Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK PANCASILA

Local Wisdom dan Local Constraint

OLEH:

Fahma Roswita

(12/330374/TK/39548)

Ulfah Hanifatul Mardliyah

(12/329990/TK/39185)

Ria Nurulita

(13/346574/TK/40529)

Ajeng Tarasinta Suwanda

(13/346665/TK/40563)

Clorinda Donella

(13/346734/TK/40595)

Nisrina K.

(13/346650/TK/40551)

Retnadi Dharmasaputra

(13/348536/TK/40961)

Kukuh Gema B.

(13/346830/TK/40663)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERTANYAAN:
1.
2.
3.
4.
5.

Temukan local wisdom pada budaya daerah tertentu!


Manakah factor local wisdom tersebut yang mendukung prodi anda?
Temukan local constraint pada budaya tersebut!
Manakah factor local constraint tersebut yang menghambat aktivitas profesi anda?
Apa solusi yang anda ajukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

JAWABAN:
1. Kelompok kami memilih daerah Jawa untuk diambil sampel local wisdom nya. Berikut
local wisdom di daerah Jawa.
Ramah tamah.
Sopan santun, dan bertata krama
Memiliki rasa sungkan yang tinggi, rendah hati
Terlalu halus dalam bertindak, sehingga tidak langsung ke permasalahan utama.
Sikap gotong royong antar masyarakat yang kental.
Banyak falsafah Jawa banyak yang mengangkat tema mengutamakan keselamatan dan
kehati-hatian
Kelembagaan dan rasa social yang tinggi
Pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif;
Mudah beradaptasi, terlebih dalam mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau
ancaman lainnya.
2. Faktor local wisdom yang mendukung prodi
Dalam semua bidang pasti memerlukan yang namanya sikap gotong royong yang tinggi.
Tentu saja gotong royong sangat sesuai dengan semua prodi maupun antar prodi
membutuhkan sikap saling membantu dan gotong royong yang tinggi untuk menjalin
relasi dan hubungan yang baik antara satu dengan yang lain. Adapun beberapa local
wisdom yang lebih spesifik dalam penggunaannya per-prodi.

Teknik Geologi
Tentu sangat kita ketahui bahwa teknik geologi merupakan teknik yang lebih sering
bekerja di lapangan. Hal ini tentu membutuhkan ilmu komunikasi yang baik karena
bekerja di lapangan akan sering berjumpa dengan orang banyak. Oleh karena itu sikap
ramah tamah dalam membangun relasi yang baik dengan mitra kerja sangat diperlukan.
Memiliki rasa sungkan yang tinggi, karena berhubungan dengan banyak orang di
lapangan dan dengan latar belakang yang berbeda-beda ini menyebabkan perlunya rasa
sungkan dalam mengungkapkan pendapat. Karena bisa saja kita salah berbicara dan
menyebabkan hubungan dengan relasi menjadi buruk.
Teknik Nuklir
Dalam falsafah Jawa dikenal mulat saliro tansah eling lan waspodo, yang artinya jadi
orang itu harus senantiasa mawas diri, selalu ingat dan waspada. Hal ini tentu sangat
mendukung bidang nuklir karena dalam aplikasi nya bidang nuklir memperlukan kehati-

3.

hatian dalam bekerja. Jika seseorang tidak berhati-hati dan waspada, terlebih di bidang
nuklir kemungkinan untuk terjadi nya kesalahan dapat bersifat fatal.
memayu hayuning bawana artinya manusia hidup di dunia harus mengusahakan
keselamatan. Dalam bidang nuklir keselamatan merupakan hal yang utama, terlebih
safety dan security menjadi dasar dalam kelangsungan ilmu di bidang nuklir.
Teknik Sipil
Tak jauh berbeda dengan teknik Geologi, teknik Sipil juga salah satu prodi yang ranah
kerjanya akan sering terlibat dengan orang banyak. Terlebih ketika dalam suatu proyek
pembangunan dalam skala besar tentunya perlu mengetahui bagaimana teknik
berkomunikasi dan lobbying yang baik yang termasuk dalam sistem kelembagaan.
Adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya
sangat mempengaruhi bidang teknik sipil. Karena penanganan adaptasi terhadap iklim
maupun bencana diperlukan untuk ketepatan dalam pembangunan suatu gedung,
jembatan, maupun bangunan lainnya. Hal ini nantinya akan mempengaruhi konstruksi
apa yang digunakan, dan bahan serta material apa saja yang diperlukan.

Local Constraint yang ada di daerah Jawa diantaranya adalah


Masih kental nya kepercayaan pada mitos-mitos nenek moyang
Ada pepatah Jawa alon-alon waton kelakon
Tidak berani mengungkapkan perasaannya secara langsung (pakewuh)
Jika melakukan sesuatu, kadang ada yang mengharapkan imbalan atas apa yang
dikerjakannya secara tidak langsung/secara sungkan.
Terlalu terbuka menerima pendapat orang lain.

4. Local constraint yang menghambat aktivitas profesi:


Teknik Geologi
Tidak berani mengungkapkan perasaannya secara langsung menyebabkan terjadinya
kesalahpahaman antara sesama rekan/partner dalam bekerja sama.
Masih percaya dengan hal-hal mistis zaman dahulu dan sering mengkeramatkan
daerah/tempat tertentu : meskipun sekarang belum melakukan eksplorasi, namun hal ini
banyak mengganggu kami yang nantinya bekerja di lapangan dalam hal eksplorasi alam,
sehingga proses kerjanya terganggu sebagai ahli geologi.

Teknik Nuklir
Kebiasaan masyarakat Jawa yang terbiasa berpegang pada kata-kata alon-alon waton
kelakon, mereka terbiasa melakukan sesuatu dengan berpikir panjang dan penuh
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Sabar untuk mendapatkan apa yang ingin
mereka capai. Tapi jika kata-kata itu diterapkan dalam bidang nuklir, kemungkinan
kurang cocok karena dalam bidang nuklir dibutuhkan sikap yang tegas dan tangkas dalam
mengambil tindakan. Selain itu di bidang nuklir juga dibutuhkan sikap disiplin yang
tinggi.

Dengan adanya sikap pakewuhan dalam budaya jawa, membuat sikap daya saing antar
individu menjadi kurang. Sehingga upaya untuk mengembangkan diri menjadi sulit untuk
dilakukan.
Masih kental nya kepercayaan pada mitos-mitos nenek moyang mengakibatkan
perkembangan iptek menjadi sulit. Karena mindset mereka sudah terpacu pada
kepercayaan nenek moyang nya.
Teknik Sipil
Dalam proyek skala besar tentunya kepercayaan akan mitos-mitos daerah sekitar akan
menghambat pembangunan yang dilakukan. Misalkan saja jika akan membangun sebuah
gedung dalam kepercayaan masyarakat Jawa dibutuhkan sebuah wadal atau tumbal
berupa pemendaman kepala kerbau atau sejenisnya untuk menolak bala baik dalam
proses pembangunannya maupun setelahnya. Hal ini dimaksudkan untuk meminta ijin
kepada si empunya tempat.

5. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut, diantaranya :


Sebagai masyarakat yang hidup dalam tempat yang majemuk, sebaiknya harus bisa
menempatkan diri ketika menghadapi orang lain tanpa harus meninggalkan local wisdom
yang dimiliki yang menjadi ciri khas.
Ketika terjadi ketidaknyamanan terhadap orang lain, seharusnya dan sebaiknya
diungkapkan kepada orangnya secara langsung sehingga terjadi titik temu dalam
menghadapi masalah, sehingga rasa prasangka buruk dan kesalahpahaman dapat
dihindari dan dampaknya akan membentuk hubungan yang harmonis.
Sebelum menolak,terlebih dahulu dipikirkan dampak kedepan yang akan diperoleh,
contohnya ketika adanya larangan untuk melakukan eksplorasi atau penelitian di
lapangan yang dianggap kramat oleh masyarakat lokal, karena mungkin saja daerah
tersebut memang potensial untuk dieksplorasi, dan nantinya manfaatnya pun akan
dirasakan oleh masyarakat itu juga.
Dapat memahami antar manusia yang memiliki watak, sifat, yang berbeda yang berasal
dari daerah yang berbeda.
Memberikan edukasi kepada mahasiswa tentang budaya jawa yang sebenarnya dan
meningkatkan keimanan.

Anda mungkin juga menyukai