rangkaian
konverter
50
AC Regulator
2010
BAB V
PENGATUR TEGANGAN BOLAK-BALIK
(AC REGULATOR)
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
STANDAR KOMPETENSI
Mampu
menganalisis
rangkaian
ac
unidirectional
regulator
dan
bidirectional satu fasa dan tiga fasa, serta rangkaian cycloconverter satu
fasa dan tiga fasa.
A. PENDAHULUAN
Ada dua jenis rangkaian pengaturan tegangan tegangan bolakbalik jika ditinjau dari frekuensi luaran yang dihasilkan, yaitu: (a)
rangkaian
pengaturan
tegangan
bolak-balik
dengan
hasil
luran
pertama
disebut
pengatur
tegangan
bolak-balik
(ac
sumber
tegangan
bolak-balik
(AC)
menjadi
sumber
Elektronika Daya
51
AC Regulator
2010
ac regulator maupun cycloconverter, dapat digunakan tegangan bolakbalik satu fasa maupun tiga fasa. Rangkaian ac regulator dapat
dilakukan
dalam
(unidirectional) dan
ac
bentuk
regulator
setengah
gelombang
dengan
beban
resistif
dan
bentuk
gelombang
hasil
52
AC Regulator
2010
e E sin t E 2 sin t
s
m
s
sin 2
1
(
2
)
2
2
1/ 2
V m (cos 1)
ac 2
VL E s
dengan
pengaturan.
beban
resistif
dan
bentuk
gelombang
hasil
sin 2
1
(
1/ 2
VL E s
Elektronika Daya
53
AC Regulator
2010
C. AC REGULATOR TIGA-FASA
1. AC Regulator Unidirectional Tiga-fasa
Gambar 5.3 merupakan rangkaian ac regulator unidirectional
tiga-fasa dengan beban resistif sambungan bintang (Y) dan bentuk
gelombang hasil pengaturan. Proses pemicuan pada rangkaian ini
terjadi ketika SCR T1 dan dioda D4, T3 dan dioda D6, serta SCR T5 dan
dioda D2 masing-masing fasa dioperasikan secara serempak. Arus
beban masing-masing fasa ditentukan oleh pengaturan picuan pada
SCR T1, T3, dan T5, sedangkan dioda D2, D4, dan D6 digunakan untuk
aliran balik arus.
Jika Vs merupakan tegangan efektif dari sumber tegangan fasa
masukan, maka tegangan fasa masukan sesaat dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
Elektronika Daya
54
AC Regulator
VBN Vs 2 sin(t
VAN Vs 2 sin t
2
)
3
2010
VCN Vs 2 sin(t
4
)
3
maka:
V AB Vs 6 sin(t )
6
VBC Vs 6 sin(t )
2
VCA Vs 6 sin(t
7
)
6
1 sin 2
( 3 4 8 )
1/ 2
VL 3Vs
1 11
( 24 2 )
1/ 2
VL 3Vs
VL 3Vs
Elektronika Daya
1 7 sin 2
3 cos 2
(
24
4
16
16
55
AC Regulator
2010
Elektronika Daya
56
AC Regulator
2010
1 sin 2
( 6 4 8 )
1/ 2
VL 6Vs
VL 6Vs
1 3 sin 2
3 cos 2
(
12
16
16
VL 6Vs
Elektronika Daya
1 5 sin 2
3 cos 2
(
24
4
16
16
57
AC Regulator
2010
Elektronika Daya
58
AC Regulator
2010
59
AC Regulator
2010
setengah
untuk
siklus
lima
positif,
setengah
dan
grup
siklus
konverter
berikutnya
untuk
5.6
merupakan
rangkaian
cycloconverter
yang
Elektronika Daya
60
AC Regulator
2010
tertentu menjadi tegangan luaran satu fasa dengan frekuensi lebih kecil
dari frekuensi sumber masukan. Gambar 5.6 merupakan rangkaian
dasar cycloconverter tiga fasa menjadi satu fasa dengan beban resistif
dan bentuk gelombang hasil pengaturan.
Luaran yang
diinginkan
Luaran grup
positif
Luaran grup
negatif
Luaran
cycloconverter, VL
Elektronika Daya
61
AC Regulator
2010
62
AC Regulator
2010
2. AC Regulator Tiga-fasa
a. Jelaskan proses pengaturan tegangan AC pada rangkaian AC
regulator unidirectional tiga fasa sambungan bintang!
b. Gambarkan bentuk gelombang tegangan masukan dan tegangan
pada SCR pada rangkaian AC regulator unidirectional tiga fasa
sambungan bintang!
c.
3. Cycloconverter
a. Gambarkan rangkaian dasar cycloconverter satu fasa ? Jelaskan
fungsi kelompok konverter positif dan negatif !
b. Jika sumber tegangan masukan dengan frekuensi 50 Hz pada
cycloconverter
satu
fasa,
jelaskan
urutan
kerja
SCR
agar
4. Soal Essay
a. Suatu rangkaian ac regulator unidirectional dengan sumber
masukan 230 V, 50 Hz dihubungkan dengan beban resistif 6 . Jika
sudut pemicuan pada SCR sebesar 90o, hitunglah tegangan luaran
efektif, faktor daya, dan arus rerata masukan. (Kunci jawaban:
Elektronika Daya
63
AC Regulator
2010
luar efektif, faktor daya, dan arus rerata dan efektif pada SCR.
Elektronika Daya
64
Chopper (Pemangkas)
2010
BAB VI
PEMANGKAS (CHOPPER)
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
Menguasai dasar prinsip kerja chopper penaik tegangan (step-up),
penurun tegangan (step-down), dan penaik-penurun tegangan (step-up/
down) dari tegangan searah (DC).
STANDAR KOMPETENSI
Mampu menganalisis rangkaian chopper penaik tegangan (step-up),
penurun tegangan (step-down), dan penaik-penurun tegangan (step-up/
down).
A. PENDAHULUAN
Chopper
(pemangkas)
merupakan
suatu
rangkaian
yang
tegangan
(step up-down).
B. CHOPPER PENURUN (STEP-DOWN) TEGANGAN
Gambar 6.1 merupakan prinsip dasar kerja chopper penurun
tegangan. Jika sakelar S di-ON-kan sampai dengan DT, maka tegangan
Elektronika Daya
65
2010
Chopper (Pemangkas)
siklus
kerja
ditentukan
dengan
atau
D)
persamaan
berikut:
t
t
on
on
t
off
t
on f .t
on
T
S Off
operasi
frekuensi
variabel.
cara
menjaga
frekuensi
modulation).
Gambar 6.2 mengilustrasikan prinsip kerja chopper penurun
tegangan yang ditunjukkan dengan SCR di dalam kotak. Selama
perioda Ton, ketika chopper ON, tegangan sumber akan terhubung
dengan terminal beban.
Elektronika Daya
66
Chopper (Pemangkas)
Selanjutnya,
selama
2010
perida
Toff,
Beban
menjadi
nol
selama
Toff.
eo Edc
Gambar 6.2 Rangkaian Chopper
Penurun Tegangan
Elektronika Daya
beban sebesar:
Eo Edc L
dis
dt
67
2010
Chopper (Pemangkas)
Jika energi yang disimpan saat Ton, Wi, sama dengan energi yang
dilepaskan saat Toff, Wo, maka tegangan luaran pada beban (Eo) dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
1
E
E
o 1 dc
D. CHOPPER PENAIK-PENURUN (STEP-UP/DOWN) TEGANGAN
Gambar 6.4 merupakan rangkaian chopper penaik-penurun
tegangan. Jika chopper di-ON-kan, induktor (L) akan terhubung dengan
tegangan sumber dan induktor akan menyimpan energi selama perioda
Ton. Selanjutnya, jika chopper di-OFF-kan, induktor melepaskan energi
ke dioda (D) dan ke beban. Jika energi yang disimpan saat Ton, Wi,
sama dengan energi yang dilepaskan saat Toff, Wo, maka tegangan
luaran pada beban (Eo) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
E
E
o 1 dc
Persamaan
di
atas
dapat
0,5
akan
dihasilkan
dan
chopper
penurun
tegangan.
Elektronika Daya
68
Chopper (Pemangkas)
2010
E. PERTANYAAN
1. Chopper
a. Apakah yang dimaksud dengan siklus kerja? Jelaskan dengan
disertai gambar!
b. Berapakah nilai minimum dan maksimum dari siklus kerja?
c. Jelaskan pengaruh frekuensi pensakelaran terhadap tegangan
output chopper !
d. Jelaskan prinsip kerja rangkaian chopper penurun tegangan!
e. Jelaskan fungsi induktor dan prinsip kerja rangkaian chopper penaik
tegangan!
f. Jelaskan fungsi dioda komutasi pada rangkaian rangkaian chopper
penaik tegangan!
g. Jelaskan prinsip kerja rangkaian chopper penaik-penurun tegangan!
2. Soal Essay
a. Berapakah nilai ton dan tegangan luaran chopper jika frekuensinya
200 Hz, siklus kerja 0,25, dan tegangan inputnya 12 volt ?
b. Suatu rangkaian chopper dihubungkan sumber input sebesar 12
volt dengan frekuensi pensakelaran 200 Hz. Jika siklus kerja
chopper 0,25, hitunglah nilai ton dan tegangan output chopper dari
rangkaian chopper tersebut !
Elektronika Daya
69
Inverter
2010
BAB VII
INVERTER
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi:
Menguasai dasar prinsip kerja inverter satu fasa dan tiga fasa
STANDAR KOMPETENSI
Mampu menganalisis rangkaian inverter satu fasa dan tiga fasa
A. PENDAHULUAN
Inverter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk
mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC
dengan frekuensi tertentu. Komponen semikonduktor daya yang
digunakan dapat berupa SCR, transistor, dan MOSFET yang beroperasi
sebagai sakelar dan pengubah. Inverter dapat diklasifikasikan dalam
dua jenis, yaitu: inverter satu fasa dan inverter tiga fasa. Setiap jenis
inverter tersebut dapat dikelompokan dalam empat kategori ditinjau
dari jenis rangkaian komutasi pada SCR, yaitu: (1) modulasi lebar
pulsa, (2) inverter resonansi, (3) inverter komutasi bantu, dan (4)
inverter komutasi komplemen.
Inverter disebut sebagai inverter catu-tegangan (voltage-fed
Elektronika Daya
70
Inverter
2010
inverter
setengah-jembatan
gelombangnya.
Dalam
buah
kapasitor
untuk
sakelar
elektronis
yang
komponen
semikonduktor
sebagaimana
mencerminkan
diuraikan
di
daya
muka.
terjadi
hubung
singkat
rangkaian.
Gambar 7.1
Rangkaian Inverter Setengah-jembatan Satu Fasa
Elektronika Daya
71
Inverter
2010
Kondisi
Vo
S+ On dan S- Off
Vi/2
S+ Off dan S- On
-Vi/2
S+ dan S- Off
-Vi/2
Vi/2
S+ jika io > 0
D+ jika io < 0
D- jika io > 0
S- jika io < 0
D- jika io > 0
D+ jika io < 0
72
Inverter
2010
Kondisi
VaN
VbN
Vo
Vi/2
-Vi/2
Vi
-Vi/2
Vi/2
-Vi
Vi/2
Vi/2
-Vi/2
-Vi/2
-Vi/2
Vi/2
Vi/2
-Vi/2
-Vi
Vi
Gambar 7.2
Rangkaian Inverter Jembatan
Satu Fasa
Elektronika Daya
73
Inverter
2010
masing sakelar, S1 dan S4, atau S3 dan S4, atau S5 dan S2, tidak boleh
bekerja secara serempak/ simultan, karena akan terjadi hubung singkat
rangkaian. Kondisi ON dan OFF dari kedua sisi sakelar ditentukan
dengan teknik modulasi, dalam hal ini menggunakan prinsip PWM,
seperti jelaskan pada inverter setengah-jembatan satu fasa di atas.
Elektronika Daya
74
Inverter
Kondisi
Ke-
Kondisi
2010
Vab
Vbc
Vca
Vector
Vi
Vi
v1 = 1 + j0,577
Vi
-Vi
v2 = j1,155
-Vi
Vi
v3 = -1 + j0,577
-Vi
Vi
v4 = -1 j0,577
-Vi
Vi
v5 = -j1,55
Vi
-Vi
v6 = 1 j0,577
v7 = 0
v8 = 0
D. PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian inverter setengah-jembatan satu
fasa!
2. Jelaskan fungsi kapasitor pada rangkaian inverter setengahjembatan satu fasa!
3. Jelaskan prinsip kerja rangkaian inverter jembatan satu fasa!
4. Jelaskan prinsip kerja rangkaian inverter jembatan tiga fasa!
Elektronika Daya
75
Daftar Pustaka
2010
DAFTAR PUSTAKA
Hart, D.W. (1997). Introduction to Power Electronics. Indiana:
Prentice-Hall International, Inc.
Mussener, Ch. (1991). Power Electronics and Drive Technology 1.
Germany: Leybold Didactic.
Mohan, et.al. (1995). Power Electronics: Converter, Application and
Design. Singapore: John Wiley & Sons
Rashid, M.H. (1988). Power Electronics: Circuits, devices and
applications. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.
Rashid, M.H., et.al (2007). Power Electronics Handbook. California:
Elsevier, Inc.
Singh, MD. (1998). Power Electronics. New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited.
Elektronika Daya
76