Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK

MODERN ASSALAM

A. Latar Belakang

Disadari atau tidak, semua guru pada saat ini sedang mempersiapkan
siswanya tidak hanya untuk dunia yang akan dihadapi siswa, ketika mereka
meninggalkan sekolah (dunia yang kita kenal) namun juga untuk sebuah masa
depan di mana, di masa kehidupan pekerjaan siswa, teknologi akan menjadi
satu milyar kali lebih hebat daripada yang sekarang (sebuah dunia yang tidak
bisa kita bayangkan).

Setiap tahun dari kehidupan para siswa ini, informasi dunia akan
meledak lagi: peralatan akan menjadi lebih kecil, lebih cepat, lebih
baik, dan lebih murah; manusia akan mempunyai akses ke lebih banyak
peralatan ini (dan akan mengubah perilaku mereka karena hal ini);
sekolah dan para gurunya akan tidak ragu berjuang untuk
menyayanginya (Dwiyanti Widjaya:2013:13)

Pemanfaatan teknologi dalam hampir semua bidang kehidupan,


misalnya teknologi pertanian, teknologi kesehatan, teknologi informasi,
teknologi komuniaksi, teknologi inddustri, teknologi transportasi, dan
sebagainya; juga teknologi persenjataan, yang dari tahun ke tahun semakin
meningkat baik kuantitatif maupun kualitatif. Teknologi informasi telah
memasuki seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Kini menjadi populer apa
yang disebut E-life. E-life (electronic life) telah merupakan suatu gaya hidup .

Pada dasarnya pendidikan berwawasan global diorientasikan kepada


peserta didik agar potensi yang dimiliki dapat berkembang dengan baik
sehingga ia memiliki kepekaan terhadap perkembangan teknologi dan
komunikasi mutakhir, mengambil sesuatu yang positif dan kehidupan
global, dan bahkan pendidikan menjadi problem solver (pemecah
masalah) yang ada di masyarakat. (Musthafa Rembangy:2010:136)

1
2

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini memang


sangat pesat seiring dengan kemajuan IPTEK serta tuntutan kebutuhan zaman.
Kehadiran perkembangan teknologi ini membuka peluang bagi setiap orang
untuk bekerja dengan efektif dan efisien serta produktivitas yang tinggi.
Namun, untuk mewujudkan ini semua dibutuhkan biaya yang mahal dan
kondisi ini yang akan menciptakan kesenjangan antara daerah/negara yang
maju dan terpinggirkan. Selain itu, factor lain adalah kurang optimalnya
pemanfaatan terhadap perkembangan teknologi ini sehingga nilai positif yang
dapat kita ambil menuju masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan juga
sangat minim. Misalnya saja internet, ponsel, ataupun teknologi teknologi
informasi dan komunikasi cetak mauun elektronik yang lainnya.

Hasil-hasil yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi


mengakibatkan banyak perubahan yang terjadi. Di dunia modern ini, ilmu
(dan keturunannya: teknologi dan informasi) tak dapat disangkal lagi jelas
mendominasi. Maka dipandang dari segi daya ramalnya, ilmu pun dapat
ianggap sebagai sumber nasihat perihal perilaku (akhlak).

Gambaran bahwa seseorang manusia bisa berbeda-beda peran dan


perilakunya jika dihadapkan dengan aspek ruang dan waktu ini, di zaman
sekarang semakin kompleks dan rumit.

Faktor-faktor psikologis, sosiologis, lingkungan alamiah, lingkungan


desain (rekayasa) dan teknologis, factor media konvensional dan digital,
dan juga factor-faktor stimuli temporal. Semuanya turut membentuk
atau setidaknya turut berpengaruh terhadap kondisi dan situasi perilaku
manusia pada saat yang sama, juga mungkin ada pengaruhnya pada saat
dan situasi yang lain di masa yang akan dating. (M. Yusup: 2013:5)

Menurut Setiawan Dani, teknologi dapat menjadi media pengahancur


umat manusia setidaknya karena tiga hal:

1. Teknologi cenderung memudahkan, bisa menjebak orang menjadi


sosok yang serba instan atau manja, tidak mengahargai proses, dan
mau yang serba instan.
3

2. Teknologi memang bisa mendekatkan yang jauh, tetapi bisa


menjauhkan yang dekat. Seseorang bisa menjadi asing di lingkungan
sekitar, kurang awas terhadap lingkungan sekitar, dan bisa tidak
peduli dengan sekelilingnya jika terlalu intens dalam penggunaan
teknologi.
3. Teknologi memicu perilaku konsumtif, orang jadi selalu mengejar

Melemahnya peran agama menjadi salah satu penyebab perilaku


negative dalam peradaban modern. Hal ini disebabkan karena agama dianggap
tidak memiliki kontribusi langsung bagi upaya mengejar kehidupan fisik
material.

Seorang penuntut ilmu tidak boleh meninggalkan suatu cabang ilmu


yang terpuji, atau salah satu jenis ilmu, kecuali ia harus mempertimbangkan
matang-matang dan memperhatikan tujuan dan maksudnya. Kemudian jika
usianya mendukung maka ia berusaha mendalaminya, tetapi jika tidak maka
harus menekuni yang paling penting di antaranya dan mencukupkan diri
dengannya. Karena ilmu pengetahuan saling mendukung antara yang satu
dengan yang lainnya.

Berbagai dampak yang dapat ditimbulkan oleh teknologi informasi di


atas, dalam hal ini khususnya sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan
sangat diharapkan mampu memberikan pendidikan akhlak kepada siswa-
siswinya, guna menghadapi derasnya arus perkembangan teknologi informasi.
Karena sebagai lembaga pendidikan tidak hanya memberikan ilmu
pengetahuan saja, akan tetapi juga membangun moralitas atau karakter peserta
didik menjadi insan kamil. Dengan begitu, sekolah dapat mencetak generasi
masa depan yang berperan sebagai pionir teknologi.

Sebagaimana dikemukakan di atas, semua ini diakibatkan oleh


penyelewengan penggunaan ilmu dan teknologi. Menurut Al-Quran, tangan-
tangan manusia jugalah yang bertanggungjawab terhadap polusi daratan,
lautan dan udara, terhadap susutnya sumber-sumber energy secara cepat,
4

terhadap dehumanisasi teknologi atas manusia. Seperti Firman Allah dalam


Q.S. Ar-Ruum (30): 41, yang berbunyi:

َ ‫ ِذ ْيقَهُ ْم بَع‬Gُ‫اس لِي‬


‫ْض‬ ْ َ‫ب‬G‫ا َك َس‬GG‫ ِر بِ َم‬Gْ‫ ِّر َو ْالبَح‬Gَ‫ا ُد فِى ْالب‬G‫ظَهَ َر ْالفَ َس‬
ِ َّ‫ ِدى الن‬G‫ت اَ ْي‬
‫الَّ ِذيْ َع ِملُ ْوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجع ُْو َن‬

Artinya: telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (Q.S. Ar-Ruum: (30):41)

(Zakiyah Daradjat:1999:262) Akhlak atau system perilaku dapat


diteruskan melalui sekurang-kurangnya dua pendekatan, yaitu:

1. Rangsangan-jawaban (stimulus response) atau yang disebut proses


mengkondisi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Melalui latihan;
2. Melalui Sikap;
3. Melalui Sifat;
4. Melalui Tanya jawab;
5. Melalui contoh.
6. Melalui Pola bicara;
2. Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Melalui dakwah;
2. Melalui ceramah;
3. Melalui diskusi, dan lain-lain.

Dalam perspektif Islam, akhlak terkait erat dengan ajaran dan sumber
Islam tersebut, yaitu wahyu. Sehingga sikap dan penilaian akhlak selalu
dihubungkan dengan ketentuan syariah dan aturannya. Tidak bisa dikatakan
sikap ini baik atau buruk, jika hanya bersandar pada pedapat seseorang
5

ataupun kelompok. Karena bisa jadi pendapat tentang kebaikan dan keburukan
sesuatu hal bisa berbeda antara dua orang ataupun dua kelompok.

Akhlak menjadi ciri dari profil karakter muslim sejati. Bahkan akhlak
menjadi modal awal pembangun sebuah masyarakat. Dalam kapasitas sebagai
khalifah fil ardh, manusia diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
mengatur dan mengelola bumi dan seisinya demi kemakmuran masyarakat
lebih luas.

Pondok Modern Assalam merupakan salah satu Pondok Pesantren yang


terletak di Kp. Cikaliduren Ds. Dawuan Kaler Kec. Dawuan Kab. Subang
yaitu Pondok Pesantren bebasis Modern dalam segi pembelajaran. Pondok ini
juga telah memakai teknologi informasi yang telah berkembang saat ini.
Seperti pada pembelajaran Maktabah syamilah yang menggunakan komputer.

Dari latar belakang yang penulis uraikan di atas dan dari fenomena
yang ada pada saat ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
ditulis dalam sebuah skripsi dengan judul: “Pengaruh Teknologi Informasi
Terhadap Pembentukan Akhlak Santri di Pondok Modern Assalam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dikemukakan rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini.

Rumusan masalah diatas dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan teknologi di Pondok Modern Assalam

Dawuan Subang.

2. Bagaimana pembentukan akhlak di Pondok Modern Assalam

Dawuan Subang?.
6

3. Bagaimana pengaruh kemajuan teknologi terhadap pembentukan

akhlak santri di Pondok Modern Assalam Dawuan Subang.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh teknologi di Pondok Modern Assalam

Dawuan Subang.

2. Untuk mengetahui pembentukan akhlak santri di Pondok Modern

Assalam Dawuan Subang.

3. Untuk mengetahui pengaruh kemajuan teknologi terhadap

pembentukan akhlak santri di Pondok Modern Assalam Dawuan

Subang.

D. Kerangka Pemikiran

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian

diri, kepriadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan

masyarakat bangsa dan negara. (Sisdiknas:2003:1)

Teknologi Informasi adalah suatu item yang bermacam-macam dan

kemampuan, yang digunakan dalam pembuatan, penyimpanaan, dan

penyebaran data serta informasi. Komponen utamaya ada tiga yaitu komputer,

komunikasi, dan keterampilan.

Teknologi mengubah masyarakat, kepercayaan, adat istiadat, dan

organisasinya, sehingga disesuaikan dengan tuntunan dan kepentinagn

teknologi. Begitu besarnya pengaruh teknologi, akibatnya ialah teknologi


7

memisahkan manusia dari tujuan karyanya dan dengan demikian

menimbulkan alienasi terhadap masyarakat dimana ia hidup, teknologi

menjadi tidak compatible (tidak runtun dan harmanonis) dengan nilai-nilai

kemanusiaan

(Zahruddin AR:2004:3) Imam Al-Ghazali dalam bukunya pengantar

Studi Akhlak Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang

daripadanya timbul perbutan - perbuatan dengan mudah, dengan tidak

memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu).

Perbuatan tersebut dinilai baik buruknyak akhlak merupakan koleksi

urgen yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk

dengan khaliq dan antara mahluk dengan mahluk. Dalam pembahasan ini

perlu di ketahui bahwa kajian yang akan di teliti adalah mengenai akhlak

sesama makhluk.

(Zakiyah Daradjat:1999:262) Akhlak atau system perilaku dapat

diteruskan melalui sekurang-kurangnya dua pendekatan, yaitu:

1. Rangsangan-jawaban (stimulus response) atau yang disebut proses


mengkondisi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Melalui latihan;
2. Melalui Sikap;
3. Melalui Sifat;
4. Melalui Tanya jawab;
5. Melalui contoh.
6. Melalui Pola bicara;
2. Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut:
8

1. Melalui dakwah;
2. Melalui ceramah;
3. Melalui diskusi, dan lain-lain.

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN


Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Terhadap Pembentukan
Akhlak Santri

Pengaruh

Teknologi Informasi Pembentukan Akhlak


( Variabel X ) ( Variabel Y )

Teknologi Informasi adalah Akhlak atau system perilaku


suatu item yang bermacam- dapat diteruskan melalui
macam dan kemampuan, yang sekurang-kurangnya dua
digunakan dalam pembuatan, pendekatan, yaitu:
penyimpanaan, dan penyebaran Rangsangan-jawaban
data serta informasi. Komponen (stimulus response) atau yang
utamaya ada tiga yaitu disebut proses mengkondisi
Komputer sehingga terjadi automatisasi
komunikasi, Kognitif yaitu penyampaian
informasi secara teoritis
keterampilan.
(Musthafa:2012:101) (Zakiyah Daradjat:1999:262)

Pengaruh

E. Hipotesis

Arikunto dalam buku “Prosedur Penelitian”(2010:110) menjelaskan

tentang “Hipotesis berasal dari dua penggalan kata “hypo” yang artinya
9

dibawah dan “thesa” yang artinyakebenaran. Jadi hipotesis yang kemudia

cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi

hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Arikunto juga menyatakan dalam bukunya“Prosedur Penelitian”

(2010:112). Hipotesis merupakan suatu pernyataan penting kedudukannya

dalam penelitian. Oleh karena itulah, maka dari peneliti dituntut

kemampuannya untuk merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Seorang ahli

bernama Borg yang dibantu oleh temannya Gall (1979:61) mengajukan

adanya persayaratan untuk hipotesis, yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas

2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan hubungan antara dua

atau lebih variabel

3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan

oleh para ahli atau hasilmpenelitian yang relevan

Dari uraian sebelumnya dapat dipahami bahwa penelitian ini akan

menyoroti dua variabel yang besar, yaitu variabel penampilan guru sebagai

variabel indevenden (X) dan variabel motivasi belajar sebagai variabel

devenden (Y). Diasumsikan bahwa variabel penampilan guru

mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Masih menurut Arikunto dalam buku “Prosedur Penelitian”

(2010:112-113). Ada dua hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif,

disingkat dengan Ha.


10

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X

dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

2. Hipotesis nol (null hypothesis) disingkat Ho.

Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena

biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji

dengan perhitungan statistik

Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua

variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Pemberian nama hipotesis nol atau hipotesis nihil dapat mengertikan

dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan

kata lain selisih variabel yang pertama dan variabel yang kedua adalah

nol atau nihil.

Berdasarkan pemikiran diatas, dengan menyoroti kasus yang

melibatkan santri Pondok Modern Assalam bahwa semakin baik kemajuan

teknologi informasi maka pembentukan akhlak santri semakin baik.

Sebaliknya semakin buruk kemajuan teknologi informasi maka semakin

buruk pula pembentukan akhlak santri .

Prosedur pembuktiannya akan dilakukan dengan menguji hipotesis.

Sugiono, dalam buku “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D” (2008:224) menjelaskan bahwa hipotesis

diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan pupolasi (parameter) yang

akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel

penelitian (statistik). Maksud teori diatas adalah taksiran keadaan populasi


11

melalui dua sampel. Jadi yang diuji adalah hipotesis nol. Hipotesis nol (Ho)

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemajuan teknologi

informasi terhadap pembentukan akhlak santri. Sedangkan hipotesis kerja

(Ha) terdapat pengaruh yang signifikan antara kemajuan teknologi informasi

terhadap pembentukan akhlak santri.

Prinsip pengujiannya yaitu dengan cara membandingkan t hitung

dengan t tabel. Dengan mendasarkan pada taraf signifikansi 50%, prinsip

yang didominasinya, hipotesis nol ditolak apabila t hitung > t tabel,

sebaliknya hipotesis nol dinyatakan diterima apabila t hitung < t tabel.

F. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu adanya metode yang akurat dan

kompatibel sehingga dapat diperoleh gambaran yang sistematis dan aktual.

Hal ini disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan. Maka metode

deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian pada gambaran secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta sehubungan antara fenomena yang diteliti (B

Siswanto, 2004:16).

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Tehnik penelitian observasi ini penulis lakukan dengan cara

mengamati secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data

yang lebih valid artinya data-data yang dikumpulkan

berdasarkan pada keterlibatan subjek (penulis) dengan objek


12

yang sedang diteliti sehingga dengan menggunakan cara

pengamatan langsung ini, penulis akan dapat memperoleh

keobjektifan dari yang sedang diteliti.

Sesuai dengan pengertian observasi itu sendiri yaitu

melakukan pengamatan terhadap gejala atau fenomena yang

diteliti dengan menggunakan alat tertentu. (Siswanto, 2004:19).

b. Interviu (Wawancara)

Interviu yang sering disebut juga wawancara atau kuesioner

lisan yang merupakan komunikasi langsung antara peneliti

dengan subjek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto,

(2006:115) menjelaskan bahwa interviu (wawancara) adalah

sebuah dialog yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

informasi.

Dalam wawancara ini peneliti menggunakan jenis

wawancara tidak terstruktur, jenis wawancara ini bersifat

informal yang hanya memuat garis-garis besar yang ditanyakan.

c. Angket

Angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan

pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah

dipersiapkan sebelumnya.(Anas Sudijono, 2011:30)

d. Tes

Tes seperti tes hasil belajar, tes kepribadian, tes kecerdasan,

tes minat dan perhatian dll. (Anas Sudijono, 2011:30). Tes ini
13

ditujukan pada santri Pondok Modern Assalam Dawuan Subang

untuk mengetahui akhlak siswa. Kemudian ditentukan tinggi

rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif. Tes yang diberikan

berupa tes objektif yaitu tes lisan.

2. Tehnik Pengolahan Data

Setelah seluruh data terkumpul penulis segera mengolah data

tersebut dengan pengolahan data atau data analisis. Suharsimi

Arikunto (2006:235) mengemukakan secara garis besar, pekerjaan

analisis data meliputi tiga hal yaitu persiapan, tabulasi dan

penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Dalam pengolahan data digunakan dua pendekatan, yaitu untuk

data kualitatif digunakan pendekatan logika sedangkan untuk data

kuantitatif digunakan pendekatan statistik

G. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan

untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung

(Sukardi,2003:53). Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah

Madrasah Tsanawiyah Assalam yang terletak di Kp. Cikaliduren Desa

Dawuan Kaler Rt. 01/01 Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang.

Adapun alasan peneliti memilih tempat ini karena Madrasah

Tsanawiyah Assalam adalah lembaga yang membina siswanya agar dapat

bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran dalam meningkatkan


14

kualitas siswa serta dapat mengolah tujuan, yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan bekal dikemudian hari.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertemtu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiono,

2013 : 117).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

guru dan santri Pondok Modern Assalam Dawuan Subang pada tahun

ajaran 2020-2021 dengan jumlah 100 orang.

3. Sampel

Mengingat populasi yang cukup besar, maka dalam penelitian ini akan

diambil sampel yang diharapkan dapat mewakili dari populasi yang ada.

Menurut Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian

rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat

berpungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi

yang sebenarnya.

Untuk menentukan sampel dilakukan persentasi sampel, masih menurut

Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa “jika populasi lebih besar

dari 100 maka dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25%.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menetapkan sampel

25
penelitian yaitu 25% dari 158 santri yaitu 100 x = 40, sehingga jumlah
100
15

sampel seluruhnya sebanyak 40 santri. Dilihat dari penarikannya,

penentuan 40 santri tersebut akan dilakukan prinsip random, yaitu seluruh

santri yang menjadi anggota memiliki peluang yang sama dan bebas pilih

sebagai anggota sampel. (Nana Saodih, 2011:255)

Anda mungkin juga menyukai